Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kumpulan Cerita sex dengan hewan

mancity23

Guru Semprot
Daftar
2 Dec 2019
Post
549
Like diterima
2.257
Bimabet
Aku Dipuaskan Hewan Asuhanku

Namaku Natalia, panggilanku Lia namun banyak juga yang menyapaku Nat. Usiaku 28 tahun dengan tinggi badan 170 cm. Sehari-hari aku magang di Kebun Binatang Surabaya (KBS) sesuai dengan statusku sebagai dokter hewan lulusan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.

Aku bukanlah satu-satunya dokter hewan di KBS, masih ada empat orang dokter hewan lainnya dan aku termasuk yang paling muda di antara mereka. Hanya ada seorang dokter hewan cowok di KBS, dan aku paling cantik di antara ketiga dokter hewan cewek yang bertugas di KBS.

Walau usiaku paling muda di antara mereka namun aku tetap masih kalah lincah bila dibandingkan dengan mereka. Bukannya karena fisikku cacat namun dikarenakan busana yang kukenakan sehari-hari membuatku tidak selincah mereka yang menggunakan celana panjang selama bertugas sehari-hari. Aku tidak terbiasa memakai celana panjang sehingga penampilanku memang jadi terkesan feminin sekali.

Sehari-hari aku terbiasa memakai rok mini yang bawahannya lebar sedangkan bagian atasan aku lebih suka memakai T Shirt tanpa lengan yang lebih cocok disebut singlet. Namun kalau saat bertugas aku lebih suka memakai hem longgar lengan pendek, karena kalau aku menggunakan T Shirt tanpa lengan waktu bekerja, selain terlihat kurang sopan, juga bisa membuat orang lain khususnya cowok rekan kerjaku tidak bisa bekerja dengan tenang.

Kegemaranku berpakaian ini disebabkan karena keseharianku yang selalu tampil tanpa BH. Memang sejak kecil aku tidak terbiasa dan tidak suka memakai BH hingga saat ini kebiasaan tersebut masih terbawa-bawa, dan jangan heran kalau sampai dengan saat ini pun aku sendiri tidak mengetahui ukuran payudaraku yang montok dan sintal, karena aku memang tidak pernah membeli BH. Bentuk payudaraku memang indah dan ranum walaupun ukurannya sedang-sedang saja. Warna puting susuku yang merah muda dan sedikit kecoklatan ini membuatku lebih percaya diri walau tidak pernah mengenakan BH.

Koleksi CD-ku cukup banyak dengan aneka warna, namun modelnya hanya dua macam, yaitu model G String dan model berenda yang mini sekali. Antara kedua model itu bentuknya sama satu sama lain, hanya saja yang satu terbuat dari seutas tali nylon dan yang yang satu lagi terbuat dari renda yang lebarnya tak lebih dari sebuah jari saja. Cara mengenakannya cukup dilingkarkan di pinggangku, kecuali yang G String ada ikatannya di sisi kanan kiri pinggangku. Selebihnya tersambung di bagian belakang pinggang terus turun ke bawah melalui celah belahan pantatku, melilit melewati selangkanganku, terus ke depan dan tersambung dengan secarik kain sutera tipis berbentuk segi tiga yang hanya berfungsi menutupi liang vaginaku hingga bulu-bulu kemaluanku tidak mampu tertampung semua. Ujung-ujungnya yang lembut tersembul keluar dan terkadang menimbulkan rasa geli saat aku melangkah karena ujung-ujung bulu kemaluanku itu tadi menggesek-gesek lipatan pangkal pahaku. Tak jarang aku juga merasakan kalau lipatan ujung CD-ku agar tergesek ke samping saat kukenakan dan akibatnya sebelah bibir vaginaku jadi tersembul keluar, untung saja masih ada rok miniku yang menutupinya.

Dengan model penampilanku yang demikian, aku tidak bisa berkeliling area KBS naik sepeda seperti rekan-rekanku lainnya. Saat mengontrol dari satu kandang ke kandang lainnya, aku terpaksa harus tetap berjalan kaki saja, sekalian agar sehat, pikirku. Namun apa bila ada panggilan yang bersifat emergency, dari kandang yang agak jauh dari klinik apa bila ada hewan yang sakit maka mau tidak mau aku harus bergegas juga dengan menggunakan sepeda yang memang telah disediakan untuk transportasi petugas di dalam KBS. Tentunya yang senang adalah para pengasuh hewan (keeper) yang berjaga di kandang-kandang yang kulewati, termasuk para pengunjung dan pemilik kios dimana aku lewat, karena mereka dapat tontonan gratis melihat pahaku yang mulus terbuka lebar saat aku mengayuh sepeda melintasi mereka.

Itulah sedikit ilustrasi tentang diriku, yang kuceritakan kembali untuk mengawali kisahku yang baru ini.

Sudah tiga bulan ini aku mendapat tugas mengasuh dua ekor anak singa yang baru saja melahirkan tapi induknya enggan mengasuh anaknya sehingga kami para tim medis memutuskan agar anak singa tersebut segera dipisah dari induknya dan dirawat di ruang karantina yang letaknya berhadap-hadapan dengan klinik kesehatan hewan.

Mungkin karena dianggap paling yunior di antara mereka, maka oleh para dokter hewan senior aku ditugaskan mengasuh dan memberikan susu pada kedua bayi singa tersebut. Tugasku adalah memberikan susu setiap dua jam sekali, termasuk menggendongnya keluar untuk berjemur setiap pagi. Maka tak heranlah kedua anak singa ini menjadi sangat manja dan jinak sekali denganku.

Saat ini kedua anak singa tersebut usianya sudah tiga bulan dan frekwensiku memberikan susu pun jaraknya sudah mulai berkurang, sekarang sudah menjadi setiap empat jam sekali tetapi volume susu yang diminumnya juga sudah lebih banyak lagi. Keduanya tumbuh sehat dan juga sudah bisa meloncat sana sini sambil berlari kecil dengan riangnya. Waktuku belakangan ini jadi lebih banyak tersita untuk berada di ruang karantina merawat kedua bayi singa yang lucu ini.

Kalau pada awal-awalnya aku harus memangku mereka dan memberikan minum susu dari dot, kini mereka sudah bisa minum sendiri dari mangkuk yang kusodorkan. Keduanya langsung menjilati isi mangkuk dengan rakusnya, tak butuh waktu lama untuk menghabiskan semangkuk susu yang kuberikan.

Pagi ini aku seperti biasanya begitu sampai di KBS langsung datang ke ruang karantina untuk mengunjungi dua ekor singa anak asuhku. Mereka meloncat kesana kemari dengan gembiranya menyambut kedatanganku. Langsung saja kubuatkan susu yang kuseduh dengan air hangat dan kuletakkan dalam mangkuk kemudian kusodorkan pada mereka. Sambil berjongkok di hadapan mereka, kuperhatikan keduanya melalap habis susu dalam mangkuk yang kuberikan, dan dalam waktu sekejap saja mereka telah menjilat habis susu itu.

Lalu keduanya memandangku seakan ingin minta tambah. Dan matanya kemudian memandang heran ke selangkanganku yang terbuka saat aku berjongkok. Mungkin mereka terheran-heran melihat gundukan daging yang tersembul di tengah-tengah pangkal pahaku. Naluri ingin tahunya sangat kuat hingga mereka merangkak maju dan mengenduskan hidungnya di selangkanganku. Hidungnya mendekati dan mencium bagian luar vaginaku hingga dapat kurasakan hembusan napasnya yang menerpa lipatan pangkal pahaku.

Aku sedikit ragu dan ingin segera berdiri, namun niatku segera kuurungkan saat terasa ada sesuatu yang kasar dan lunak mengelus bagian luar vaginaku. Rupanya si anak singa tadi menjilati CD-ku sebagai perwujudan rasa ingin tahunya. Hal ini membuatku terangsang karena jilatan tadi ternyata menyentuh sebelah bibir vaginaku yang kebetulan menyembul keluar dari ujung lipatan secarik kain sutera yang menutupi bagian liang vaginaku itu.

Pelan-pelan tanganku memasuki rok miniku untuk melepas ikatan CD di samping kiri kanan pinggangku. Rok miniku dengan bawahan longgar itu terbuka lebar saat aku berjongkok sehingga tidak menyulitkanku untuk melakukan aktifitas tersebut. Dengan sekali tarik maka terlepaslah sudah dan penutup vaginaku pun tertanggal begitu saja.

Kedua ekor anak singa itu tetap berebutan menjilati sekitar selangkanganku. Secara bergantian mereka menjilati pangkal pahaku, dan yang paling disukainya adalah menjilati bagian vaginaku yang langsung membasah karena aku begitu terangsang oleh jilatannya.

Aku sudah tidak mampu untuk berjongkok lebih lama lagi hingga aku pun terjengkang duduk di lantai. Lama kelamaan aku pun sedikit merebahkan badanku. Pinggangku kujadikan tumpuan untuk menumpu tubuhku, kakiku kuangkat dengan bantuan tanganku di pangkal lutut. Kukangkangkan selebar mungkin untuk memberikan sedikit ruang gerak agar kedua ekor anak singa ini lebih leluasa lagi menjilati sekitar selangkanganku.

Cairan bening yang terus mengalir keluar dari dalam liang vaginaku membuat keduanya lebih rakus lagi menjilati bagian luar vaginaku, mungkin karena rasanya yang sedikit asin hingga membuat mereka berdua lebih bergairah, karena secara teoretis semua hewan suka merasakan sesuatu yang rasanya sedikit asin.

Kuletakkan kedua kakiku di lantai dengan posisi tetap mengangkang sedangkan tangan kiriku menopang ke lantai agar badanku tidak terjengkang di lantai sementara tangan kananku membuka kancing bagian atas hemku yang longgar. Tanganku kususupkan ke dalam hemku meraih dan meremas payudaraku yang sudah mengeras pertanda birahiku sudah mencapai puncaknya.

Kupilin-pilin puting susuku dengan jari sehingga aku menggelinjang dan bulu kuduk di belakang leherku seakan berdiri semua rasanya. Sementara itu kedua ekor anak singa ini terus menerus secara bergantian menjilati vaginaku yang sudah sejak tadi tanpa ditutupi oleh sehelai benang pun. Lidahnya yang kasar tetapi lunak itu menjilati bibir-bibir vaginaku dari bawah hingga ke atas secara teratur. Tak jarang jilatannya yang mengandung sedikit tekanan ke vaginaku ini mengenai ujung-ujung klitorisku.

"Hzz.. Zzt! Hzz.. Zzt! Hzz.. Zzt!" Hanya suara itu yang bisa keluar dari mulutku berulang-ulang menahan gejolak kenikmatan yang mengalir dari pangkal pahaku, terus mengalir ke atas sampai ke ubun-ubun kepalaku.

Aku sudah pernah mendapatkan jilatan di vaginaku, namun jilatan yang kurasakan kali ini lain dari pada yang lain. Lidah-lidah anak singa ini lemas, lunak dan sedikit kasar saat menyentuh bibir vagina dan ujung klitorisku. Tiba-tiba ada semacam ledakan dahsyat di bagian pangkal pahaku. Badanku tiba-tiba menggigil dan sedikit kejang, diiringi tumpahnya lahar pelumasku keluar dari dalam rahim menuju ke liang vaginaku.

Tzee.. Eerrt! Tzee.. Eerrt! Tzee.. Eerrt! Aku dapat merasakan semburan lahar hangat yang deras sekali hingga merembes keluar menembus melalui lubang vaginaku. Cairan lendir pelumasku serta merta langsung saja dijilat oleh kedua ekor anak singa ini bergantian. Dengan rakusnya mereka menjilati vaginaku hingga tetes terakhir hingga vaginaku menjadi bersih dan kering kembali.

Aku menarik napas panjang melepas sisa-sisa kenikmatan yang baru saja kualami. Aku tanpa sengaja mendapatkan suatu pengalaman baru dalam menyalurkan hasrat sex-ku, mungkin tidak semua wanita di dunia ini beruntung dapat mengalami dan merasakan hal-hal yang pernah kualami dalam dunia kenikmatan sex.

Aku pun tahu bahwa seandainya pengalamanku ini kuceritakan di situs 17Tahun2.com pasti banyak pembaca yang tidak akan percaya begitu saja dengan pengalamanku yang satu ini. Namun bagiku itu tidak penting, yang penting bagiku adalah bagaimana aku bisa berbagi dengan menceritakan pengalamanku dengan apa adanya lewat situs ini.

Aku pun tidak berani mencoba-coba untuk mengulangi peristiwa itu lagi, karena kedua anak singa ini walau bagaimanapun juga mereka tetap termasuk dalam golongan binatang buas pemakan daging. Aku khawatir bahwa pada suatu saat kelak tanpa kusadari akan ada bagian di selangkanganku yang iritasi karena jilatannya. Hal ini akan berbahaya sekali karena biasanya binatang buas paling tidak tahan mencium bau darah, mereka akan jadi beringas dan penciuman mereka cukup tajam untuk hal yang satu itu.

*****

Demikianlah salah satu pengalaman dan petualangan seks unikku dalam menyalurkan hasrat saat berada di tempat kerja.

TAMAT

untuk film nya silahkan cek
https://v1.semprot.com/threads/sex-dengan-animal-update-berkala.1381412/
 
Aku Korban Pleki

Haloo pembaca 21Tahun, namaku Diva, umurku masih 15 tahun, saat ini aku masih SMU. Aku ingin berbagi pengalamanku yang benar - benar nyata. Aku mulai saja ceritanya.

Pada waktu bulan mei kemarin ada liburan sekolah selama 2 minggu. Saat itu orang tuaku sedang ada acara pesta di luar kota yaitu perkawinan teman ayahku saat SMP. Bulan Juni aku ada test Ulangan Umum Cawu 3, sehingga aku tidak boleh ikut ke pesta.

Aku di rumah sendirian bersama anjing peliharaanku namanya pleki. Hari pertama aku di rumah sendirian perasaanku biasa-biasa saja.Pada hari ke 2, saat aku bangun tidur aku rasanya males banget di rumah(bete). Karena di rumah tidak ada seorangpun, setelah selesai mandi aku tidak mengenakan sehelai benang apapun karena aku merasa males untuk pake baju, apalagi di rumah sendirian. Nah, setelah mandi aku memberi makan anjingku, aku memanggilnya "pleki, pleki.." lalu dia datang menghampiriku soalnya dia tahu kalau dia akan aku beri makan, sambil menggonggong dia melihat makanan yang sedang aku buatkan.

Pada saat dia jongkok entah kenapa aku melihat batang kemaluannya yang besar berwarna merah menjulur keluar dari sarungnya. Tiba- tiba birahiku naik dan kutaruh makanannya di lantai, lalu aku masuk ke kamarku dan masturbasi sambil membayangkan seandainya aku berhubunganungan seks dengan pleki.

Pada saat aku sedang terbaring di ranjang sambil meremas payudaraku, pleki datang dan menggonggong meminta makan lagi, aku lalu mengambil mentega dan kembali berbaring di ranjangku lagi sambil mengoleskannya pada bibir vagina ku yang sudah basah. Lalu aku menyuruhnya menjilatnya, pleki pun datang dan menjilati mentega yang aku oleskan, sehingga aku klimaks.

Setelah dia selesai menjilat mentega yang bercampur cairan kewanitaanku, dia ingin keluar dari kamarku, tetapi aku cepat-cepat menutup pintu kamarku sehingga dia tidak bisa keluar. Lalu aku bergaya doggi style dan menarik pleki yang berbadan besar ke punggungku, aku menggesek - gesekan kemaluanku ke kemaluannya. Dia pun mengerti apa yang diinginkan majikannya, lalu dia mencoba menucukan batang kemaluannya ke vaginaku. Karena gagal masuk, lalu aku membantu memasukannya,

Setelah masuk ah..ah..ah. Rasa perih karena kemaluanya yang besar bercampur rasa geli membuatku nikmat, lalu setelah beberapa saat aku merasa ada cairan hangat yang menyembur dalam liang vaginaku. Akhirnya aku klimaks dan rasanya benar nikmat, tetapi saat klimaks kemaluan pleki masih tertanam dalam kemaluanku yang basah, karena kemaluannya yang membesar seperti kacang yang besar sehingga tidak dapat keluar. Aku dan pleki bergesek-gesekan pantat.

Setelah selesai aku mandi dan membersihkan tubuhku, sedangkan pleki menjilati kemaluannya yang basah karena cairanku. Saat ini aku masih sering melakukan hubungan seks dengan anjingku saat aku sendirian di rumah.

TAMAT

untuk film cek
https://v1.semprot.com/threads/sex-dengan-animal-update-berkala.1381412/
 
Betina Untuk Si Bruno I
Kehidupan bersama Beni memang membosankan, secara seksual maksudnya. Beni sebenarnya seorang yang baik dan bertanggung jawab. Semua kebutuhan rumah tangga telah dipenuhi olehnya sehingga aku tak perlu bekerja. Kenyataannya, itu justru menjadi bagian dari masalahku. Sebagai seorang wanita berusia 22 tahun tanpa anak, yang menikah dengan seorang pria pekerja yang konservatif berusia 35 tahun, membuatku mempunyai sangat banyak waktu untuk berkhayal macam-macam. Aku juga mempunyai sangat banyak waktu untuk bermasturbasi.

Jika mau berusaha, mungkin aku bisa saja mencari seorang kekasih gelap. Aku memiliki wajah dan tubuh yang lebih dari cukup untuk kupakai guna menarik lelaki mana pun yang kumau, tapi aku tak pernah melakukannya. Alasan utama untuk tidak melakukan hal semacam itu adalah karena pendidikan moral yang sangat ketat yang kuterima sejak kecil. Aku menjalani masa kecilku dalam sebuah keluarga **** (edited) yang taat di pedalaman Jawa Tengah. Walaupun ibuku orang Belanda, namun beliau sangatlah puritan.

Keadaan di tempat tinggalku sekarang tidak lebih baik, tapi paling tidak tak ada seorang pun yang mengenalku di sini. Kami tinggal di daerah yang asalnya direncanakan sebagai kota baru di luar kota Jakarta. Krisis moneter menyebabkan pembangunan kota baru ini terhenti total. Perusahaan pengembangnya pun telah bangkrut, padahal pembangunannya belum mencapai 15% dari rencana semula. Rumah mungil kami terletak di lingkungan yang terpencil dekat sebuah pabrik. Hanya sedikit orang di sini yang berhubungan dengan tetangganya. Kebanyakan tetangga kami bekerja di pabrik itu, sedangkan suamiku bekerja di Jakarta. Mereka tak bersosialisasi dengan orang luar seperti kami. Rumah-rumah di sini terpisah cukup jauh satu sama lainnya. Hanya ada satu rumah yang terletak tepat di seberang rumah kami. Rumah itu pun sudah lama kosong.

Ketika rumah itu akhirnya ditempati oleh sepasang suami isteri, aku merasa kegirangan. Kuputuskan untuk melakukan usaha supaya dapat bertemu mereka. Mereka adalah pasangan tua. Usia mereka sekitar 50-an, tapi aku selalu dapat bergaul dengan orang-orang yang lebih tua. Nampaknya mereka baik dan ramah. Mungkin mereka ingin menghabiskan masa pensiunnya di tempat yang terpencil ini. Kupikir mereka bisa menjadi sahabat yang baik.

Setelah suamiku berangkat ke kantor, aku berdandan dan mengenakan gaun satu potong yang berukuran mini. Udara di sini memang panas. Setelah mengumpulkan segenap keberanian, kuambil sekeranjang buah-buahan yang telah kusiapkan dan menuju rumah mereka. Bawaanku lumayan berat sehingga aku harus memegangnya dengan kedua tanganku.

Ketika si suami membukakan pintu, kuucapkan salam dan kuperkenalkan diriku. Lelaki itu memintaku menunggu sebentar lalu menutup pintu persis di depanku. Aku berdiri tertegun mendapatkan sambutan seperti itu dan merasa sedikit tersinggung.

Aku menunggu beberapa menit. Baru saja aku hendak beranjak pergi, ketika pintu kembali terbuka dan mereka berdua berdiri di sana mempersilakanku untuk masuk. Aku tersenyum sambil melangkah masuk, berharap seseorang mengambil keranjang buah dari tanganku. Tiba-tiba aku merasakan sesuatu masuk ke dalam rokku dari arah belakang. Sesuatu yang basah menyentuh paha bagian dalamku, dekat selangkangan. Ketika jilatan hangat dari lidah yang basah menjalari selangkanganku, barulah aku sadar kalau mereka memiliki seekor anjing. Anjing yang besar. Anjing yang besar dan cabul. Aku tak habis pikir, mengapa mereka tak menempatkan hewan yang nakal seperti itu di luar sebelum mengundang seorang wanita masuk ke dalam rumah mereka.

Aku berusaha untuk tidak gelagapan dengan harapan si istri melihat apa yang terjadi dan menolongku. Sayangnya ia tampaknya malah sibuk mengagumi buah-buahan yang kubawa. Akhirnya aku menggeserkan sedikit badanku sehingga seharusnya ia dapat melihat di mana anjing miliknya meletakkan kepalanya. Akan tetapi ternyata ia bersikap seolah-olah tidak melihatnya, dan kenyataan itu benar-benar menggangguku. Sementara itu, tanganku mulai terasa pegal dan lututku terasa lemas.

Si anjing pindah ke hadapanku dan mulai mengendus-endus ke dalam rokku lagi. Kali ini ia menempelkan moncongnya ke klitorisku yang terasa membara dan menjilatinya dengan lebih keras lagi. Kali ini aku benar-benar yakin, pasangan ini mengetahui tingkah laku anjingnya, karena mereka justru memberi ruang bagi si anjing untuk mengakses diriku. Selama tanganku memegang keranjang, aku tak dapat berbuat apa-apa dan sepenuhnya berada di dalam kendali anjing mereka, dan mereka sengaja membiarkan itu terjadi. Kenyataan itu serasa menyiramkan aliran listrik yang menggetarkan seluruh urat syarafku. Mereka membiarkanku menyesuaikan diri dengan jilatan-jilatan cabul anjing mereka dengan mengajakku ngobrol sekedar berbasa-basi, dan aku pun melayaninya.

Beberapa menit berlalu sudah. Ketika mereka melihat bahwa aku tidak menunjukkan tanda-tanda akan kabur ke arah pintu, si istri mengambil keranjang buah itu dari tanganku. Tinggallah aku berdiri di hadapan mereka dengan kepala anjing mereka bergerak-gerak dengan kencangnya di dalam rokku. Saat itu juga aku menginginkan keranjang buah itu kembali karena aku tak tahu apa yang harus kuperbuat dengan kedua tanganku.

Aku harus melakukan sesuatu, maka kudorong kepala anjing yang sedang birahi itu. Sedikit menunjukkan penolakan rasanya merupakan tindakan yang tepat dalam situasi seperti itu. Usaha itu sia-sia. Aku tahu wajahku sudah seperti udang rebus, namun pertolongan dari pasangan itu tak kunjung datang. Aku bahkan bisa melihat mata mereka terfokus pada selangkanganku dengan seringai gembira ketika ujung rokku terlempar ke atas pada setiap sentakan kepala anjing mereka.

Aku tak tahu harus berbuat apa. Perlahan, aku berhenti melawan. Lidah anjing itu membuatku gila. Sentakan-sentakan dari daging lembut panjang yang basah dan hangat itu membawaku ke puncak kenikmatan. Aku tak ingin jilatan-jilatan yang nikmat itu berhenti. Sandra dan Parulian **** (edited), pasangan suami istri itu terus mengajakku ngobrol seolah-olah tak ada sesuatu yang luar biasa yang terjadi. Aku pun tetap melayani mereka. Situasi ini menambah rangsangan pada diriku. Mereka memainkan semacam permainan denganku dan aku mulai menyukai permainan ini.

Setelah puas ngobrol, Sandra mendekatiku dan menawariku untuk duduk. Dia memeluk pundakku dan membimbingku ke sofa. Aku melangkah dengan hati-hati supaya tak mengganggu aktifitas anjing mereka. Ketika aku terduduk, anjing itu segera membuatku terkejut. Anjing labrador hitam yang besar itu mencengkeram paha kananku yang terbuka dan mulai memompa kemaluannya seolah-olah sedang bersetubuh dengan seekor betina. Aku dapat merasakan kontolnya yang panjang dan tebal bergerak menggesek-gesek kaki mulusku yang telanjang. Sandra dan Parulian duduk mengapitku sementara anjing mereka terus mengunci kakiku dan memompanya.

Kepala anjing itu berada tepat di atas payudara kananku, air liurnya menetes ke atas dadaku yang terbuka. Sekilas aku menengok ke bawah dan melihat batang kelamin yang besar dan merah menyala bergesekan dengan kaki bagian dalamku. Batang kelaminnya terasa begitu panas, licin dan keras.

Parulian menepuk-nepuk kepala anjing itu. Dia sebenarnya mengarahkan kepala anjingnya sehingga lidahnya terus-menerus meneteskan air liur tepat di antara belahan dadaku. Posisi wajahku berada sangat dekat dengan mulut anjing itu. Aku dapat merasakan hembusan nafas anjingnya menerpa wajahku. Air liurnya pun kadang terpercik ke wajahku. Kejadian ini benar-benar porno dan cabul, tapi sekaligus juga merangsang birahiku. Aku berusaha keras menahan keinginan untuk mengisap lidah anjing itu yang tergantung-gantung. Akhirnya anjing itu menyemprotkan air maninya dalam jumlah yang besar ke sekujur kaki kananku.

Anjing itu menjilati wajahku sementara otot-otot mulutku mengendur. Lidahnya menyusup masuk ke dalam mulutku, membuatku terkejut. Ia berulang-ulang menjilati bagian dalam mulutku, sesuatu yang tak pernah dilakukan oleh seekor anjing pun terhadapku. Aku membiarkannya melakukan apa pun yang diinginkannya. Dengan sadar kubiarkan mulutku tetap terbuka untuk meneruskan french kiss yang tak lazim ini.

Sandra berkata, "Menyenangkan ya, Sayang? Bruno kini memiliki seorang teman wanita." Bruno, anjing itu, lalu melepaskan kakiku yang basah kuyup karena air maninya. Suami istri itu terus mengajakku ngobrol sementara air mani anjing mereka bergerak turun menelusuri kakiku yang terekspos sampai ke selangkangan. Aku berusaha tetap bersikap normal walaupun mata mereka hampir-hampir tak lepas menatap kakiku. Aku tak merasa perlu untuk merapikan rokku yang berantakan.

"Kami sangat menghargaimu karena mau melayani anjing kami yang berperilaku buruk. Kebanyakan wanita tak mau melakukan hal itu. Kami khususnya menghargaimu karena mengizinkan Bruno untuk melepaskan birahinya pada kakimu yang indah. Bukankah kaki Maria indah, Sayang?" kata Sandra.
"Sangat indah. Aku yakin Bruno sangat terpuaskan dengannya", jawab Parulian.

Mereka menolongku berdiri dan membimbingku ke pintu. Masih dengan penampilan yang berantakan dan birahi yang bergejolak, aku melangkah melewati pintu. Saat itu Sandra berkata, "Kembalilah kapan saja ada waktu. Aku yakin Bruno akan senang menemuimu lagi."

Setelah itu pintu pun tertutup dan sayup-sayup dapat kudengar tawa senang mereka di baliknya. Aku menyeberangi jalan dengan setengah berlari. Aku benar-benar merasa shock. Setibanya di rumah aku bermasturbasi sambil mandi di pancuran, lalu di atas tempat tidur setelah mandi, ketika memasak makan malam dan dua kali lagi sebelum akhirnya aku beristirahat. Kejadian pagi itu benar-benar membangkitkan fantasi yang luar biasa bagi diriku.

Dua hari kemudian, aku kembali ke rumah pasangan tersebut. Ketika melihatku, mereka tahu persis maksud kedatanganku. Aku yakin mereka tahu. Mereka tak perlu lagi penjelasan. Parulian mempersilakanku untuk masuk sementara Sandra pergi ke belakang untuk memanggil anjing mereka. Hal yang sama kembali terulang, hanya kali ini aku jauh lebih siap. Aku tak mengenakan pakaian dalam sama sekali di balik gaun satu potong ketat dan mini yang kupakai. Aku telah kehilangan rasa malu yang menghambatku. Pasangan suami istri tetanggaku tersebut tampak kaget dan senang mengetahui hal ini. Apalagi ketika Bruno mengalami orgasme dan semprotan air maninya sampai ke liang senggamaku dan membasahinya.

Setelah itu, aku semakin berani. Kami meneruskan acara dengan berdiri dan berjalan mengelilingi seisi rumah. Sementara Bruno dengan setia mengikutiku. Kepalanya senantiasa menyusup ke dalam rokku yang sangat pendek. Kami semua bersikap seolah mengabaikan anjing itu. Dengan gaun satu potong yang sangat ketat menempel di badan, sodokan moncong Bruno yang terus-menerus dari depan maupun belakang mengakibatkan terdorongnya rokku sampai ke pinggul. Aku tak pernah merapikannya kembali dan terus membiarkan Bruno menelanjangi dan menjilati selangkanganku.

Sekali-sekali mereka memberikan komentar seperti, "Aku tak dapat mengatakan betapa senangnya kami menemukan seorang wanita yang mau melayani anjing kami", atau yang sejenisnya. Aku membiarkan mereka tahu kalau aku menikmati pernyataan-pernyataan yang kasar dan cabul itu.
Sandra kemudian berkata, "Ya begitu. Apa lidah si Bruno masuk ke dalam memekmu, Maria?"
"Ya, langsung ke dalam rahimku, kurasa", jawabku.
Ia tersenyum dan berkata, "Kau benar-benar manis mau melakukan itu untuknya. Aku tak tahu ada wanita sepertimu di sini. Kami tadinya sudah siap-siap untuk menyewa seorang wanita profesional, tapi di mana kau bisa temukan wanita yang mau menyewakan tubuhnya sendiri sebagai betina untuk memuaskan birahi seekor anjing piaraan?"
Aku menyukainya. Aku mengatakan padanya bahwa aku dengan senang hati mau bertindak sebagai betina untuk anjing jantan mereka dengan gratis.
Sandra berkata, "Maria, kupikir Bruno lebih senang jika kau melakukan pelayanan ini dengan bugil. Seekor betina tidak mengenakan pakaian, bukan?" Aku pun melucuti pakaianku. Sejak itu, mereka menyebutku sebagai betina, atau betina si Bruno.

Bersambung...

cek film nya
https://v1.semprot.com/threads/sex-dengan-animal-update-berkala.1381412/
 
Betina Untuk Si Bruno II
Keintiman antara aku dan Bruno semakin bertambah. Aku dapat mengetahui bahwa sandra dan Parulian sangat senang melihat kami berperilaku sebagai sepasang kekasih. Karena itu aku pun berperilaku sesuai sudut pandang itu. Kami membiasakan diri untuk bercumbu seperti yang biasa dilakukan oleh sepasang kekasih. Membuat Bruno untuk menciumku sangatlah mudah. Aku tak tahu, kadang aku berpikir anjing itu benar-benar mencintaiku sebagai kekasihnya. Bruno dapat mencium mulutku dalam-dalam, sementara aku memegang kepalanya dan mencium balik, kadang sambil mengisap lidahnya.

Karena seks oral adalah bagian dari cumbuan dan permainan pembuka yang biasa dilakukan oleh manusia, dan Bruno telah melakukannya padaku, aku merasa berkewajiban untuk memberinya pelayanan intim yang sama. Mengisap dan menjilati alat kelamin seekor anjing benar-benar merupakan hal paling cabul dan tak bermoral yang pernah kulakukan sampai saat ini. Anehnya kecabulan itu benar-benar membawaku pada suatu birahi tertinggi yang pernah kualami. Sementara itu Sandra dan Parulian terus menyaksikan dengan seksama adegan demi adegan percintaan kami.

Menyenangkan pasangan Sandra dan Parulian sekarang merupakan urutan tertinggi dalam daftar prioritasku. Aku mencintai pasangan ini. Sandra khususnya, sudah seperti seorang ibu bagiku. Sedangkan Parulian tak pernah memanfaatkan keintiman yang kami bagi bersama, walaupun sebenarnya aku sudah tidak keberatan dan berharap ia melakukannya. Dalam waktu yang singkat ini, telah tumbuh cinta di antara kami bertiga. Melihat mereka senang atas semua perbuatanku selama ini adalah satu-satunya yang kubutuhkan untuk melakukan yang lebih lagi. Karena itu aku langsung mengikut apa yang mereka inginkan ketika suatu saat akhirnya Sandra menegurku.

"Kau belum melakukannya dengan baik, Maria. Kau belum belajar bagaimana melayani Bruno dengan benar. Kupikir kau mengerti apa yang kumaksud kan?"
"Kau ingin agar ia menyetubuhiku dan mengawiniku serta mengisi rahimku dengan benih anjingnya?"
"Tepat sekali, Maria. Itulah pelayanan yang kami harapkan dari seorang betina manusia. Dan bukankah itu perananmu?"
"Ya, Nyonya Sandra. Aku adalah betina untuk anjing Anda."
"Kau bukanlah betina yang baik kalau ia tak dapat mengawinimu dan menyemprotkan air mani anjingnya ke dalam memekmu, tempat semestinya ia berada."
"Nyonya Sandra, Bruno adalah kekasihku, dan aku adalah betinanya. Ia kini berhak atas memekku, dan aku tak memiliki hak untuk menolaknya mengakses milikku yang paling pribadi itu. Sperma anjing anda tempatnya adalah di dalam rahimku. Bahkan ia kini lebih berhak daripada suamiku sendiri. Hubunganku dengan suamiku semata-mata hanyalah karena ikatan pernikahan, sedangkan anjing Anda adalah kekasihku."
"Ya, itu sangat penting. Kebutuhan Bruno harus dilayani lebih dulu, selalu. Akan lebih baik kalau suaminya mengetahui kenyataan ini", Parulian menimpali.

"Bagaimana seandainya aku menyuruh Beni untuk selalu terlebih dulu meminta konfirmasi kepada Anda kalau-kalau Bruno ingin menyetubuhiku sebelum ia melakukan hal yang sama terhadap diriku? Apakah itu cukup memuaskan?"
"Akankah suamimu melakukan hal itu?" Tanya Parulian.
Aku tersenyum dan mengangguk.

"Kau yakin?" Sandra ikut bertanya.
"Aku tak akan memberikan tawaran jika aku tak dapat memenuhinya. Aku akan menceritakan semuanya kepada suamiku. Aku akan membuatnya mengerti bahwa Bruno adalah kekasihku dan kebutuhannya harus dipenuhi lebih dulu. Aku akan mengatakan pada Beni bahwa ia hanya dapat menyetubuhiku setelah Bruno melakukannya terhadapku terlebih dahulu. Dia akan selalu mendapatkan tubuhku yang habis pakai, dan memekku yang masih bersih dan wangi hanya disediakan bagi Bruno. Aku akan menyuruhnya menelepon Anda untuk mengatakan langsung secara pribadi bahwa ia dapat memahami keadaan yang berlaku mulai sekarang. Sekarang bolehkah aku bersetubuh dengan anjing Anda?" aku memohon.
"Oh tidak secepat itu", kata Sandra, "Apakah kau sudah memasuki masa suburmu saat ini?"
Aku menggeleng karena aku memang baru akan memasukinya sebentar lagi.
"Nah, kau kembalilah lagi ke sini kalau sudah memasuki masa suburmu, sehingga sel-sel telur di dalam rahimmu sudah matang dan siap untuk menerima benih-benih dari anjing kami."

Aku seperti tersetrum oleh aliran listrik mendengar ide itu. Gairahku meledak-ledak. Walaupun kecewa karena tak dapat bersetubuh dengan anjing mereka hari ini, aku setuju untuk mengikuti kehendaknya.
"Baiklah, Nyonya Sandra. Aku akan kembali lagi pada saat tubuhku sudah benar-benar siap untuk dibuahi oleh benih anjing Anda dan pada saat birahiku sedang mengalami puncaknya. Untuk itu, mulai sekarang aku akan menghentikan pemakaian pil kontrasepsiku."
"Bagus, tapi jangan lupa. Sampai masa suburmu habis bulan ini, jangan sekali-kali kau bersetubuh dengan suamimu, dan selama masa suburmu berlangsung, kau boleh datang ke mari tiap hari untuk menemui kekasihmu dan kawin dengannya."

"Terima kasih, Nyonya Sandra. Mulai sekarang, setiap datang masa suburku tempatku adalah di sini bersama Bruno. Beni tidak berhak menyentuhku selama itu."
"Sebelum kau pulang, bawalah ini dan minumlah secara teratur. Ini adalah jamu yang manjur untuk meningkatkan kesuburan wanita", Parulian memberiku sekotak jamu yang diambilnya dari dalam lemari.
"Terima kasih. Aku berharap aku dapat mengandung dan melahirkan anak-anak Bruno", aku tersenyum.
"Nah, sekarang pulanglah. Bawalah pakaian dan sepatumu, tapi kau tak boleh mengenakannya. Pulanglah dalam keadaan bugil", kata Sandra, "Begitu pula lain kali kau datang kemari, tak perlu mengenakan pakaian apa pun juga. Mengerti?"
Bukan main, pasangan ini selalu memiliki ide-ide yang mengejutkanku. Bagaimanapun, aku setuju untuk mengikuti aturannya. Aku pun tersenyum dan mengangguk. "Ya, Nyonya Sandra."

Aku menyeberangi jalan dengan jantung yang berdebar kencang sekali. Selain rumahku dan rumah keluarga Parulian yang berseberangan, rumah-rumah yang lain terletak cukup jauh. Bagaimanapun, setidaknya ada lima rumah di sekitar situ yang dari dalamnya penghuninya dapat melihat adanya seorang wanita bugil sedang menyeberang jalan di tempat terbuka pada siang hari bolong. Tentu saja jika mereka kebetulan memperhatikannya. Yang jelas jarak ke rumahku yang tak sampai sepuluh meter serasa jauh sekali.

Begitu tiba di pekarangan rumah, tiba-tiba terdengar suara mobil mendekat. Bulu kudukku segera berdiri? Aku belum lagi membuka pintu rumah ketika mobil itu melewatiku. Aku hanya bisa berdiri terpaku tanpa bergerak sedikit pun. Setelah mobil itu berlalu, barulah aku menengok ke belakang dan menyadari bahwa pasangan yang ada di dalam mobil itu bahkan tak melihat sedikit pun ke arahku. Perasaan lega dan luapan gairah segera membanjiri diriku. Aku pun segera masuk ke dalam rumah.

Dua hari kemudian, aku telah memasuki masa suburku. Sampai saat itu aku sama sekali tidak pernah melayani Beni. Sementara pil-pil kontrasepsi tak pernah lagi kutelan. Sebaliknya jamu pemberian Parulian kuminum teratur tiga kali sehari. Setelah membuat janji dengan keluarga Sandra dan Parulian, dengan hati yang mantap aku keluar rumah dalam keadaan bugil. Rasa takut terlihat oleh orang lain telah menguap bersamaan dengan panasnya cuaca di sini. Aku tak lagi peduli. Gairah karena berjalan bugil menyeberangi jalan di siang hari bolong dengan keluarga Parulian memperhatikannya membuat tubuhku bergetar senang bercampur tegang.

Perjalananku terinterupsi oleh sebuah mobil yang lewat ketika aku hampir mencapai pintu rumah keluarga Sandra dan Parulian. Aku yakin si pria pengemudi mobil melihatku. Mobilnya melambat di depanku. Ketika satu mobil lagi lewat, aku merunduk di balik semak-semak. Lingkungan rumahku yang sepi tiba-tiba menjadi ramai. Saat itulah aku sadar bahwa sekarang adalah waktu penggantian shift di pabrik. Para buruh mulai keluar ke jalan. Begitu pintu rumah keluarga Parulian terbuka, aku pun segera menyelinap masuk.

Mereka membawaku ke meja makan untuk pemeriksaan. Mereka membaringkanku seperti bahan percobaan di laboratorium dan menggunakan pena cahaya untuk melihat ke dalam celah kewanitaanku. Sandra menyatakan semuanya kelihatan bagus dan bersih.

Bruno mencakar-cakarkan kedua kaki depannya pada pintu kaca meminta masuk, seolah tak sabar untuk memenuhi hasratnya mendapatkan diriku. Sandra memutar tubuhku sehingga memekku langsung menghadap ke arah anjing itu. Sambil memainkan jari-jemarinya di memekku, ia berkata, "Lihat Bruno, kami membawakanmu memek untuk kau setubuhi. Dia akan jadi betina yang baik mulai saat ini dan akan mengizinkanmu memompa kontolmu ke dalam memeknya. Kau bisa kosongkan semua air mani yang kau punya ke dalam rahim pelacur betina yang cabul ini kapan saja kau mau, sayang."

"Ayolah, sayang. Kita sudah memisahkan dua kekasih ini cukup lama. Tidakkah kau lihat keduanya sudah sangat ingin kawin? Lihat denyutan memeknya yang kencang tandanya sudah siap untuk menerima kontol anjing kita. Dan lihat cairan yang keluar itu, memeknya sudah ngiler untuk dimasuki kontol anjing. Kau menginginkan kontol anjing itu kan, pelacur betina?"
"Ya, ya! Aku sangat ingin merasakan kontol anjing itu di dalam memekku. Aku butuh disetubuhi oleh seekor hewan. Memekku akan mengisap kontolnya sampai kering", balasku bernafsu.
"Oh, tidak, sebelum mulutmu membuat kontol anjing kami mengeras dan tegang", kata Sandra. Ia membuka pintu kaca sementara suaminya membantuku berdiri. Bruno melonjak-lonjak kegirangan dan memakan memekku sementara aku membukakan bibir memekku untuknya, sambil berkata, "O ya, sayang. Itu milikmu sepenuhnya sekarang."

Bruno tampak lebih kegirangan daripada hari-hari sebelumnya, dan alat kelaminnya yang panjang menjuntai keluar dari dalam sarungnya yang berbulu sementara ia mengelilingiku. Ketika Sandra merasa kami berdua sudah siap, ia mengangkat kedua kaki depan Bruno. Anjing itu berdiri di hadapanku dengan kedua kaki belakangnya, kontolnya yang menegang menjulur ke depan. Aku segera berlutut di hadapannya dan mulai mengisap kontolnya dengan rakus, menelan seluruhnya sampai masuk ke tenggorokanku sementara kedua tanganku memijati kedua biji zakarnya. Ternyata alat kelamin Bruno semakin lama semakin tumbuh berkembang di dalam mulutku. Aku takjub mengamati besarnya yang jauh melebihi batang kemaluan Beni. Bentuknya pun tampak gemuk dengan warna pun merah menyala.

Aku benar-benar merasa direndahkan serendah-rendahnya dan dipermalukan dengan berada dalam keadaan bugil bersimpuh di hadapan seekor anjing, memberinya pelayanan seks oral sambil diperhatikan oleh pasangan Sandra dan Parulian. Sepertinya aku benar-benar menghambakan diriku kepada mereka dan anjingnya. Dan aku menyukainya?!

Sandra berkata, "Aku seharusnya membiarkan dia berejakulasi di dalam mulutmu."
Aku mendongakkan wajahku dengan penuh harap untuk berkata, "Anda harus. Ya, Anda harus membiarkan anjing Anda melakukan itu?!
Suami istri itu saling tersenyum. Sandra berkata, "Baiklah, betina yang cabul. Kalau kau memang ingin meminum dan mandi dengan air mani kekasihmu, aku mengizinkannya."
Aku tersenyum senang dan mengangguk.

Bersambung...
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Betina Untuk Si Bruno II
Keintiman antara aku dan Bruno semakin bertambah. Aku dapat mengetahui bahwa sandra dan Parulian sangat senang melihat kami berperilaku sebagai sepasang kekasih. Karena itu aku pun berperilaku sesuai sudut pandang itu. Kami membiasakan diri untuk bercumbu seperti yang biasa dilakukan oleh sepasang kekasih. Membuat Bruno untuk menciumku sangatlah mudah. Aku tak tahu, kadang aku berpikir anjing itu benar-benar mencintaiku sebagai kekasihnya. Bruno dapat mencium mulutku dalam-dalam, sementara aku memegang kepalanya dan mencium balik, kadang sambil mengisap lidahnya.

Karena seks oral adalah bagian dari cumbuan dan permainan pembuka yang biasa dilakukan oleh manusia, dan Bruno telah melakukannya padaku, aku merasa berkewajiban untuk memberinya pelayanan intim yang sama. Mengisap dan menjilati alat kelamin seekor anjing benar-benar merupakan hal paling cabul dan tak bermoral yang pernah kulakukan sampai saat ini. Anehnya kecabulan itu benar-benar membawaku pada suatu birahi tertinggi yang pernah kualami. Sementara itu Sandra dan Parulian terus menyaksikan dengan seksama adegan demi adegan percintaan kami.

Menyenangkan pasangan Sandra dan Parulian sekarang merupakan urutan tertinggi dalam daftar prioritasku. Aku mencintai pasangan ini. Sandra khususnya, sudah seperti seorang ibu bagiku. Sedangkan Parulian tak pernah memanfaatkan keintiman yang kami bagi bersama, walaupun sebenarnya aku sudah tidak keberatan dan berharap ia melakukannya. Dalam waktu yang singkat ini, telah tumbuh cinta di antara kami bertiga. Melihat mereka senang atas semua perbuatanku selama ini adalah satu-satunya yang kubutuhkan untuk melakukan yang lebih lagi. Karena itu aku langsung mengikut apa yang mereka inginkan ketika suatu saat akhirnya Sandra menegurku.

"Kau belum melakukannya dengan baik, Maria. Kau belum belajar bagaimana melayani Bruno dengan benar. Kupikir kau mengerti apa yang kumaksud kan?"
"Kau ingin agar ia menyetubuhiku dan mengawiniku serta mengisi rahimku dengan benih anjingnya?"
"Tepat sekali, Maria. Itulah pelayanan yang kami harapkan dari seorang betina manusia. Dan bukankah itu perananmu?"
"Ya, Nyonya Sandra. Aku adalah betina untuk anjing Anda."
"Kau bukanlah betina yang baik kalau ia tak dapat mengawinimu dan menyemprotkan air mani anjingnya ke dalam memekmu, tempat semestinya ia berada."
"Nyonya Sandra, Bruno adalah kekasihku, dan aku adalah betinanya. Ia kini berhak atas memekku, dan aku tak memiliki hak untuk menolaknya mengakses milikku yang paling pribadi itu. Sperma anjing anda tempatnya adalah di dalam rahimku. Bahkan ia kini lebih berhak daripada suamiku sendiri. Hubunganku dengan suamiku semata-mata hanyalah karena ikatan pernikahan, sedangkan anjing Anda adalah kekasihku."
"Ya, itu sangat penting. Kebutuhan Bruno harus dilayani lebih dulu, selalu. Akan lebih baik kalau suaminya mengetahui kenyataan ini", Parulian menimpali.

"Bagaimana seandainya aku menyuruh Beni untuk selalu terlebih dulu meminta konfirmasi kepada Anda kalau-kalau Bruno ingin menyetubuhiku sebelum ia melakukan hal yang sama terhadap diriku? Apakah itu cukup memuaskan?"
"Akankah suamimu melakukan hal itu?" Tanya Parulian.
Aku tersenyum dan mengangguk.

"Kau yakin?" Sandra ikut bertanya.
"Aku tak akan memberikan tawaran jika aku tak dapat memenuhinya. Aku akan menceritakan semuanya kepada suamiku. Aku akan membuatnya mengerti bahwa Bruno adalah kekasihku dan kebutuhannya harus dipenuhi lebih dulu. Aku akan mengatakan pada Beni bahwa ia hanya dapat menyetubuhiku setelah Bruno melakukannya terhadapku terlebih dahulu. Dia akan selalu mendapatkan tubuhku yang habis pakai, dan memekku yang masih bersih dan wangi hanya disediakan bagi Bruno. Aku akan menyuruhnya menelepon Anda untuk mengatakan langsung secara pribadi bahwa ia dapat memahami keadaan yang berlaku mulai sekarang. Sekarang bolehkah aku bersetubuh dengan anjing Anda?" aku memohon.
"Oh tidak secepat itu", kata Sandra, "Apakah kau sudah memasuki masa suburmu saat ini?"
Aku menggeleng karena aku memang baru akan memasukinya sebentar lagi.
"Nah, kau kembalilah lagi ke sini kalau sudah memasuki masa suburmu, sehingga sel-sel telur di dalam rahimmu sudah matang dan siap untuk menerima benih-benih dari anjing kami."

Aku seperti tersetrum oleh aliran listrik mendengar ide itu. Gairahku meledak-ledak. Walaupun kecewa karena tak dapat bersetubuh dengan anjing mereka hari ini, aku setuju untuk mengikuti kehendaknya.
"Baiklah, Nyonya Sandra. Aku akan kembali lagi pada saat tubuhku sudah benar-benar siap untuk dibuahi oleh benih anjing Anda dan pada saat birahiku sedang mengalami puncaknya. Untuk itu, mulai sekarang aku akan menghentikan pemakaian pil kontrasepsiku."
"Bagus, tapi jangan lupa. Sampai masa suburmu habis bulan ini, jangan sekali-kali kau bersetubuh dengan suamimu, dan selama masa suburmu berlangsung, kau boleh datang ke mari tiap hari untuk menemui kekasihmu dan kawin dengannya."

"Terima kasih, Nyonya Sandra. Mulai sekarang, setiap datang masa suburku tempatku adalah di sini bersama Bruno. Beni tidak berhak menyentuhku selama itu."
"Sebelum kau pulang, bawalah ini dan minumlah secara teratur. Ini adalah jamu yang manjur untuk meningkatkan kesuburan wanita", Parulian memberiku sekotak jamu yang diambilnya dari dalam lemari.
"Terima kasih. Aku berharap aku dapat mengandung dan melahirkan anak-anak Bruno", aku tersenyum.
"Nah, sekarang pulanglah. Bawalah pakaian dan sepatumu, tapi kau tak boleh mengenakannya. Pulanglah dalam keadaan bugil", kata Sandra, "Begitu pula lain kali kau datang kemari, tak perlu mengenakan pakaian apa pun juga. Mengerti?"
Bukan main, pasangan ini selalu memiliki ide-ide yang mengejutkanku. Bagaimanapun, aku setuju untuk mengikuti aturannya. Aku pun tersenyum dan mengangguk. "Ya, Nyonya Sandra."

Aku menyeberangi jalan dengan jantung yang berdebar kencang sekali. Selain rumahku dan rumah keluarga Parulian yang berseberangan, rumah-rumah yang lain terletak cukup jauh. Bagaimanapun, setidaknya ada lima rumah di sekitar situ yang dari dalamnya penghuninya dapat melihat adanya seorang wanita bugil sedang menyeberang jalan di tempat terbuka pada siang hari bolong. Tentu saja jika mereka kebetulan memperhatikannya. Yang jelas jarak ke rumahku yang tak sampai sepuluh meter serasa jauh sekali.

Begitu tiba di pekarangan rumah, tiba-tiba terdengar suara mobil mendekat. Bulu kudukku segera berdiri? Aku belum lagi membuka pintu rumah ketika mobil itu melewatiku. Aku hanya bisa berdiri terpaku tanpa bergerak sedikit pun. Setelah mobil itu berlalu, barulah aku menengok ke belakang dan menyadari bahwa pasangan yang ada di dalam mobil itu bahkan tak melihat sedikit pun ke arahku. Perasaan lega dan luapan gairah segera membanjiri diriku. Aku pun segera masuk ke dalam rumah.

Dua hari kemudian, aku telah memasuki masa suburku. Sampai saat itu aku sama sekali tidak pernah melayani Beni. Sementara pil-pil kontrasepsi tak pernah lagi kutelan. Sebaliknya jamu pemberian Parulian kuminum teratur tiga kali sehari. Setelah membuat janji dengan keluarga Sandra dan Parulian, dengan hati yang mantap aku keluar rumah dalam keadaan bugil. Rasa takut terlihat oleh orang lain telah menguap bersamaan dengan panasnya cuaca di sini. Aku tak lagi peduli. Gairah karena berjalan bugil menyeberangi jalan di siang hari bolong dengan keluarga Parulian memperhatikannya membuat tubuhku bergetar senang bercampur tegang.

Perjalananku terinterupsi oleh sebuah mobil yang lewat ketika aku hampir mencapai pintu rumah keluarga Sandra dan Parulian. Aku yakin si pria pengemudi mobil melihatku. Mobilnya melambat di depanku. Ketika satu mobil lagi lewat, aku merunduk di balik semak-semak. Lingkungan rumahku yang sepi tiba-tiba menjadi ramai. Saat itulah aku sadar bahwa sekarang adalah waktu penggantian shift di pabrik. Para buruh mulai keluar ke jalan. Begitu pintu rumah keluarga Parulian terbuka, aku pun segera menyelinap masuk.

Mereka membawaku ke meja makan untuk pemeriksaan. Mereka membaringkanku seperti bahan percobaan di laboratorium dan menggunakan pena cahaya untuk melihat ke dalam celah kewanitaanku. Sandra menyatakan semuanya kelihatan bagus dan bersih.

Bruno mencakar-cakarkan kedua kaki depannya pada pintu kaca meminta masuk, seolah tak sabar untuk memenuhi hasratnya mendapatkan diriku. Sandra memutar tubuhku sehingga memekku langsung menghadap ke arah anjing itu. Sambil memainkan jari-jemarinya di memekku, ia berkata, "Lihat Bruno, kami membawakanmu memek untuk kau setubuhi. Dia akan jadi betina yang baik mulai saat ini dan akan mengizinkanmu memompa kontolmu ke dalam memeknya. Kau bisa kosongkan semua air mani yang kau punya ke dalam rahim pelacur betina yang cabul ini kapan saja kau mau, sayang."

"Ayolah, sayang. Kita sudah memisahkan dua kekasih ini cukup lama. Tidakkah kau lihat keduanya sudah sangat ingin kawin? Lihat denyutan memeknya yang kencang tandanya sudah siap untuk menerima kontol anjing kita. Dan lihat cairan yang keluar itu, memeknya sudah ngiler untuk dimasuki kontol anjing. Kau menginginkan kontol anjing itu kan, pelacur betina?"
"Ya, ya! Aku sangat ingin merasakan kontol anjing itu di dalam memekku. Aku butuh disetubuhi oleh seekor hewan. Memekku akan mengisap kontolnya sampai kering", balasku bernafsu.
"Oh, tidak, sebelum mulutmu membuat kontol anjing kami mengeras dan tegang", kata Sandra. Ia membuka pintu kaca sementara suaminya membantuku berdiri. Bruno melonjak-lonjak kegirangan dan memakan memekku sementara aku membukakan bibir memekku untuknya, sambil berkata, "O ya, sayang. Itu milikmu sepenuhnya sekarang."

Bruno tampak lebih kegirangan daripada hari-hari sebelumnya, dan alat kelaminnya yang panjang menjuntai keluar dari dalam sarungnya yang berbulu sementara ia mengelilingiku. Ketika Sandra merasa kami berdua sudah siap, ia mengangkat kedua kaki depan Bruno. Anjing itu berdiri di hadapanku dengan kedua kaki belakangnya, kontolnya yang menegang menjulur ke depan. Aku segera berlutut di hadapannya dan mulai mengisap kontolnya dengan rakus, menelan seluruhnya sampai masuk ke tenggorokanku sementara kedua tanganku memijati kedua biji zakarnya. Ternyata alat kelamin Bruno semakin lama semakin tumbuh berkembang di dalam mulutku. Aku takjub mengamati besarnya yang jauh melebihi batang kemaluan Beni. Bentuknya pun tampak gemuk dengan warna pun merah menyala.

Aku benar-benar merasa direndahkan serendah-rendahnya dan dipermalukan dengan berada dalam keadaan bugil bersimpuh di hadapan seekor anjing, memberinya pelayanan seks oral sambil diperhatikan oleh pasangan Sandra dan Parulian. Sepertinya aku benar-benar menghambakan diriku kepada mereka dan anjingnya. Dan aku menyukainya?!

Sandra berkata, "Aku seharusnya membiarkan dia berejakulasi di dalam mulutmu."
Aku mendongakkan wajahku dengan penuh harap untuk berkata, "Anda harus. Ya, Anda harus membiarkan anjing Anda melakukan itu?!
Suami istri itu saling tersenyum. Sandra berkata, "Baiklah, betina yang cabul. Kalau kau memang ingin meminum dan mandi dengan air mani kekasihmu, aku mengizinkannya."
Aku tersenyum senang dan mengangguk.

Bersambung...
Ini cerita Beastially yg paling... The best beastially story I ever read...
"Betina untuk si Bruno"
Aslik, gak pernah bosen bacanya, dari situs kuno yg paling mantaaaabb...
Kl gak salah di situs itu juga ada yg sempat kirim cerita aslinya (English text)

Thanks Suhu, udh merangkum bbrp Beastially stories jadi satu...
Emg semuanya dari situs kuno.. Tp gak ada matinyeee....
 
Betina Untuk Si Bruno II
Keintiman antara aku dan Bruno semakin bertambah. Aku dapat mengetahui bahwa sandra dan Parulian sangat senang melihat kami berperilaku sebagai sepasang kekasih. Karena itu aku pun berperilaku sesuai sudut pandang itu. Kami membiasakan diri untuk bercumbu seperti yang biasa dilakukan oleh sepasang kekasih. Membuat Bruno untuk menciumku sangatlah mudah. Aku tak tahu, kadang aku berpikir anjing itu benar-benar mencintaiku sebagai kekasihnya. Bruno dapat mencium mulutku dalam-dalam, sementara aku memegang kepalanya dan mencium balik, kadang sambil mengisap lidahnya.

Karena seks oral adalah bagian dari cumbuan dan permainan pembuka yang biasa dilakukan oleh manusia, dan Bruno telah melakukannya padaku, aku merasa berkewajiban untuk memberinya pelayanan intim yang sama. Mengisap dan menjilati alat kelamin seekor anjing benar-benar merupakan hal paling cabul dan tak bermoral yang pernah kulakukan sampai saat ini. Anehnya kecabulan itu benar-benar membawaku pada suatu birahi tertinggi yang pernah kualami. Sementara itu Sandra dan Parulian terus menyaksikan dengan seksama adegan demi adegan percintaan kami.

Menyenangkan pasangan Sandra dan Parulian sekarang merupakan urutan tertinggi dalam daftar prioritasku. Aku mencintai pasangan ini. Sandra khususnya, sudah seperti seorang ibu bagiku. Sedangkan Parulian tak pernah memanfaatkan keintiman yang kami bagi bersama, walaupun sebenarnya aku sudah tidak keberatan dan berharap ia melakukannya. Dalam waktu yang singkat ini, telah tumbuh cinta di antara kami bertiga. Melihat mereka senang atas semua perbuatanku selama ini adalah satu-satunya yang kubutuhkan untuk melakukan yang lebih lagi. Karena itu aku langsung mengikut apa yang mereka inginkan ketika suatu saat akhirnya Sandra menegurku.

"Kau belum melakukannya dengan baik, Maria. Kau belum belajar bagaimana melayani Bruno dengan benar. Kupikir kau mengerti apa yang kumaksud kan?"
"Kau ingin agar ia menyetubuhiku dan mengawiniku serta mengisi rahimku dengan benih anjingnya?"
"Tepat sekali, Maria. Itulah pelayanan yang kami harapkan dari seorang betina manusia. Dan bukankah itu perananmu?"
"Ya, Nyonya Sandra. Aku adalah betina untuk anjing Anda."
"Kau bukanlah betina yang baik kalau ia tak dapat mengawinimu dan menyemprotkan air mani anjingnya ke dalam memekmu, tempat semestinya ia berada."
"Nyonya Sandra, Bruno adalah kekasihku, dan aku adalah betinanya. Ia kini berhak atas memekku, dan aku tak memiliki hak untuk menolaknya mengakses milikku yang paling pribadi itu. Sperma anjing anda tempatnya adalah di dalam rahimku. Bahkan ia kini lebih berhak daripada suamiku sendiri. Hubunganku dengan suamiku semata-mata hanyalah karena ikatan pernikahan, sedangkan anjing Anda adalah kekasihku."
"Ya, itu sangat penting. Kebutuhan Bruno harus dilayani lebih dulu, selalu. Akan lebih baik kalau suaminya mengetahui kenyataan ini", Parulian menimpali.

"Bagaimana seandainya aku menyuruh Beni untuk selalu terlebih dulu meminta konfirmasi kepada Anda kalau-kalau Bruno ingin menyetubuhiku sebelum ia melakukan hal yang sama terhadap diriku? Apakah itu cukup memuaskan?"
"Akankah suamimu melakukan hal itu?" Tanya Parulian.
Aku tersenyum dan mengangguk.

"Kau yakin?" Sandra ikut bertanya.
"Aku tak akan memberikan tawaran jika aku tak dapat memenuhinya. Aku akan menceritakan semuanya kepada suamiku. Aku akan membuatnya mengerti bahwa Bruno adalah kekasihku dan kebutuhannya harus dipenuhi lebih dulu. Aku akan mengatakan pada Beni bahwa ia hanya dapat menyetubuhiku setelah Bruno melakukannya terhadapku terlebih dahulu. Dia akan selalu mendapatkan tubuhku yang habis pakai, dan memekku yang masih bersih dan wangi hanya disediakan bagi Bruno. Aku akan menyuruhnya menelepon Anda untuk mengatakan langsung secara pribadi bahwa ia dapat memahami keadaan yang berlaku mulai sekarang. Sekarang bolehkah aku bersetubuh dengan anjing Anda?" aku memohon.
"Oh tidak secepat itu", kata Sandra, "Apakah kau sudah memasuki masa suburmu saat ini?"
Aku menggeleng karena aku memang baru akan memasukinya sebentar lagi.
"Nah, kau kembalilah lagi ke sini kalau sudah memasuki masa suburmu, sehingga sel-sel telur di dalam rahimmu sudah matang dan siap untuk menerima benih-benih dari anjing kami."

Aku seperti tersetrum oleh aliran listrik mendengar ide itu. Gairahku meledak-ledak. Walaupun kecewa karena tak dapat bersetubuh dengan anjing mereka hari ini, aku setuju untuk mengikuti kehendaknya.
"Baiklah, Nyonya Sandra. Aku akan kembali lagi pada saat tubuhku sudah benar-benar siap untuk dibuahi oleh benih anjing Anda dan pada saat birahiku sedang mengalami puncaknya. Untuk itu, mulai sekarang aku akan menghentikan pemakaian pil kontrasepsiku."
"Bagus, tapi jangan lupa. Sampai masa suburmu habis bulan ini, jangan sekali-kali kau bersetubuh dengan suamimu, dan selama masa suburmu berlangsung, kau boleh datang ke mari tiap hari untuk menemui kekasihmu dan kawin dengannya."

"Terima kasih, Nyonya Sandra. Mulai sekarang, setiap datang masa suburku tempatku adalah di sini bersama Bruno. Beni tidak berhak menyentuhku selama itu."
"Sebelum kau pulang, bawalah ini dan minumlah secara teratur. Ini adalah jamu yang manjur untuk meningkatkan kesuburan wanita", Parulian memberiku sekotak jamu yang diambilnya dari dalam lemari.
"Terima kasih. Aku berharap aku dapat mengandung dan melahirkan anak-anak Bruno", aku tersenyum.
"Nah, sekarang pulanglah. Bawalah pakaian dan sepatumu, tapi kau tak boleh mengenakannya. Pulanglah dalam keadaan bugil", kata Sandra, "Begitu pula lain kali kau datang kemari, tak perlu mengenakan pakaian apa pun juga. Mengerti?"
Bukan main, pasangan ini selalu memiliki ide-ide yang mengejutkanku. Bagaimanapun, aku setuju untuk mengikuti aturannya. Aku pun tersenyum dan mengangguk. "Ya, Nyonya Sandra."

Aku menyeberangi jalan dengan jantung yang berdebar kencang sekali. Selain rumahku dan rumah keluarga Parulian yang berseberangan, rumah-rumah yang lain terletak cukup jauh. Bagaimanapun, setidaknya ada lima rumah di sekitar situ yang dari dalamnya penghuninya dapat melihat adanya seorang wanita bugil sedang menyeberang jalan di tempat terbuka pada siang hari bolong. Tentu saja jika mereka kebetulan memperhatikannya. Yang jelas jarak ke rumahku yang tak sampai sepuluh meter serasa jauh sekali.

Begitu tiba di pekarangan rumah, tiba-tiba terdengar suara mobil mendekat. Bulu kudukku segera berdiri? Aku belum lagi membuka pintu rumah ketika mobil itu melewatiku. Aku hanya bisa berdiri terpaku tanpa bergerak sedikit pun. Setelah mobil itu berlalu, barulah aku menengok ke belakang dan menyadari bahwa pasangan yang ada di dalam mobil itu bahkan tak melihat sedikit pun ke arahku. Perasaan lega dan luapan gairah segera membanjiri diriku. Aku pun segera masuk ke dalam rumah.

Dua hari kemudian, aku telah memasuki masa suburku. Sampai saat itu aku sama sekali tidak pernah melayani Beni. Sementara pil-pil kontrasepsi tak pernah lagi kutelan. Sebaliknya jamu pemberian Parulian kuminum teratur tiga kali sehari. Setelah membuat janji dengan keluarga Sandra dan Parulian, dengan hati yang mantap aku keluar rumah dalam keadaan bugil. Rasa takut terlihat oleh orang lain telah menguap bersamaan dengan panasnya cuaca di sini. Aku tak lagi peduli. Gairah karena berjalan bugil menyeberangi jalan di siang hari bolong dengan keluarga Parulian memperhatikannya membuat tubuhku bergetar senang bercampur tegang.

Perjalananku terinterupsi oleh sebuah mobil yang lewat ketika aku hampir mencapai pintu rumah keluarga Sandra dan Parulian. Aku yakin si pria pengemudi mobil melihatku. Mobilnya melambat di depanku. Ketika satu mobil lagi lewat, aku merunduk di balik semak-semak. Lingkungan rumahku yang sepi tiba-tiba menjadi ramai. Saat itulah aku sadar bahwa sekarang adalah waktu penggantian shift di pabrik. Para buruh mulai keluar ke jalan. Begitu pintu rumah keluarga Parulian terbuka, aku pun segera menyelinap masuk.

Mereka membawaku ke meja makan untuk pemeriksaan. Mereka membaringkanku seperti bahan percobaan di laboratorium dan menggunakan pena cahaya untuk melihat ke dalam celah kewanitaanku. Sandra menyatakan semuanya kelihatan bagus dan bersih.

Bruno mencakar-cakarkan kedua kaki depannya pada pintu kaca meminta masuk, seolah tak sabar untuk memenuhi hasratnya mendapatkan diriku. Sandra memutar tubuhku sehingga memekku langsung menghadap ke arah anjing itu. Sambil memainkan jari-jemarinya di memekku, ia berkata, "Lihat Bruno, kami membawakanmu memek untuk kau setubuhi. Dia akan jadi betina yang baik mulai saat ini dan akan mengizinkanmu memompa kontolmu ke dalam memeknya. Kau bisa kosongkan semua air mani yang kau punya ke dalam rahim pelacur betina yang cabul ini kapan saja kau mau, sayang."

"Ayolah, sayang. Kita sudah memisahkan dua kekasih ini cukup lama. Tidakkah kau lihat keduanya sudah sangat ingin kawin? Lihat denyutan memeknya yang kencang tandanya sudah siap untuk menerima kontol anjing kita. Dan lihat cairan yang keluar itu, memeknya sudah ngiler untuk dimasuki kontol anjing. Kau menginginkan kontol anjing itu kan, pelacur betina?"
"Ya, ya! Aku sangat ingin merasakan kontol anjing itu di dalam memekku. Aku butuh disetubuhi oleh seekor hewan. Memekku akan mengisap kontolnya sampai kering", balasku bernafsu.
"Oh, tidak, sebelum mulutmu membuat kontol anjing kami mengeras dan tegang", kata Sandra. Ia membuka pintu kaca sementara suaminya membantuku berdiri. Bruno melonjak-lonjak kegirangan dan memakan memekku sementara aku membukakan bibir memekku untuknya, sambil berkata, "O ya, sayang. Itu milikmu sepenuhnya sekarang."

Bruno tampak lebih kegirangan daripada hari-hari sebelumnya, dan alat kelaminnya yang panjang menjuntai keluar dari dalam sarungnya yang berbulu sementara ia mengelilingiku. Ketika Sandra merasa kami berdua sudah siap, ia mengangkat kedua kaki depan Bruno. Anjing itu berdiri di hadapanku dengan kedua kaki belakangnya, kontolnya yang menegang menjulur ke depan. Aku segera berlutut di hadapannya dan mulai mengisap kontolnya dengan rakus, menelan seluruhnya sampai masuk ke tenggorokanku sementara kedua tanganku memijati kedua biji zakarnya. Ternyata alat kelamin Bruno semakin lama semakin tumbuh berkembang di dalam mulutku. Aku takjub mengamati besarnya yang jauh melebihi batang kemaluan Beni. Bentuknya pun tampak gemuk dengan warna pun merah menyala.

Aku benar-benar merasa direndahkan serendah-rendahnya dan dipermalukan dengan berada dalam keadaan bugil bersimpuh di hadapan seekor anjing, memberinya pelayanan seks oral sambil diperhatikan oleh pasangan Sandra dan Parulian. Sepertinya aku benar-benar menghambakan diriku kepada mereka dan anjingnya. Dan aku menyukainya?!

Sandra berkata, "Aku seharusnya membiarkan dia berejakulasi di dalam mulutmu."
Aku mendongakkan wajahku dengan penuh harap untuk berkata, "Anda harus. Ya, Anda harus membiarkan anjing Anda melakukan itu?!
Suami istri itu saling tersenyum. Sandra berkata, "Baiklah, betina yang cabul. Kalau kau memang ingin meminum dan mandi dengan air mani kekasihmu, aku mengizinkannya."
Aku tersenyum senang dan mengangguk.

Bersambung...
Angkat forum lama ya om... kumpulan cerita sex... taun jebrot hhehw nostalgia
 
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd