Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Laeli, IRT Kesepian Pemuas Birahi

Episode 2

Leli tersadar dari tidurnya. Matanya langsung menatap Arief yang memeluknya. Leli segera melepaskan diri, membuat Arief terbangun juga.

Didapatinya bidadari sedang menggeliat dalam dekapannya membuat batang kemaluan Arief kembali menegang minta dilunakkan. Arief segera mencengkram Leli agar tidak lepas.

"Masss...ssuuuddaahh cukupppp. Mmmmmm ahhhh..."

Cuppp...cuppp...cuppp Arief melumat bibir Leli tanpa ampun. Leli gelagapan, kembali vaginanya berdenyut-denyut kewalahan. Arief menyerang Leli bertubi-tubi. Dijejakinya seluruh tubuh Leli tanpa kecuali. Lidah Arief menyusuri setiap inchi kulit tubuh Leli.

"Aaahhhhhh.....ooouuhhhh...Maaasss....suuuudaaahh.....aaahhh....hmmmmm."

Tubuh Leli menggelepar kehausan. Mulutnya meronta, tapi tubuhnya menerima. Mulutnya menolak, tapi vaginanya mengajak. Arief yang tahu kalau mangsanya sudah terpedaya, langsung menyosor memek Leli yang sudah becek. Cairan pelumas bercampur dengan spermanya menjadikan rasanya unik tersendiri.

Arief memposisikan kontrolnya tepat di bibir memek Leli. Leli sadar sekali lagi dirinya akan disetubuhi lelaki idolanya itu. Dia hanya memejamkan mata, menanti batang itu memasukinya. Kakinya disilangkan di pinggang Arief, mengunci agar pejantan itu tak lari.

"Hmmmm...gggrhhmmm...ahhhh...masih sempit saja, Saaayyaangg oouuhh...nikmat sekali." Arief meracau.

Leli menggigit bibir bawahnya tak bersuara. Dia malu, mendapati betapa nikmatnya persetubuhan itu. Airmatanya kembali menetes. Arief mengecup matanya dan menjilatinya. Tanpa sadar Leli menggoyangkan pantatnya memutar, menerima tusukan-tusukan tombak Arief. Senyum seringai Arief menghiasi wajahnya sambil tetap menghajar memek Leli dengan buas.

Tiba-tiba Arief mendiamkan kontolnya terbenam di dalam sana. Mata Leli tetap terpejam, kakinya tetap mengunci rapat pinggang Arief. Dan pantatnya tetap bergoyang, meski Arief sudah tak bergerak lagi. Arief tersenyum menikmati goyangan dan jepitan memek Leli.

"Ahhhh ...oouuhhh...enak sayaang..terussss....ooouuhhh...." racau Arief membuat Leli sadar akan kesalahannya.

Matanya terbuka, kakinya diturunkan sejajar dengan kaki Arief, pantatnya berhenti bergoyang. Arief kembali tersenyum.

"Kenapa berhenti sayang??? Hah...???
Enak tahu....memek kamu ini bikin aku ketagihan..."

Leli cemberut, dia memukul dada Arief berkali-kali. "Lepaskan...lepassss....ahhhh..." teriaknya, namun gerakannya itu membuat kedutan-kedutan memeknya semakin terasa di batang kemaluan Arief.

Arief langsung menusuk memek Leli dengan kecepatan tinggi.

..plok...plok..plok...ccckkk...ccckkk...ccckkk ..clak...clak..

Bunyi perseteruan kelamin mereka. Mereka berciuman dengan mesra...Leli menyambut lidah Arief dengan ganas.

"Aahhhhh.....shhhhhh...aahhh..hhhmmm..mmmm.cuppp....cuppp...
Oouuhhh ...aku mau pipis masssss.....oouuhhh...ahhh....seerrrrrrr....serrrrr....creeetttt....creettttt..."

Leli menegang, memeknya menyemburkan cairan cinta yang lama terpendam. Arief semakin bersemangat menyetubuhi Leli....dia pun menghujamkan kontolnya dalam....dan

"Aaahhhhh.....ouuuhhh ....nikmatnya memek kamu, Lel.... ahhhh.....crottttt....croooot....croot..."

Tujuh kali semburan sperma Arief menyirami rahim Leli yang kering. Tubuh mereka semakin merapat. Bibir mereka berpagut erat. Kelamin mereka saling melekat, menikmati permainan terlarang itu.

"Masssss ...sudah ya.... aku takut tetangga tahu, dan anak-anakku keburu bangun..."

Beberapa saat setelah kontol Arief mulai mengecil, Leli berusaha melepaskan diri dari pelukan Arief.

"Iyaa..sayang... terimakasih ya. Kamu sudah memberikan memek kamu buat Mas," jawab Arief terkekeh.

"Ihsss....ihhhss.... Apa sih?? Siapa yang kasih? Aku diperkosa sama kamu," jawab Leli sengit sambil meraih bajunya yang berserakan di kasur.

"Hahahhahahaa....diperkosa kok goyang, enak ya?" Ledek Arief.

"Tau ahhhh..." Leli ketus, mukanya ditekuk ketat.

Arief hanya tersenyum. Dia suka melihat wanita sholehah itu jutek tapi manja terhadapnya.

"Kamu gak mandi disini aja, Sayang....??" Arief kembali membuka percakapan sambil mengenakan sarung.

"Gak usah Mas....aku mandi ditempatku saja. Takut anak-anak keburu bangun. Lagian klo aku mandi disini....kamu pasti perkosa aku lagi kan??" Jawab Leli, melihat kamar mandi Arief terbuka tanpa pintu penutup.

"Hehehheheehehe...tau aja sayangku ini. Ya pasti lah....ada Bidadari mandi di kamar aku masa aku anggurin?" senyum mesum Arief menjawab Leli.

"Idiiiihhhh...dasar mesum," Leli kembali ketus.

"Tapi suka kaaann...." Arief meledek Leli yang mukanya bersemu merah.

Leli bangkit dari kasur, pakaian sudah lengkap dia bergegas ke arah pintu. Sejenak Leli terdiam, melihat situasi diluar sana dari kaca jendela. Arief menghampiri kemudian memeluk Leli dari belakang. Arief yang masih sarungan tanpa celana dalam, menempelkan kontolnya di bokong Leli. Leli terperanjat.

"Iihhsss apaaan sih ini....??" Leli menyadari kontol Arief masih menegang di bawah sana.

"Sudah mas...aku mau pulang..." ucapnya sambil berusaha mendorong tubuh Arief menjauh.

"Iya sayang...iya, aku juga cuma ingin memastikan kondisi di luar aman kok." celoteh Arief menenangkan Leli.

Namun tangannya tetap menggerayangi pantat montok Leli. Leli, segera keluar dari kontrakan Arief ketika dirasa suasana di luar aman terkendali.
Langkahnya cepat menuju kontrakannya, melewati kamar sepasang suami misterius itu yang tertutup rapat.

Deg-degan Leli berjalan menuju kontrakannya. Hatinya gemetar, khawatir tetangganya ada yang memergokinya. Dibukanya pintu kontrakan itu, Leli segera masuk dan menutupnya kembali. Dia menarik nafas lega. Menuju kamarnya, ditatapnya anak-anak yang terlelap dalam mimpi. Sudah pukul 16.00, 3 jam lebih rupanya dia disetubuhi Arief. Kembali dia meneteskan air mata. Segera pergi ke kamar mandi.

Leli menyirami seluruh tubuhnya, dan menyabuninya berkali-kali. Leli ingin membersihkan diri dari sisa-sisa persetubuhan itu. Tapi semakin Leli berusaha menghapusnya. Semakin terasa kenikmatan yang sudah Arief berikan.

Leli menangis kencang, tubuhnya terduduk dilantai. Dia menyesali kejadian itu, namun juga menikmatinya. Dia mengutuk dirinya mengapa dia menyukai perlakuan Arief

Beberapa saat kemudian Leli kembali mengguyur tubuhnya dan menyabuninya kembali. Leli menyelesaikan mandinya kemudian mengganti pakaiannya. Kemudian keluar kontrakannya menjemur handuk yang dipakainya tadi.

"Wahhhhh mandi basah nih..." celetuk Narti yang sudah duduk diteras kontrakannya. Leli terkejut, diliriknya Narti yang membuncit sedang menikmati secangkir teh manis hangat dan secuil roti

"Ehhhh dek Narti, bikin kaget aja. Yahhh klo mandi kan emang basah dek," Leli tersenyum berusaha tenang menjawab ledekan Narti.

"Ehhhh aku kira si Masnya pulang lho... seharian aku lihat pintu Mbak Leli tertutup rapat," kembali Narti mencecar.

"Masih lama kok dek...anak-anak tadi tidur siang, aku cuma ngelonin aja ehhhh... kebablasan ikutan molor hihihihihi..." Leli berusaha tertawa menanggapi Narti.

"Ini dah lama gak keramas, tahu sendiri kan dek, perempuan kayak kita ini klo dah lama gak keramas rasanya kayak apa kan??" Leli mengalihkan pembicaraan.

"Iya sih Mbak, aku aja gak betah....gerah gatal gimana gitu." Narti menanggapi, tangannya sedikit mengusap payudara dan memeknya sendiri.

Leli yang melihat kelakuan tetangganya itu hanya tersenyum kecut.

"Udah ahhhh jangan kemana-mana..." Leli berusaha menghindar.

"Emang Mbak gak gatal ya??" ledek Narti, sambil tangannya tetap memilih putingnya sendiri dari luar.

"Ihhhsss ..apa sih dek Narti ini?? Lagi kangen ya sama Mas Giyono? Bentar lagi juga pulang..sudah sana..siap-siap."

Leli tertawa menanggapi ocehan Narti kemudian bergegas masuk ke kontrakannya. Hatinya galau, apakah Narti mengetahui kejadian tadi? Atau....ahhhhh tidak sepertinya Narti tidak tahu, dia hanya sedang mengejek aku saja yang lama ditinggal suami, gumam Leli dalam hati

Leli berusaha melupakan kejadian tadi, dengan menenggelamkan diri pada kesibukan Ibu rumah tangga sehari-hari. Mengurus dua anaknya, sesekali masih mengantarkan makanan buat tetangga kiri-kanan. Aktif juga di kegiatan Ibu-ibu lingkungan RT.

Sejenak Leli dapat melupakan semuanya. Hidupnya kembali seperti biasa, seolah-olah tak terjadi apa-apa.

*Bersambung ke Episode berikutnya*
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd