Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA KL& noquote

augista

Suka Semprot
Daftar
16 Sep 2016
Post
11
Like diterima
6
Bimabet
Disclaimer :
  1. Semua yang ada disini adalah FIKSI. Kesamaan dengan peristiwa dan tokoh dunia nyata adalah suatu ketidaksengajaan.
  2. Mohon tidak dibicarakan di tempat lain ataupun dicopas di wattpad.
  3. Apabila ada pihak yang kurang berkenan, beritahu kami.
  4. Pertama kali menulis, mohon dimaafkan kalau terkesan terburu-buru.
  5. Cerita One Shot, jadi ga akan ada kelanjutannya.
  6. Trigger Warning : Genre Pemaksaan, Sedarah, NTR. Bila tidak berkenan, tidak perlu dibaca.

Kak Lala dan.....

Pemeran
  • Lala
  • Ali
  • Bram
  • Item
  • Komar
 
Terakhir diubah:
Kak Lala dan

Sudah lebih seminggu ayah meninggalkan kami di rumah berdua saja. Pekerjaannya yang super-sibuk memaksanya untuk kerap kali meninggalkan rumah. Namun demikian aku tidak merasa kesepian karena aku punya kakak yang perhatian denganku. Walau kami beda lahirnya tidak sampai setahun,tapi aku tetap memanggilnya Kak Lala. Walau dia sibuk juga menjalani kuliah tahun keduanya, namun dia tidak pernah lupa dengan adiknya yang satu ini. Toh, kami juga selalu mandiri, karena ayah selalu mengajarkan kami untuk melakukan segala sesuatu sendiri, selepas ibu pergi meninggalkan kami dan dunia ini karena penyakitnya, sewaktu aku masih SD. Cuci baju, masak-memasak, you name it. Aku dan kakakku pasti bisa melakukannya.

Tapi heran juga, kenapa ayah lama sekali pulangnya, biasanya juga tiga hari sudah pulang kerumah. Tapi ya mungkin urusannya sangat sulit dan mendadak. Bahkan saat pergi Ayah juga terlihat tergesa-gesa. Seperti ada yang dikejar. Entahlah.

"Turun di situ bang," kataku kepada Abang Bojek yang mengantarkanku pulang dari kampus sambil menunjuk ke rumah kecil berpagar merah jambon. Eh, tapi kok ada mobil parkir di depan rumah. Ada tamu... atau... Ayah sudah pulang?

Aku melihat jam di hapeku. Sudah jam 6 sore dan aku lapar. Bergegas aku masuk ke rumah, tapi terkejutnya aku melihat pemandangan di dalam rumah.

Seorang laki-laki dengan kumis lebat namun rambut menipis sedang duduk di sofa rumah, didepannya ada beberapa gelas minuman yang masih penuh. Di sampingnya, dua orang berbadan kekar namun punya ekspresi yang sangat tidak bersahabat, berdiri di kiri dan kanannya. Seperti gapura tujuh-belasan saja. Kulihat juga kak Lala di sofa, tapi seperti terhenyak, matanya sembab.

"Kak Lala, ada apa ini, kakak kenapa?" kataku sambil memasuki rumah.

"Oh lu anak bungsunya Antonio?" kata pria berkumis lebat tadi kepadaku. "Lu ga tahu apa-apa ya? Hebat juga Antonio, menutupi aibnya dengan rapi dari keluarganya."

"Hah, maksudnya apa bapak ngomong begitu?"

"Oke.. oke... Biar gua jelasin sekali lagi. Bapak luitu punya hutang ke kita. Dia janji bakal bayar semua hutang dia dalam dua bulan, dengan jaminan rumah ini dan keluarganya. Ini sudah lebih tiga bulan, dan ternyata Bapak lu diem-diem kabur dari kita. Ninggalin lu, dan kakak lu."

"Gak,jangan bohong! Ayah ga mungkin gitu"

"Ini surat perjanjian yang menyerahkan rumah lu dan kakak lu sebagai jaminan kalau dia bakal bisa bayar hutang" kata pria tadi sambil menyodorkan hpnya. Ada foto sebuah surat d layar hp itu. "Dan ini.." sambil men-swipe foto di hp, "foto CCTV pelabuhan, dimana Bapak lu kabur naik kapal barang. Gua ga tau kapan, tapi bapak lu tetep ga akan bisa kabur dari gua."

Aku terdiam. Amarahku menggelegak. Kuambil vas bunga dari meja, ingin kupecahkan ke kepala lelaki tadi, tapi dengan sekejap sebuah tangan kekar menahan gerakanku. Aku mencoba melepaskan diri tapi dia kemudian menjatuhkan aku dan mengunci tanganku di belakang.

"Pak Bram, bapak gak apa-apa?" ujar si empunya tangan yang kini menahanku.

"Gue gak apa-apa sih Tem. Tapi gila juga ni bocah, gua pecahin juga kepalanya" kata pria yang ternyata bernama pak Bram itu.

"Lepasin Ali! Lepasin adek gue!" teriak kak Lala. Tapi percuma, malah satu pria kekar lagi menahan kak Lala.

"Pak! Mohon, lepasin kami berdua. Rumah ini buat bapak gak-apa-apa, tapi tolong lepaskan kami." Aku memohon.

"Rumah ini? Yaampun, ini mah buat dijadiin tempat perlontean 30 tahun juga ga bisa buat bayar utang bapaklu kali. Tapi kakak lu cakep juga yak?" Pak Bram terkekeh-kekeh sambil memilin kumisnya.

Shit, this is a red-flag.

"JANGAN APA-APAIN KAKAK GUE!" aku meronta-meronta melepaskan diri. Tapi mendadak aku dibekap dengan kain yang terasa basah. Perlahan semua menjadi kabur, kerling mata kakakku yang membelalak menjadi hal yang terakhir kuingat.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Aku terbangun saat semua terasa semakin temaram. Sepertinya sudah larut malam. Aku berusaha berdiri, tapi kakiku dilakban, begitu juga tanganku. Aku ingin berteriak, tapi mulutku juga disumpal dan dilakban.

"Pak Bram, sepertinya adiknya udah bangun" terdengar suara. Aku memicingkan mata berusaha melihat sumber suara itu. Mataku masih belum terbiasa dengan keremangan ruangan. Lalu mataku berusaha melihat ada apa di sekelilingku.

Saat aku tahu apa yang ada di depanku, aku ingin berteriak, namun tidak bisa.

Kami sedang berada di kamar ayahku. Pak Bram sedang telanjang bulat di atas ranjang, dengan santai penisnya sedang dikulum oleh kak Lala yang sudah telanjang bulat. Timun menancap di lubang pantatnya. Tangan kanannya menelusuri vaginanya sendiri, seperti cacing kepanasan dia.

"Oh, lu udah sadar?" Kata Pak Bram, melepaskan mulut kakakku dari kontolnya dan turun dari ranjang. "Kaget ya kakak lu jadi sange gini? Gapapa, ini dia gua kasih obat aja, obat perangsang paling tokcer se Asia. Hahaha. Tapi enak juga tempik perawan hahahaha"

"Aaaaaargh kontol jangan lariiii... aku mau kontoooool" kak Lala mengerang, matanya nanar. Sepertinya dia kesal pak Bram meninggalkan dia.

"Komar! Item! Lo ladenin tuh pecun. Gue mau ngerokok bentar di luar." kata Pak Bram sambil melangkah ke luar kamar.

"Siap Bos" kata pria kekar yang tadi memitingku.Sepertinya dia yang dipanggil Item, sebab kulitnya sangat gelap. Sementara pria kekar lainnya pastilah Komar. Kepalanya gundul licin dengan gigi yang sedikit maju. Item lalu membuka baju dan celananya, aku melihat tonjolan besar, sepertinya sizenya diatas rata-rata, bahkan diatas ukuran milikku. Komar juga membuka seluruh bajunya, lalu kemudian mencumbu bibir kakakku.

"Mmmmmm" kak Lala membenamkan mukanya di wajah Komar, sementara tangan Komar mengganyang dada kak Lala. Item mencabut wortel dari lubang pantat kakakku, lalu membenamkan mukanya di pantat Kak Lala. Mereka terus bercumbu seperti itu.

Kak Lalaku, yang selalu baik kepadaku, mendadak jadi wanita binal penuh nafsu seperti itu. Tak terasa seperti ada air mengalir di ujung mataku. Tapi mengapa kontolku pun menjadi keras? Aku tidak pernah menjadikan kakakku sebagai objek fantasiku, tapi kenapa, kok aku menjadi seperti ini?

Kulihat Komar melepas cumbuannya pada bibir Kak Lala, lalu Komar berbaring di ranjang. Kak Lala dengan trengginas memasukkan kontolnya yang besar itu vaginanya, terasa sedikit alisnya berkernyit saat kontol itu masuk ke vagina Kak Lala. Tapi kemudian dia lalu bergoyang, ala cowgirl, seakan-akan tubuh Komar adalah kuda pacu sementara Kak Lala adalah jokinya. Sembar bergoyang, dia mengocok kontol si Item yang sebesar senter siskamling itu.

"Argh, enak... enak... kontol enak...." kata Kak Lala, buah dadanya yang diatas rata-rata itu turut bergoyang mengikuti irama tubuhnya. Aku yang melihatnya semakin panas dingin. Kontolku semakin keras, melihat peluh yang turun dari lehernya, jatuh menelusuri tubuh mungil kakakku. Tapi aku ga bisa apa-apa, tanganku terikat. Bagai mayat hidup saja teronggok menyaksikan Kak Lala bergoyang.

"Gantian." Si Item akhirnya bersuara. "Gua juga mau ngerasain ni perek satu".

Akhirnya mereka berganti posisi, Kak Lala diarahkan untuk merangkak, sementara si Item memasukkan kontolnya di vagina kak Lala. Muka kak Lala kembali seperti merasakan sakit saat perlahan kontol Item mencoba masuk. "Arrrgh gede banget anjiARBHHJHSGHSHGBRBRB" keluh Kak Lala tapi Komar keburu memasukkan kontolnya ke mulut Kak Lala.

Slappp. Akhirnya kontol Item masuk juga ke vagina Kak Lala, lalu kemudian ia menggoyangnya dengan berirama. Kak Lala yang tadinya menunjukkan ekspresi kesakitan, perlahan seperti menikmati. Kak Lala melepas kontol Komar dari mulutnya, lalu mencumbu bibir si Item dari posisi merangkak seperti anjing tadi, tangannya dirangkulkan ke leher si Item. Komar lalu berlutut dan mengganyang tetek kak Lala.

Ah, kak Lala seksi sekali, gerutuku dalam hati.

Mereka terus bergoyang, dan bergoyang. Dari doggy style, kemudian misionaris, entah gaya apa lagi, sampai akhirnya si Komar keluar di mulut kak Lala, tapi si Item belum ada tanda-tanda keluar.

"Gila lu tem, kuat amat, gue aja capek" Gerutu Komar.

"Ini keturunan bro, genetik. Susah keluar emang hehehe" canda si Item.

"Massih mau kontol... aaaaaa" Kata Kakakku. "Ali... kamu.... mauuu gaaaaa", tiba-tiba dia melirik ke arahku. Matanya masih penuh nafsu.

Aku menatap matanya. Lalu mengangguk.

"Astaga, setan apa ini memasuki kepalaku" batinku dalam hati.

Kak Lala turun dari ranjang, sempoyongan namun mantap mendatangiku, dia membuka kancing celanaku, sepertinya dia mau membuka seluruh celanaku, tapi terhalang kakiku yang dilakban.

"Sini gue bantuin, lo juga udah sange kan, tuh udah tegang banget" kata si Item. Lalu dia mengeluarkan pisau lipat dan merobek celana bahanku. Lalu merobek Celana dalamku juga.

"Aaah, ini ya kontol adikku, lucu ya" Kata Kak Lala. "Kamu mau lihat punya aku ga?"

Aku mengangguk lagi.

Kak Lala lalu mengangkang, kedua tangannya melebarkan vaginanya, tampak cairan putih kental keluar perlahan.

"Dek, liat kakak dek," lalu jemari tangannya masuk ke vaginanya, keluar masuk. Si Item yang masih kuat lalu menggemas tete kak Lala.

Kakakku masturbasi di depanku. Gila!

"ah gila gue jadi makin nafsu nih" ujar si Item. Lalu dia memaksa kakakku kembali ke posisi doggy style, wajah kakakku hanya beberapa senti dari kontolku yang semakin keras. Si Item kembali menggenjot kakakku, matanya sayu menahan kenikmatan. Lalu satu tangan Kak Lala merengkuh ke kontolku, membelai kontolku, menggengamnya, lalu menggerakkannya, naik, turun, naik turun. Aku dan kak Lala menggelinjang menahan nikmat dengan alasan yang berbeda.

Lalu kemudian Kak Lala memasukkan kontolku ke dalam mulutnya. Hap. Dia mengulum milikku sementara dia juga masih juga digenjot kontol raksasa si Item. Setengah mati aku menahan nikmat.

"Aaaaa akhirnya gw keluar juga" teriak si Item mendadak sambil menghentak tubuh kakakku untuk terakhir kalinya. Aku merasakan kontolku sedikit terkena gigi kak Lala, tapi ternyata akupun sudah tidak kuat. Dan crot. Tubuhku menggelinjang saat mengeluarkan saripati tubuhku, sementara kakakku merasakan semburan hangat maniku di mulutnya. Kukira sudah selesai, namun Kak Lala tetap menyedot kontolku sampai tetes sperma terakhir.

Aku lemas dan terhenyak, ini sama sekali tak boleh, kupikir begitu. Tapi kak Lala setelah menyesap isi milikku, tersenyum lalu terkapar. Sepertinya dia kelelahan. Si Item juga kelelahan, terlentang di lantai, sementara Komar tak tampak selain kakinya di atas ranjang.

Aku menutup mataku, berharap ini hanya mimpi.

Mimpi buruk.

Aku membuka mataku lagi.

TAMAT
Sekian dan Terimakasih
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd