Akhirnya tangannya meraba-raba selangkanganku. Jemarinya menemukan gundukan di depan celanaku. Begitu tersapu oleh belaiannya, gundukan itu berubah menjadi batang hangat yang mengeras. Ia sengaja menggodaku, jarinya terus menekan, membelai dan mengurut turun naik sepanjang batang penisku. Secara perlahan usapannya membuat batang penisku bertambah panjang dan besar, menimbulkan getaran-getaran yang membuatku aku terangsang. Ketika sekali lagi aku memainkan klitorisnya tangannyapun sengaja meremas-remas biji penisku sehingga aku pun semakin terangsang.
----------------------------------
"Anto sudah. Kita lanjutkan di kamar saja," bisiknya.
Sambil mengecup daun telinganya aku berbisik,"...Ayo honey......". Kami merapikan kembali pakaian kami yang sudah mulai berantakan.
Tanpa menunggu film berakhir Memey menurut saja ketika aku menarik tangannya bangkit dari tempat duduk dan berjalan mengikutiku. Keluar dari bioskop tidak berapa lama kami sudah sampai di lobby hotel. Langkahnya agak tersendat ketika melewati lobby menuju ke pintu lift, tetapi jari tangannya menggayut erat di lenganku. Di dalam lift aku sempat mencium bibirnya dengan lembut sehingga tubuhnya semakin lunglai. Dalam lift aku akan menekan lantai tiga tempat kamarku berada, tetapi Memey menahan tanganku dan menekan lantai lima. Agaknya kamarnya terletak di lantai lima.
Sampai di depan pintu kamarnya ia tertegun. Kuminta kunci pintunya dan langsung membukanya. Beberapa saat ia berdiam di depan pintu dalam kebimbangan. Melihat kebimbangannya aku tidak memberi kesempatan. Kuangkat tubuhnya dengan kedua tanganku yang kekar dan kubopong Memey masuk ke dalam kamar. Dengan cekatan aku menutup dan menguncinya. Ia sempat berontak tetapi terdiam ketika kembali bibirku melumat bibirnya dengan ciuman lama dan dalam sehingga kenikmatan yang tak tertuntaskan di bioskop tadi kembali muncul.
Sambil membopongnya aku terus melumat bibirnya dan perlahan
namun pasti berjalan ke arah tempat tidur ukuran king size
yang ada dalam kamarnya tersebut. Aku baru tahu kalau Memey mengenakan gelang kaki dengan bandul lonceng kecil di pergelangan kaki kanannya. Ketika tubuhnya kuangkat tadi bandul lonceng di kakinya berbunyi,"Crik..crikk...crik....". Hal itu langsung membuatku semakin bergairah. Aku selalu bergairah dengan wanita yang mengenakan gelang kaki. Dari pengalamanku wanita yang mengenakan gelang kaki sangat pandai bermain cinta dan memuaskan lelaki di atas ranjang.
Ia nampaknya agak gelisah. Aku menyadari hal itu dan tanpa melepaskan ciuman aku menurunkan tubuhnya dengan perlahan tepat di dekat ranjang. Kami berhadapan berpandangan sejenak, dia tersenyum dan kembali bibirku mengecup bibir bawah dan atasnya bergantian untuk berusaha membangkitkan gairahnya. Ia berdesah kecil ketika tanganku memeluk pinggangnya dan menarik tubuhnya merapat ke tubuhku.
Bibirku perlahan mengecup bibirnya, lidahku merambat diantara dua bibirnya yang merekah membuka menyambutnya. Lidahku bermain diantara kedua bibirnya memancing lidahnya untuk keluar. Sapuan lidahku di bibirnya menimbulkan sensasi-sensasi nikmat dan perlahan lidahnya dengan malu-malu mengikuti gerakan lidahku, mencari dan mengikuti kemana lidahku pergi. Dan ketika lidahnya menjulur memasuki mulutku aku mengulumnya dengan lembut, dan menjepit lidahnya di antara lidahku dan langit-langit mulut. Tubuhnya menggeliat menahan nikmat yang timbul. Ia merasa seperti melayang tak berpijak dan kehilangan kontrol.
Pada saat itulah aku membuka kancing-kancing kemejanya. Tubuhnya sedikit menggigil entah karena menahan nafsu atau karena angin dingin dari AC yang menerpa tubuh kami. Bagian depan tubuhnya perlahan-lahan terbuka ketika aku telah membuka semua kancing bajunya dan memelorotkan bajunya sampai di lengannya. BH-nya yang berukuran 34 jelas menampakkan bongkahan buah dadanya, sehingga menampilkan pemandangan yang pasti akan mengundang syahwat lelaki. Aku membuka kaitan BHnya dan menurunkan bajunya sampai ke pinggangnya. Bibirku bermain diatas permukaan BHnya, dan dengan sekali tarikan BHnya terlepas dan buah dada tersembul keluar dengan bebas. Kulepaskan kemejanya kemudian kulemparkan ke lantai begitu saja. Matanya terpejam dengan desah tertahan keluar dari mulutnya.
Ia membuka mata perlahan-lahan. Aku menatap tubuhnya dengan seksama. Aku tertegun sejenak melihat tubuh bagian atasnya yang mulus. Ia masih mengenakan roknya. Mataku menyapu bagian-bagian tubuhnya secara perlahan. Aku tidak menyangka bahwa tubuh Memey ternyata begitu indah. Ketika di pesawat tadi sore aku hanya sekilas saja melihatnya,namun saat ini aku bisa memperhatikannya dengan lebih jelas. Pinggangnya ramping dengan pinggul besar dan perut yang rata. Pandanganku berhenti pada bagian dadanya yang terbuka membusung menantangku. Tatapan matanya memancarkan perasaan senang dan bangga karena kupandangi dengan tatapan penuh kekaguman.
Tubuhnya tertarik maju ketika lenganku kembali merangkul pinggangnya yang ramping dan menariknya merapat ke tubuhku. Tangannya terkulai lemas ketika aku mengecup bagian-bagian lehernya sambil memeluknya serta tak henti-hentinya membisikan pujian akan keindahan bagian-bagian tubuhnya.
Bibirku mengecup daerah di sekitar telinganya dan lidahku secara lembut menyapu bagian belakang telinganya. Ia menggelinjang, tubuhnya bergetar dan rintihan kecil keluar dari bibirnya. Aku sengaja langsung menyerang salah satu daerah sensitif wanita. Dengan rintihan tertahan ia berbisik ingin menghabiskan malam ini dengan bercinta denganku. Bibirku kembali menyapu bagian belakang telinganya hingga pangkal leherku. Tubuhnya terasa ringan dan tangannya dilingkarkan di leherku. Bahasa tubuhnya telah cukup kumengerti sehingga aku semakin berani meningkatkan cumbuanku.
Putingnya yang keras kusentuh dengan ujung hidungku sehingga membuat putingnya makin keras dan teracung. Pelan-pelan aku menciumi buah dadanya. Mula-mula bagian bawah terus melingkar sehingga hampir semua bagian buah dadanya lembut kuciumi. Belum puas menggoda, lidahku kemudian mulai menari-nari di atas bongkahan buah dadanya. Ia tak tahan lagi untuk mulai mendesah. Akhirnya lidahku mulai menyapu sekitar putingnya, mula-mula perlahan sekali, makin lama makin sering dan akhirnya putingnya kukulum dengan lembut.
Ketika ia merasakan badai kenikmatan yang semakin kuat dan mendesah keras aku melepaskannya, dan kemudian mulai mengecup dari bagian tepi lagi perlahan mendaki ke atas dan kembali menuju ke putingnya. Kali ini putingnya kujepit dengan bibirku sementara lidahku berputar-putar menyapu putingnya. Sensasi yang timbul luar biasa, semua gairahnya yang terpendam aku pancing keluar dan berontak untuk segera meraih kepuasan. Kulepaskan roknya sehingga Memey tinggal mengenakan celana dalam tipis warna hitam.
Kuangkat tubuhnya, kubopong ke tempat tidur dan kubaringkan secara perlahan. Kemudian dengan perlahan aku mulai melepaskan pakaianku, tinggal celana dalam saja. Dengan hanya mengenakan celana dalam kemudian aku duduk di tepi ranjang. Ia kelihatan menunggu dan menduga-duga apa yang akan aku lakukan. Kemudian aku membungkuk dan mulai menciumi betisnya yang putih mulus. Ia menjerit kegelian dan berusaha menarik kepalaku dengan tangannya, namun kutangkap tangannya dan aku dapat melakukannya dengan bebas. Akhirnya ia biarkan aku menciumi betisnya dan lututnya.
Matanya terbelalak ketika perlahan pasti bibirku bergerak makin ke atas menyusuri paha bagian dalamnya. Rasa geli dan nikmat yang dirasakan membuat Memey tanpa sadar secara perlahan membuka pahanya. Aku memposisikan tubuhku di antara kedua pahanya. Nafsunya benar-benar memuncak ketika aku menyapukan lidahku di pangkal pahanya. Ia berteriak tertahan ketika aku mendaratkan bibirku di atas gundukan vaginanya yang masih terbungkus celana dalam.
Tanpa memperdulikan celana dalamnya aku terus melumat
gundukan tersebut dengan bibirku. Ia berkali-kali menjerit nikmat, dan tangannya meremas-remas apa saja yang dipegangnya, sprei, bantal dan bahkan rambutku. Tubuhnya tak bisa diam, bergetar, menggeliat, dan mulutnya mendesis-desis, pinggulnya meliuk-liuk erotis secara refleks dan beberapa kali terangkat mengikuti gerakan bibirku.
Untuk kesekian kalinya pinggulnya terangkat cukup tinggi dan pada saat itu aku menarik celana dalamnya hingga terlepas. Bulu kemaluannya lebat tetapi dicukur pendek. Bukit vaginanya yang menonjol terpampang di depan mataku. Dengan perlahan lidahku menyentuh belahannya, ia menjerit tak tertahan. Ketika lidahku bergerak turun naik menyapu belahan vaginanya tangannya memegang dan meremas rambutku, tubuhnya bergerta-getar dan pinggulnya melonjak-lonjak terangkat naik. Aku tetap bertahan pada posisiku, sehingga lidahku tetap bisa menggelitik klitorisnya. Aku merasakan dinding vaginanya mulai lembab, dan terjadi kontraksi-kontraksi khas pada lorong vaginanya.
Gerakan kontraksi dalam lorong vaginanya membuat nafsuku bertambah kuat. Lidahku semakin ganas dan liar menyapu habis daerah selangkangannya, bibirnya ikut mengecup dan bahkan cairan vaginanya yang mulai mengalir kujilat habis. Nafasnya semakin memburu, gerakannya semakin tidak teratur.
Aku kemudian bangkit, dengan posisi setengah duduk aku melepaskan celana dalamku. Kutindih tubuhnya, kucium bibirnya dengan penuh gairah. Sebelum berlanjut aku ingat masih ada kondom di dompetku, aku siapkan kalau aku tidak tahan lagi menahan nafsu dan harus memakai jasa PSK. Kuraih celanaku, kuambil kondom dari dompet dan kupasangkan di penisku. Memey hanya melihat dan tersenyum. Agaknya iapun tidak berkeberatan dan tampaknya aku justru memberikan kesan yang baik kepadanya. Beberapa saat kemudian aku mengarahkan batang penisku yang sudah sangat membesar mulai menyentuh selangkangannya yang basah. Memey membuka pahanya lebih lebar, dan tangannya membantu mengarahkan kepala penisku ke bibir vaginanya. Aku bisa merasakan betapa keras dan besarnya penisku menegang saat ini.
Aku mempermainkan kepala penisku di bibir vaginanya dengan gerakan ke atas ke bawah lembut untuk membasahinya. Tubuhnya seperti tak sabar menanti tindakanku selanjutnya. Aku mulai menekan pinggulku merasakan lubang kemaluannya yang sempit dan hangat mulai menelan penisku. Ia menaikkan pinggulnya dan memutarnya sehingga penisku juga semakin dalam tertanam dalam lubang vaginanya yang sudah cukup basah. Kepala penisku perlahan tapi pasti terbenam makin lama makin dalam diikuti dengan batang penisku. Ia merintih panjang ketika aku membenamkan seluruh batang kemaluanku.
Aku merasa sesak tetapi sekaligus nikmat luar biasa, ketika seluruh daerah sensistif dalam liang itu tersentuh kulit penisku dan berkontraksi lembut. Batang penisku yang keras dan padat itu disambut oleh kehangatan dinding vaginanya. Dinding vagina Memey secara berangsur-angsur terasa mulai meremas-remas penisku. Terasa hangat dan nikmat, meski batang penisku dilapisi oleh latex tipis. Cairan pelumas yang mengalir dari dinding-dindingnya dan gerakan kontraksi mulai berdenyut, membuatku membiarkan penisku terbenam agak lama merasakan kenikmatan denyutan vaginanya. Kemudian aku mulai menariknya keluar perlahan-lahan dan mendorongnya lagi, makin lama makin cepat. Penisku mulai bergerak keluar-masuk lagi di dalam vagina Memey, namun masih dengan gerakan perlahan dan lembut. Namun sekarang gerakan penisku lebih lancar dibandingkan dengan tadi. Pasti karena adanya cairan pelumas yang mengalir dari dinding vagina Memey.
"Ahhh... Anto...... Sssh...," Memey mendesis-desis.
Dorongan pinggulku yang semakin kuat dan buas membuat dinding vaginanya kembali berdenyut, kombinasi gerakan ini dengan gerakan maju mundur membuat batang penisku seolah-olah diurut. Kenikmatan bercinta tak bisa kami tahan lagi, gerakanku semakin liar, mukaku menegang, dan keringat menetes dari dahiku. Pinggulnya terangkat sedikit dan kemudian membuat gerakan memutar manakala aku melakukan gerak menusuk. Aku menahan nikmat, batang kemaluanku bertambah besar dan keras, ayunan pinggulku bertambah cepat tetapi tetap lembut.
"Crik ..criik....crrikk.....," bunyi gelang kakinya berirama seiring gerakan kakinya yang mengikuti gerak pinggangku.
Aku kembali mendekap tubuh mulus Memey, yang di bawah sinar lampu kamar yang remang-remang kulit tubunya tampak kuning dan licin. Bibirku mulai memagut bibir merekah Memey yang amat sensual dan melumatnya dengan gemas. Sementara tangan kiriku menyangga berat badanku, tangan kananku meremas-remas payudara montok Memey serta memijit-mijit putingnya, sesuai dengan irama gerak maju-mundur penisku di vaginanya.
"Sssh... sssh... sssh... enak Anto, enak... Teruskan...... terusss...," desis Memey saat berhasil melepaskan bibirnya dari serbuan bibirku. Desisan itu bagaikan mengipasi gelora api birahiku.
Sambil kembali melumat bibir Memey dengan kuatnya, aku mempercepat gerakan pinggulku sehingga penisku juga keluar masuk dengan cepat di vaginanya. Adanya cairan di dalam vagina Memey, maka keluar masuknya penisku pun diiringi oleh suara, "Ssrrt-srret cropp.... creepp srrt-srret..."
Mulut Memey di saat terbebas dari lumatan bibirku tidak henti-hentinya mengeluarkan rintih kenikmatan,
"Anto... ah... Anto... ah... Anto... hhh... Anto... ahh..."
Penisku semakin tegang. Kulepaskan tangan kananku dari payudaranya. Kedua tanganku kini dari bawah ketiaknya menyusup dan memeluk punggung mulusnya. Tangan Memey pun memeluk punggungku dan mengusap-usapnya. Aku pun memulai serangan dahsyatku menuju ke akhir pertempuran. Keluar masuknya penisku ke dalam vagina Memey sekarang berlangsung dengan cepat dan bertenaga. Setiap kali masuk, penis kuhunjamkan keras-keras agar menusuk vagina Memey sedalam-dalamnya. Sesaat sebelum sempat kutarik, batang penisku bagai diremas kuat-kuat oleh dinding vagina Memey. Sampai di langkah terdalam, mata Memey membeliak sambil bibirnya mengeluarkan seruan tertahan,"Akkkhhh!" Sementara ahaku ketika bertemu dengan pahanya sampai berbunyi,"plak..plokk.plakk!" Di saat bergerak keluar, kujaga agar kepala penisku tetap tertanam di lobang vaginanya. Remasan dinding vagina pada batang penisku pada gerak keluar ini sedikit lebih lemah dibanding dengan gerak masuknya. Bibir vagina yang menelan batang penisku pun sedikit ikut tertarik keluar, seolah tidak rela bila sampai ditinggal keluar oleh batang penisku. Pada gerak keluar ini bibir Memey mendesah, "Hhhhh..."
Aku terus menggerakkan pinggulku dengan gerakan cepat dan menghentak-hentak. Remasan yang luar biasa kuat, hangat, dan enak sekali terus bekerja di penisku. Tangan Memey meremas punggungku kuat-kuat di saat penisku kuhunjam masuk sejauh-jauhnya ke lobang vaginanya. Beradunya paha dengan paha menimbulkan suara,"Plak! Plak! Plak! Plak!" Pergeseran antara penisku dan vagina Memey menimbulkan bunyi,"Ssrottt... Crrpp...Srottt... srrrt...". Kedua suara tersebut diperdahsyat oleh pekikan-pekikan kecil yang merdu yang keluar dari bibir Memey.
"Ak! Hhh... Ak! Hhh... Ak! Hhh..."
"Crik...crikk...crikk....crrik.....," bunyi gelang kakinya semakin sering kuat ikut menimpali suara-suara yang sudah ada.
Penisku terasa berdenyut-denyut luar biasa. Rasa hangat, geli, dan nikmat yang tiada tara membuatku tidak kuasa menahan pekikan-pekikan kecil.
"Memey...... Enak sekali Mey... enak sekali......... jepitan vaginamu..."
"Anto... Anto... terus Anto...," rintih Memey,"Enak Anto... enaaak... Ak! Ak! Ak! Hhh... Ak! Hhh... Ak! Hhh..."
Tiba-tiba rasa nikmat menyelimuti segenap penjuru penisku. Nikmat yang luar biasa. Aku pun mendorong penisku ke vaginanya dengan semakin cepat dan kerasnya. Setiap masuk ke dalam, penisku berusaha menusuk lebih dalam lagi dan lebih cepat lagi dibandingkan langkah masuk sebelumnya. Rasa nikmat yang luar biasa di penis pun semakin menghebat.
"Mey... aku... aku..."
Karena menahan rasa nikmat dan gatal yang luar biasa aku tidak mampu menyelesaikan ucapanku yang memang sudah terbata-bata itu.
"Anto... Anto... Anto! Akhh... Aku mau keluar... Akhhk... aku ke..ke.."
Tiba-tiba penisku mengejang dan berdenyut dengan amat dahsyatnya. Aku tidak mampu lagi menahan rasa nikmat yang mengalir dan mencapai puncaknya. Namun pada saat itu juga tiba-tiba dinding vagina Memey meremas penisku kuat sekali. Dengan remasan yang kuat dan enak sekali itu, aku tidak mampu lagi menahan muntahnya lahar kenikmatan dalam saluran alat kelaminku.
Srttt! Srttt! Sruttt!
Kepala penisku terasa dijepit oleh vagina Memey, bersamaan dengan pekikan Memey,
"Aku ke..ke...keluarrrr...Akhh... Antoo...khh!"
Tubuh Memey mengejang dengan mata membeliak-beliak.
"Memey...!" aku melenguh keras-keras sambil merengkuh tubuh Memey sekuat-kuatnya, seolah aku sedang berusaha meremukkan tulang-tulang punggungnya dalam kegemasan. Wajahku kubenamkan kuat-kuat di lehernya yang jenjang. Cairan birahiku pun tak terbendung lagi.
Akhirnya kemaluanku menghunjam keras dalam vaginanya, tubuhku ambruk menindihnya. Tubuhku bergetar dan mengejang ketika spermaku menyemprot keluar dalam vaginanya beberapa kali. Iapun melenguh panjang ketika puncak orgasmenya tercapai.
Crottt! Crottt! Crottt! ....................
"Ssshhh ...Oukhhh.. nikmat... Akkh."
Spermaku bersemburan dengan derasnya, ditampung dalam kantong di ujung kondom. Penisku yang terbenam semua di dalam kehangatan vagina Memey terasa berdenyut-denyut. Ia mengangkat pinggulnya dan mengejang beberapa lama.
Sesaat aku membiarkan batang penisku di dalam vaginanya hingga nafasnya kembali teratur. Tubuhku sendiri lemas luar biasa, namun harus kuakui kenikmatan yang kuperoleh sangat luar biasa dan berbeda dengan yang pernah kurasakan sebelumnya. Beberapa menit lamanya aku dan Memey terdiam dalam keadaan berpelukan erat sekali, dari kemaluan, perut, hingga ke payudaranya seolah melekat erat dengan tubuhku. Aku menghabiskan sisa-sisa sperma dalam penisku. Cret! Cret! Cret! Penisku menyemprotkan lagi air mani yang masih tersisa. Kali ini semprotannya lebih lemah. Perlahan-lahan tubuh kami melemas. Aku mencabut penisku sebelum mengecil, membungkus kondom dengan tissu dan membuangnya di kotak sampah.
Aku kemudian berbaring dan menciumi leher mulus Memey dengan lembut, sementara tangan Memey mengusap-usap punggungku dan mengelus-elus rambut kepalaku. Aku merasa puas sekali berhasil bercinta dengan Memey. Malam ini aku akan bermain cinta dengan bidadari, perempuan keturunan China yang bertubuh tinggi dan kenyal, berkulit putih mulus, berpayudara besar dan padat, berpinggang ramping, dan berpinggul besar serta aduhai. Tidak rugi aku melewatkan malam ini sampai habis-habisan orang semolek Memey. Sekilas aku teringat Inge, namun langung terhapus lagi begitu melihat tubuh mulus Memey yang aduhai berlumuran keringat di sebelahku. Urusan Inge bisa dipikir besok lagi.
Setelah membersihkan diri kami berbaring berdekapan.
"Anto... Terima kasih Anto. Aku puas sekali. Indah sekali... sungguh...," kata Memey lirih.
"Malam ini tidur di sini saja ya!"
Aku tidak memberi kata jawaban. Sebagai jawaban, bibirnya yang indah itu kukecup mesra. Memey kemudian mengambil dua buah bantal serta sebuah selimut besar. Aku dan dia tidur bersama tanpa mengenakan selembar pakaian pun di bawah satu selimut. Dia meletakkan kepalanya di atas dadaku yang bidang, sedang tangannya melingkar ke badanku. Bau harum rambut dan badannya terpancar lembut.
Memey bercerita kalau ia adalah istri simpanan dari seorang pengusaha di kotaku. Aku mengenal suaminya sebagai pengusaha yang mempunyai track record yang kurang baik di kotaku. Ia terkenal kaya tetapi banyak yang cerita kalau ia sering mencurangi teman bisnisnya. Memey dulunya adalah sekretaris pengusaha itu dan akhirnya menjadi istri simpanannya. Tadinya Memey berpikir bahwa hidupnya akan bahagia dengan bergelimang harta. Memang suaminya royal dalam memberikan harta kepadanya, tetapi untuk urusan ranjang suaminya sangat lemah. Sebagai wanita yang normal Memey masih mendambakan kepuasan dalam hubungan intim. Ia mengatakan kalau suaminya hanya pandai memuaskan diri sendiri, tetapi tidak bisa memuaskan pasangannya di ranjang.
Akupun bercerita kalau aku bekerja di perusahaan keluarga milik Pak Ivan. Ternyata Memey juga mengenal Vina meskipun tidak terlalu dekat. Mereka sering bertemu dalam beberapa acara di kotaku. Namun ia tidak tahu kalau aku dengan Vina juga ada hubungan gelap. Memey ingin tetap berhubungan denganku sekembalinya dari Jakarta, tetapi ia takut akibatnya kalau suaminya mengetahui hubungan ini. Aku hanya diam saja mendengar ceritanya, hanya sesekali memberikan komentar. Kupikir nanti aku akan mencari cara untuk tetap bisa menggeluti tubuhnya. Kami kemudian terlelap kelelahan setelah mereguk kenikmatan.
Aku tidak tahu telah berapa lama kami tertidur telanjang sambil berpelukan. Aku tersadar saat tubuh bagian bawahku terasa geli, perlahan kubuka mataku dan kulihat tangan Memey sedang mengusap-usap tubuh bagian bawahku. Aku diam saja pura-pura tertidur, padahal penisku sudah bereaksi sedari tadi.
Batang kemaluanku semakin membesar saat tangannya mulai mengocoknya. Digenggamnya seluruh batang kemaluanku dalam telapak tangannya. Ibu jarinya mengusap-usap kepala penisku yang membuatku tak sadar menggelinjang hingga Memey tahu kalau aku hanya pura-pura masih tidur.
"Kamu nakal sekali ya!" katanya sambil meremas batang kemaluanku yang sudah sangat keras itu.
"Awas kamu", ujarnya lagi.
"Aduhhhh", jeritku manja.
Rasanya agak sakit tapi enak juga diremas oleh tangan Memey yang halus itu.
Memey mendekatkan mulutnya ke selangkanganku. Ia mengecup kepala penisku yang besar dan menjilatinya sehingga penisku mengencang dan kepala penisku menjadi kemerahan mengkilat basah oleh ludahnya. Aku semakin menggelinjang geli bercampur ngilu saat mulut Memey menyedot biji penisku kencang-kencang.
Tiba-tiba Memey membalikkan posisinya. Mulutnya masih sibuk melumat batang penisku tetapi sekarang tubuh bagian bawahnya digeser ke atas sehingga gundukan bukit di bawah perutnya yang lebat ditumbuhi bulu hitam yang dicukur rapi sekarang tepat berada di hadapan wajahku. Kedua kakinya mengangkang sehingga jelas kulihat belahan kememerah di pangkal pahanya. Bau khas yang segar tercium menyeruak lubang hidungku.
Aku menjadi terpesona melihat pemandangan seperti itu. Mengetahui aku diam saja Memey yang tadinya asyik menjilati batang kemaluanku berhenti melakukan aksinya lalu diturunkannya pantatnya pelan-pelan sehingga lubang kemaluannya menekan hidung dan mulutku. Begitu liang kemaluan Memey yang hangat menekan mulutku maka tanpa menunggu lagi bibirku melahap seluruh bagian vaginanya.
Lidahku menyeruak masuk ke dalam liang kemaluan Memey hingga kepala Memey terdongak dan pantatnya semakin menekan wajahku.
"Shh.. terusshh To.. ohh".
Lidahku terus menerobos liang kemaluannya dan masuk sedalam-dalamnya. Aku semakin susah bernapas karena selangkangan Memey begitu ketat menekan mulut dan hidungku. Tekanan pantatnya semakin ketat saat tubuhnya meliuk-liuk dan berkelejat-kelejat saat kusedot tonjolan daging di sela-sela liang kemaluannya. Memey menjerit dan semakin kuat menekankan pantatnya hingga hidung dan mulutku seolah amblas ditelan bongkahan liang kemaluannya yang menindihku.
"Upfhh....!
Karena tak tahan susah bernapas kujepit klitorisnya gemas dengan bibirku.
"Ihh.." Memey menjerit kaget atas perlakuanku.
"Gila kamu To ya.. entar aku balas kamu.." jeritnya manja.
"Abis.. aku enggak bisa bernapas.. kamu juga sih.." balasku tak kalah manja sambil meremas-remas bongkahan pantatnya yang bulat padat dengan gemas.
Memey pun membalas aksiku tadi. Kini disedotnya kuat-kuat lubang saluran kencingku. Aku sempat melayang merasakan kenikmatan yang tiada tara ini. Aku pun balas lagi kutekan pantatnya dan kudekatkan bibir kemaluannya ke mulutku dan mulai melumat bibir kemaluannya dengan gemas. Kembali Memey menggelinjang dan akhirnya tak tahan sendiri.
"Oh.. su.. sudah..!" desisnya, "Aku sudah enggak tahan.."
"Mey, aku sudah tidak punya kondom lagi," kataku.
"Gak apa-apa. Aku percaya kalau kamu bersih. Dari kondom yang tadi kamu pakai tanpa kuminta membuatku yakin kamu selalu menggunakannya kalau tidur dengan wanita. Makanya aku percaya," jawabnya
Memey mengubah posisinya. Sekarang kami dalam posisi berhadapan dengan Memey atas tubuhku.
"Biarkan aku di atas To. Berikan aku kenikmatan puncak yang lebih panas lagi...!" pintanya.
Aku membiarkan ia berada di atas tubuhku. Mungkin ia ingin cepat menggapai puncak kepuasannya. Aku meraih sebelah payudaranya dengan tanganku dan sebelah lagi kucium serta kusedot-sedot. Ia menciumi telingaku dan menggelitik dengan lidahnya.
Dengan setengah berjongkok tangannya memegang batang kemaluanku dan mengarahkan ke liang kemaluannya yang sudah sangat licin. Setelah posisi kepala penisku tepat di antara bibir vaginanya, kemudian ia menekan pantatnya pelan pelan hingga batang kemaluanku mulai masuk meraskaan kehangatan liang kemaluannya.
Aku menggigit bibirku agar tidak melenguh. Hingga bless.. hampir seluruh batang kemaluanku terbenam dalam kehangatan liang kemaluan Memey. Memey menghentikan gerakannya dan kami menikmati keindahan saat-saat menyatunya tubuh kami. Kami saling bertatap pandang dan tersenyum mesra. Oh.. alangkah mesranya.
"Nikmat To. Aku sangat menginginkanmu.." bisik Memey di telingaku dengan mesra.
"Aku juga Mey.." balasku tak kalah mesra.
Bibir kami saling berpagutan. Lidah kami saling menggelitik dan bertaut.
Dengan perlahan Memey mulai menggerakkan pantatnya naik turun di atas tubuhku. Batang kemaluanku yang semakin keras tergesek-gesek dalam jepitan dinding kemaluannya. Kuremas buah pantat Memey dengan gemas. Memey semakin lama semakin cepat menggoyangkan pantatnya di atas tubuhku. Mulutnya tak henti-hentinya mendesis dan merintih. Aku pun mengimbangi gerakannya dengan memutar pinggulku dan meremas payudaranya. Memey semakin liar menggoyangkan pantatnya dan mulutnya semakin kencang merintih. Gerakannya berubah-ubah dari naik turun kemudian maju mundur dan berputar.
"Crrikk ...crikkk.....criik......"
"Ouch.. Nikmathh.. To.." mulutnya terus merintih.
Tubuhnya meliuk-liuk dan berkelejatan seperti terkena aliran listrik ribuan volt. Aku pun semakin kencang memutar pantatku mengimbangi gerakannya dan terdorong keinginan untuk memuaskan hasrat wanita cantik yang baru kukenal ini.
"Kamu.. hebb. bathh.." bisik Memey mesra.
Aku tahu ia sudah mendapatkan orgasmenya. Beberapa kali ia menggelepar di atas tubuhku dan akhirnya tubuhnya ambruk di atas tubuhku. Aku memeluknya erat dan mengusap punggungnya untuk memberikan perasaan rileks. Ia terdiam beberapa saat. Kubiarkan Memey menikmati puncak kepuasan yang baru diperolehnya. Aku sendiri merasa belum apa-apa.
Setelah napasnya mulai teratu, kubisikkan agar Memey mengubah posisi. Kuminta agar Memey tengkurap di ranjang dan kujulurkan kedua kakinya ke lantai hingga pantatnya yang indah menungging di tepi tempat tidur. Kuganjal perutnya dengan bantal hingga posisi menunggingnya agak tinggi. Indah sekali pemandangan yang terpampang di hadapanku. Betapa tubuh telanjang Memey dengan pantatnya yang indah tengkurap dengan posisi menungging. Kunikmati pemandangan ini beberapa saat hingga Memey menarik tanganku.
"Ayo.. Anto, tunggu apa lagi," mukanya cemberut manja.
Aku pun menempatkan tubuhku tepat di belakangnya. Dengan berdiri kuarahkan batang penisku ke liang vaginanya dari arah belakang. Aku sedikit menekuk kakiku agar penisku bisa tepat menyusup di bibir vaginanya. Kugesekkan kepala batang penisku pada liang kemaluannya agar licin. Setelah kurasakan cukup licin, dengan pelan kutekan batang kemaluanku hingga masuk dalam liang vaginanya. Beberapa kali kugerakkan pantatku sambil menyesuaikan posisi batang kemaluanku sebelum akhirnya kubenamkan seluruhnya.
Memey mulai mendesis dan dengan pelan mulai menggoyangkan pantatnya mengimbangi gerakanku. Setelah beberapa kali gerakan dengan sekuatnya kutekan pantatku hingga seluruh batang penisku amblas ke dalam liang vaginanya. Kepala Memey terdongak saat tulang kemaluanku beradu dengan pantatnya.
Plok.. plok.. plok .......
Bunyi beradunya tulang kemaluanku dengan pantatnya menimbulkan gairah tersendiri bagiku. Apalagi mulut Memey kembali mendesis dan merintih saat batang kemaluanku keluar masuk dalam liang kemaluannya. Aku semakin bersemangat memacu dan mengayunkan batang kemaluanku dalam jepitan liang vaginanya.
Memey semakin liar menggoyangkan pantatnya membuat aku terbeliak dan terpejam menahan nikmat. Dengan gerakannya itu batang kemaluanku seolah-olah diremas-remas dan dipelintir. Kutekan pantat Memey agar tidak terlalu kencang berputar. Aku bisa menahan napas lega begitu aku dapat mengontrol diriku agar tidak terbawa permainan Memey. Aku masih ingin berlama-lama merendam batang kemaluanku, menikmati kehangatan liang kemaluannya. Aku tidak ingin terburu-buru mencapai puncak.
"Ayoo.. kok pelan..," protes Memey ketika aku memperlambat tempo permainan.
Ia menggerakkan pantatnya semakin kencang. Kembali ia memutar pantatnya semakin lama semakin cepat hingga aku kembali merasakan desakan yang sangat dahsyat menekan dari perut bagian bawahku menuju ke batang penisku. Aku berusaha menahan desakan yang menggelegak dan kembali kutekan pantat Memey agar tidak terlalu cepat berputar. Batang kemaluanku yang terjepit dalam kehangatan liang kemaluannya seolah-olah terpelintir dan terjepit kian erat. Ujung penisku terasa berdenyut-denyut seperti mau pecah menahan aliran kenikmatan yang akan meledak. Semakin lama denyutan di ujung penisku semakin kuat. Pantat Memey bukan hanya berputar, tetapi sesekali diselingi dengan gerakan maju mundur mengikuti ayunan pantatku. Rasanya aku sudah tidak kuat lagi untuk mengeluarkan air maniku.
"Akhh.. Mey.. tahan Mey aku.. aku...." napasku kian tersengal hampir tak kuat lagi menahan gejolak.
Kutarik penisku sebelum meledak. Memey kelihatannya sudah akan memprotes tindakanku. Kutindih tubuhnya dan kusambar bibirnya yang sudah akan mengucapkan sesuatu dari belakang. Sambil mencium bibirnya kuremas payudaranya. Ia memberontak terlepas dari pelukanku dan berbaring terlentang Agaknya ia sudah tidak sabar lagi melanjutkan permainan ini sampai ke puncaknya. Ia segera menarik tubuhku agar menindihnya.
Dengan satu dorongan dari pinggulku penisku kembali sudah masuk ke dalam vaginanya. Aku menahan berat tubuh dengan kedua lenganku. Memey langsung menggerakkan pinggulnya dengan kencang. Ia semakin liar memutar pantatnya. Payudaranya berguncang-guncang seiring dengan gerakan tubuhnya yang liar. Suara beradunya pahaku dengan pahanya kembali terdengar semakin keras bercampur dengan deru dengusan napas dan rintihan kami. Aku semakin cepat mengayunkan pantatku maju mundur disambut dengan gerakan meliuk dan maju mundur pantat Memey. Gerakanku semakin tak teratur saat desakan yang sudah tak mampu lagi kubendung. Aku merapatkan tubuhku ke tubuhnya. Kupeluk tubuhnya erat-erat, sehingga kami semakin menyatu. Ujung kemaluanku rasanya mau meledak. Ujung batang kemaluanku berdenyut kian kencang dalam jepitan liang kemaluan Memey.
"Arghh.." aku melenguh kuat.
Mataku terbeliak dan tubuhku tersentak seperti terkena aliran listrik. Kucengkeram buah pantat Memey dan kutekan pinggulku dengan kuat hingga batang kemaluanku menghunjam masuk sedalam-dalamnya ke dalam liang kemaluannya.
Crat..! crat.. Srrt.. Srrrt.. Crrrtt..
Lima kali kusemburkan air maniku ke dalam rongga vagina Memey. Tidak lagi sebanyak ejakulasi yang pertama
"Ouch.. shh.." Memey pun rupanya mengalami orgasme pada saat yang bersamaan denganku.
Tubuhnya meliuk dan ikut menegang. Beberapa saat kemudian tubuh kami melemas. Batang kemaluanku masih terjepit erat dalam liang kemaluan Memey. Kubiarkan saja batang kemaluanku di sana. Aku masih ingin merasakan sensasi remasan dari dinding vaginanya. Kutindih tubuh telanjang Memey di atas tempat tidur empuk itu. Kami sama-sama mengatur napas setelah berpacu dalam kenikmatan birahi.
Kami sama-sama terdiam. Kupeluk tubuh Memey. Tubuh kami sama-sama basah oleh keringat yang membanjir. Aku masih merasakan liang kemaluan Memey berdenyut-denyut meremas batang kemaluanku yang masih keras. Perlahan-lahan ketika batang kemaluanku mulai melemas terdorong keluar oleh denyutan liang kemaluan Memey.
Akhirnya dengan sendirinya batang kemaluanku terlepas dari jepitan liang kemaluan Memey. Kugigit mesra ujung telinga Memey sebagai ungkapan rasa terima kasihku. Kami bertatapan dan saling tersenyum mesra.
"Kamu hebat.. sayang" bisik Memey mesra.
"Kamu juga. Rasanya nikmat sekali.." balasku sambil mencium bibirnya.
"Aku mau sekali lagi ya To. Please!" pintanya.
"Ok. Siapa yang bisa menolak ajakanmu. Tapi kita istirahat dulu. Rasanya tak mampu aku kalau langsung bertempur lagi," jawabku dengan nafas yang masih terputus-putus.
"Awas kalau kamu bohong. Besok pagi sebelum memuaskanku aku tidak akan membukakan pintu dan mengijinkan kamu keluar dari kamar ini," katanya sambil menggigit daun telingaku.
Tanpa membersihkan diri kami langsung tidur kembali.
Pagi-pagi sekali aku sudah membuka mataku. Aku belum sadar sepenuhnya ada di mana saat ini. Setelah beberapa saat aku baru sadar sepenuhnya aku sedang berada di kamar hotel bersama seorang wanita cantik keturunan China. Kulihat Memey masih lelap tertidur. Badanku rasanya masih lelah sehingga kuputuskan aku akan mandi sambil menunggu Memey bangun.
Aku masuk kamar mandi dan membuka keran shower. Ketika sedang menyabuni tubuhku tiba-tiba Memey menyusul masuk kamar mandi. Ia masih dalam keadaan telanjang bulat tanpa selembar benangpun menutupi tubuhnya yang indah itu. Aku tanpa sadar menghentikan kegiatanku menyaksikan pemandangan yang terlalu indah untuk dilewatkan begitu saja.
Benar-benar luar biasa pemandangan yang terpampang di hadapanku ini. Tubuh semampai, perutnya yang datar, kulitnya yang khas wanita China berwarna kuning bersih tampak mulus tanpa cacat. Rambutnya yang hitam lurus, sebahu panjangnya tampak indah tergerai. Dan payudaranya yang bulat kencang menggantung indah dengan puting yang mencuat coklat kemerahan. Bulu-bulu hitam halus memenuhi gundukan bukit kecil di bawah perutnya. Luar biasa, apalagi tubuhnya tersorot lampu neon dari kamar tidur dan dari kamar mandi sekaligus..
Keindahan tubuh Memey sangat mempesonaku.
"Lho.. kok berhenti?" Tanya Memey membuatku gelagapan.
"Eh.. anu.. eh.. Mey..?" kataku gagap.
"Kenapa emangnya? Aku mau mandi bareng-bareng?" katanya santai sambil meminta sabun yang sedang kupegang.
"Sini aku mandiin biar bersih!".
Aku pun menurut saja dan kunikmati elusan tangan Memey yang menyabuni seluruh tubuhku. Digosoknya punggungku dengan sabun terus ke bawah hingga pantatku pun tak lupa digosok-gosoknya. Aku merem melek menikmati elusan dan remasan tangan Memey di kedua belahan buah pantatku.
"Hayo.. sekarang bagian depan.." tiba-tiba Memey menyuruhku untuk berbalik menghadapnya. Tangannya mengusap leherku terus ke bawah dan beberapa saat memainkan jarinya di kedua putingku bergantian. Aku menahan napas ketika tangannya terus merayap ke bawah dan mulai menyabuni selangkanganku. Diremasnya batang kemaluanku dengan lembut. Kontan penisku yang dari tadi mengecil terbangun dan mengeras perlahan-lahan.
"Lho.. ini kok terus mengeras?" kata Memey ketika melihat batang kemaluanku mulai berdiri tegak.
"Dia tahu kalau ada lawan yang mendekat dan siap untuk menembak," balasku.
"Iihhh maunya..!" Memey memonyongkan bibirnya.
Aku yang sudah terangsang dengan elusan dan remasan tangannya langsung saja memeluknya dan tanpa banyak bicara lagi kusergap mulutnya yang sedang monyong itu. Kupeluk tubuh telanjangnya dan dengan ganas kucium bibirnya.
"Mphhf..," Memey gelagapan saat bibirnya kuserobot.
Sambil terus menciumnya tanganku berkeliaran mengelus tubuh Memey dan terus ke bawah ke arah bongkahan pantatnya yang padat. Kuremas kedua belah buah pantatnya bergantian.
"Too.. ohh," Memey cuma bisa melenguh dan menggelinjang dalam pelukanku.
Tangannya semakin keras mengurut dan meremas batang kemaluanku. Aku sendiri tidak perduli kalau tubuhku masih penuh dengan busa sabun dan bau tubuh Memey yang belum mandi sejak kami bersetubuh semalam.
"To.. Aku.. be.. belum mandi..," napas Memey tersengal-sengal saat kuciumi bibirnya dengan ganas.
"Biar aku mandi dulu.. ughh," Memey minta kulepaskan. Mungkin ia risih dengan badannya yang lengket oleh keringatnya sendiri. Lalu kulepaskan pelukanku. Kusiram tubuh Memey dengan shower.
"Sini biar gantian aku yang mandiin," kuraih sabun yang dipegangnya.
Lalu tubuh Memey berbalik dan kusabuni punggungya. Kugosok bagian punggungnya dan tanganku bergeser terus ke bawah. Begitu tanganku menyentuh bagian pantatnya yang padat tanganku mulai meremas dengan gemas. Kuelus dan kugosok ke dua belah bongkahan pantat Memey. Setelah puas bermain-main dengan pantatnya, tanganku mulai menyabun tubuh Memey bagian depan. Dari belakang tubuh Memey, jadi tanganku menggosok bagian depannya sambil memeluknya dari belakang. Saking ketatnya pelukanku, tubuh bagian bawah kami saling menempel ketat. Batang kemaluanku yang sudah keras terjepit antara bongkahan pantat Memey dengan perutku sendiri. Pantat Memey dan batang kemaluanku rasanya sangat licin karena penuh busa sabun. Memey sengaja menggoyang-goyangkan pantatnya hingga batang kemaluanku tergesek-gesek. Nikmat sekali!
Memey mengangkat kedua tangan ke atas kepalanya memudahkanku untuk menggosok kedua payudaranya dari belakang. Sementara pantatnya yang menggencet batang kemaluanku sebentar-sebentar digoyang. Aku semakin terangsang hebat dengan tingkahnya itu. Lalu tanganku kugeser ke bawah ke arah selangkangannya. Kugosok gundukan bukit kecil di selangkangan Memey yang lebat dengan rambut. Kusabun dan gundukan bukit itu dengan arah dari atas ke bawah mengikuti alur celah di tengah gungukan bukit selangkangan Memey.
"Ouchh.. ter.. rushh Anto," Memey merintih agak keras.
Aku semakin bergairah bermain-main dengan bukit kecil di selangkangannya. Jari tanganku sekali-sekali menusuk masuk ke celah di selangkangannya. Hal ini membuat Memey semakin liar menggerakkan pantatnya. Akibatnya aku sendiri yang melenguh kenikmatan karena batang kemaluanku tergencet pantatnya yang licin.
"Akhh.. terr.. ushh.." Memey semakin liar menggumam tak karuan saat kukorek-korek liang kemaluannya dengan jariku.
Kumainkan jariku di dalam liang kemaluan Memey. Dan Memey semakin meronta dan menggelinjang saat jariku memainkan dan menggosok tonjolan daging kecil dalam liang kemaluannya. Kepalanya mendongak ke atas dan mulutnya setengah terbuka menahan nikmat. Kuciumi leher yang indah itu sampai di tengkuknya. Kugosok terus dan sesekali kutarik tonjolan daging itu.
"Terush.. Anto.. ohh.. ter.. ruushhkan" Memey terus menceracau. Ia melenguh panjang dan tiba-tiba tubuhnya mengejang, kepalanya terhentak dan tubuhnya meliuk. Mungkin dia merasakan nikmat yang luar biasa. Ia pasti akan mencapai orgasmenya kalau terus kumainkan tonjolan daging di selangkangannya.
Kutarik tanganku dari selangkangannya dan kuusap pinggang sampai ke perutnya. Ia menghela nafas panjang. Beberapa saat ia terdiam dan matanya terpejam menikmati sensasi yang baru saja dirasakannya. Setelah napasnya mulai teratur diraihnya shower dan disiramnya tubuhnya dan tubuhku dengan air. Sambil menyirami sisa busa sabun di tubuhku tangannya mengelus dan mengurut batang kemaluanku yang sudah sangat kencang.
"To.. kamu tiduran saja di bath tub biar aku yang aktif sekarang," ia menyuruh aku berbaring di lantai bath tub.
Aku pun menurut saja apa maunya. Kubaringkan tubuhku di bath tub. Penisku berdiri tegak menunjuk langit-langit kamar mandi. Memey merangkak di atas tubuhku. Ia duduk di atas perutku dan mulai mencium keningku. Aku memejamkan mata merasakan sensasi luar biasa. Selangkangan Memey yang hangat menempel ketat di atas perutku dan batang kemaluanku menempel pantatnya. Bulu halus di selangkangannya menggesek kulit perutku.
Memey kelihatannya sangat puas denganku sehingga iapun akan bermain habis-habisan. Aku diam tidak bergerak dan menikmati layanan total yang hendak dilakukannya padaku. Dari kening perlahan bibirnya bergerak turun dan mulai menjilati telingaku kanan dan kiri bergantian. Rasa geli yang luar biasa menerpaku saat lidah Memey menyapu-nyapu lubang telingaku.
"Akhh.. Mey..," bisikku kegelian.
Tubuhnya terus bergeser ke bawah saat bibir Memey beranjak turun ke bibirku. Kami saling memagut dan dorong mendorong bermain lidah. Aku ikuti saja permainan Memey. Lidahnya menyapu-nyapu lidahku dan saling menyedot bergantian. Akibatnya batang kemaluanku semakin ketat tertekan tubuh bagian bawahnya yang menindihku. Rasa hangat menjalar dari batang penisku yang terjepit gundukan bukit di selangkangan Memey yang kurasakan makin licin.
Bibir kami masih saling berpagutan, selangkangan Memey yang menjepit kemaluanku digesek-geseknya dengan pelan. Kembali lagi kurasakan sensasi luar biasa. Walaupun batang kemaluanku belum memasuki lubang vaginanya namun karena pangkal pahanya sudah sangat licin membuat penisku yang terjepit di antara pahanya seperti diurut. Batang kemaluanku mulai berdenyut-denyut. Namun permainan belum berakhir, justru permainan baru dimulai!
Bibir Memey terus menjilat seluruh tubuhku. Leherku sudah basah oleh ludah Memey. Dari leher bibirnya terus merangsek ke bawah, kedua puting dadaku pun habis dipermainkan lidahnya. Dari sini bibirnya terus ke bawah hingga perut dan pinggangku digigit dan pun dijilatinya habis-habisan. Sensasi luar biasa menyerbuku saat lidah Memey menciumi perutku sementara kedua payudaranya menempel ketat di batang kemaluanku. Kali ini batang kemaluanku terjepit di tengah-tengah belahan payudaranya yang kenyal. Sensasi nikmat semakin meningkat saat bibir Memey mulai menciumi batang kemaluanku dari ujung hingga pangkalnya.
"Upff.. Mey.." aku setengah memekik saat ujung kemaluanku serasa terjepit benda hangat.
Ternyata Memey sedang mengulum batang kemaluanku. Dia mengulum batang kemaluanku seperti anak kecil yang sedang menjilati es krim. Sambil mengocok batang kemaluanku dengan tangannya dihisapnya kepala penisku habis-habisan. Tidak puas menjilat kepala dan batang penisku, Memey mulai menjilat kantung penisku. Dipegangnya kantung penisku dan dijilatinya inci demi inci.
Batang kemaluanku semakin berdenyut kencang. Kocokan tangan Memey pada batang kemaluanku semakin kencang. Sekali lagi batang kemaluanku jadi bulan-bulanan mulut Memey. Dikulumnya lagi batang kemaluanku yang berdenyut semakin kuat hingga hampir seluruhnya masuk ke dalam mulutnya. Mataku semakin membeliak menahan sesuatu yang mendesak dari perut bagian bawahku. Aku mencoba bertahan dengan mencoba memegang kepala Memey agar berhenti melakukan rangsangan ini. Namun semakin kencang aku memegang kepalanya, semakin kencang pula kepalanya bergoyang hingga batang kemaluanku dikocok-kocok dengan mulutnya.
Memey menghentikan aksinya sesaat sebelum aku sampai di titik terakhir sebelum puncak. Aku menarik nafas panjang. Lega rasanya tapi sekaligus penasaran. Lega karena aku tidak mau menumpahkan spermaku di mulutnya, penasaran untuk menyelesaiakn permainan ini.
"Kita kembali ke kamar To!" ajaknya sambil menarik tanganku.
Kami langsung menghempaskan tubuh di ranjang empuk. Kembali bibir kami saling bertautan. Batang kemaluanku yang agak lemas baru saja keluar dari mulut Memey, perlahan namun pasti ia mulai mengeras. Kami saling menindih dengan posisi berhadapan. Bibir kami masih tetap saling melumat dan lidah kami pun saling dorong mendorong.
Batang kemaluanku yang sudah keras kembali menempel ketat pada gundukan di selangkangan Memey yang hangat dan basah. Kedua payudara Memey yang kenyal menjadi bulan-bulanan tanganku yang sibik meremas kesana-sini. Mendapat perlakuanku yang agak liar, tubuh Memey menggelinjang di bawah tindihan tubuhku. Napasnya mulai memburu. Lalu tangannya mencari-cari dan akhirnya terpeganglah batang penisku yang sudah dalam keadaan tegak sikap sempurna dan siap tempur. Dengan bertumpu pada lutut kuangkat pantatku dan tangannya meraih penisku membantu menuntun menuju bibir vaginanya yang merekah basah. Dibimbingnya batang kemaluanku ke celah-celah di selangkangannya dan digesek-gesekannya di celah hangat dan sempit itu. Ia mengesekkan perlahan kepala penisku ke bibir vaginanya untuk melicinkan kepala penis yang membengkak, menempelkannya pada lubang vagina, membenamkan perlahan dibantu pantatku yang menekan ke dalam, sediki demi sedikit penisku amblas terbenam. Tiba-tiba kedua tangan Memey memegang pantatku dan ditariknya hingga batang kemaluanku masuk menghunjam liang kemaluannya dan bersarang di sana.
Wajah Memey merona, bibirnya digigit melipat disertai erangan tertahan menahan gelora kenikmatan yang menyerang, sementara pantatku terus bergerak menekan bagian atas vagina membuat penis bergeser menyentuh bagian bawah klitorisnya yang memerah. Pantatku kuangkat perlahan seiring penisku yang tertarik menggelitik dinding vagina yang basah oleh cairan dinding vagina, menekan dan menarik kembali, bergerak naik turun semakin cepat. Pantat Memey membalas gerakanku, menggeser ke kiri ke kanan dan memutar. Syaraf-syaraf di sekeliling kepala penisku merespon cepat, memacu darah dan membangkitkan kehangatan disekitar selangkangan. Keringat mulai membasahi sekujur tubuh kami, kuraih tangan Memey, kubuka terlentang, telapak tangannya bersetunhan dengan telapak tanganku, jari jemari mengapit satu sama lain, saling meremas dan membelai lembut.
Hentakan pantat menekan perlahan dan menarik dengan cepat menimbulkan sensasi kenikmatan tersendiri membuat Memey merintih lirih dengan nafas yang ditahan.
"Oouuhh.. Anto.. hhmmff".
Kedua kakinya melebar dan pantatnya diangkat sehingga bibir vagina menengadah menganga lebar membuat penisku semakin leluasa bergerak keluar-masuk. Gairahku semakin menggebu, gerakan tubuh menjadi-jadi, badan kutekuk dan kepala sedikit merendah menggapai payudara dengan puting merah menantang, kutelan, kujilat, kuisap dan kugigit gemas.
"Hmmff.. hmmf.. hngkhh!".
Erangannya tertahan, terdengar desisan memacu gelora birahi yang memuncak. Kenikmatan merambah ke sekujur tubuh kami memberikan reaksi yang semakin menjadi, memacu tubuh bergerak semakin liar. Tangannya secara otomatis meraih pantatku, meremas, menekan keras menambah tekanan penis masuk ke dalam vaginanya yang haus akan kenikmatan yang sudah lama ia dambakan.
Gelora gairah nafsu berpadu menyatu dalam rangkaian kenikmatan yang susul menyusul, hentakan liar dan desahan nafas yang memburu bersahutan.
"Aahh.. aahh..".
"Oohh.. sshh".
Kami saling menatap dalam api gairah, bibirnya semakin membasah terbuka menantang. Aku tak tahan melihat bibir yang indah menggairahkan itu, kulumat dan lidahku menjelajah liar keseluruh ruang mulut, lidahnya menyambut memagut memelintir diselingi lenguhan dari tenggorokan yang tertahan.
"Ngngghh.. ngngghh..".
Kenikmatan birahi semakin membara membuat keringat membasahi sekujur tubuh, aliran darah memacu kencang menelusuri pembuluh darah sampai ke ujung-ujungnya. Memey melepas ciuman, berdesah keras, mengerang, tangannya dirangkulkan ke punggungku dengan jari-jari tertancap dalam, kakinya terangkat dan menjepit pinggulku keras, desahannya menjadi-jadi. Aku mempercepat gerakan, meningkatkan hentakan pinggul dan penisku menghantam vaginanya berulang-ulang. Badanku terangkat tertopang siku tangan yang tertindih punggungnya. Raut wajahku menegang disertai deru nafas memburu.
"Ngngghh.. aahh.. auuhh..", sekujur tubuh Memey menggelinjang hebat kemudian menegang, menjepit keras, dan vaginanya berdenyut-denyut disertai erangan lirih menahan kenikmatan puncak orgasme yang luar biasa indahnya. Jantungku seakan terhenti sesaat, kedutan vaginanya mengurut penis yang berpacu cepat menambah nikmat berlipat ganda, meledakkan cairan kenikmatan yang tertampung membengkak di saluran kencingku, mengalir cepat ke ujung penis dan dimuntahkan di ujung kepala penis berulang-ulang, menyemprot memenuhi vagina Memey. Kakinya masih menjepit keras pinggangku sampai beberapa saat.
Kami terkulai puas dalam pelukan kenikmatan. Matanya terpejam, hembusan nafasnya lemah mereda dengan kepala menindih bahuku sebagai alasnya. Tangannya merangkul pinggang dengan kaki menyelip di dalam lingkaran kakiku, menyatu. Tanganku membelai rambutnya dan mengelus lembut pipinya sesekali. Mataku memperhatikan seluruh sudut wajahnya yang cantik rupawan bersimbah peluh. Mengecup bibirnya perlahan dan memeluknya erat seakan tak ingin ku lepas lagi.
Jam setengah tujuh pagi aku sudah bersiap untuk keluar kamarnya. Memey tampak berat melepaskanku.
"To.....," katanya agak terbata-bata.
"Hmmh, ya Mey," sahutku pelan.
Kalau sudah begini kelemahanku adalah sulit untuk berkata tidak.
"Rasanya aku masih ingin memelukmu dan berbagi denganmu. Nanti sore aku sudah kembali. Pagi sampai siang nanti aku ada urusan. Mudah-mudahan kita masih bisa bertemu lagi. Oh ya berapa nomor teleponmu?" tanyanya
Kusebutkan nomor teleponku dan ia memasukkannya ke dalam hp-nya.
"Aku miscall kamu ya. Ini nomor yang biasa aku pakai untuk keperluan pribadi. Suamiku juga tidak tahu nomor ini," katanya lagi.
Tak lama HP ku berbunyi, kulihat muncul sebuah nomor dan kusimpan.
Sebelum keluar dari kamar ia memegang tanganku dan memeluk leherku erat-erat. Bibirnya mencari bibirku dan menciumnya dengan lembut dan dalam. Kali ini kurasakan ciumannya sebagai ciuman sayang, bukan ciuman yang penuh dengan nafsu birahi. Lama ia menciumku sampai akhirnya ia melepaskan ciuman dan pelukannya. Ia masih memandangku di depan pintu kamarnya sampai aku masuk ke lift kembali ke kamarku.
Aku hanya berganti pakaian dan langsung membawa berkas yang kuperlukan untuk menyelesaikan urusan hari ini. Kalau lancar sebelum tengah hari urusanku sudah selesai. Aku menyempatkan sarapan yang sudah disediakan hotel. Lumayan untuk memulihkan tenaga yang tadi malam kuhabiskan bersama Memey.
Tiba-tiba aku ingat kepada Inge.