Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI Kyai Walang Sungsang

Status
Please reply by conversation.
Kyai Walang Sungsang

Part 35 : Dor dor Astrit ahh




Astrit Maharani, S.Pd



Dra. Andini Murtiningsih, M.Pd



Kartika Arumsari

Pov : Kartika Arumsari

Seperti biasa aku bangun jam 04.45 ambil Air wudhu dan melakukan kewajiban sholat wajib 5 waktu hanya dua rokaat setelah itu membantu eyang putri bersih bersih rumah menyapu lantai dan cuci piring dan gelas yang belum sempat ku bersihkan tadi malam

Setelah itu baru mandi dan sambil mengeringkan badan di dalam kamar mamdi memang tersedia kaca yang cukup yang bisa menampung panampilanku sekujur tubuh sehingga aku dapat melihat bentuk tubuh ku sendiri dan aku bisa berlama mana memandangai tubuh molekku wajahku ayu dan imut ngak kalah lah dengan artis JKT48 yang terkenal centil centil itu, rambut aku sepinggang hitam mulus dan tebal salah satu kebanggaanku selama ini hidung cukup mancung keturunan kraton dari kakek ku memang masih membunyai darah biru putra dari Susuhunan ke X mata tajam berbinar binar bibir mungil wajah oval sih darah jawa dan sunda yang mengalir dari tubuh aku sebab ayah ku juga termasuk keluarga ningrat dari trak Siliwangi menambah kecantikanku payudara cukup besar kini braku ber cap B aku rasa sama dengan kepunyaan mbak Astrit juga cap B tapi ukuran ukuran dadanya yang berbeda aku hanya 32 dan mbak Astrit 34 cuma paling besar si punya mbak Andini mukin 36 C maklum lah kalau sering di pakai oleh mas Raangga, tinggi pun kami beriga tidak terlalu jauh aku kini 171 cm mbak Astrit dan mbak Andini juga sama

Kalau kami bertiga jalan bersama paslilah orang mengira kami beriga bersaudara canti cantik sih dan setelah puas aku memandang tubuhku dalam ketelanjanganku dan cepat aku keluar dari dalam kamar mandi dan berlali kecil masuk kamar aku masih terbalut handuk besar yang bisa menutupi semua tubuh aku dari pangkal buah dada sampai di atas betisku lalu mempersiapkan diri untuk berangkat ke Sekolah dan menyiapkan pakaian ganti untuk nanti pulang sekolah langsung ke tempatnya mas Rangga, ingat mas Rangga hati ini menjadi berdesir desir terbayang wajahnya seakan mengikuti setiap detak jantungku dan langkahku mengawasi setiap gerak geriku

“Mas aku kangen” kataku di dalam hati mau WA ngak berani kalau baru sibuk malah mengganggu aktifitas masku mempersiapkan buku pelajaran setelahnya aku keluar dari kamar masih jam 6 kurang aku menghampiri meja makan dan memakan roti tawar setangkap diisi dengan selai kacang dan minum susu segelas yang sudah di buatkan oleh eyang putri

“Yang nanti sepulang sekolah Arum langsung ke rumahnya mbak Andini ya jadi ngak pulang dulu dan pagi ini pun Arum akan di jemput oleh mas Rangga” kata Arum

“Ya hati hati ya walaupun kamu sudah menerima cinta mas mu Rangga dan eyang kakung dan eyang putri mu juga sudah merestui hubunganmu dengan mas mu Rangga kamu harus tetap waspada sebagai gadis dan wanita Rum”kata Eyang putri

“Ya eyang Arum akan selalu hati hati dan akan selalu memperhatikan nasehat eyang kakung dan eyang putri” kata Arum

“Yang Arum berangkat dulu ya” pamit Arum ke eyang kakung dan eyang putrinya dan mencium biku biku tangannya

Sesampainya di muka Rumah Arun disana sudah menunggu Laras sahabatnya

“Ayo berangkat” kata Laras

“Nanti ya Ras, sebentar lagi mas Rangga mau jemput kita” kata Arum sambil tersenyum manis sekali

“Siapa mas Rangga” kata Laras

“Mas Rangga ya guru aku” kata Arum sambil meleletkan lidahnya

“Jangan bilang kalau kamu udah jadian sama pak Rangga” kata Laras

“Memang” kata Arum

“Huh” jawab Laras sambil menarik nafas, lanjutnya” Rum kamu nyadar sih pak Rangga kan udah beristri juga dan istrinya itu kepala sekolah kita”

“Aku sadar kok, justru mbak Andini sudah merestui Arum untuk jadi pacar mas Rangga” kata Arum

“Serius Rum, kamu ngak baru mabuk kan” kata Laras

Lalu Arum menceritakan saat Rangga menembak Arum tadi malam di dalam mobil dan Andini merestui hubungan mereka

“Tapi aku mita kamu tetap merahasiakan ya dari teman teman, bukan aku takut untuk dibully tapi untuk menjaga perasaan mas Rangga dan mbak Andini” kata Arum

“Aku berangkat dulu aja ya Rum itu ada Haris lewat aku bonceng Haris aja ya” kata Laras kenudian menyetop Haris yang berangkat naik sepeda montor, lanjutnya “Ris Ris stop dulu aku ikut”

“Lho kok kamu ikut aku bagaimana dengan Arum” kata Haris

“Dia tunggu jemputan dan aku merasa ngak nyaman, makanya aku ikut kamu aja” kata Laras

“Gimana nih Rum” kata Haris

“Ngak papa kalau Laras lebih nyaman bersama mu kok Ris” kata Arum

“Aku ngak bawa kelem Ras” kata Haris

“Rum pinjam helem mu dulu ya” kata Laras

“Ya, ambil di teras” kata Arum

Laras berlari masuk rumah Arum dan mengambil help nya Arum yang ada di Atas kendaraan Arum

“Ayo berangkat” kata Laras sambil naik montor Haris di belakang

“Rum aku berangkat dulu ya, Assalamualaikum” kata Laras

“Ya Wallaikumsalam” jawab Arum

----skip----



Pov : Astrit Maharani

Pagi ini aku bangun agak siang biasanya jam 4 sudah bangun, hari ini aku bangun jam 5 kurang dengan mata masih merah karena masih mengantuk aku paksa badan ini unuk tetap bangun sebab kata ibu kalau malas bangum itu goda setan kalau mau mengikuti nya setan akan bergembira, aku dengan sangat terpaksa bangun langsung ambil air wudhu dan melakukan salat subuh walau waktu subuh sudah hampuir habis

Sehabis melakukan sholat subuh aku langsung bantu ibu di dapur membuat minum untuk bapak dan mengoleskan beberapa sobek roti tawar untuk sarapan langsung pergi mandi dengan sangat tergesa gesa ibu melihat aku hanya tersenyum

“Huhh gara gara semalam ngak bisa tidur memikirkan perkataan ayah dan ibu tentang mas Dodi dan Rangga, aku jadi galau sendiri hampir tengah malam aku tidak bisa tidur apa lagi setelah mendapat WA dari Rangga mengucapkan selamat tidur dan semoga bermimpi indah sebuah pesan yang sungguh sangat sederhana sekali dari seorang sahabat sedangkan tunangnaku sendiri ngak pernah mengirim pesan serupa apa menanyakan kabar yang sederhana ataupun menanyakan kabar yang lain sehat kek, udah makan belum kek apa lagi kata sayang aku jadi galau sendiri padahal kalau ada kesempatan aku selau menayakam kabar dahulu ke tunanganku mas Dodi tapi setelah Rangga di tempatkan di sini aku rasanya semakin jauh dari mas Dodi dan aku sampat meneteskan air mataku ketika keluarga ki Sudibyo mengumumkan pernikahan Rangga dan Andini hatiku tambah hancur berkeping keping walau status ku punya kekasih tapi aku kenyataan nya aku patah hati dan itulah yang membuat aku susah tidur

Seperti Rencana kemarin Rangga dan mbak Andini akan menjemput aku dan setelah selesai aku berpakaian dan menyiapkan pakaian ganti untuk pergi nanti berempat dengan Rangga, mbak Andini dan satu lagi si centil dik Arum memeng kemarin siang aku mbak Andini dan dik Arum mengikat tali persaudaraan untuk menjadi saudara sebab kami senasip

Jam 6.15 Rangga sudah sampai di depan rumah ku dan Aku sudah menanti kedatangannya di teras depan

“Assalamualaikum adikku tercantik” kata Andini sambil cipika cipiki dengan aku dan Rangga hanya tersenyum saja setelah turun dari mobil menghampiri aku dan mbak Andini

“Wallaikumsalan mbakku yang cantik” kataku

“Ayok berangkat kasian tu adik kita nunggu terlalu lama” kata Andini

“Bu, pak astrit berangkat” keriakku

“Dengan siapa nduk” kata bu Kromo dari dalam rumah

“Rangga dan mbak Andini bu” kataku lagi dan bapak dan ibu aku keluar dari dalam rumah dan kami bertiga mohon diri

“Hati hati nak Rangga” kata pak Kromo

“Baik pak, mohon diri, Assalamualaikum” jawan Rangga

“Wallaikumsalam” jawan bapak dan ibu Kromo

Didalam mobil Andini duduk di bangku tengah bersama Astrit dan Rangga duduk sendiri sebagai supir

“Nanti dik Arum biar duduk didepan, kan tadi malam udah jadian” kata Andini sambil tersenyum

“Serius mbak dik Arum udah jadian sama Rangga” tanya Astrit

“Ngak percaya tanya sendi langsung ke orangnya aja” kata Andini

“Benar ngak” kata Astrit ke Rangga

Rangga hanya menjawab dengan mengangkat jempol kirinya ke atas

“Kok bisa sih” kata Astrit

“Ha ha ha Trit kepomu kumat ya” kata Rangga

“Ih nyebelin” kata Astrit

“Kalau dik Astrit mau jadi pacar Rangga mbak juga setuju kok, malah mendukung 100 % dik” kata Andini

“Lalu mas Dodi mau di kemanain” kata Astrit

“Selama belum ada janur kuning melengkung jadi kamu masih bebas menentukan pilihan lho Astrit” kata Andini, lanjutnya “Sebenarnya gimana sih hubunganmu dengan mas Dodi cerita dong”

“Cerita ngak ya” kata Astrit

“Ah Aku ma kangmas Rangga sudah terbuka sekali pada adik adik ku dan aku juga ingin adik adik ku juga terbuka pada aku dan kangmas Rangga” kata Andini

“Sebenarnya aku dan mas Dodi itu di jodohkan tanpa rasa cinta sama sekali tapi menurut ibu cinta itu bisa tumbuh setelah kita berkeluarga, kalau mau jujur sih aku sudah jatuh cinta sama Rangga sebelum Rangga berkenalan sama mbak Dini dan aku pun tau Rangga juga sayang ke aku walau tak pernah terucapkan dalam kata, melalui tindak tanduk cara memandang aku dan aku berjanji dalam hati akan menunggu sampai Rangga berani mengutarakannya ke aku mbak, tapi hampir satu tahun aku los kontak dengan Rangga kemudian 3 bulan yang lalu ibu mas Dodi datang melamar aku untuk mas Dodi dan bapak ngak bisa menolak dan terpaksa menerimanya dan sedikit memaksa aku untuk menerima pertunangan itu mbak jadi bukan dasar cinta dan terpaksa aku menerima pertunagan ini sebab bapak mengancam akan mencoret namaku dari daftar keluarga kalau aku tidak mau memerimanya kalau Rangga datang duluan dari mas Dodi aku punya alasan yang kuat untuk menolak lamaran itu begitu ceritanya” kata Astrit

“Jadi critanya dik Astris dan kangmas saling jatuh cinta ya tapi keadaan yang memaksa untuk saling diam dan kalau aku saat ini melamarmu menjadi pacar kangmas Rangga kira kira di terima ngak ya” kata Andini

“Seriuas mbak tapi …. Rangga sendiri diam tu, aku akan terima kalau pernyataan cintanya ini keluar dari hati Rangga sendiri bukan desakan dari istri Rangga mbak” kata Astrit

“Ayo kangmas nyatakan pernyataanmu” kata Andini

“Sebentar ya sayang, itu gangnya dik Arum sudah kelihatan, biar aku jemput dik Arum dulu jadi saksi nya banyak istriku dan pacarku” kata Rangga sambil mengambil arah ke kiri untuk menuju rumah Arum ternyata Arum sudah menunggu di depan pitu pagar rumahnya

Rangga berhenti di depan Arum berdiri dan membuka pintu depan untuk Arum

“Sudah lama dik tunggu aku” kata Rangga

“Cukup lah, Assalamualaikum semuanya” kata Arum sambil masuk ke salam mobil di samping Rangga

“Wallaikumsalam “ jawab Andini, Asrtit dan Rangga bersamaan setelah Arum duduk Arum memegang tangan Rangga dan mencium biku biku tangannya kemudian Rangga menarik kepala Arum dan mencium keningnya

“Cieee cieee yang baru jadian tambah mesra dong” kata Andini dan Astrit

“Apa sih mbak ku” kata Arum dengan pipi semu merah

Rangga pun menjalankan mobilnya keluar dari gang rumah Arum dan sesampainya di jalan Aspal Rangga menepikan mobilnya kembali dan berhenti

“Dik Arum mas minta pindah kebelakang ya biar dik Astrit duduk disamping mas gih” kata Rangga

“Ya dik Arum pindah samping ku dulu ya biar mbak Astrit di depan menemani mas mu biar persoalannya cepat selesai” kata Andini

Astrit dan Arum sama sama membuka pintu samping dan bertukar tempat kini Arum duduk disamping Andini dan Astrit duduk di samping Rangga

Rangga melepas seffibed nya setelah Astrit duduk dan menutup pintu sekarang mereka saling berhadap hadapan

“Dik Astrit maukah kamu menjadi pacar aku” kata Rangga sambil memegang ke dua tangan Astrit

Astrit menatap Rangga dengan mata ingim menangis karena terharu mendengar pernyataan Rangga yang menginginkan dirinya menjadi pacarnya

“Sunggu dik sejak lama kira kira 4 – 5 tahun aku mendedam rasa sayang ke kamu tapi aku saat itu tidak berani mengutaran rasa cintaku kepadamu karena keadaan ku yang tidak memungkinkan sekarang dengan sebuah tekat ingin selalu melindungi dirimu dan akan selalu menyayangimu aku ingin kamu menjadi pacar aku, maukah” tandas Rangga karena menanti jawaban Astrit ngak terdengar dari radi

“Ya mas Rangga aku terima mas menjadi pacar aku dengan di saksikan oleh istri mas Rangga mbak Andini dan pacar mas Rangga yang lain dik Arum saya mau” kata Astrit dan saling malunya tanpa disadari tangan Astrit menaik tanggam Rangga dan mencium biku biku tangannya dan Rangga menarik kepala Astrit dan mencium keningnya lalu terdengar bisikan dari belakang

“Cium dong, cium cium” kata Andini dan Arum bersamaan

Ranggapum menarik dagu Astrit dan mencium bibir Astrit penuh perasaan dan di balas ciuman Rangga dengan kecupan ringan di bibir Rangga dengan mata terpejam

“Selamat mbak Astrit sudah mau menjadi pacar nya mas Rangga” kata Arum dari belakang sambil menyodorkan tangannya tapi Astrit malah menggeser duduknya menghadap ke bekalang sambil mencium kening Arum

“Terima kasih adik ku yang paling imut” kata Astrit

“Selamat juga ya adikku Astrit sudah mau menerima kangmas Rangga menjadi pacarmu” kata Andini sambil mencium kening dan ke dua pipinya

“Terima kasih mbak Dini sudah mensuprot aku dan mas Rangga” kata Astrit

“Kangmas tu diam aja sih, sini menghadap kebelakang sebentar” kata Andini

Ranggapum menggeser tempat duduk dan bertumpu pada ke dua lututnya menghadap kebelakang Andini langsung melumat bibir Rangga di depan Arum dan Astrit tapi hanya sebentar dan setelah ciuman terlepas Arum segera mendekat ke Rangga dan tanpa Ragu ragu lagi Rangga melumat bibir Arum dengan mesra akibatnya Arum gelagapan dirinya belum pernah ciuman dengan melumat bibir sehingga belum bisa mengatur pernafasannya

“Terima kasih adik ku” kata Rangga

“Sama sama masku” jawab Arum

Rangga pun kembali ketempat duduknya dan segera memasangkan seffibet untuk Astrit dan wajah mereka saling mendekat dan langsung Rangga mencium bibir Astrit sekali lagi dengan mesra dan Astrit pun menerima ciumam bibir dari Rangga walaupun terkejut tapi bisa nenguasai keadaan tidak sampai gelagapan seperi Arum walau ini merupakan ciuman bibir untuk pertama kalinya

Rangga melepas ciumannya dan segera memacu mobilnya ke sekolahan yang cukup jauh juga dengan lincah Rangga memilh jalan dan waktu yang relatif singkat begitu mobil Rangga masuk ke dalam halaman sekolah ketika itu terdengar bel berbunyi tanda pelajaran dimulai

Arum segera bergegas untuk keluar dari mobil dan dicegah oleh Andini

“Sebentar dik tu bibirmu belepotan nih di bersihkan dulu” kata Andini sambil menarik tisu dari distbouth mobil Rangga, lanjutnya ”pakai lipstick nya”

“Arum ngak pernah pakai lipstick tapi pakai lipsglos” kata Atum

“Ya udah di pakai” kata Andini

Arum segera mengoleskan lipsglos nya ke bibirnya sebentar

“Mas Rangga, mbak Dini dan mbak Astri, Arum pamit masuk kelas dulu, Assalamualaikum” kata Arum

“Wallaikumsalam” jawan mereka bertiga

Rangga, Andini dan Astrit segera keluar dari dalam mobil dan mereka melangkah masuk ruang KS terlebih dahulu dan Rangga pamit

“Diajeng Dini dan dik Astrit mas ngajar dulu ya” kata Rangga sambil mendekatkan bibirnya ke bibir Andini dan mereka ciuman sebentar dan bergeser ketempatnya Astrit dan melakukan hal yang sama mereka berciuman dengan mesra sebagai seorang kekasih dan ketika mau keluar dari ruangan Rangga mengambil tisu di meja Andini dan mengbersihkan bekas lipstick Andini dan Astrit

“Dik Astrit mengajar jam berapa” kata Andini

“Jam ke dua mbak, aku di sini dulu ya mbak aku masih gemeteran” kata Astrit

“Ya udah duduk di sini dulu” kata Andini sambil mengambil air mineral dingin dari dalam kulkas yang ada di ruang KS dan memberikan ke Astrit

“Kok sampai gemetaran gitu sih” kata Andini

“Ia mbak ini untuk pertama kali aku di cium bibir oleh seorang laki laki yang amat aku sayangi” kata Astrit

“Lha dengan Dodi” kata Andini

“Dengan mas Dodi paling cuma sun pipi aja pernah dia minta cium bibir aku tolak dengan alasan belum saatnya besok kalau udah resmi dan mas Dodi nurut dan sejak itu ngak penah minta lagi” kata Astrit

----skip----



Pov : Rangga Dipati



Pada jam 1 dan ke 2 aku mengajar nanti mengajar lagi jam 4 dan 5 jam 3 aku kosong, setelah membuka pelajaran dengan berdoa besama dan memberi tugas pada siswa yang harus di kerjakan secara indifidu untuk memantabkan materi ujian nasional mendatang Rangga keluar dari dalam kelas dan melihat pak Kris waka kesiswaam baru mengajar olah raga di pinggir lapangan olah raga

“Assalamualaikum pak Kris” kata Rangga

“Walaikumsalam eh … pak Rangga” jawab pak Kris

“Mau minta bantuan sebentar boleh pak” kata Rangga

“Ya boleh lah masak minta bantuan aja ngak boleh sih” kata pak Kris ambil tertawa

“Kemarin ketika sekolah ada rapat Komite Sekolah pesan tendanya di mana ya pak” kata Rangga

“Lho kok mau pesen tenda, mau punya kerja apa, untuk kapan” jawab pak Kris

“Besok hari Kamis malam Jumat ini romo ingim mengumpulkan para seniman dan seniwati pangkrawit untuk latihan bersama di samping juga semua karyawan PO “Bima Sakti” dan Salon dan Butik “Arimbi “ juga sih untuk kira kira 100 sampai 150 orang pak, sama korsinya juga” jelas Rangga

”Oh gitu ya, sekarang Rabu, waduh untuk besok ya” kata pak Kris

“Ya, he he he mangkanya waktunya memet banget” kata Rangga

“Sekarang ngajar pak” kata pak Kris

“Ia tapi udah tak beri tugas mandiri kok” kata Rangga

“Ayok aku anter dulu, pakai montor aku aja biar cepat” kata pak Kris

“He he he terima kasih pak Kris” kata Rangga

Rangga dan pak Kris berjalan menuju parkiran montor dan pak Kris mengambil montornya dan memasang helemnya dan mengabil salah satu helem yang ada di parkiran guru dan memberikan pada Rangga dan sebentar kemudian Rangga dan pak Kris langsung meninggalkan sekolah ke tempat persewaan peralatan pesta yang tidak jauh dari sekolah dan sesampainya di tempat persewaan Rangga langsung pesan 8 plong tratak dengan hiasannya, 150 kursi lopat 10 pondokan dan tempat makan, gelas dan piring sendok, mangkok dan lain lain yang di perlukan untuk itu semua dan segera transaksi itu terjadi dan di bayar lunas dan pihak persewaan akan segera memasang tratak untuk di pasang sore ini dan Rangga mengiyakan dan pondokannya besok siang bersama peralatan pestanya

Jam 09 Rangga dan pak Kris kembali ke sekolahan dan mereka sempat minun kopi di warung kopi di pinggir jalan setelahnya Rangga sampai di sekolah langsung ke ruang KS

“Dari mana sayang” sapa Andini ketika melihat Rangga masuk ke ruang KS

“Dari pesam tratak dan peralatan pesta dengan pak Kris sayang” kaya Rangga sambil mencium bibir Andini dan Andini merespon ciuman nya dengan mesra

“Tadi aku dan Astrit sudah menghubungi dan pesan untuk Bakso, tengkleng, nasi liwet dan sate tinggal bayar nanti” kata Andini

“Ok ngak ada masalah to, nanti minumanya kayaknya dik Arum sudah siap kok kemarin tu minta pendapat dari eyang putrinya itu yang aku dengar” kata Rangga, lanjutnya “Nanti setelah pulang sekoah kita mampir bank dulu untuk buka rekening atas nama diajeng, dik Astrit dan dik Arum masing masing akan aku buka tabungan sebesar 25 juta untuk pegangan kalau sewaktu waktu butuh dana untu istriku dan ke dua pacarku kan katanya aku harus adil benar kan” kata Rangga

“Betul kangmas aku setuju sekali” kata Andini, lanjutnya “Nanti setelah istirahat ke dua minta ijin dulu ya biar ngak tergesa gesa mengurusnya”

“Boleh, kan aku juga sudah habis jam mengajarnya” kata Rangga

“Astrit masih satu jam lagu katanya biar di kasih tugas dan Arum nih harus minta ijin dulu ke BP dan nanti aku yang ngomog sama guru BP nya beres kan” kata Andini

Bersambung ….
Part 36
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd