Pertama banget nih. Mohon bimbingannya suhu.
Kejadian ini terjadi 3 tahun lalu,
Namaku Dion, 22 tahun. Saat ini aku tinggal di kota X di tempatku kerja. Untuk tempat tinggal, aku memilih kos biar irit. Di kota ini, ku menemukan kos yang cukup murah, dan yang terpenting bebas hehe. Walaupun fasilitas kamar mandinya di luar, kos ku ini cukup nyaman. Jauh sebelum datang ke kota X, aku sudah janjian dengan pemilik kos yang bernama ibu Mike. Sampai suatu siang ku datang untuk bertemu dengannya. Aku sampai di gerbang kos, ku melihat perempuan berkerudung yang cantik. Ku datangi, lalu ku menanyakan bu Mike.
Aku : "Permisi, apakah bu Mike ada disini ?" tanyaku.
Mike : "Oh iya, saya sendiri. Ini Dion ya?" sambil mengulurkan tangan nya untuk bersalaman.
Aku : Menjabat tangan nya "iya bu, saya Dion yang janjian dengan ibu tempo hari"
"Ramah dan cantik sekali bu Mike, kulitnya putih, mulus, kencang, dan tubuhnya seksi" batinku.
Setelah pertemuan itu, aku diperkenalkan dengan penghuni kamar kos yang lain. Belum semua karena mungkin ada yang masih bekerja ataupun kuliah. Setelah itu aku diantarkan menuju kamarku.
Mike : "Ini Dion kamarmu, ini kuncinya. Sebelah kanan dan kiri kamarmu ini perempuan. Jangan nakal ya, bisa ku usir kamu hehe...." katanya mengingatkan sambil tersenyum menggoda.
Aku : "Siap laksanakan bu! Terimakasih"
"Mana mungkin nggak nakal kalo kos nya bebas gini hehe.." kataku dalam hati.
Mike : "Yaudah kalo gitu ibu pamit dulu ya, ada urusan lain"
Aku : "Iya bu, terimakasih. Hati-hati di jalan bu."
Bu Mike menggerakan jarinya yang bertanda OK sambil tersenyum.
"Aaah pantatnya menggoda" batinku.
Lalu aku segera masuk kamar untuk menata keperluan ku di kos ini, lalu berlanjut untuk istirahat.
Sore hari aku terbangun, ku melihat sudah jam 5. Cukup lama ku tertidur. Aku segera bangun dan mandi. Saat berjalan menuju kamar mandi, aku berpapasan dengan mbak Tia, dia salah satu penghuni kos yang sudah berkeluarga. Nampak tubuhnya yang sedikit gendut namun menggoda hanya dililit handuk. "Mbak" sapaku tersenyum. "Dingin" katanya sambil berjalan menuju kamarnya. "Duh itu mbakTia ngode minta di kasih anget anget kali ya? hihi" kataku dalam hati.
Selesai mandi, aku berencana membeli makan karena sudah cukup lapar. Aku berjalan di sekitar kos untuk mencari warung. Sampai ku melihat 2 perempuan nampak sedang asik berbicara di sebuah warung. Aku memutuskan untuk mendatangi warung itu. Dan ku ketahui bahwa pemilik warung ini adalah pak Rahmat. Aku memesan secangkir kopi untuk menunggu makanan pesananku, sambil menyulut rokok dan menikmati pemandangan 2 perempuan cantik. Tak lama mereka sudah mendapat makanan yang mereka pesan, lalu pergi. Pak Rahamat mengagetkanku
P Rahmat : "Yeu, liat cewek sampai ngelamun. Cantik ya?" sambil menepuk bahu ku.
Aku: "Eh, bapak ngagetin aja."
P Rahmat : "Kamu baru ya?" tanyanya.
Aku : "Iya pak, saya baru disini. Kos di situ" kataku sambil menunjuk kos ku.
P Rahmat : "Ini pesananmu"
Aku : "Makasih pak, permisi"
P Rahmat : "Iya sama sama."
Aku jalan balik ke kos dan melihat 2 perempuan yang ada di warung pak Rahmat tadi sedang makan bareng di kamar. Ku beranikan untuk menyapa mereka.
Aku : "Permisi mbak" sapaku saat melewati mereka.
Ina : "Iya mas" balasnya.
Lilis : "Loh, masnya tadi dari warung depan kan? Kos di sini juga?'
Aku berhenti.
Aku : "Iya mbak, saya baru hari ini masuk kos di sini"
Lilis : "Oh gitu"
Aku : "Iya, nama saya Dion mbak"
Lilis : "Aku Lilis"
Ina : "Aku Ina"
Aku : "Salam kenal ya. Kalo gitu saya ke kamar dulu mbak, mari."
Ina & Lilis : "Iya mas." kata mereka sambil tersenyum.
Tidak sulit untuk kenal dan akrab dengan penghuni kos di sini. Tapi aku hanya dekat dengan Ina dan Lilis, mungkin karena umur yang gak beda jauh dan obrolan kita nyambung.
Sudah 1 bulan aku tinggal di sini, semuanya masih baik baik saja. Sampai suatu hari saat mau mandi untuk bersiap kerja ku melihat 1 bilik kamar mandi tertutup. Lalu aku masuk ke bilik kamar mandi satunya. Ku nyalakan kran air, ku lucuti semua pakaianku. Tiba tiba ku mendengar suara desahan perempuan.
"Aaaah.....aaahhh.....ssshhh aaahhhh.... sayaaang...."
"Emmhhh enak syaaang aaahhh...."
"Aaahh..ahh...mmmhhhhh....."
Aku mempercepat mandiku karena penasaran dengan suara perempuan itu. Ku melihat ada celah di atas tembok pembatas kamar mandi. Ku naikkan kaki ku di bak mandi dan mengintip kamar mandi sebelah. Ternyata, mbak Lilis terlihat sedang memainkan kemaluannya sambil meremas payudaranya. Aku tertegun melihat pemandangan ini. Badan nya putih, bersih, mulus, payudaranya besar. Lama ku nikmati desahan dan kemolekan tubuh mbak Lilis.
"Aaaaaahhhhhhhhh........aaah..ahhh...... shhhh...aaahh...."
Makin cepat mbak Lilis memainkan jari di vagina nya, hingga terdengar suara gesekan "clok...clkkk...clookkkk...crrrtttt"
Tiba tiba mbak Lilis mendongak, tubuhnya mengejang, ia melebarkan kakinya dan.......
"Aaaaaaaahhhhhhhhhh...." satu lenguhan panjang yang menandakan bahwa mbak Lilis mendapatkan orgasmenya.
Dia lalu membersihkan kemaluannya, dililitnya handuk di badannya yang tanpa celana dalam dan bra. Aku berusaha untuk keluar dari kamar mandi duluan, agar bisa menggoda mbak Lilis dengan kontolku yang tegang. Benar saja, aku keluar kamar mandi lalu di susul mbak Lilis. Aku menyapanya.
Aku : "Pagi mbak Lilis"
Lilis : "Ehhh... emmm.. mas Dion" jawabnya gugup.
Aku : "Seger ya mbak mandi pagi gini" Seger yang ku maksud adalah tubuh mbak Lilis hehe...
Lilis : "Ii..iya mas. Seger"
Mbak Lilis tampak kaget saat melihat batang kemaluan ku berdiri tegak dan keras di balik kolor ku yang tanpa celana dalam. Saat aku menyadari bahwa mbak Lilis melihat kontol ku, ku goyangkan otot kemaluanku naik turun. Lama dia terdiam, dan aku punya kesempatan menikmati tubuh indahnya. Handuk yg dia pakai seperti tidak cukup menutup bagian tubuhnya, payudaranya menyembul dan pahanya terlihat olehku. Tiba tiba mbak Lilis tersadar dan berpamitan ke kamarnya.
Lilis : "Mm..mas Dion saya duluan ya" pamitnya.
Aku : "Eh iya mbak."
Mbak Lilis berjalan agak cepat, entahlah. Saat berjalan ku melihat celana dalam mbak Lilis jatuh dan dia tidak sadar. Lalu ku ambil dan ku simpan, buat kenangan hehe...
Sesampainya di kamar, aku menyimpan celana dalam berenda warna pink yang lucu milik mbak Lilis. Sempat ku hirup aromanya, sepertinya sudah dipakai. Namun baunya tetap harum. Lalu aku bersiap untuk kerja.
Kejadian ini terjadi 3 tahun lalu,
Namaku Dion, 22 tahun. Saat ini aku tinggal di kota X di tempatku kerja. Untuk tempat tinggal, aku memilih kos biar irit. Di kota ini, ku menemukan kos yang cukup murah, dan yang terpenting bebas hehe. Walaupun fasilitas kamar mandinya di luar, kos ku ini cukup nyaman. Jauh sebelum datang ke kota X, aku sudah janjian dengan pemilik kos yang bernama ibu Mike. Sampai suatu siang ku datang untuk bertemu dengannya. Aku sampai di gerbang kos, ku melihat perempuan berkerudung yang cantik. Ku datangi, lalu ku menanyakan bu Mike.
Aku : "Permisi, apakah bu Mike ada disini ?" tanyaku.
Mike : "Oh iya, saya sendiri. Ini Dion ya?" sambil mengulurkan tangan nya untuk bersalaman.
Aku : Menjabat tangan nya "iya bu, saya Dion yang janjian dengan ibu tempo hari"
"Ramah dan cantik sekali bu Mike, kulitnya putih, mulus, kencang, dan tubuhnya seksi" batinku.
Setelah pertemuan itu, aku diperkenalkan dengan penghuni kamar kos yang lain. Belum semua karena mungkin ada yang masih bekerja ataupun kuliah. Setelah itu aku diantarkan menuju kamarku.
Mike : "Ini Dion kamarmu, ini kuncinya. Sebelah kanan dan kiri kamarmu ini perempuan. Jangan nakal ya, bisa ku usir kamu hehe...." katanya mengingatkan sambil tersenyum menggoda.
Aku : "Siap laksanakan bu! Terimakasih"
"Mana mungkin nggak nakal kalo kos nya bebas gini hehe.." kataku dalam hati.
Mike : "Yaudah kalo gitu ibu pamit dulu ya, ada urusan lain"
Aku : "Iya bu, terimakasih. Hati-hati di jalan bu."
Bu Mike menggerakan jarinya yang bertanda OK sambil tersenyum.
"Aaah pantatnya menggoda" batinku.
Lalu aku segera masuk kamar untuk menata keperluan ku di kos ini, lalu berlanjut untuk istirahat.
Sore hari aku terbangun, ku melihat sudah jam 5. Cukup lama ku tertidur. Aku segera bangun dan mandi. Saat berjalan menuju kamar mandi, aku berpapasan dengan mbak Tia, dia salah satu penghuni kos yang sudah berkeluarga. Nampak tubuhnya yang sedikit gendut namun menggoda hanya dililit handuk. "Mbak" sapaku tersenyum. "Dingin" katanya sambil berjalan menuju kamarnya. "Duh itu mbakTia ngode minta di kasih anget anget kali ya? hihi" kataku dalam hati.
Selesai mandi, aku berencana membeli makan karena sudah cukup lapar. Aku berjalan di sekitar kos untuk mencari warung. Sampai ku melihat 2 perempuan nampak sedang asik berbicara di sebuah warung. Aku memutuskan untuk mendatangi warung itu. Dan ku ketahui bahwa pemilik warung ini adalah pak Rahmat. Aku memesan secangkir kopi untuk menunggu makanan pesananku, sambil menyulut rokok dan menikmati pemandangan 2 perempuan cantik. Tak lama mereka sudah mendapat makanan yang mereka pesan, lalu pergi. Pak Rahamat mengagetkanku
P Rahmat : "Yeu, liat cewek sampai ngelamun. Cantik ya?" sambil menepuk bahu ku.
Aku: "Eh, bapak ngagetin aja."
P Rahmat : "Kamu baru ya?" tanyanya.
Aku : "Iya pak, saya baru disini. Kos di situ" kataku sambil menunjuk kos ku.
P Rahmat : "Ini pesananmu"
Aku : "Makasih pak, permisi"
P Rahmat : "Iya sama sama."
Aku jalan balik ke kos dan melihat 2 perempuan yang ada di warung pak Rahmat tadi sedang makan bareng di kamar. Ku beranikan untuk menyapa mereka.
Aku : "Permisi mbak" sapaku saat melewati mereka.
Ina : "Iya mas" balasnya.
Lilis : "Loh, masnya tadi dari warung depan kan? Kos di sini juga?'
Aku berhenti.
Aku : "Iya mbak, saya baru hari ini masuk kos di sini"
Lilis : "Oh gitu"
Aku : "Iya, nama saya Dion mbak"
Lilis : "Aku Lilis"
Ina : "Aku Ina"
Aku : "Salam kenal ya. Kalo gitu saya ke kamar dulu mbak, mari."
Ina & Lilis : "Iya mas." kata mereka sambil tersenyum.
Tidak sulit untuk kenal dan akrab dengan penghuni kos di sini. Tapi aku hanya dekat dengan Ina dan Lilis, mungkin karena umur yang gak beda jauh dan obrolan kita nyambung.
Sudah 1 bulan aku tinggal di sini, semuanya masih baik baik saja. Sampai suatu hari saat mau mandi untuk bersiap kerja ku melihat 1 bilik kamar mandi tertutup. Lalu aku masuk ke bilik kamar mandi satunya. Ku nyalakan kran air, ku lucuti semua pakaianku. Tiba tiba ku mendengar suara desahan perempuan.
"Aaaah.....aaahhh.....ssshhh aaahhhh.... sayaaang...."
"Emmhhh enak syaaang aaahhh...."
"Aaahh..ahh...mmmhhhhh....."
Aku mempercepat mandiku karena penasaran dengan suara perempuan itu. Ku melihat ada celah di atas tembok pembatas kamar mandi. Ku naikkan kaki ku di bak mandi dan mengintip kamar mandi sebelah. Ternyata, mbak Lilis terlihat sedang memainkan kemaluannya sambil meremas payudaranya. Aku tertegun melihat pemandangan ini. Badan nya putih, bersih, mulus, payudaranya besar. Lama ku nikmati desahan dan kemolekan tubuh mbak Lilis.
"Aaaaaahhhhhhhhh........aaah..ahhh...... shhhh...aaahh...."
Makin cepat mbak Lilis memainkan jari di vagina nya, hingga terdengar suara gesekan "clok...clkkk...clookkkk...crrrtttt"
Tiba tiba mbak Lilis mendongak, tubuhnya mengejang, ia melebarkan kakinya dan.......
"Aaaaaaaahhhhhhhhhh...." satu lenguhan panjang yang menandakan bahwa mbak Lilis mendapatkan orgasmenya.
Dia lalu membersihkan kemaluannya, dililitnya handuk di badannya yang tanpa celana dalam dan bra. Aku berusaha untuk keluar dari kamar mandi duluan, agar bisa menggoda mbak Lilis dengan kontolku yang tegang. Benar saja, aku keluar kamar mandi lalu di susul mbak Lilis. Aku menyapanya.
Aku : "Pagi mbak Lilis"
Lilis : "Ehhh... emmm.. mas Dion" jawabnya gugup.
Aku : "Seger ya mbak mandi pagi gini" Seger yang ku maksud adalah tubuh mbak Lilis hehe...
Lilis : "Ii..iya mas. Seger"
Mbak Lilis tampak kaget saat melihat batang kemaluan ku berdiri tegak dan keras di balik kolor ku yang tanpa celana dalam. Saat aku menyadari bahwa mbak Lilis melihat kontol ku, ku goyangkan otot kemaluanku naik turun. Lama dia terdiam, dan aku punya kesempatan menikmati tubuh indahnya. Handuk yg dia pakai seperti tidak cukup menutup bagian tubuhnya, payudaranya menyembul dan pahanya terlihat olehku. Tiba tiba mbak Lilis tersadar dan berpamitan ke kamarnya.
Lilis : "Mm..mas Dion saya duluan ya" pamitnya.
Aku : "Eh iya mbak."
Mbak Lilis berjalan agak cepat, entahlah. Saat berjalan ku melihat celana dalam mbak Lilis jatuh dan dia tidak sadar. Lalu ku ambil dan ku simpan, buat kenangan hehe...
Sesampainya di kamar, aku menyimpan celana dalam berenda warna pink yang lucu milik mbak Lilis. Sempat ku hirup aromanya, sepertinya sudah dipakai. Namun baunya tetap harum. Lalu aku bersiap untuk kerja.
Terakhir diubah: