Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERPEN Kumpulan Cerpen Perkosaan

sondosong

Adik Semprot
Daftar
26 Dec 2017
Post
141
Like diterima
851
Lokasi
medan
Bimabet
Keperawananku Hilang



Namaku syifa, umurku baru 17 tahun. Aku santriwati dari salah satu pondok pesantren terkenal jama'ah tabligh di jawa timur. Rumahku hanya beda kota dengan pondok tempatku belajar.

Hari ini aku berencana pulang ke rumah, katanya ayahku akan menjemputku hari ini. Tetapi kulihat jam di tanganku, harusnya jam segini ayah sudah datang menjemput. Karena aku gelisah daritadi ingin cepat pulang akhirnya aku pulang naik angkot langgananku.

Sebenarnya aku agak takut naik angkot setelah membaca berita tentang perkosaan yang terjadi di ibu kota. Sopir angkot yang mencari-cari kesempatan memperkosa penumpangnya. Membaca beritanya saja bulu kudukku merinding.

Akhirnya angkot langgananku melintas di depan pondokku. Untung saja aku mengenal sopir dan keneknya.

Mau pulang dek syifa? Tanya kenek angkot yang sudah aku kenal lama bernama mas ardi.

Iya mas, sudah kangen sama ibu dan ayah. Aku tersenyum dibalik cadarku.

Aku naik ke dalam angkot, duduk dekat pintu.

Tiupan angin menyapu wajahku saat angkot mulai berjalan. Sejuk sekali, karena hari ini gerah banget. Padahal setiap hari aku berpakaian seperti ini. Lalu mataku menatap ke luar angkot. Ngeri juga batinku, andai saja aku pulang malam hari.

Jalanan sepi meski siang hari, melewati hutan. Berkelok-kelok, tentu saja jurang yang dalam, sangat berbahaya. Di dalam angkot aku sibuk membaca do'a agar selamat.

Sekarang penumpang di dalam angkot sudah penuh. Antar penumpang berdesak-desakan. Sampai aku terdesak mendekati pintu. Huh ini berbahaya, aku bisa jatuh, pikirku. Dan aku memegang pintu lebih erat lagi.

Saat angkot mengerem mendadak, tubuhku terdorong ke depan. Aduh, aku secara tidak sengaja memeluk mas ardi di depanku. Wajahku yang bercadar menempel ke wajah mas ardi. Kulihat mas ardi tersenyum. Karena malu, aku menundukkan pandanganku.

Berkali-kali kulihat jam tanganku, aku ingin cepat-cepat sampai rumah. Di dalam angkot aku membayangkan melepas semua pakaianku untuk menghilangkan gerah yang menyiksa. Lalu mandi dibawah shower, pasti segar sekali.

Tiba-tiba angkot ngetem, mencari penumpang lagi. Huh, serakah sekali batinku. Padahal penumpang sudah penuh seperti ini tetap saja mencari penumpang lagi. Ada tiga penumpang lagi yang masuk ke dalam angkot. Aku pun terdesak yang dengan terpaksa harus mepet, masuk lebih dalam lagi ke dalam angkot.

Siyal banget aku hari ini, aku merutuki nasibku. Keringatku mengucur deras. Ntah bagaimana bau badanku yang tercium dihidung penumpang lain. Semoga tidak mengganggu karena tidak enak dan tidak PD.

Satu persatu penumpang sudah turun, agak lega juga. Setidaknya tidak lagi berdesak-desakan seperti tadi.

Angkot pun memasuki jalanan yang kanan kiri hanya hutan. Kulihat pohon besar di pinggir jalan, bulu kudukku berdiri.

Aku kira angkot yang aku tumpangi ngetem lagi, ternyata bannya kempes. Lalu satu persatu penumpang turun. Kata mas anwar si sopir kita dioper untuk naik angkot yang lain.

Ku kipas-kipaskan ujung hijabku untuk mengurangi gerah. Dek syifa, kata mas anwar mengagetkanku. Mas anwar memberiku botol air mineral.

Terima kasih mas, kusibakkan cadarku untuk meneguk air mineral itu. Uuuhh segar banget. Tetapi sementara saja, aku kembali gerah. Aku sedikit mendesis, kesal banget rasanya.

Kulihat ada lima orang laki-laki yang menjadi penumpang angkot yang aku tumpangi. Aku kira tadi ada penumpang perempuan yang tersisa, ternyata tidak.

Ya udahlah, pikirku. Kulihat jam lagi, hari semakin sore tetapi angkot yang lain belum kunjung-kunjung lewat.

Eh mas, kulihat mas anwar di belakangku. Menyeret, membopongku dengan dibantu mas ardi ke dalam rumah kosong di pinggir hutan.

Lepaskan mas, lepaskan. Aku meronta.

Diam kamu, mas ardi membentak.

Rasanya aku ingin menangis, apa yang aku khawatirkan terjadi juga.

Lima orang penumpang terlihat mengikutiku yang diseret ke dalam rumah kosong.

Ahhh, jangan mas, aku gak mau. Air mataku pun menetes.

Aku ditelentangkan di atas ranjang reyot, tanganku diikat ke atas begitu juga kakiku.

Mas anwar naik ke atas ranjang menindihku.

Ja jangan mas. Mas anwar berusaha menciumku yang masih menggunakan cadar.

Cadarku sudah dilepas oleh mas anwar. Mas anwar kembali menciumku sampai aku tidak bisa bernafas. Dengan satu tarikan hijab panjangku pun ikut terlepas. Nampaklah rambutku yang bergelombang kemerahan.

Ciuman mas anwar semakin brutal. Dia memaksaku membuka mulut.

Emm gak, gak mau. Pipiku ditampar mas anwar.

Buka mulutmu anjing. Dengan terpaksa kubuka mulutku. Mas anwar melumat bibir bawahku. Dihisap-hisapnya bibir bawahku. Lidahnya pun menyeruak masuk ke dalam mulutku. Sentuhan, remasan mas anwar di dadaku membuatku terangsang. Aku tidak tau dimulai sejak kapan, gairahku yang membuncah mulai menggiringku pada birahi.

Vaginaku mulai gatal, kugesek-gesekan pahaku yang merapat. Payudaraku pun juga mengencang karena remasan-remasan mas anwar.

Kubalas lumatan mas anwar. Mengetahui aku mulai terangsang mas anwar tersenyum.

Saat mas anwar berhenti menciumku, aku kecewa. Aku ingin dia terus menciumku. Rasanya aku butuh ludah mas anwar, aku kehausan.

Dibukalah tali yang mengikatku. Sekarang aku sudah lupa siapa aku. Kudekati mas anwar dengan kita saling berhadap-hadapan dalam posisi jongkok agak condong ke depan. Kupegang kepala mas anwar, kuhisap mulutnya sampai mas anwar mendesah.

Dari belakang ada yang memelukku, setelah pagutanku aku lepas, kulirik siapa yang memelukku, ternyata mas ardi. Tangan mas ardi sudah masuk ke dalam hijab panjangku. Payudaraku yang berukuran 34B diremas-remas sampai aku blingsatan tidak karuan. Ya titik rangsangku yang paling sensitif ada di payudaraku.

Sekarang aku ditelentangkan, mas anwar menindihku. Leherku tidak henti-hentinya dia cium, jilat. Mungkin kalo aku tidak terangsang bakalan jijik. Karena kesadaranku belum pulih jilatan mas anwar di leherku semakin melambungkan birahiku.

Lalu kepala mas anwar mengendus-endus ketiakku yang basah. Dan tangannya meremas payudaraku yang semakin kencang.

Gamisku dirobek bagian depan, aku hanya bisa pasrah saja. Malahan kubantu mereka melihat tubuhku lebih jelas lagi. Kubuka gamisku sampai turun sebatas pinggang. Terpampanglah payudaraku yang lumayan besar dengan cup B mengencang.

BHku ditarik mas ardi, lalu dia menyosor payudaraku. Mas anwar pun ikut mengendus payudaraku.

Putingku habis disedot-sedot oleh mereka. Bukan hanya mereka, kelima laki-laki yang mengikuti kami mulai ikut menggerayangi tubuhku.

Gamis bawahku disingkap, pahaku dielus-elus oleh mereka sampai ke pangkal pahaku. Panggulku kuangkat naik, Aaaahhh. Aku pipis, crot crot.

Kembali mereka menjamahku, menghisap-hisap, menjilat pahaku yang belepotan cairan vaginaku. Rasanya geli, geli tapi nikmat.

Setelah itu kakiku diangkat, dengan mata nanar kulihat laki-laki itu menggesekkan penisnya ke vaginaku.

Ahhhh, geli. Kataku.

Penis itu amblas menjebol vaginaku. Aku menangis, keperawananku telah hilang.

Dan ini belum berakhir, karena aku akan digilir tujuh orang bergiliran.

TAMAT
 
Terakhir diubah:
Lanjut lek
Iku fatimah tak prawanne bolongan mburine, nek ora yo aq tak melu nylesep neng bolongan ngarep bareng2 kan dadi looossss wkwkw
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd