Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI Kyai Walang Sungsang

Status
Please reply by conversation.
Kiai Walang Sungsang

Part 39: Asstafirullah, hanya sebuah mimpi




Rangga Dipati, S.Pd



Kartika Arumsari



Astrit Maharani, S.Pd



Dra, Andini Murtiningsih, M.Pd

Kamar Arum

Pov Kartika Arumsari

Aku masuk kamar seperti orang linglung seakan ngak percaya atas semua yang terjadi dalam beberapa hari ini, tiba tiba aku mendapat batu syafir biru dan oleh eyang kakung di buatkan peganganan sehingga menyerupai kalung dan aku pakai yang lebih mengejutkan lagi bu Andini kepala Sekolahku meminta aku untuk membantu menyiapkan acara untuk pertemuan semua karyawan dari perusaan romo ki Sudibyo mengapa aku? aku tidak tau, padahal banyak guru guru yang lebih baik dari aku, tiba tiba juga aku sunggung dekat dengan mas Rangga yang semula jadi guru di SMA ku malah kini menjadi pacar aku dan aku tadi malam mas Rangga menceritakan semuanya tentang kyai Walang Sungsang cerita si bagus penuh kemistikan dan kadang juga tidak masuk akal dan nalar tapi itu suatu kenyataan yang bukan lagi tidak masuk akal dan nalar setelah terbukti malamnya aku bisa komunikasi dengan mas Rangga dan mbak Andini seperti main VC saja aku melihat kemesraan antara mas Rangga dengan mbak Andini membuat hati cemburu, pastilah cemburu siapa sih wanita yang tidak cemburu kalau melihat pacarnya sangat deket dengan wanita lain tapi aneh nya rasa cemburuku berubah menjadi rasa kasih sayang sangat mendalam

Hubunganku dengan bu Andini dan bu Astrit merupakam hubungan saling menguntungkan pertama mbak Dini merupakan anak tunggal juga seperti aku dan mbak Astrit bukan anak tungga tapi dari 4 bersodara dan mbak Astrit adalah anak perempuan sendiri dan yang ke dua kami beriga sama sama mencintai satu laki laki yang sama yaitu mas Rangga yang sudah merebut hati dan jiwaku untuk mas Rangga seorang

Mungkin ini ada kaitannya dengan kyai Walang Sungsang, mungkin juga ada benarnya sebab semua terjadi begitu saja secara alami dan sunggung natural seperti kehendak semesta padahal aku masih sekolah baru kelas XI SMA walau senenarnya umurku 18 tahun kurang dua bulan dan aku pernah tinggal kelas di kelas VIII sebab ibu ku meninggal dunia dan tak lama kemudian ayah kawin lagi dan setelahnya aku ikut kakek dan nenek di Kabupaten ini

Setelah pulang tadi aku sempat lihat jadwal aku untuk besok dan melihat ada beberapa soal kimia belum aku kerjakan dan sebentar aku kerjakan ketika soal terakhir mulai aku kerjakan aku di kejutkan olah panggilan mas Rangga yang membisikan sangat denkat dengan telingku

“Assalamualaikum dik Arum” kata mas Rangga

Aku begitu terkejut mendengar panggilan dari mas Rangga

“Dik Arum pejamkan matamu dan masuk ke indra ke 6” kata mas Rangga sebuah perintah

Tanpa di minta ke dua kali aku segera duduk di depan meja belajarnya konsentrasi sejenak dan tampak dalam pengelihatanku mas Rangga dan mbak Andini sedang duduk di sofa dalam kamar

“Wallaikumsalam mas Rangga dan mbak Dini” kataku

“Baru Apa nih kelihatan sibuk sekali” kata Rangga

“Baru bikin PR dulu untuk besok tapi sudah selesai kok, capek dan mau didur setelah ini” kataku

Aku pada saat itu memakai daster rumahan tipis dari bahan katun kelihatan kekecilan kelihatan putting buah dadanya menentang keluar

“Tu dik Arum apa ngak malu tu terlihat nenennya mau keluar dari daster yang dipakai” kata Andini menggoda

“Biarin to mbak biar mas Rangga dapat melihat kan tadi belum sempat nenen ke aku” kataku, lanjutnya “Mbak Dini sendiri malah pakai pakaina terbuka juga tu nenennya nyembul keluar dari tengtop nya

Rangga pun mulai menggoda sambil meremas lembut buah dada Andini di depan Arum

“Udah ah malah membuat aku ingin” kata Arum, lanjutnya “Assalamualikum

“Ha ha ha” tawa Andini dan Rangga, lanjutnya “Wallaikumsalam”

----skip----

Kembali ke kamar Andini

Pov Andini

“Kangmas pindah di tempat tidur aja yuk” pintaku ke Rangga

“Boleh” jawab Rangga singkat

“Gendong” rengek ku dengan manja

“Ihh maja amat sih istri ku yang cantik ini” kata Rangga sambil mencowel hidung Andini dan mengangkat tubuh Andini dan tangan Andini bergelantungan leher Rangga dan mengecup bibir Rangga sekali

“Terima kasih sayang” kataku dan Rangga melangkah mendekati ranjang pengantin mereka berdua dan metetakkan di atasnya

Rangga mulai mencium bibirku sambil tidur tengkurap di atas tubuhku yang terlentang, di lepas tengtopku ke melalui kepalanya kini aku telanjang dada di kecupnya buah dadaku sebelah kiri dan tangan kiri Rangga mengusap mesra buah dadaku sebelah kanan dam Aku hanya bisa melihat aksi Rangga dan aku melihat senyumam dibibir kekasih hatiku yang selalu mambuat hati ini bergetar selalu

“Kangmas” ucapku sambil mengusap kepala Rnagga dengan lembut

Ciuman Rangga kembali ke bibirku dan aku menerima ciuman dengan mengeluarkan lidahku “Kangmas” kataku di celah celah ciuman Rangga dan ciuman Rangga terue bergeser kearah kelinga kanan dan mamberi rangsangan yang amat sangat di sana dinagkatnya tangan kananku sebelah kanan dan mulai menjilat ketiakku “Ahhhh kangmas gelliiii ttaauuuu” teriak ku berkali kali tapi ceriakan ku tidak membuar Rangga berhenti malah seperti menambah semangat untuk tetap menciumi ketiak hingga basah kuyup

Sambil terus menciumi ketiakku dan aku terus mendesak kegelian dan tangan Rangga yang kanan menyusup celana boxer yang aku pakai langsung ke belahan memekku di dan merabai dengan lembut alur celah memek ku dari atas memainkan kelentitnya kemudian bergeser ke bawah membelah memek ku menjadi dua sama mesar di cubitnya labora mayoranya yang membesar dan di coleknya cairan memekku dan meratakan ke seluruh bagian labora mayora dan minora nya dan kini dan jari jari Rangga terus bergerak lincah menyusup setiap bagian dari bagian memeknya dan kini ciuman Rangga berpindah ke buah dada ku dan mengigitnya hingga merah memberi tanda cinta pada ke dua payudaraku yang kiri dan yang kanan

Andini sempat meliril ke Rangga dan mendapatkan Rangga masih memakai pakai koko sambil mendesah ke enakan karena jari jari Rangga menrabai lembut memekku dan aku merusaha melepas pakaian kokonya dan berhasil setelah Rangga bertelanjang dada Rangga menggeser tubuhmya agak kebawah sambil melepas celana boxserku dan melihat memekku yag berwarna merah jambu itu langsung bibirnya menciumi kelentit ku di mainkan dengan lidahnya dan sedot sedot kecil kecil dan aku terus menerus mendesah yang membuat Rangga tambah semangat

“Kangmaassss… ohhhh ennnaaakkkk banggeeett kangggmassss teruuuusss” rancau Andini

Jari tengah dan telunjuk Rangga mulai masuk ke lubang peranakanku dan mencari daeran g – spot ku setelah ketemu di rabai dengan pelan pelan semkin lama semakin cepat dan

“Ohhhhh kaannggggmmaassss akuuuu ngaaak kuuuattt” kata Andini ke dua kakiku kuangkat dan menjepit kepala Rangga dan membenamkan kepala Rangga lebih dalam ke memekku dan serrrr serrrr seerrrrr cairan memekku keluar menyiram muka dan wajah Rangga

Setelah reda orgasme yang pertama malam itu dan kini aku duduk dan mendorong tubuh Rangga hingga tertidur terlentang dan menarik paksa celana yang di pakai berserta cd nya sekalian kini tampak penis Rangga yang gagah menjulang mengangguk angguk dalan genggaman tanganku dan kini aku mulai menjilat penis Rangga mula mula hanya kelpanya saja lama lama semua batang penisnya dan terakhir testis nya juga kena jilatan lidahku dan Rangga hanya bisa medesah desah nikmat sambil menikmati jilatan jilatan yang di lakukan Andini sang istri tercinta

Sekitar 5 menit kemudian Andini mulai mengulum memesukan batang penisnya kedalam mulutnya dan menyedot kuat kuat disertai jilatan didalam mulut ku

Rangga menghentikan kegiatanku dan mendorongnya terlentang dan membuka lebar lebar selakanganku dan memegang penisnya sendiri dan di gosok gosokan di belahan memek ku 3 – 4 kali gosoan langsung mengnekan masuk kelubang peranakan penisnya dengan sekali tusuk sampai setengah penis Rangga terbenam di lubang peranakan ku dan di tekan selali lagi maka ujung penis sampau menebus peranakan ku

“Penuh banget kangmas” kata ku

Rangga pun mulai menggerakan pinggulnya naik turun dengan lembut serta merenbahkan tubuh telanjangnya tepat di atas tubuh telanjangku yang terlentang pasrah di samping pinggu Rangga berberak maju mundur kini tangan Rangga yang kiri di bawah tubuh ku dan yang kanan mengusap usap payudara ku yang tampak besar kencang dengan putting merah muda yang mencuat ke luar dan keras

Bibir Rangga pun ngak mau ketinggalan selalu mensciumi bibir Andini dan kadang juga menciumi leher Andini yang jenjang

“Ahhhh kangmaaassss ennaaakkk bangeeet teraaassaaa melayangggg massss” kata Andini sambil menggoyang pantatnya mengikuti alur genjotan pinggul Rangga dan 10 menit kemudian Andini marasakan sesuatu yang mendesak mau keluar dari dalan memeknya

“Masssss aku keluaaaarrrrr” kata Andini sambil menekan pantatnya ke atas dan rangga hanya mengimbangi dan menekanan pantatku seerrrrr sseeeeerrrr sseeeerrrrr nikmat sekali perasan damai yang menyelimuti sebuah perasaanku ketika air surga tumpah ruah keluar dari vaginaku puuuuaaaasssss aku meresapi kemikmatan surgawi ini dengan memejamkan kata dan nikmat sekali yang tak bisa di lukiskan dengan kata

Setelah agak jeda Rangga langsung menggerakan pinggulnya dengan kecepatan penuh dan dalam waktu tidak lama aku merasa akan keluar lagi dan kini Rangga pun menekan pinggulnya ke bawah dengan sekuat tenaga sehingga kelamin mereka saling menekan sempurna

“Aaahhhhhhhh jeeennnggggg” erang Rangga chootttt chootttt choootttt ….

“Aaaahhhhh mmmaaassss aannnddiniiiii juugaaaa” seru Andini serrrrr seeerrrrrr seeerrrrr untuk ke tiga kalinya aku melayang menggapai bintang bintang di langit

Dan akhirnya aku dan kangmas keduanya terkulaai lemas dan setelah 10 menit Rangga mengambil selimut dan mengmeluk ku dan tertidur tapi Rangga masih terjaga setelah Andini tertidur dalam pelukan Rangga dan Rangga dengan pelan turun dari tempat tidur dan duduk di sofa dan mengheningkan cipta dan masuk ke dalam mimi Astrit

Dirumah Astrit

Pov Astrit

Setelah Rangga mengatarkan aku pulang di depan rumahku di dalam mobil yang gelap aku dan Rangga sempat berciuman dengan sangat mesra kami saling bertukar ludah dan lidah kami saling berbelit saling dorong saling sedot dan tangan Rangga sempat meremas payudaraku sehinggan nafsuku naik dengan sendirinya ada kalau 5 menit kami masih di didalam mobil

Aku pun teringat ini didalam mobil Ranga

“Sudah ya ngak enak dilihat tetangga” kata Astrit

“He he he maaf ya dik Astrit” kata Rangga

“Ngak papa ko mas Astrit juga senang” jawab Astrit

Kemudian mereka berdua turun dari mobil dan Rangga hanya sebentar saja kemudian pamit meninggalkan rumahku dan katika ibu bertanya bagaimana sudah beser semua aku jawab dengan agukan kepala

“Oh ia bu ada titipan dari romo kalau besok sore bapak dan ibu dihapkan hadir pada pertemuan itu” kata Astrit

“Insyahallah” jawab ibu dan bapak

Kemudian aku pamit utk masuk kamarku untuk beristirahat

Setelah cuci muka dan sikat gigi aku ganti pakaikan tidur model kimono dari saten kuning dihiasi bunga kecil kecil di bagian dada dan kebiasaan aku tidur tidak memakai bra dan celana dalam sehingga putting ku mencuat mau keluar dan kini aku tiduran dengan mengecik HP ku banyak juga chat yang tidak sempat aku balas

Baru asik asiknya aku berchat ria dengan teman teman baik kelompok SMA atau teman teman di kampus dulu tiba tiba di dekat kuping aku mendengar suara Rangga dan aku terkecut sekali suara itu sangat dekat dengan telingaku

“Assalamualaikum dik Astrit” kata mas Rangga

Aku kebinggungan mendengar suara Rangga begitu dekat di telinganya

“Dik pejamkan matamu dan aktifkan dengan indra ke enammu” kata Rangga

Akupun melakukan apa yang di perintahkan Rangga duduk bersila di tempat tidur dan memjamkan matanya dan saat itu juga terlihat Rangga dan Andini sedang duduk di sofa

“Wallaikumsalam mas Rangga dan mbak Dini” jawab Astrit

“Dik Astrit bisa melihat dan mendengar aku dan diajeng” kata Rangga

“Bisa mas sungguh jelas ini mah lebih canggih dan lebih jernih dari HP” kata Astrit

“Aku hanya mencoba komonikasi dengan mu saja dan dik Astrit juga bisa komonikasi dengan diajeng dan dik Arium secara pribadi di mana pun berada dengan membayangkan wajah yang di tuju begitu ya” kata Rangga

“Dik selamat malan” kata Andini, lanjutnya “He he he kelihatan putting nya mencuat mau keluard dari sangkarnya”

“Biarin aja biar mas Rangga ingin nenen juga ngak papa” kata Astrit sambil memegang ke dua nenen nya dan di sodorkan ke depan

“Mau dong” kata Rangga, lanjutnya “Selamat malam dan selamat beristirahat ya, Assalamualaikum”

“Wallaikumsalam mas Rangga dan mbak Dini” jawab Aku

Setelah bayang bayang Rangga dan mbak Andin lenyap aku tiduran akhirnya juga tertidur dengan beselimtr kaim jarik

Jam setenga satu malam aku terbangun dengan agak terkejut sambl berteriak

“Asstafirullah, syukur hanya sebuah mimpi” kata ku menyebut asma Allah

Dengan nafas tersenggal senggal dan melihat keadaan ku tidur saat itu sambil termenung meraba memekku ternya basah oleh cairan banyak sampai meremnes ke celana dalam yang aku pakai aku ingat ingat lagi mimpi yang membuataku horny libidoku terpacu

Dalam mimpi seakan benar benar terjadi aku baru ketemuan dengan Rangga di sebuah taman yang indah bungapum mekar dan semerbah harumnya

Mula lula Rangga duduk disampingku denga tangan kiringa ada di pundaku kami saling bercanda layaknya seperti orang pacaran saling cium saling raba dan ciumku pun jatuh, bibir kami besatu tangan kanan Rangga mulai menjamah payudaraku di balik pakaian yang aku pakai ciuman kali semakin panas sehingga aku mencoba melepas kaus yang dipakai nya dan Rangga pun berbuat yang sama dalam waktu yang bersamaan kali pun sudah bertelanjang dada

Ciuman Rangga terus begeser ke samping mengulum telingga sebelah kiri dan setelah puas bibir Rangga ke bawah lagi kini mempermaikan ketiakku yang polos putih bersih Rangga pun berguan

“Wanginya, aku suka” memeng agak lama juga menciumi ketiakku hingga basah kuyup oleh air liur Rangga tumpah ruah di ketiak sebelah kiri ku dan bergeser ketengan kini menciumam payudaraku sebelah kiri dan kanan secara bergantian desahamku mulai menggemah dan Rangga membuat tanda merah di sekita payudaraku yang kiri dan yang kanan ketika disedot dan di gigit kecil kecil di kulit payudaraku aku terpekik dan tubuh aku menggeliat keenakan

“Ngaaaa ennaakkk bbaanggrrttt siihhhh” ketiakku

Kini Rangga mencium bibir aku dan tangan nya kini mencari celah pada selangkanganku yang masih tebungkus celana dan celana dalamku dan tangannya merabai selanganku dan menyentuk selakanganku dan menyibak celana boxser yang aku pakai sampai menyentuk memek aku dari samping rasanya seperti melayang dengan sentuhan lembut di tepi memek aku

“Ngga ohhhh” kataku sambil membelai kepalanya dan mata kami saling bertatapan dan Rangga tersenyum dan aku membalasnya

“Lanjut Trit” kata Rangga

Aku hanya menjawab dengan anggukan saja

“Nikmati saya ya Trit” kata Rangga sambil mencium kembali bibir aku dengan lembut dan aku menerima bibir nya dengan memejamkan mataku mersaka kasih sayang yang tak pernah aku rasakan dari seseorang priya manapun dan meresapi semuanya

“Ngak aku cinta kamu, jangan sia siakan cintaku ini ya” kataku di samping telingga Rangga yang kini berada di samping ku

“Aku juga mencintai kamu sepenuh hatiku dengan segenap jiwa ragaku dan aku berjanji akan menjagamu selalu apapun yang terjadi kamu akan selelu di sampingku” kata Rangga sambil memandang wajahku dan hanya 30 detik kami berpandangan dan Rangga mulai mencium buah dadaku kembali dan tangannya mulai merabai purut aku dan akhirnya bibir Rangga memcium perut ku dan ke dua tanagan mulai menarik celana bcxer ku bersama celana dalamku setelah sampai di lutut otomatis aku menutup memekku degan ke dua tanganku

Dengan lembut Rangga menegang ke dua tanganku yang masih di depan memekku dan Rangga menatap memekmu

“Cantik sekali Trit memekmu, boleh aku cium” kata Rangga

Aku hanya menjawab dengan anggukan kepala dan Rangga medekatkan wajahnya ke depan memekku dan cuuuppp Rangga mencium memekku kini dengan sedikit bulu karena aku sering memeotongnya karena itunsebagian dari iman tangannya membelai belahan memekku dari atas ke bawah sampai menyentukh lubang anus

Rangga kini menciun kelentitku yang mulai membesar

“Ngaaa kamu apain memekku” kata ku lagi di selah desahan nafasku yang memburu

“Hanya menciumnya saja kok” kata Rangga

“Kok enak banget sih” kata ku

Rangga tidak menjawab omongaku tapi masih menciumi dan menjilali memekku kadang pula mencium dan menyedotnya dengan keras kelentitku dan jari Rangga mulai di masukan ke lubang peranakanku dan aku mulai mensesah desah ngak karuan rasanya ingi terbang dan melayang layan dengan ringan tubuhku melayang layang ke anggasa raya menggapai bintang dan

“Nga aakkkuuuu mmmaaauuu ppiiippiisssss” kata ku supaya Rangga menghentikan ciumannya ki memek aku

“Ndaaa berhenti dulu” kata ku sambil menarik kepala Rangga agar lepas dari memek ku tapi malah Rangga menciuminya lebih leras lagi dan tangannya kini sangat cepat bergerak di dalam peranakanku

“Aaahhhhhh ngaaaaa” teriaku dan sempuran cairan sangat banyak membasai mulut dan hidung nya dan aku tegangga tanpa kusadari tangan aku menekan kepala Rangga lebih dalam lagi ke dalam memekku

Nafasku masih kejar kejaran dan

“Asstafirulahhh” kataku melompat dari alam bawah sadar dan nafasku masih tak teratur

“Ya Tuhan, mimpi apa ini” kataku dalam hati

“Syukur alhandulilah hanya dalam mimpi” kataku sambil melihat selakanganku ternyata basah kuyup banyak banget cairan setelah aku pegang cairan kental agak kepitihan dan lengket di tangan

Setelah reda aku turun dari tempat tidur ambil ganti celana dalam dan melangkah ke kamar mandi hanya cuci muka dan cuci memek ku tentunya setelah berganti aku kembali ke kamar dan melihat masih jam 12.30 malam dan aku kembali tidur dengan persaan yang amat berbunga dan aku berpikir apa ini yang di nakan orgame ya

Dirumah Arum

Pov Kartika Arumsari

Setelah selesai mengerjaman PR untuk besok pagi aku keluar untuk cuci muka dan gosok gigi dan melihat eyang kakung dan eyang putri mesih asik melihat acara TV walaupun kini sudah jam 11 malam lebih aku langsug masuk kamar dan naik tempat tidur dan aku tertidur dengan sangat cepat mungkin evek dari kecapakan seharian

Tiba tiba aku sudah berada di sebiah pantai yang sangat indah pemadangan yang begitu memukau dan aku kini bersama mas Rangga yang memegang tanganku dan mengajak lari menyusuri pantai yang dilanda ombak yang kecil sampai dipinggiran pasir putih yang membentang memanjang di tepian pantai nan indah

“Mas aku capek nih” kataku manja

“Istirahat di sana aja dik adem” kata mas Rangga sambil mengacungkan jari ke suatu tempat yang sangat rindang karena di bawah pohon

“Ayok” jawabku

Kami pun melangkah dengan pelahan tanggan mas Rangga berada di pundaku dan tanganku berada di pinggangnya kepalaku bersandar di lengan yang merngkuh tubuhku sangat ketat sementara sambil berjalan mas Rangga sempat mencium keningku dan aku hanya tersenyum merasakan kasih sayang yang sangat besar di antara aku dan mas Rangga

“Beli minuman dulu dik di warung itu” kata Mas Rangga

“Ayok” kataku dan menuju tenpat si penjual minuman sebetulnya bukan warung si bapak penjual minuman hanya menuntun sepeda dan di lengkapi dengan tempat untuk membawa minuman dan rokok

Aku mengambil air mineral dan mas Rangga juga mengambil air mineral sepertia aku juga dan setelah membayar minuman itu aku pun pergi meninggalkan si penjual minuman menuju ke tempat yang di tunjuk oleh mas Rangga tadi

Sesampainya di tempat yang sejuk aku segera duduk di pasir putih sambil melihat ombak yang saling kejar mengekar seakan ngak pernah leleh dan mas Rangga duduk di samping aku dengan tangan nya masih di pundakku

Aku memandang wajah mas Rangga yag tersenyum dan bibir kami saling mendekat dan cup hanya sebentar saja membuat hatiku menjadi berdebar tak menentu

“Dik Arum” panggil mas Rangga

Aku menoleh ke arahnya dan aku menggeser duduku sehingga kami saling berhadapan dan ke dua tangan ku di pegangnya dan di ciumnya dengan lembut

“Dik aku sungguh sayang ke padamu” kata mas Rangga setelah mencium ulang tanganku lagi

“Aku juga sama mas sangat mencitai mas dari pandangan pertama aku sudah sangat mencintai mas Rangga belahan jiwaku dan separoh nafasku” kataku

Tiba tiba tanganku di tariknya sampai tubuhku terbawa merapat dan aku jatuh dalam pekukan nya kepalaku besandar pada dada bidang dan sebera mencium bibir ke dengan sangat masra sekali akupun membalas ciumannya dengan kelembutan yang aku punya memejamkan mata untuk merasakan debaran jantungku bagai genderang di tabuh bertalu talu

“Mas aahhhh emmm sruupuut sruppuutt” kataku dan aku merasakan tangan mas Rangga meremas buahdadaku di luar kaus yang aku pakai

Tiba tiba aku marasakan sudah berada di dalam kamar ku dan kini tangan mas Rangga mencoba melepas kaus yang aku pakai dari atas kepalaku dan juga melepas bra ku yang aku pakai dan di lempar begitu saja di lantai kamar

Diciumnya kemali bibir aku dan tangannya mulai memainkan putting payudaraku yang sudah mulai mengeras di mainkannya dengan dua jari telunjuk dan jempol sehingga ku mulai mendesah keenakan

“Maaaassss eennaakkkk geeelliiiii” kataku

Bibir mas Rangga pindah ke laheraku dan menciumnya dengan menjilat jilat leher aku dan basah karenaya di angkatnya tanggan kanan aku ke atas sehingga ketiak mulusku terpampang jelas tapi dengan cekatan mas Rangga menciumi ketiaku dengan sangat rakus sehingga aku sempat mengeliat liat karena kegelian yang amat sangat

“Massss geliiii bangeeeeett taauuuu” kataku sambil menjauhkan kepala Rangga dari keriakku

“Tapi suka kan” kata Rangga

“Ya masss aruum sukaa” jawab ku

Pandangan ku saling bertatapa mata dan bibir kami saling tersenyum dan Rangga mendekatkan kelapanya ke kepalaku dan aku menyambutnya dengan mambuka mulut dan mengeluarkan lidahku dengan pandangan sangat mesra memanggil nama kekasih hatiku

“Masss Rannngggaaa” kata Arum

Mas Rangga tidak menjawab tapi malah menyatukan bibir kami dan mulai mengulum lidah ku yang kukeluarkan dan Mas Rangga mulai menjilat dan lidahku terasa geli dan aku menikmati jilatan dan permainan lidah mas Rangga dan akhirnya bibir kami menyatu dalam kesatuan cinta yang tak mungkin terlepas lagi

Ciuman mas Rangga mulai mengganas sehingga seluruh permukaan wajah ku tersentuk bibir mas Rangga yang megganas mulai dari hidung naik ke mata kiri dan kanan juga keningku tak lupaut dari sasaran ciumannya dan juga pipi kanan dan kiri juga menjadi sasaran ciuman mas Rangga sampai leher kelinga dan ketiak semua kena sentuh bibir mas Rangga dan aku hanya bisa merasakan kenikmatan bercinta yang baru pertama kalinya aku rasakan jantungku berdebar debar tak menentu denyut nadiku tak beraturan hanya desahan dari mulutku mulai terdengar

Kemudian bibir mas Rangga bergeres ke buah dadaku yang menurut perkiranku sedang sedang saja tapi cukup keras bila tangan mas Rangga menangkupkan tangga nya semua permukaan ngak bisa tertutupi semuanya memang bra ku pun masih berkap A besar dan kini aku merasakam tangan mas Rangga berada di permukaan buah dadaku dan tak bisa menutupi semua permukaan dengan buah dadaku putting ku yang sangat kecil tapi Ranum sekali areolamya juga hanya seberas uang logam 100 dengan putting sebesar biji jagung keras dan mencuat keatas tapi sangat menggairahkan sekali warna merah muda yang sangat serasi dengan kulit dadaku

Diciumnya buah dada ku dengan penuh perasaan dan buah dada yang satunya lagi di mainkan dengan jari telunjuk dan jari jempolnya sehingga aku merasa sangat nikmati jiwaku seakan melayang ke angkasa terasa ringga ini baru aku merasakan peristiwa semanyam ini pandangan ku sayu dan senyum aku selalu mengambang sambil terus meracau kata kata selalu memanggil nama mas Rangga

Dan setelah puas mas Ranagga bergeser kearah perut aku dan menciumi seluruh permukaan perut ku dan tangan nya juga mulai merusaha melepas celana yang aku pakai bersama celana dalam aku dan setelah semua terlepas memek aku mulai di usapnya dari atas mula mula bulu bulu memek aku yang lebat dan hitam masih alami belum pernah tersentuh alat cukur apapun usapan yang sangat halus sekali di atas memek aku dam tangan kirinya mulai menyentuh belahan memek aku dan aku merasa badan ku merinding semua dari atas kepala sampai di kaki

“Massss oohhhh mmeerriinndinggg semuanyaaaa” kata ku

Kini mas Rangga menghentikan aksinya dan mengambil bantal di taruhnya di bawah pantat ku sehingga pantat aku agak naik ke atas dan mas Rangga kini berada di bawah kakiku dan membuka selangkanganku lebih lebar otomatis memekku juga membuka semakin melebar pandangan mes Rangga mengarah ke memekku denga pandangan terpesona tapi secara reflek tangan aku segera menutupi memek aku yang di pandang secara begitu

“Malluuu maassss” kataku sambil tanganku menutup memekku

Di pegangnya ke dua tanganku dan membuka nya kembali

“Mengapa malu dik memekmu senggung indah mungil di hiasi dengan rambut tebal” kata mas Rangga, lanjutnya” tapi kalau di rapikan rambutnya biar lebih cantik lagi dik, sekarang boleh aku cium”

“Ngak boleh kataku tegas, kan kotor mas” kataku melarang untuk menyiumnya

“Siapa bilang kotor dik Arum, ini sangat higienis sekali kan tadi sudah di bersihin dengan air kan setelah kencing” kata Mas Rangga

“Ya mas tadi sudah di bersih kan dengan air” kata Arum

“Boleh ya” kata mas Rangga

Aku hanya diam bingung untuk menjawabnya di samping belum pernah juga memek aku belum permah terjamah oleh tangan baik oleh tangan aku sendiri juga atau tangan prang lain

Tanpa memperoleh persetujuan ku bibir mas Rangga mendekati memekku dan menciumnya di atas celah memek aku dan menjilatinya dari bawah je atas seperti menjilati se grim kesukaanku dan aku haya sanggup mendesak dan merasakan kenikatan yanga amat sangat di jilati terus belahan memek ku sehingga basah dan ketika tubuh mas Rangga seperti tidur tengkurap di bawahmu dan tangan kiri menerobos ke atas merabai buah dadaku dan yang kanan membuka memeklu sedang bibir dan lidah mas Rangga berada di atas kelentit aku satu jarinya berhasil mesuk dalam lubang peranakanku dan mamainkan lubang tersebut dengan lembut dan hati hati

“Masssss ahhhhh eennaakkkk” kata ku sambil menggoyang pantat ku kekiri dan kenan secara beraturan kadang juga aku tekan ke atas menbiat memekku menampel sempurna di bibir mas Rangg

“Maaassss aakkuuuu mmauuuu pipiiissss” kata ku dan berusaha menarik kepala mas Rangga menjauh dari memekku tapi mas Rangga mempertahankan posisinya dan mempercepat kocokannya jarinya de dalam lubang peranakanku

“Maaaassss oohhhhhhh” kataku serrrrrtttt, ssseeerrrrtttt…pipisku sudah tidak bisa bertawan lagi dan saat yang bersamaan aku terbangun dari tidur

“Astafirullah” keriaku dalam kesadaran penuh

Nahasku bekejar kejaran dan dari bawah memekku masih terasa air kencing aku keluar dari dalam memek aku setelah nafasku mulai teratur kembali aku buka celana dan celana dalam aku dan melihat seperti ngompol tapi bukan pipis seperti biasanya lebih kental berwarnah putih keru kalau di pegang agak lengket

“Apa ini ahhh” batin aku cairan itu aku cium tapi tudak pesing sepertinya ada aroma yang asing di hidunga aku setelah agak lama aku termenung kok bisa ya aku mimpi bercinta dengan mas Rangga seperti tadi semua pakaianku terbuka semua tapi ada perasan senang dan bangga ketika mas Rangga memandang aku seperti orang terpseona

“Ahhhh hanya sebuah mimpi, mugkin aku terlalu memikirkan mas Rangga sebelum tidur sehingga terbawa mimpi” batin aku dan aku keluar dari dalam kamar dan ke belakang untuk membersihkan vaginaku yang terasa lengket dan mengganti celana dalam aku dan mengambil selimuy tang baru dan melanjutkan tidur aku sampai pagi

Bersambung….
Part 40
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd