Chapter 2b.
Tanpa mereka sadari ada dua orang memasuki rumah kontrakan itu, kedua orang itu masih termasuk anak buah Adjie dan memang mereka berempat diberikan rumah kontrakan bersama, sementara Asep, Dodi maupun Nissa yang berada didalam kamar tidak mendengar Imron dan Lukman memasuki rumah. “Acckkkhhhhh......aacckkkkhhhh........ eennnaakkkkk.... kkoonntttoll eeennaakk......”, Terdengar suara wanita dari dalam kamar, Lukman dan Imron saling pandang.
“Weh ada siapa nih....., kayanya ada cewe gi dientot ”, tanya Imron kepada Lukman, “Mana ku tahu.., buka aja pintunya...!!”, kata Lukman sambil membuka pintunya. “Weh kalian tidak ajak-ajakkita”, Kata Imron kepada Dodi dan Asep. Keduanya tampak kaget melihat Imron dan Lukman mereka menghentikan kegiatannya, sementara Nissa berusaha menutupi tubuhnya yang sudah telanjang bulat dengan bantal yang ada disitu, dan buru-buru mengenakan jilbabnya seadanya kembali dengan muka yang merah karena malu.
“Ini kan neng Nissa..., adik iparnya si Bos....???”, kata Lukman. “Udah kalian kalo mau tinggal entot aja Neng Nissa..., dia pasti mau ko di kasih kontol kalian..., iya kan neng...”, kata Asep sambil melirik kepada Nissa.
“Bener nih...., ngak nyangka non Nissa pake jilbab ternyata lonte”, Imron yang tampak sudah teransang mendekati Nissa. Sambil mengeluarkan penisnya yang tampak sudah mengacung, dan mendekatkan pada muka Nissa. “Non Nissa suka kontol kan...”, kata Imron sambil penisnya di pukul-pukulkan di pipi sang gadis berjilbab tersebut dan berusaha memasukan penisnya ke dalam mulut Nissa.
Nissa terpaksa membuka mulutnya, tetapi dengan kasar Imron menjejalkan penisnya kemulut sang gadis berjilbab tersebut. “Ayo emut yang enak donk kontol ini....”, kata Imron sambil memegang kepala Nissa dan menyodokan penisnya ke mulut sang gadis berjilbab tersebut. Sementara yang lain mulai menggerayangi tubuh gadis berjilbab itu kembali mulai dari payudara yang diremas-remas oleh Dodi, sementara Asep memeluk Nissa dari belakang sambil menggerayangi tubuh gadis itu, dan Lukman memaninkan vagina dari gadis berjilbab tersebut yang sudah basah dari tadi.
“Gila....., Sepongan non Nissa mantep banget....”, kata Imron sambil terus memperkosa mulut gadis berjilbab itu. “ini juga memeknya basah banget...., tinggal di entot nih....”, kata Lukman yang berada dibawahnya. “emmmhhh....emmmhhh.......”, Nissa hanya bisa mengerang penuh gairah di permainkan seperti itu oleh para pekerja kakak iparnya.
Sementara Asep mengangkat Nissa dan memasukan penisnya ke lubang Vagina sang gadis. “Acckkkhhh.......emmmhh.....”, jerit Nissa tertahan oleh penis yang memenuhi mulutnya. Asep mulai menggenjot penis nya di dalam vagina sang gadis berjilbab, “ Ennakk sekali memek lu ....., lo suka di entot gini ya....” kata asep dengan kata-kata kasarnya di telinga Nissa yang tertutup jilbab.
Sedangkan Dodi malah ikut memposisikan diri untuk mengeksekusi Vagina sang gadis berjilbab, penisnya mulai digesekan diatas vaginanya. “Acckkkhh..... jangan......”, Nissa menjerit dan berusaha melarangnya tapi tangannya di pengang oleh lukman dan Imron. Tampa mengindahkan Nissa, penis milik Dodi mulai ikut menyeruak masuk ke dalam vagina Nissa. “Accckkkkhhhhhhhh........., ssaakkkkiiittt..... kkeeluaaarriinn.......”, teriak Nissa mengejang merasakan Vaginanya seperti terbelah sampai ke ulu hatinya di masukan oleh dua penis yang cukup besar tersebut. “Diam kamu lonte......, rasakan aja memekmu sobek....”, kata Dodi sambil menekan penisnya hingga terbenam seluruhnya ke dalam vagina Nissa.
“Accckkkkkkkkkkhhhhhhhh..............., ssaakkkiiittt.......”, Nissa tampak meneteskan air mata menahan perih dan rasa sakit di selangkangannya.
“Gila memeknya muat dua kontol gitu....hehehe....”, kata Imron sambil menarik kembali jilbab Nissa hingga terlepas. “Ayo sepong lagi nih kontol....”, kata Imron sambil menjambak rambut Nissa sehingga meringis. Kembali penis tersebut menyeruak masuk ke dalam mulut gadis mungil berjilbab tersebut ditekannya kepala sang gadis sampai mentok ke selangkangan Imron.
Sementara dibawah dua buah penis silih bergantian mengacak-ngacak vagina sang gadis berjilbab, tangan Nissa ditarik untuk mengocok penis panjang Lukman. Gadis berjilbab tersebut benar-benar kewalahan menghadapi mereka ber empat, mulutnya penuh dengan penis sedangkan di vagina tertanam dua penis belum lagi remasan-remasan kasar pada payudara gadis berjilbab tersebut, membuat dia semakin meringis kesakitan.
Semakin lama tumbukan dua penis di dalam tubuh Nissa semakin liar, sementara Nissa pun sudah semakin terbiasa dan terbawa arus birahinya kembali. Meskipun tersumpal oleh penis tapi desah kenikmatan dari Nissa jelas terdengar. Kadang mulutnya berpindah dari penis milik Imron ke penis Lukman. Hawa kamar tersebut sudah benar-benar wangi oleh perbuatan mesum, keringat menghiasi tubuh Nissa yang hanya tertutup oleh jilbabnya.
Tidak membutuhkan waktu lama supaya gadis berjilbab tersebut mengalami orgasme kembali “Accccckkkkkhhhhhhhhhhhh........................”, Nissa menjerit ketika melepaskan orgasme kembali, tubuhnya mengejang-mengejang sementara kakinya ikut menendang-nendang ketika kedua penis yang menyodok vaginanya dikeluarkan cairan cinta milik Nissa mengucur dengan derasnya. Untuk beberapa saat tubuh gadis itu mengejang dan akhirnya jatuh kesebelah tubuh Asep.
Tanpa memberi kesempatan beristirahat imron menarik tubuh Nissa ke pinggir kasur, dengan kasarnya kedua kaki Nissa di renggangkan dan dengan sekali sodokan keras seluruh penis besar milik Imron memasuki liang dubur gadis tersebut. “Accckkkkhhhh..... aacckkkhhh.... eeeehhhh.....”, jeritan lemah terdengar dari bibir Nissa. Tubuh lunglai tersebut seperti sepotong daging yang terlonjak-lonjak ketika penis tersebut memborbardir liang duburnya.
“Ackkkkhh...acckkhh....”, tubuh Nissa benar benar lunglai, ketika tiba-tiba Lukman memangkunya tangan Nissa merangkul tubuh Lukman dan dengan sekali sodok vagina sang gadis yang memang sudah terbuka lebar kembali di jejali penis. Sementara Imron yang tadi merobek-robek dubur sang gadis sekarang berada di belakang dan penisnya sudah siap untuk memasuki kembali liang dubur sang gadis.
“Rasakan ini lonte.....”, dengan sekali tekan amblas semua penis kedalam anus sang gadis. Dua penis didalam vagina dan anus sang gadis Nissa benar-benar mengaduk-ngaduk kedua lobang tersebut apalagi posisi Nissa yang sedang di pangku oleh Lukman, sehingga kedua penis tersebut semakin terbenam kedalam lubang kenikmatan gadis berjilbab tersebut.
“acckkkhhh...., suuddahh.....memmmmmhhh....., ammmppuunn....ssuudaahh aammppunn”, suara lemah dari Nissa. “Nikmati saja sayang......, enakkan di gambang seperti itu....??”, kata Asep sambil mengocok penisnya menikmati sajian panas di depannya.
“acckkhhh......, aaakkccchh......, suuddahh....., ammppuunnn....., aackkkkhhhh..... aammmpuunnn......, oooohh..... ssuuuddahhhh........”, Nissa benar-benar sudah lemah dan kecapaian akibat serbuan demi serbuan tadi. Tetapi baik Imron maupun Lukman tidak mempedulikannya, mereka mempercepat tumbukan penisnya di dalam anus dan vagina milik Nissa. Lambat laun Gairah Nissa mulai meningkat kembali, rasa perih sudah berganti dengan kenikmatan, tetesan keringat sang gadis berjilbab membuat kedua orang tersebut semakin brutal dalam menyiksa birahi sang gadis.
“Gimana Non..., acckkkhhh.... enak banget ya....”, Tanya Imron sambil terkekeh, “Akkkhhh.... iiyaa ... Ammppun.....ejjanggann......, terrruusss..... acckkkhhh...., aackkkhhh.... acckkhhhh.....”, tubuh Nissa semakin terguncang di apit oleh dua orang tersebut. “Akkhhhh enak banget nih bool.... seret banget......acckkhhhh.......”, kata Lukman dibelakang, “Non Nissa ini lonte berjilbab ya...., seneng banget di entot.....” Tanya Imron sambil menampar pipi Nissa. "Ayo Jawab lonte... Kamu seneng di entot"
“Acckkkhhh...iiiyyaa....aacckkkhhh eenntoot Nissa.., aacckkkhhhh.........,aacckkhhh........ ,acckkkhhhh.....”, teriak Nissa, kedua pria itu melepaskan penis dari tubuh Nissa, kemudian Lukman berbaring di atas ranjang. “Ayo Lonte..., masukan kembali kontol ini di memek kamu....”, kata Lukman sambil berbaring. Nissa kemudian mendekati Lukman penis tersebut dipegangnya dan di arahkan ke vaginanya. “Emmmhhhhh...........”, mata Nissa tertutup menikmati vaginanya kembali dibelah oleh penis milik Lukman dengan perlahan tubuh gadis berjilbab tersebut turun dan turun sampai seluruh penis tersebut masuk kedalam vaginanya. “Acckkkhhh........”. Sementara Lukman meremas-remas payudara sang gadis, “Ayo Lonte..., goyangkan tubuhmu....”, perlahan Nissa mulai menarik turunkan tubuhnya sambil menggoyangkan pinggulnya. “Acckkkhh...aackkkkkhh..... aackkhhhh.........”, kata Nissa yang tambah lama tambah cepat menggoyangkan pinggulnya, vaginanya pun semakin teraduk-aduk oleh penis yang ada didalamnya. “Lonte ....., abang mo nyoblos disini ya......” kata Imron sambil tangannya dimasukan kedalam dubur gadis berjilbab itu. “Acckkkkhhh.....iiyyaa......terserah.....”, Imron mendorong tubuh gadis berjilbab itu kedepan, membuat Lukman dengan mudah menyusu kepada payudara Nissa yang tergantung didepan mukanya. Tanpa basa basi lagi Imron memasukan penisnya kedalam dubur sang gadis. “Acckkkkkkkhhhhhh.........”, jerit Nissa ketika penis tersebut menembus duburnya kembali. “Acckkkhhhh.... masih sempit aja nih bool.......”, keduanya berbarengan menggenjot tubuh gadis berjilbab tersebut.
“Acckkkkkhh......., aacckkkhh......eeemmmmhhh.....oooohh..., acckkkhh.....”, erangan dari Nissa setiap sodokan penis dari kedua lobang miliknya berpacu. Belum lagi pantat yang ditampar oleh Imron di belakang dan buah dadanya yang jadi bulan-bulanan Lukman. Sementara Asep dan Dodi ikut naik ke atas ranjang. Jilbab milik Nissa kembali di lepas oleh Asep lalu rambut sang gadis berjilbab tersebut di jambaknya. “Sepong kontolku sayang....”, Sekarang bukan hanya vagina dan liang duburnya yang jadi sasaran tetapi mulutnya secara bergantian melayani penis Asep dan Dodi.
Siksaan penis yang keluar tubuh gadis berjilbab tersebut, genjotan brutal di vagina dan liang duburnya membuat Nissa tidak kuat berlama-lama menahannya. “Ackkkkhhhhhhh...............Acckkkkkkhhhh.........”, tubuh Nissa mengejang kuat dilanda orgasmenya yang sangat kuat . “Acckkkkkkkkkhhhhhh.......”, tubuh gadis tersebut langsung jatuh ke atas ranjang disebelah lukman. sementara ke empat itu mengelilingi sang gadis berjilbab yang sudah tampak lemah. Mereka mengocok penisnya masing-masing. “Buka Mulutmu Sayang....”, Kata Imron kepada gadis berjilbab tersebut, Nissa pun membuk mulutnya cukup lebar. “Accckkkkkhhhhh......Seerrtttt.......crrrooottt.........crrroootttttttt.......crrooottt ”, mereka ber-empat hampir bersamaan mengeluarkan spermanya ke arah mulut Nissa, sebagian lainnya mengenai rambut, mata, hidung dan bagian wajah lainnya dan ada pula yang nyasar ke arah dada Nissa. Nissa menelan semua sperma yang masuk ke mulutnya, sementara yang mengenai muka dia usap dengan tangannya kemudian di jilatnya tangan yang penuh dengan sperma tersebut.
Mereka ber-empat tampak puas menggarap sang gadis berjilbab, sedangkan Nissa sang gadis berjilbab tampak lemas diatas ranjang. “Gimana neng, cape ya melayani kita-kita...., suka ngak melayani kita – kita....”, kata Asep. “Malam ini sebaiknya neng Nissa tinggal disini melayani kita-kita, aku sudah sms ke kakak neng, bahwa neng bakalan nginep dirumah temen neng sekarang malam dan mungkin sampai hari minggu”, tambah Asep kemudian. “sudah jangan banyak mikir..., sekarang neng Nissa bersihkan dulu badannya....” kata Asep sambil melemparkan handuk.
Malam itu Nissa menjadi bulan-bulanan ke empat pria tersebut entah berapa kali penis-penis tersebut memasuki tubuhnya dan entah berapa kali gadis berjilbab tersebut orgasme. Setelah hari itu Nissa memulai babak baru dalam kehidupannya