Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kisahku dan Mamaku

-PART 14-
Kami akhirnya tiba di rumah tanpa mengucapkan sepatah katapun, mama langsung masuk membawa belanjaan tanpa menghiraukanku. Cukup khawatir aku mengikuti mama dari belakang, mulai dari membawa belanjaan ke dapur dan merapihkannya sampai sebelum mama masuk ke kamarnya. Selama beberapa saat aku masih di area dapur, berpikir apa yang menjadi masalah dan atas dasar apa mama bersikap seperti itu. Entah apa yang terjadi, awalnya aku berniat untuk menenangkan mama. Tetapi saat aku mau membuka pintu kamar mama, dari balik sana terdengar suara-suara erangan dari mama, suara-suara yang selalu kudengar setiap kali bersetubuh dengan mama. Aku membuka pintu secara perlahan dan kulihat mama sedang berbaring membelakangi pintu, mama masih mengenakan kimononya tetapi terlihat kalau ikatan di perutnya dibuka dan disingkap setengah badan, memperlihatkan kaki mama yang jenjang serta paha mulusnya. Mama yang belum menyadari kehadiranku di dalam kamar ternyata sedang masturbasi, tangan kirinya beradu perlahan dan kulihat badan mama sesekali menggelinjang sambil mendesah pelan seolah berusaha menahan suaranya.

Diam aku di daun pintu memperhatikan mama bermasturbasi sampai muncul perasaan ingin bergabung, perlahan aku mendekati mama. Saat di belakangnya aku menyelipkan tanganku seolah ingin membantunya bermasturbasi, mama sedikit kaget di awal dan kembali melanjutkan masturbasinya. Setelah beberapa saat akhirnya mama orgasme juga dan berbalik badan terlentang, kimononya terbuka lebar dengan sedikit basah di area kiri. Nafas mama yang masih terengah-engah dan badannya yang sedikit berkeringat memperlihatkan sisi mama yang tidak kusangka ada, saat itu wajah mama sedikit memerah dan mengalihkan pandangannya dariku.

Aku: mama enak?
Mama: hmmhm..
Aku: apa?
Mama: ehm..
Aku: yang jelas dong ma, mama enak?
Mama: iya, enak..
Aku: mama kalau pengen kenapa ga ngomong aja?
Mama: mama malu..
Aku: loh mama masih bisa malu?
Aku: setiap hari di depan suami mama, mama cium cium aku
Aku: setiap hari habis suami mama berangkat kerja, mama langsung telanjang dan minta aku kentotin seharian
Aku: tadi juga, mama dandan kayak lonte gitu di depan orang banyak
Aku: mama juga nyium aku binal banget depan tetangga
Aku: harusnya urat malu mama udah putus sih
Mama: ya mama masih punya malu
Aku: malu apalagi ma? malu sama siapa coba
Aku: ini mama sekarang telanjang, habis aku bantuin ngobel memek mama lagi
Mama: habis kejadian di pasar tadi mama jadi sadar, mama malu kalau sampai banyak orang yang tau sebenernya gimana
Aku: kan aku udah bilang, mama ga usah khawatir, ga akan ada yang tau kalau mama apa?
Mama: kalau mama nurut sama kamu..
Aku: nah gitu dong, baru mama aku yang pinter
Aku: mama aku latih lagi ya, biar ga malu-malu
Mama: jangan..
Aku: kok jangan? nanti kayak tadi lagi, mama jadi main sendiri kalau malu terus
Aku: aku latih yaa
Mama: i-iyaa..
Aku: kita mulai dari yang kecil-kecil aja ya
Aku: mulai dari lemari mama aja dulu nih

Aku beranjak mendekati lemari pakaian mama dan mulai menyortir daster-daster dan pakaian rumah mama yang lain, mama bertanya apa yang akan kulakukan dengan baju-baju itu dan akupun menjelaskan kalau sekarang tidak hanya saat keluar saja pakaiannya kupilihkan tetapi juga saat di rumah. Aku memisahkan pakaian mana saja yang sudah tidak boleh lagi mama pakai di rumah dan mana saja yang harus dikenakan mama, baju-baju yang panjang, menutupi, berbahan tebal serta beberapa pakaian dalam kupisahkan menjadi pakaian yang tidak boleh lagi dipakai. Tentu saja yang kusisakan hanyalah pakaian-pakaian yang menurutku seksi, seperti ada daster yang panjangnya di atas lutut, beberapa tank top, baju-baju menerawang, serta piyama yang menyerupai lingerie. Melihatku menyortir pakaian-pakaian itu mama sama sekali tidak bereaksi, ia masih duduk di ujung kasur dengan kimononya yang mempertontonkan tetek dan memeknya.

Awalnya mama menolak dengan alasan kalau akan diprotes oleh papa, aku mengingatkan mama kalau pada awal kami berciuman saja mama berani melawan, maka mama juga harus melawan untuk hal ini. Aku juga mengatakan kalau mulai saat ini kami akan berciuman seperti di depan tetangga kami tadi saat di depan papa, tidak ada lagi ciuman-ciuman kecil. Mama tidak lagi menolak perintahku, hanya mengangguk kecil. Senang melihat mama yang menuruti semua arahanku membuatku konak, aku mendekati mama dan menurunkan celanaku. Mama yang masih duduk berada di posisi yang tepat di depan kontolku, sedetik ia melihat ke arahku dan dengan begitu saja mama sudah mengerti. Dengan perlahan mama mulai menciumi kontolku dari kepala hingga batang, dengan lahapnya mama melumat kontolku. Kepalanya yang perlahan semakin cepat maju mundur dan lidahnya yang melilit kontolku membuatku tidak dapat bertahan lama. Aku memuncratkan seluruh pejuku ke wajah mama, melumurinya dari jidat hingga ke dagu. Kontolku yang masih sedikit tegak kumasukkan kembali ke mulut mama dan memintanya untuk mengulumnya lagi, tanpa kami sadari ternyata waktu sudah sore dan tiba-tiba terdengar klason mobil papaku. Panik aku langsung menarik kontolku dan merapihkan celanaku, mamaku yang tidak berpikir jernih langsung berdiri dan ingin keluar kamar membuka pintu. Dengan cepat aku menghentikan mama dan muncul ide jahil, aku mengingatkan mama kalau kimono yang dipakainya masih terbuka tetapi tidak kuingatkan tentang pejuku yang ada di wajahnya. Mama langsung membuka kimononya dan menyuruhku untuk membawanya ke belakang, ia mengambil salah satu daster yang sudah kupilih tadi, sebuah daster berlengan buntung dan sepaha. Aku keluar dari kamar mama lebih dulu dan menyelinap ke dapur agar bisa mengintip mama, kulihat mama masih belum menyadari peju yang ada di wajahnya dan langsung bergegas ke arah pintu depan dan membuka pintu papa.

Papa: eh mama, itu apa di muka mama?! *Kata papa dengan nada terkejut*

Mama yang sama terkejutnya langsung panik dan memegang wajahnya. Ditariknya salah satu cairan di area pipinya dan dia baru menyadari kalau masih ada sisa spermaku.

Mama: oh ini, ini pa, serum wajah
Mama: tadi kan mama habis dari pasar, jadi pake ini biar ga gosong
Papa: kok di mana-mana gitu?
Mama: iya, mama baru aja nuangin papa tiba-tiba pulang

Kulihat mamaku mulai mengusap wajahnya dengan kedua tangannya, meratakan spermaku ke seluruh penjuru wajahnya.

Mama: nah kalo gini kan udah rata serumnya
Papa: yaudah, papa mau mandi dulu ya
Mama: iya pa, mama mau mulai masak dulu

Papa akhirnya meninggalkan mama dan masuk ke kamar mereka, sedangkan mama berlari kecil ke arah dapur, ke arahku. Terlihat raut mukanya yang sedikit panik dan berlumuran spermaku yang mulai mengering.

Mama: mama lemes banget
Aku: lemes apa sange?
Mama: lemes sama deg-degan
Aku: itu artinya seru
Aku: mama suka kan yang begini-begini
Mama: udah ah, mama mau cuci muka dulu terus masak
Aku: loh kok dicuci sih ma?
Mama: emang kalau gini kamu mau nyium mama?
Aku: hehe, mama tau aja sih
Mama: iyalah, mama udah hapal

Mama pun berjalan meninggalkanku ke kamar mandi belakang, aku juga kembali ke kamarku menunggu waktunya makan malam dan melanjutkan rencana nanti.

-Bersambung-
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd