Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI Kyai Walang Sungsang

Status
Please reply by conversation.
Kiai Walang Sungsang

Part 45: Dendam dan Cinta

Kembali ke Kabupaten

Pov Astrit Maharani

Sore ini aku ngak punya acara dan diam dirumah juga setelah mandi dan melakukan sholat Ashar di dalam kamar aku membaca majalah kesukaanku tentang mode memang sejak dulu aku suka pada dunia mondeling dan perancang busana aku juga sedikit banyak bisa menggambar walau itu semua adalah otodidak belajar sendiri ketika lulus SMA aku sempat binggung memilih jurusan mondeling atau jadi guru sebuah pilihan yang cukup berat tapi setelah aku mendapat banyak masukan dari bapai, ibu dan kakakku dan akhirnya aku memilh menjadi seorang guru seorang pendidik seorang pahlawan tanpa tanda jasa yah itu ideal sekali

Tiba tiba HP ku berbunyi tanta ada chat masuk setelah aku melihat dari siapa ternyata dari maa Dodi tunganku

Assalamualaukun dik Astrit, baru ngapain nih

Aku tidak segara membalasnya pikirku males ah …sebel… entah mengapa akhir akhir ini aku merasa bosan dengan mas Doni setelah aku di tembak Rangga 2 hari yang lalu di hadapan mbak Andini dan dik Arum dan aku ngak kuasa menolak ketika Rangga menyatukan bibirnya dengan bibir aku dan kedua kaki ini menjadi lemas sekali, ketika mas Dodi mau minta ciuman di bibir aku sempat menolaknya dengan alasan belum saatnya mas nanti kalau udah sampai saat nya aku akan berikan semuanya buka hanya bibir saja melainkan seluruh tubuh ku untuk mas Dodi tunggu beberapa bulan lagi ya memeng waktu ku sudah ditentukan sekitar 1 ½ bulan lagi aku akan merrid dengan mas Dodi dan kini aku bukan rambah semangat melainkan tambah malas untuk bertemu pun aku malas setelah sekian lama aku pun membalasnya

Wallaikunsalam mas, baru di kamar nih bersih bersih

Sebentar kemudian di balas chat ku

Aku minggu pagi ada tugas ke kota karesidenan menganyar mahasiswa studi banding ke kampus di kota Karesidenan dan insysalla aku akan mampir sabtu sore besok sebab aku mau berangkat duluan tidak ikut rombongan studi banding

Kok aneh si mas Studi banding kok hari minggu biasanya kan hari kerja

Iya nih aku sendiri heran tapi fakultas yang aku tuju siapnya hari minggu untuk menerima kami

Ya udah mas kalau mau mampir di tunggu aja Assalamualaikum


Langsung aku tutup chat ku sebab aku semakin sebel aja dan ngak enak aja aku status punya pacar Rangga tapi malah kencan dengan mas Dodi tunanganku aneh kan

Walaikumsalam cantil

Dalam hati gombal mukiyo mas sambil aku tersenyum sinis

Sore itu juga aku akan menghubungi Rangga tapi aku takut mengganggu acara mas Rangga pada saat ini baru kangen kangen nan dengan keluarga nya dan juga baru pertama kalinya mbak Andini bertemu dengan orang tua Rangga sebagai menantu akhirnya aku hanya bisa diam dan berpikir ulang dan aku mendapat ide kalau besok sore ketika mas Dodi datang aku nengajak dik Arum aja maksudnya untuk mencegah mas Dodi bertindak grape grape ke tubuh ku kerena aku telah berjanji pada diriku sendiri bahwa tubuh ini milik mas Rangga

Aku menghubungi dik Arum melalui indra ke enam yang kemarin katanya bisa di gunakan untuk komonikasi dengan sesame warongko kyai Walang Sungsang atau pun dengan pemegang pusaka kyai Walang Sungsang

Aku pejamkam mata dan membayangkan wajah dik Arum sehingga menjadi nyata dan aku melihat dik Arum baru bersih bersih rumah

“Assalamualaikum dik Arum” kataku

Aku melihat dik Arum terkejut mendengar sapaanku

Aku melihat dik Arum berhenti dalam pekerjaannya dan mengheningkan cipta sebentar

“Wallaikumsalam mbak ku yang cantik” jawab dik Arum

“Aku mau ngobrol sama dik Arum tapi nanti aja deh kalau dik Arum sudah selesai nyapunya” kata ku

“Ada apa sih mbak kelihatannya kok penting” kata dik Arum

“Ngak juga sih dik, nanti aja kalau bersih bersih nya sudah selesai, masak mau di tinggal” kataku

“Ya udah sampai nanti, Assalamualaikum” kata Arum

“Wallaikumsalam cantik” jawab ku

Dan aku lepas hubunganku dengan dik Arum

Setengah jam kemudian aku menerima panggilan melalui indra ku yang ke enam

“Assalamualaikum mbak ku” kata Arum

“Wallaikumsalam adik ku yang cannntiiik” kata ku

“Gitu ya kalau ada maunya nih hix hix hix” kata Arum

“He he he iyaalah emang” kata ku sambil tersenyim, lanjutnya “Aku bingung banget dik”

“Loh kepa apa boleh aku tebak nih ye” kata Arum

“Coba kena apa” kataku

“Pasti deh yang bikin bingung mas Dodi kan, ayo ngaku” kata Arum

“Seratus untuk adiku yang cantik” kataku, lanjutnya “Aku binggug mas Dodi mau datang besok Sabtu”

“Wajar kan mbak, wong punya tunangan kan harus sekali sekali di tengok takut kalau di gondol werok (tikus besar)” kata Arum

“Lalu aku harus bagaimana dik, kan aku sudah ngak respek ke mas Dodi semenjak mas Rangga menembak aku 2 atau 3 yang lalu dan aku menerima ciuman pertamaku yang khsus ku berikan untuk kekasih aku yang amat sangat aku cintai yaitu mas Rangga dan merupakan cinta pertamaku gitu dik Arum” kataku

“Ya harus di hadapi ya walaupun dalam hati mbak sudah di anggap orang lain” jawab Arum

“Bagaimana harus aku hadapi aku takut kalau tangan nya mas Dodi selalu ingin menjamah tubuh ku ketika aku dan mas Dodi berduaan dan aku ngak mau itu terjadi lagi saat ini dan ketika jiwa dan ragaku untuk mas Rangga cintaku yang kini juga kekasih aku dik” kata ku, lanjutnya “Aku mau minta tolong ke dik Arum menemaniku selama mas Dodi di sini mau ya ya ya”

“Aku mau bantu mbak tapi mbak Astrit memintakan ijin ke eyang kakung dan eyang putri agar aku bisa keluar dan tidur di rumah mbak” kata Arum

“Ia ya lah adik ku cantik mbak mbak besok sepulang sekolah akan memintakan ijin ke eyang kakung dan eyang putri mu sehingga malam minggu nanti dik Arum bisa tidur di rumah aku mau kan” kata ku

“Satu lagi mbak kalau bisa mbak ku menghubungi mas Rangga atau mbak Andini minta syaran setidalnya pengawal pengawal kita selalu ada di dekat kita dan siap mengatisipasi segala kenungkinan yang akan terjadi mbak kan mas Rangga juga pernah membicarakan soal itu kan mbak sebainya kita coba mbak coba mbak minta saran ke inang pengasuh mbak bibi Janggerning mungkin ada masukan untuk itu” kata Arum

“Ok deh adik ku yang paling cantik di dunia terima kasih atas semua sarannya, kalau sekarang aku hubungi mbak Andini atau mas Rangga kok ngak etis dik soal nya mbak tau kalau mas Rangga ingin menjelaskan semuanya ke keluarganya supaya tidak terjadi selisih pendapat termasuk hubungan mas Rangga dengan kita berdua dan juga soal perkawinannya dengan mbak Andini yang sementara ini keluarganya tidak tau menau segingga perlu ketenagan dalam bernegosiasi dengan keluarganya terutama ke bapaknya yang mbak juga tidak begitu mengenal nya” kataku

“Begitu saja dulu ya mbak sampai ketemu di sekolah besok, assalamualaikum mbak” kata Arum

“Ya Wallaikumsalam dik” jawab Astrit

Sementara komunikasi dengan Arum terputus aku berpikir ulang dan akhirnya aku memilih saran dari dik Arum utuk menghubugi inang pengasuhku dan mau minta pendapatnya dari bibi Janggerning, kemudian Astrit masuk ke indra ke 6 dan memanggil bibi Jamggerning

“Bibik Janggerning datanglah aku mau minta saran dan pendapatmu” kata ku dan mengucap dalam hati

“Iya iya den ayu Astrit, Janggerning menghadap” kata bibi Janggerning, lanjutnya setelah Janggerning memperlihatkan dirinya“Apa gerangan yang membuat hati den ayu Astrit gelisah”

“Aku ingin mendapat informasi tentang mas Dodi tunaganku dan bagai mana aku bisa menemui nya sedang hati aku dan jiwa ragaku milik mas Rangga tapi tadi aku sudah berjanji untuk menemuinya besok sore” kata Astrit

“Kalau menurut hamba den ayu Astrit tidak lah salah dan janji den ayu untuk bertemu dengan mas Dodi harus di laksanakan sebab seorang yang menjadi warongko pantang untuk tidak menepati janji walau walaupun janji itu merupakan suatu tekanan yang amat besar percaya lah den ayu bahwa pepundenku kyai Walang Sungsang tidak akan pernah meninggalkan warongkonya walau sejengkal pun dan kalau dalam hati den ayu masih ragu ragu bisa meminta teman untuk menemaninya dan langkah den ayu sudah benar kalau den ayu meminta tolong ke den ayu Arum untuk menemani dalam pertemuan dengan Dodi besok den ayu Astrit” kata Janggerning

“Baik bik besok aku akan menemui mas Dodi dengan mengajak dik Arum untuk menemaniku tapi bibik belum menjawab pertanyanku yang pertama informasi tentang tunaganku Dodi” kara Astrit

“Maaf sungguh maaf den ayu hamba tidak mempunyai kapasitas untuk menjawab pertanyan den aju sebab ini menyangkut masa depan sesuatu yang belum terlaksana den aju hanya hamba punya filling kalau Dodi dan keluarganya sebenarnya hanya pura pura untuk menjoohkan den ayu Astrit dengan Dodi dan hamba merasakan ada nuansa dendam entah dendam apa den ayu aku senditri kurang paham” jawab Janggerning, lanjutnya “Kalau tidak ada pertanyaan lagi hamba mohon diri”

“Ya bibik terimakasih atas informasinya dan aku akan lebih hati hati untuk menghadapi mas Dodi” jawan Astrit

“Sembah bekti den ayu Astrit” kara Jamggerning sambil menghaturkan sembah kedua tanggan terkatup dan di dekatkan ke hidung

“Ya” jawab Astrit sambil mengangkat tangannya

====skip====



Pov: 3rd

Pagi harinya Astrit berangkat ke Sekolah seperti biasa dengan mengendarai sepeda montor kesayanganku yang beberapa hari ini aku parkir di rumah sebab aku selalu di jemput dengan mas Rangga dan mbak Andini bersama dengan si centil Arum aku parkir montor aku di tempat sepeda montor milik guru dan aku melangkag ke ruang guru dan aku melihat Arum sama Laras berjalan beriringan menuju kelas XII IPA1

“Arum” panggil ku ke dik Arum

“Ya bu” kata dik Arum dan melangkag kearah aku dan setelah dekat

“Nanti istirahat ke dua temui ibu ya di ruang OSIS ya” kata Astrit

“Baik bu, istirahat ke dua ya” kata Arum, lanjutnya “Permisi”

“Ya Arum ibu tunggu ya” jawab Astrit

Setelah itu aku melangkah ke ruang guru seakan aku merasakan sesuatu yang hilang dalan kehidupanku biasanya ada canda tawa dan ciuman mesra dari mas Ranggaku dan mbak Dini dan kali ini aku merasa kehilangan itu

Hari cepat berlalu jam isyirahat ke dua pun terdengar dan aku sudah ada di ruang OSIS tadinya bersama pak Kris Pembina OSIS tapi ada keperluan keluar sebentar katanya menjelang bel istirahat ke dua

“Permisi bu” kata Arum

“Sini dik Arum ku yang cantik” kata Astrit sambil mmintanya duduk di bangku di hadapanku

“Ada apa sih mbak kok serius amat” kata Arum sambil tersenyum

“Aku mau cerita dik, mau ngak dengerin ceritaku tentang mas Dodi dan Mas Rangga” kata Astrit ke dik Arum yang kini duduk di depanku dengan suara cukup pelan takut terdengar dengan orang lewat

“Mau lah mbak” kata dik Arum

“Kemarin setelah aku bertemu dengan dik Arum dan menyarankan agar menemui inang pengasuh ku bibi Janggerning dan aku mendapat suatu jawaban yang sangat mengejutkan sekali di mana menurut dia (bibi Janggerning) ikatan pertunagna ku dengan mas Dodi menyimpan dendan keluarga dan di tambah penetapan tanggal akad nikahku pada bulan depan tanggal 15 dan ini akan menjadi tugasku untuk membongkar semuanya ketidak jujuran dari pertunagan ini yang terselimuti dendam” kataku

“Jadi kurang 1 ½ bulan lagi ya mbak, mbak akan menjadi istri mas Dodi” kata Arum

“Ya kalau semuanya berjalan lancar tapi setelah mendapat informasi dari bibi Janggerning kemarin sore aku jadi ragu tanggal 15 bulan depan aku jadi merid dengan mas Dodi apa ngak” kataku

“Mas Rangga sudah tau apa belum” kata Arum

“Aku memang belum sempat memberi tau tentang penetapan tangal 15 bulan depan aku akan merrid dengan mas Dodi sebab aku baru tau dari bapak tadi malam bapak mendapat telpun dari keluarga mas Dodi dan memberitahu kalau pernikahan mas Dodi dengan aku di ajukan menjadi tanggal 15 bulan depan dik, katanya cukup persiapan pernikahan waktu 1 ½ bulan juga tapi aku tambah galau dik, aku bingung dan karena bapak juga sudah oke dik dan yang menjadi kecurigaan ku semua biaya perhelatan di tanggung oleh keluarga mas Dodi dan mereka juga sudah cetak undangan walau hanya 100 lembar saja” kata ku, lanjutku setelah menghela nafas yang dalam “Sebenatnya bapak juga sudah menolak waktu 1 ½ bulan tidak lah cukup untuk mengadakan perta pernikahan yang wajar tapi desakan dari mereka semua biaya pernikahan akan di tanggung pihak keluarga mas Dodi dan bapak dan ibu hanya menerima juga jadinya”

“Ya rumit juga ya mbak, tapi aku percaya kok kalau ada sesuatu yang membuat keluarga mas Dodi berobah pikiran untuk mengajukan pernikahan dan itu tadi dari berita dari mas Dodi dan kabar dari mas Rangga gimana mbak” kata Arum

“Tadi jam istirahat pertama aku sempat menghubungi mas Rangga dengan sambungan seluler dan mas Rangga dan mbak Dini seteju sekali kalau aku melibatkan adikku yang cantik dalam urusan ini dan nanti sore akan selalu dimantau oleh mas Rangga mas Rangga juga sudah memninta untuk di dampingi oleh Jaluning dan Jalubi untuk selalu dekat dengan aku dan dik Arum nanti dan akan segera bergerak kalau ada sesuatu yang mencuigakan” kata ku, lanjutnya “Oh ia tadi aku beli the botol di koperasi kok di minum gih, pasti haus kan”

“Ha ha ha mbak tau aja, makasih mbakku yang cantik” jawab Arum sambil mengabil teh botol dan gorengan di atas meja sebentar kemudian bel masuk jam ke 7 dan Arum pamit ke Astrit untuk kembalike kelas dan berjanji akan pulang bersama

===skip===



Pov: Kartika Arum Sari



Jam pulang sekolah sedah terdengar dan aku keluar dari kelas dan pamit pada sahabatku Laras akan mendahului karena akan bareng dengan bu Astrit dan Laras pun mengiyakan

Aku melangkah ke ruang guru dan bu Astrit sudah menunggu di depan ruang guru dan kami bersama sama melangkah ke tenpat parkir sepeda montor khusus untuk guru dan tak lana kemudian aku dan mbak Astrit sudah berada di jalan Raya dan aku ada di belakang dan mbak Astrit sebagai tukang ojolnya esss jangan tertawa ya nanti kalau dengar orangnya aku lagi yang kena cubit

Lima belas menit kemudian aku dan mbak Astrit sudah sampai ke rumahku dan mbak Astrit memohon pada eyang kakung dan eyang putri untuk aku bisa menemannya tidur di rumah nya dan eyang kakung dan eyang putri mengijinkan untuk aku tidur di rumah mbak Astrit

Sebelum aku dan mbak Astrit berngkat ke rumah mbak Astrit kami berdua untuk makan siang di rumah dan hanya berdua saja karena eyang kakung dan eyang putri sudah pada makan dan satu jam kemudian aku dan mbak Astrit sudah berada di kamar mbak Astri untuk istirahat tapi ngak bisa istirahat sebab kami saling bercerita pengalaman hidup di masa lampau aku menceritakan keadaan aku ketika aku di tinggal oleh ibu kandung aku dan papa dengan entengnya 3 bulan kemdian menikah lagi dengan seorang wanita dan aku memutuskan untuk ikut eyang di Kabupaten ini

Dan mbak Astrit juga menceritakan masa kuliah dulu terutama hubungannya dengan mas Rangga dan menceritakan kehidupa mas Rangga saat itu penuh perjuangan di mana kuliah di sambil bekerja di café sebagai waites kemudian menjadi tutor di sebuah lembaga bimbingan belajar juga menceritaka tentang keluarga mas Rangga, tentang ibu mas Rangga dan kedua adik adiknya yang bernama Wulan sekarang semester 4 dan Sari si bontot adik mas Rangga sekarang kelas XII di SMA negeri di kota propinsi

Aku mendengarkan cerita mbak Astrit sambil berlinang air mata kalau di bandingkan dengan penderitaan aku jauh lebih mengharukan kehidupan mas Rangga dan keluarga dulu ketika masih jadi mahasiswa

Tak terasa waktu juga yang membatasi cerita kami berdua tau tau sudah terdengar adhan mahrib dan dan kami sholat mahrib berjemaah di dalam kamar mbak Astrit, setelah bersih bersiah sekitar jam 7 mas Dodi tunangan mbak Astrit datang dan aku di perkenalkan dengan pria yang bernama Dodi ini kalau di lihat dari sudut manapun Dodi kalah jauh dengan mas Rangga yang ganteng dan aku ngak bisa menyalahkan mbak Astrit akan juga memilih mas Rangga disamping merupakan cinta pertamanya dan sudah mengenal luar dalam mas Rangga tidak hanya sekedar tau luarnya saja tapi ngak tau dalamnya

Beda dengan mas Dodi ini di samping penampilan kalah jauh dengan mas Rangga juga mbak Astrit kurang mengenal luar dalan nya mas Dodi katanya sih masih singgel tapi siapa tau aslinya

Setelah Dodi datang dan duduk di temani oleh pak Kromo sementara waktu dan aku dan Astrit menyusul duduk di ruang tamu di rumah mbak Astrit dan mbak Astrit mengenalkan aku dengan mas Dodi

“Kenalkan dulu nih mas Dodi adik ku yang paling cantik” kata mbak Astrit

“Arum” kataku sambil menjabat tangan mas Dodi tunangan mbak Astrit

“Dodi” kata Dodi sambil menjabat tanganku

“Kok aku ngak pernah ketemu sih sama adik mu dik” kata mas Dodi

“Ya iyalah kan tidak setiap hari mas Dodi kemari karena tadi dik Arum mau jurhat juga tentang pacar nya ke aku jadi aku ajak tidur sini sambil mengindari pacarnya juga sih” kata mbak Astrit

“Oh begitu ya” kata dodi

“Dik Astrit sudah tau kan kalau pernikahan kita di ajukan tidak 3 bulan lagi tapi 1 ½ bulan ke depan apa dik Astrit sudah tau” kata Dodi

“Udah kok mas, tapi kok ada perubahan sih” kata Astrit

“Ya jadi begini dik, penyandang dana pernikahan kita adalah om aku dan dia 2 bulan lagi akan dia akan pindah tugas ke Jepang untuk untuk waktu yang lama sehingga dia minta supaya sebelum keberankatannya aku dan dik Astrit sudah resmi menikah itulah sebenarnya alasan mengapa pernikahan kita di ajukan tidak lagi 3 bulan mendatang tapi 1 ½ bulan mendatang” kata mas Dodi, lanjutnya “Malah sekarang om aku dan keluarga yang lain pada berkumpul di rumah dan ingin sekali berkenalan dengan tunanganku yang cantik ini”

“Aku mau ikut mas Dodi kerumah mas saat ini tapi dengan syarat adik aku Arum boleh juga ikut kan kasian juga sih aku tinggal pergi juga ia kan” kata mbak Astrit

“Boleh kok” kata mas Dodi

“Ya udah aku dan dik Arum siap sisp dulu” kata mbak Astrit

Aku dan mbak Astrit masuk ke dalam rumah untuk berganti baju

“Mbak apa ngak curiga dengan secara mendadak mas Dodi ngajak mbak datang kerumahnya sedang kita hanya berdua saja” kataku setelah sampai di kamar mbak Astrit

“Aku mau membuktikan kata bibi Janggerning yang mengatakan ada dendam keluarga di balik ke inginan percepatan pernikahan ku dengan mas Dodi dik mangkanya aku ajak dik Arum dan kepercayaanku timbul setelah tadi pagi mas Rangga akan memantau setiap pebuatan ku dan sudah memeritahkan ke paman Jaluning dan Jalubi untuk selalu mengawal aku dan dik Arum” kata mbak Astrit penuh percaya diri

“Aku suka akan sikap mbak yang tegas dengan mas Dodi dan kita kesana dengan kewaspadaan penuh ya mbak, sukur kalau ngak terjadi apa apa itu yang kita minta” kata ku

“Yok dik sudah siap belum” kata mbak Astrit

“Sudah mbak aku pakai begii aja ya sopan kan” kata ku minta pertimbangan pada mbak Astrit

“Sopan kok, ayo” kata mbak Astrit sambil menarik tanganku

Setelah keluar dari kamar mbak Astrik minta ijin ke bapak dan ibunya

“Pak bu, aku dan dik Arum akan keluar dulu ke tempatnya mas Dodi katamya disana sudah kumpul keluarganya dan ingin mengenalkan aku denga keluarga besarnya” kata mbak Astrit

“Boleh tapi jangan terlalu malam ya pulangnya” kata pak Kromo

“Assalamualaikum” kata kami serempak sambil mencium biku biku tangan bapak dan ibu Kromo Widakdo

Aku dan mbak Astrit keluar dari dalam rumah di ikuti oleh bapak dan ibu Kromo dan mas Dodi ijin untu pulang

“Pak buk saya pinjam dik Astrit dulu akan saya perkenalkan dengan keluarga besar saya” kata mas Dodi

“Kalau pinjam berarti pulang harus tetap utuh lho ya ngak ada yang lecet secuilpun” kata ibu Kromo

“Injih (Ya) bu” jawab mas Dodi

Kemudian aku dan mbak Astrit bergandengan tangan dan mas Dodi di belakang kami menuju ke mobil mas Dodi yang di parkir di pinggir jalan mas Dodi membukaan pintu samping dan memersilahkan mbak Astrit duduk di korsi depan dekat pengemudi dan aku membuka pintu tengah duduk sendiri

Lima belas menit kemudian sampailah mobil mas Dodi sampaidi rumah mas Dodi yang tampak sepi ngak ada tamu sama sekali

“Kok sepi mas katanya tadi banyak tamu, bohong ya” kata Astrit

“Ngak kok tu mobilnya juga masih ada kok”kata mas Dodi sedikit menyangkal kemudian dia mengambil HP dan menghungi seseorang

“Hallo mah, pada kemana nih dik Astrit udah sampai malah di tinggal pergi semua” kata mas Dodi

“…. .”

“Cepetan ya ma” kata Dodi sambil menutup telpun genggamnya

“Ibu dan Bapak bersama om dan tante serta semuanya baru cari makan di perempatan jalan mereka pada jalan juga katanya sih sudah selesai dan sekarang dalam pejalanan pulang” kata mas Dodi

Aku dan mbak Astrit menunggu di ruang tamu

“Dik Astrit mau minum apa” kata mas Dodi, lanjutnya “Aku bisa kok kalau bikin minum aja”

“Seadanya aja mas ngak usah repot repot” jawab mbak Astrit

“Sirup aja kok yang ngak susah tinggal nuang” kata mas Dodi, lanjutnya “Boleh”

“Airnya yang biasa aja mas ngak panas dan ngak dingin” kata Astrit

“Ditunggu sebentar ya” kata mas Dodi sambil melangkah masuk ke dalam rumah

Sementara aku dan mbak Astrit melihat Jaluning dan Jalubi yang berada di dekat aku dan mbak Astrit sesuai dengan janji mas Rangga tadi pagi

“Ikuti saya permainan mereka den ayu Astrit kalau mau tau ke inginan keluarga ini dengan pertunagan dengan keluarga den ayu” kata Jaluning

“Ya pamam” kata Astrit

“Kakang Jalubang baru menghubungi den mas Rangga den ayu sewaktu waku akan datang kalau terjadi sesuaru yang tidak di inginkan” kata Jalubi

“Ya paman, terima kasih” kata Arum

“Telan obat ini den aju adalah penawar segala racun” kata Jalubi sambil mengeluarkan 2 buah pil berwarna putih sebesar biji kacang tanah dan diterima Arum dan membagikan dengan Astrid langsung di telan tidak ada rasa hanya dingin di lidah dan dalam sekejam hilang dan terbawa ludah masuk ke tubuh

“Den ayu Astrit sebaikan peristiwa nin di rekan dengan HP den ayu siapa tau akan berguna dan bukti yang outantik” kata jaluning dan segera Astrit mengambil HP di dalam tas nya dan menghidupkan mode rekam

“Sudah” jawab AStrit

Sementara itu di dalam Dodi membuat 3 sirup di dalam gelas dan di bawanya ke ruang tamu dan membagikan ke Astrit, Arum dan untuk dirinya sendiri dan membara sepiring getuk goreng sukaraja

“Ayo dik Astrit dan dik Arum di minum dan ini ada oleh oleh dari Purwakerto getuk goreng Sukaraja” kata Dodi

“Siapa yang dari Purwolerto mas” kata Astrit

“Ya tante aku yang kini tinggal di Purwokerto yang akan membiayai semua pernikahan kita dik Astrit” kata Dodi

Sementara Astrit dan Arum mengambil gelas yang berisi sirup dan meminumnya setengah gelas dan meletakkan kembali di tempat dan dikuti oleh Dodi juga meminum minumannya lalu Astrit mengambilnya getuk goreng di atas meja dan menyodorkan ke muka Dodi dan mengambilnya dan di sodorkan piring yang berisi getuk goreng ke depan Arum dan setelahnya Astrit mengambil satu dan di kembalikan ke tempat semula

Sepuluh menit kemudian Astrit dan Arum merasa kepalanya pening dan tidak sadarkan diri tapi hanya dan tergeletak di korsi kemudian oleh Dodi di bawanya masuk kedalam rumah dan memindahkan di korsi di dalam ruang ruang keluarga dan mengikatnya dengan tali Rafia agar tidak lepas kalau sewaktu waktu sadar

Dodi pun berepuk tangan tiga kali dan dari dalam kamar muncul 6 orang, 2 orang Bapak dan ibu Margono ayah dan ibu dari Dodi, tante dan om Hasan adik kandung dari ibu Margono sedang 2 lagi teman teman Dodi dari kota pelajar sebagai pengawal Dodi

Sementara obat yang di berikan oleh Jalubi sudah mulai bekerja dan ketika setengah sadar Arum dan Astrit mendengar bisikan dari “Terus pura pura tidak sadar den ayu” kata Jalubi dan jaluning di dekat telinga Astrit dan Arum dam Astrit dan Arum mengikuti petunjuk dari suara itu

“Ha ha ha” Suara laki laki yang di sebut dengan om Hasan, lanjutnya “Peristiwa ini seudah aku nantikan selama 25 tahun dan baru terlaksana pada saat ini”

“Nah sekarang tugasmu menghamili ke dua gadis itu bersama dengan ke dua temanmu” kata tante Hasan

“Siap tante” jawab teman teman Dodi serentah ketika teman teman Dodi mau menbawa ke kamar dan di hentika oleh Dodi

“Tante soal menghamili adalah mudah tinggal lepas baju langung bisa tapi aku ngin tau dendan macam apa sehingga pembalasannya sempai tante ingin ke dua gadis itu hamil” kata Dodi

“Begini Dod, om Hasan di penjara di Nusa Kambangan selama 20 Tahun ya gara gara ayah gadis tunangan mu itu” kata tante Hasan

“Lha apa kesalahan om sehingga om harus mendekam di penjara Nusa Kambangan” tanya Dodi

“Duduk sini tante dan om mau cerita supaya kamu mengerti kalau ayah dan ibu mu juga sudah tau kok makanya ayah dan ibumu mau membatu kami dan denga perjodohan ini” kata tante Hasan, lanjutnya “20 tahun yang lalu bapak dari tunagnanmu si Kromo itu kawan bahkan sahabat dari om mu Hasan dan mereka sama sama bekerja di dinas kesehatan kabupaten tapi bagian nya berbeda om Hasan di tempatkan di bagian basah di Sarana dan Prasarana sedang ayah calon mertuamu itu di bagian umum, om Hasan mu dengan bagian yang basah yang berhubungan dengan tender pembuatan gedung rumag sakit Kabupaten dan pembebasan tanah untuk rumah sakit itu berjalan sangat nulus sehingga om bekerja dengan kontraktor untuk menambah nilai proyek itu dan itu sangat mulus om mendapat fie dari pembelian tanah dan masih banyak lagi basah lah pokoknya dan bukan hanya om yang merasakan hasil nya juga tapi kepala dinas juga terkena juga merasakan nikmata uang haram tersebut dan jeleknya om Hasan mu itu selalu terbuka seakan tidak punya rahasia antara om mu dan calon mertuanu mereka pernah berikar akan mempererat tali persoaudaan dengan menjodohkan seorang anak kami kalau sudah dewasa nanti tapi malang ngak bisa di hindari pemalsuan dokumen terbongkar dan semua tanda tangan oleh bagian sarana prasarana dan akhirnya terbongkar juga karena semua dukumen atas nama om mu ya jadi semua kesalahan han hasilnya di bebankan ke om mu saja sedang kepala dinas cuma di pindahkan ke propinsi tanpa sangsi apa apa, dan yang tau persis perbuatan om mu adalah calon mertuamu itu kalau di nalar ngak mungkin lah akan terbongkar karena sudah demikian rapinya dan om Hasan punya filling kalau informasi petugas datang dari calon mertuamu itu dan om mu pun garus membayar semua itu dengan dipenjara di Nusa Kambangan selama hampir 20 tahun untung saja karena kepinteran tante nih berhasil memindahkan rekening om mu ke rekening ayahmu Margono dan bisa untuk menghidupi kekuarga dan berkembang perusaan yang ada di Purwokerto sampai saat ini perusahaan itu sehat sehat saja”

“Oh jadi itu ya yang membuat om begitu dendam dengan pak Kromo sebab pak Kromo yang melaporkan ke atasan ke Dinas kesehatan propinsi sehingga om Hasan harus mendekam selama 20 tahun di Nusa Kambangan” kata Dodi

“Mangkanya Dod sekarang tugasmu dan ke dua temanmu untuk membuat tunaganmu dan adiknya sebagai pelacur dan itu adalah impas dan sebelumnya di lempar ke mucikari sebaiknya di nikmati tubuh pelacur pelacurmu Dod” kata bu Margono, lanjutnya “silahkan bawa pelacur pelacurmu ke dalam kamar depan yang besar ya dan jangan lupa di abadikan buat video parno ya nanti sebagai senjata untuk menekan dia”

“Ok bu, Son dan Ton bawa mereka ke kamar depan sekarang” perintah Dodi ke ke dua temannya

“Siap boss” kata Soni dan Tono bersama

====skip====



Kembali ke kota Propinsi



Pov Rangga

Waktu malam itu sudah menjukan jam 6.30 dan Aku sekarang ada di dalam kamar dan semenjak mahrib tadi aku masuh duduk di sajadah dengan mata terpejam aku melihat Astrit dan Arum masih di kamar Astrit dan mereka masih berbincang dan sebentar kemudian dari luar kamar mendengar pengilan dari bu Kromo bahwa Dodi sedah datang dan aku melihat Astrit mengganengan tanggan Arum keluar ruangan dan segera menulu keruang tamu dimana Dodi sudah menunggu dan di perkenalkan Arum ke dodi dan mereka berbincang bincang dan Dodi memnta Astrit ikut dengan nya ke rumahnya ada yang mau di perkenalkan tapi Astrit mau kalau dirinya di temani Arum dan Dodi setuju akhirnya mereka bertiga berangkat ke rumah Dodi

Aku masih duduk di atas sejadah ketika jeng Andini masuk ke kamar

“Jeng coba kamu pantau keadaan Astrit dan Arum saat ini” kata Rangga

Segera Andini duduk bersila di atas tempat tidur Andini melihat gambaran Astrit dan Arum masuk kedalam mobil Dodi

“Mau kemana mereka mas” tanya Andini

“Kayaknya mau kerumah Dodi” kata Rangga

“Jeng aku kok merasa akan terjadi yang tak diingkan ya, aku akan mantau dari luar rumah saja jeng dan aku merasa akan terjadi sesuatu dari Astrit dan Arum walau di sana sudah di jaga oleh Jaluning dan jalubi” kata Rangga

“Lalu apa rencana mas Rangga” kata Andini

“Begini jeng aku akan pantau dari luar rumah pakai mobil saja akan aku parlir di moll dan akau bisa sewaktu waktu menolong dengan kekuatan kyai Walang Sungsang iyalah dengan tranpotasi tanpa batas kalau dari sini ngak enak dengan bapak dan ibu”kata Rangga

“Ya udah kalau begitu” kata Andini, lanjutnya “Selamatkan Astrit dan Arum aku ngak mau mereka lecet sedikit pun aku percaya sama mas Rangga mampu seperti dulu mas Rangga menyelamatkan aku dari pak Sudarmaji”

“Ya aku mau berangkat dulu” kata Rangga sambil berdiri berganti pakai celana panjang dan mencium kening Andini dan mengambil kunci kontak mobil dan keluar dari dalam rumah dan pamit ke ibu dan Bapak untuk ketemu seorang teman

Rangga memacu mobilnya dan menuju ke sebuah moll yang dan memarkir mobil mya di moll tersebut dan keluar dari dalam mobil dan di sana sudah di tunggu Jalubang dan mereka berangkat bersama bengan transpotasi tanpa batas merubah diri menjadi sinar dan dengan kecepatan khusus di parkiran masih banyak mobil karena hari libur juga orang yang melihat ada dua sinar putih dan merah meluncur kearah selatan menebus malam yang gelap

Bersambung ….
Part 46
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd