Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA KEPUTUSANKU ( NO SARA )

Status
Please reply by conversation.
Lanjut ya....


Monggo...







Entah sampai kapan aku merenung sampai terdengar suara adzan subuh. Saat itu aku terkejut karena tidak terasa sudah subuh. Berarti aku bermain dengan ibuku itu lama.

Setelah itu aku segera untuk mandi junub dan menenangkan pikiranku.

Setelah selesai begitu aku membuka pintu kamar mandi aku terkejut karena Kak Nissa berada didepan pintu kamar mandi.

Aku : " Astaghfirullah kakak..... Ihhh.... Bikin kaget saja sih.... ". Kataku.

Kak Nissa : " Kamu ini mandi apa berendam sih dek.... Lama banget.... Udah iqomah itu.... Udah buruan gantian.... Oiya tunggu kakak... Kita sholat dirumah aja... ". Kata Kak Nissa jengkel.

Lalu Kak Nissa langsung masuk aja ke kamar mandi sedangkan aku juga masih didalam kamar mandi juga.

Kak Nissa : " Lahh... Dek.... Ngapain.... Udah sana keluar kok malah bengong begitu.... Kakak mau mandi ini... Udah sana keluar... Ngeselin saja ihhh....". Kata Kak Nissa.

Aku : " Ehhhh.... Iya.... Iya.... ". Kataku.

Segera aku berjalan ke kamarku. Berganti pakaian memakai gamisku lalu berjalan menuju ruang tv untuk menunggu Kak Nissa.

" Kenapa Kakak jadi judes begitu ya... Tatapan matanya juga tajam... Tidak biasanya kakak seperti itu kecuali kalau sedang marah... Ahhh... Entahlah ". Kataku dalam hati.

Setelah melakukan sholat subuh aku melakukan pekerjaan rumah seperti biasa. Sampai jam 8 pun aku masih belum melihat ibuku. Kulihat didapur hanya Kak Nissa saja yang sedang memasak. Saat itu Kak Nissa menggunakan gamis berwarna coklat khimar berwarna hitam begitu juga dengan cadarnya. Aku langsung menyapanya.

Aku : " Waahhhh..... Kakak masak apa nih... ". Kataku.

Tapi saat itu Kak Nissa hanya melirikku dengan tatapan mata yang tajam. Lalu melanjutkan lagi memasaknya.

Aku : " Hmm.... Kak... Bunda mana...? ". Tanyaku.

Lagi-lagi Kak Nissa melakukan hal yang sama.

" Kakak kenapa ya... Tidak biasanya kakak seperti ini... ". Pikirku.

Tiba-tiba terdengar nada notif di hape ku. Setelah aku cek ternyata nomor yang semalam dan lagi-lagi mengucapkan salam kepadaku.

? : " Assalamualaikum.... ". Salamnya.

Aku jadi penasaran ini nomor siapa sih dari semalam chat salam saja tanpa diberi nama siapa.

Aku : " Nomor siapa sih ini.... Dari semalam cuma chat salam saja.... ". Kataku lirih.

Kak Nissa : " Dasar tidak peka... Nyebelin banget sih.... ". Gumam Kak Nissa.

Aku yang saat itu sedang duduk didapur cukup terkejut dengan gumaman Kak Nissa.

Aku : " Lahh... Kakak tau ini nomor siapa?.... Lagipula aku malas kak balas chat dari nomor yang tidak aku kenal.... Cuma chat salam saja tanpa diberi tahu siapa... ". Kataku.

Tiba-tiba Kak Nissa gebrak kompor gas menggunakan sepatula nya.

" Brakkk... ". Suara gebrakan Kak Nissa.

Aku yang kaget langsung memandang Kak Nissa.

Aku : " Astaghfirullah kak... Kakak kenapa sih... Dari tadi pagi dingin banget.... Abis itu judes dan melihatku tajam begitu.... Aku punya salah apa sama kakak.... ". Tanyaku.

Kak Nissa : " Pikir aja sendiri.... ". Jawab Kak Nissa sambil mematikan kompor gas.

Aku : " Masya Allah kak.... Aku tidak tau salahku itu apa.... Kenapa dari tadi kakak marah sama aku.... ". Kataku.

Kak Nissa : " Males banget.... ". Kata Kak Nissa.

Aku ingat saat itu Kak Nissa langsung berjalan ke arah kamarnya tapi aku cegat.

Aku : " Kak... Aku salah apa.... ". Kataku.

Saat itu Kak Nissa langsung melihat mataku dengan tatapan yang tajam.

Disaat Kak Nissa ingin mengucapkan sesuatu tiba-tiba ibuku muncul.

Bunda : " Astaghfirullah.... Ini kalian ngapain sih... Pagi-pagi sudah ribut begini.... ". Kata ibuku.

Aku : " Azam juga tidak tau bunda... Dari tadi pagi Kakak marah sama Azam tapi Azam tidak tau salah Azam dimana... Makanya Azam tanya salahku apa tapi kakak malah judes begitu ". Kataku.

Kak Nissa : " Nyebelin banget sih... Ngadu sama bunda... Tidak malu apa.... Ihhhh.... Nyebelin banget.... ". Kata Kak Nissa.

Setelah mengatakan itu Kak Nissa langsung berjalan ke kamarnya. Dan menutup pintu kamarnya.

Aku dan ibuku hanya saling pandang.

Aku : " Lohh... Kok malah aku yang jadi salah sihh... Ahhh.... Tau ahhhh.... Bunda Azam kerja dulu aja.... ". Kataku.

Kulihat ibuku hanya menggelengkan kepalanya dan terus beristighfar.

Setelah itu aku pamit sama ibuku.

Tanpa terasa saat itu sudah siang dan waktunya untuk istirahat setelah melakukan sholat dhuhur aku mengecek hapeku dan kulihat Kak Nissa chat kepadaku.

Kak Nissa : " Tidak usah pulang saja sekalian... Dasar.... Punya adek tidak peka..... Nyebelin.... Ngeselin.... Bodoh ". Chat Kak Nissa.

Aku membaca chat Kak Nissa langsung membalasnya.

Aku : " Kak.... Sebenarnya aku itu punya salah apa sih... Okelah kalau kakak inginnya begitu aku tidak pulang... ". Balasku.

" Hahh.... Kenapa kakak jadi begitu ya... Apa kakak tau apa yang aku lakukan dengan bunda? Aaaarrrhhh.... Pusing.... ". Erangku.

Sudah hampir seminggu aku tidak pulang saat itu. Aku juga bilang dengan ibuku kalau aku tidak pulang alasanku karena pekerjaan. Ibuku pun mengijinkannya.

Tidak ada chat lagi dari Kak Nissa. Aku juga membiarkan Kak Nissa. Butuh waktu hanya itu saja yang aku pikirkan kepada Kak Nissa.

Aku juga melihat chat dari nomor yang tidak aku kenal tersebut. Hampir setiap hari ada chat salam dari nomor itu. Akhirnya pada waktu malam setelah tutup toko aku menelfon nomor tersebut. Dan diangkat.

Aku : " Assalamualaikum.... Ini siapa ya... Kenapa chat salam terus tanpa kasih tau dari siapa.... Dan... ". Kataku terpotong oleh suara pemilik nomor tersebut.

? : " Aaa.... Yy......... Ammmm.... ". Katanya.

Deg..... Aku langsung merinding dan mengeluarkan keringat dingin. Entah kenapa saat itu aku langsung tau siapa orang ini.

Tanpa berlama lama lagi aku langsung menutup telpon. Lalu tidak lama setelah aku menutup telpon tiba-tiba nomor itu menelponku lagi dan kali ini panggilan video. Antara iya dan tidak untuk menerima panggilan video tersebut.

Akhirnya aku memilih untuk menerima panggilan video tersebut.

Aku : " Ass.... Ssalam... Mualaikum.... ". Salamku gugup.

Kulihat dia menggunakan khimar berwarna pink dan cadar bandana berwarna hitam dengan mata yang indah dan alis yang tidak tebal dan tidak tipis serta nampak menyatu dikedua alisnya. Siapa lagi kalau bukan.... Evi...

Aku sangat gugup saat itu. Entah kenapa aku juga tidak tau. Lalu dia membalas salamku dengan bahasa isyaratnya.

Evi : waalaikum salam... Aku sangat senang kamu meresponku... Azam.... ". Jawabnya menggunakan bahasa isyaratnya.

Aku melihat ada guratan senyum yang indah pada matanya.

Aku : " Kenapa Kak Evi tidak bilang kalau ini nomor kak Evi.... ". Tanyaku.

Saat itu aku tidak menggunakan bahasa isyarat tapi menggunakan lisanku karena ribet kalau menggunakan bahasa isyarat via video call.

Evi : " Masya Allah... Jangan panggil aku dengan embel-embel kakak... Aku tidak suka.... ". Kata Kak Evi.

Aku : " Loh... Kenapa kan umur kita beda 3 tahun dan kakak lebih tua dariku.... ". Tanyaku.

Evi : " Pokoknya aku tidak mau dipanggil kakak sama kamu Zam... ". Jawabnya menggunakan bahasa isyarat.

Aku juga melihat tatapan matanya juga berubah tajam kepadaku. Duh... Ngeri juga kalau sampai marah ini orang. Lebih tajam Kak Evi daripada Kak Nissa. Entahlah kenapa bisa begitu.

Aku : " Hah.... Iya iya.... ". Kataku.

Evi : " Iya apa... ". Kata Kak Evi menggunakan bahasa isyarat.

Aku : " Iya... Ee... Vviii.... Evi.... ". Jawabku.

Evi : " Alhandulillah... Aku senang Zam... Gimana kabarnya... ". Tanya Evi menggunakan bahasa isyarat.

Aku : " Alhamdulillah.... Seperti yang ka... Emm.... Evi.... Lihat... ". Kataku.

Evi : " Ini dimana... Nissa mana... ". Tanya Evi dengan bahasa isyarat.

Aku : " Hmm... Aku ditoko ini... Tidak pulang soalnya... ". Jawabku.

Setelah itu aku mengobrol cukup lama dengan Evi. Dia masih dirumah sakit dan besok pagi baru boleh pulang. Alhamdulillah....Aku juga melihat Ustadzah Mina dan Ustadz Pawan disana dan mengobrol dengan mereka juga.

Setelah dirasa cukup lama aku pamit dengan Evi karena aku juga butuh istirahat juga begitu juga dengannya.

" Alhamdulillah.... ". Pikirku.

Karena aku sudah mengantuk maka aku pun tertidur saat itu.

Aku terbangun karena suara panggilan telpon. Saat aku melihat siapa yang menelpon aku langsung menolak panggilan telpon itu karena Kak Nissa yang menelpon. Entah kenapa dia menelpon aku tidak tau dan juga aku masih belum mau chat dengannya setelah kejadian kemaren yang tidak jelas alasannya.

Tiba-tiba ada chat dari Kak Nissa setelah aku baca aku heran dengan Kak Nissa.

Kak Nissa : " Dek... Cepat pulang!!!!! ". Chat Kak Nissa.

" Ini orang tidak jelas banget sih.... Kemaren bilang tidak usah pulang saja nah sekarang malah suruh cepat pulang... Aneh... " Pikirku.

Akhirnya aku cepat-cepat ambil air wudhu dan melakukan sholat subuh karena saat itu aku mendengar suara adzan.

Setelah aktifitasku ditoko dan saat itu sudah tutup toko aku ingin sekali pulang tapi aku urungkan niatku karena aku masih jengkel dengan Kak Nissa. Akhirnya aku rebahan dikasur toko sambil chat dengan Evi. Setelah aku tau nomor evi aku sering chat dengan dia. Kami membahas banyak hal dalam chat kami. Pada saat aku chat dengan Evi tiba-tiba Kak Nissa menelponku tapi aku tolak. Setelah itu telpon lagi aku tolak lagi. Karena merasa kasihan aku terima telpon dari Kak Nissa.

Aku : " Assalamualaikum... Hmm... Kenapa kak... Mau ngomel lagi.... Udahlah kak.... Percuma.... Lagian aku juga tidak tau salahku apa dan kakak selalu dingin kalau aku tanya jadi yaa udahlah... Sekarang aku mau tidur kak... Capek soalnya.... Assalamualaikum.... ". Kataku tanpa memberi kesempatan Kak Nissa untuk berbicara.

Setelah itu tidak ada lagi chat dari Kak Nissa. Aku pun juga tertidur.

Aku terbangun saat adzan subuh berkumandang. Akupun cepat-cepat melakukan sholat subuh.

Aku ingat saat itu siang hari ada seorang akhwat datang ke tokoku dan kulihat dia memakai burqa. Saat itu aku tidak heran melihat orang memakai itu karena sering juga aku melihat orang memakai burqa dan dikampungku ada juga yang memakai itu.

Akhwat itu begitu melihatku langsung berjalan kearahku. Karena aku sedang menaruh barang daganganku dirak rak maka sangat mudah sekali untuk melihatku karena saat itu barang yang aku taruh di rak tepat di depan kasir dan pintu masuk jadi kalau ada orang masuk toko pasti langsung melihatku. Saat itu aku cuek saja melihat akhwat itu karena dikasir ada karyawan yang jaga kasir.

Tepat saat akhwat itu didepanku aku menyapanya, tapi....


Aku : " Mari silahkan kak.... Mau cari kitab apa atau cari..... ". Kataku terpotong oleh kelakuannya.

" Plakkk... ". Suara tamparan yang tidak terlalu keras mendarat dipipi kananku.

Aku sangat terkejut saat itu dan memegangi pipi kananku.

" Kalau aku bilang pulang ya pulang... Jangan ngeyel... " Katanya.

Deg.... Kak Nissa.......

Aku : " Aa... Ma... Maaf kak.... ". Kataku gugup.

Saat itu Kak Nissa langsung menyingkap burqa nya keatas karena modelnya seperti cadar yaman. Dibalik burqa yang Kak Nissa pakai Kak Nissa memakai cadar tali dan Kulihat mata Kak Nissa berkaca kaca. Aku yang tidak tega dengan Kak Nissa langsung memegang tangannya dan membawanya ke kamar toko. Disana Kak Nissa langsung menangis. Aku langsung memeluknya dengan erat.

Kak Nissa : " Kenapa.... Tidak pu... Laaang.... Kakak... Kakak... Hiks... Hikss.... ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Sudah... Puasin dulu nangisnya abis itu baru bicara.... ". Kataku.

Sambil memeluk Kak Nissa aku juga mengelus pundaknya. Setelah beberapa saat Kak Nissa sudah berhenti menangis lalu aku melepaskan pelukanku dan bertanya.

Aku : " Nahhh... Sekarang coba jelasin kenapa kakak sampai sini dan tiba-tiba nampar aku.... Terus jelasin juga salahku dimana kak... Apa aku punya salah sama kakak atau gimana.... Jujur aku tidak tau kak.... ". Tanyaku.

Kak Nissa : " Kenapa adek tidak mau membalas salam dari nomor itu...? ". Tanya Kak Nissa.

Aku : " Lahh kak.... Kakak marah sama aku cuma gara-gara aku tidak balas salam dari nomor itu? ". Kataku.

Kak Nissa menganggukkan kepalanya.

Kak Nissa : " Iya dek.... ". Ucap Kak Nissa polos.

Aku : " Astaghfirullah kak.... Ihhh... Jadi bingung aku mau bilang apa lagi... ". Kataku sambil menutup mukaku dengan kedua telapak tanganku.

Saat itu aku benar-benar bingung dan heran. Cuma gara-gara itu Kak Nissa sampai marah begitu. Aku mengira Kak Nissa tau kelakuanku dengan ibuku yang menjadikan Kak Nissa marah.

Kak Nissa : " Dek... Bukan cuma itu aja.... Emmm... Kakak juga tau apa yang kamu lakukan dengan bunda pada saat malam itu... ". Kata Kak Nissa.

Deg.... Aku merasa seperti tersambar petir.... Duarrrr.....

Aku : " Emm... Kak.... Aaa... ". Kataku terpotong oleh Kak Nissa.

Kak Nissa : " Dek... Sebenarnya kakak sangat marah sama kamu... Kenapa harus bunda... Kenapa dek... Bukankah kakak sudah bilang kan nikahi evi supaya tidak terjadi hal yang seperti ini... Dek... Kakak benar-benar kecewa sama kamu... Marah sama kamu... Rasanya pengen banget kakak pukulin kamu... Tapi... Kakak tidak tega.... Kamu adek kakak satu-satunya... Kakak sangat sayang sama kamu.... Sangat mencintaimu... Apalagi dengan bunda... Dek... Kakak... Kakak.... ". Kata Kak Nissa.

Aku langsung memeluk Kak Nissa dengan erat. Aku mengerti bagaimana perasaannya. Tapi semua sudah terjadi. Hanya pasrah saja yang bisa aku lakukan.

Aku : " Kak... Walaupun aku melakukannya tapi aku tetap kontrol kak dan tidak sampai masuk kak.... ". Kataku.

Kak Nissa : " Bagaimana tidak masuk dek... Kakak dengar sendiri bagaimana suara erangan kalian apalagi erangan bunda... Bunda sampai seperti memohon untuk memasukkannya dan bilang.... Hmmm.... Itulah pokoknya... ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Ehh... Bilang apa kak... Aku lupa... ". Tanyaku.

Aku juga penasaran bagaimana ya kalau Kak Nissa mengatakan itu. Apakah terdengar seperti ibuku atau tidak.

Kak Nissa : " Ehhh... Emm... Udahlah dek... ". Jawab Kak Nissa.

Duhh... Padahal saat itu aku ingin sekali mendengar Kak Nissa mengatakan itu.

Aku : " Beneran kak... Aku tidak sampai masuk... Kalau kakak tidak percaya tanya saja sama bunda... ". Katakku.

Kak Nissa : " Terus cuma nempel aja gitu maksudnya...? ". Tanya Kak Nissa.

Aku : " Iya kak... Cuma nempel aja... Waktu itu bunda posisinya diatas dan dudukkin eee.... Emm... Itu aku kak terus bunda gesekin aja gitu ". Jawabku.

Kak Nissa : " Beneran kamu dek??? Kalau sampai kamu bohong.... Awas aja dek.... Kali ini kakak maafin tapi kalau sampai masuk... Awas saja....". Kata Kak Nissa menatapku tajam.

Aku : " Iya kak... Lagian Mana berani aku bohong... ". Kataku.

Lalu aku mengalihkan pembicaraaan guna menyelamurkan emosi Kak Nissa.

Aku : " Tapi kak... Kakak kok sampai sini... ". Tanyaku penasaran.

Sebenarnya dirumah masih ada motor 1 lagi tapi kondisinya sedang rusak minta diservis.

Kak Nissa : " Kakak bareng sama Hera... ". Jawab Kak Nissa.

Aku : " Lah tumben Kak Hera ke kota... ". Kataku.

Kak Nissa : " Iya... Dia mau ke kota... Ketemuan sama suaminya.... ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Hmm... Terus kakak pulangnya gimana... ". Tanyaku.

Kak Nissa : " Duhh... Ni anak tidak peka banget sih.... Kakak bareng sama kamu lah dek... Terus mau bareng siapa lagi kalau bukan kamu... Nyebelin iihhh... ". Jawab Kak Nissa sambil menjambak rambutku.

Kak Nissa : " Ehhh... Tunggu sebentar.... Dek.... Kamu cukur jenggot kamu....? ". Tanya Kak Nissa.

Aku : " Hehehe.... Iya kak... Bukannya gimana-gimana kak tapi sebenarnya aku risih kak kalau jenggotku panjang jadi aku cukur aja kak.... Hehehe... ". Jawabku.

Kak Nissa : " Ohh.... Yasudah kirain kenapa kamu cukur jenggot.... Lagipula kakak sebenarnya tidak suka juga kalau liat laki-laki yang jenggotnya terlalu panjang dek... ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Lahh... Yang bener kak.... ". Tanyaku.

Kak Nissa : " Iya dek... Memang sih itu sunnah tapi tidak harus panjang kan dek.... ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Iya kak.... Yasudah nanti pulang bareng sama aku aja kak.... Tapi nunggu toko tutup... Tidak apa-apa kan... ". Tanyaku.

Kak Nissa : " Iya tidak apa-apa.... Udah sana kerja dulu.... ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Okai bu boss... Ahahahha ". Kataku sambil tertawa.

Kulihat Kak Nissa juga ikut tertawa saat itu. Lalu aku melanjutkan pekerjaanku aku juga melihat kalau Kak Nissa juga membantu melayani pembeli.

Tidak terasa sudah waktunya tutup toko. Karyawan juga sudah pulang aku dan Kak Nissa bersiap untuk pulang juga. Setelah mengemasi barangku lalu menutup pintu toko dan menguncinya aku pulang dengan Kak Nissa.

Aku : " Kak... Langsung pulang aja ini? Atau mau jalan-jalan dulu? ". Tanyaku.

Kak Nissa : " Hmm... Langsung aja dek... Kasihan bunda sendirian soalnya... ". Kata Kak Nissa.

Maka aku langsung tancap gas untuk perjalanan pulang.

Tidak ada kata-kata dalam perjalanan kami saat pulang hanya saja Kak Nissa menempelkan dadanya ke punggungku dan merapatkan pelukkannya. Memang benar cuaca saat itu dingin padahal tidak dalam musim hujan tapi jika malam hari sangat dingin.

Sangat kenyal dan empuk. Begitulah pikirku sepanjang perjalanan. Seandainya dia bukan kakakku pasti aku sudah menikahinya sejak lama.

Akhirnya sampai juga aku dan Kak Nissa dirumah.

Keadaan rumah saat itu sudah sepi bahkan lampu-lampu pun sudah mati. Begitu kami masuk rumah hanya melihat layar tv yang menyala. Setelah aku dan Kak Nissa mengecek ternyata ibuku tidur diruang tv.

Kak Nissa : Masya Allah bunda..... ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Ehh.... Kak... Jangan dibangunin.... Biar aku gendong saja kak.... ". Kataku.

Kak Nissa : " Tapi hati-hati dek... Duhh... ". Kata Kak Nissa yang melihatku sedang menggendong ibuku.

Setelah sampai kamar aku meletakkan ibuku di kasurnya. Tidak lupa juga untuk menyelimuti tubuhnya karena cuaca saat itu yang dingin.

Setelah itu aku dan Kak Nissa keluar dari kamar ibuku dan menutup pintu kamar beliau.

Kak Nissa : " Dek... Kok tumben dingin banget ya cuacanya padahal cerah banget loh sampai-sampai bintang aja kelihatan terang ". Tanya Kak Nissa.

Aku : " Ya aku juga tidak tau kak... Alhamdulillah kak jadi tidak hujan... ". Jawabku sambil merebus air menggunakan panci yang lumayan besar di dapur.

Kak Nissa : " Lohh... Dek ngapain kok ngerebus air banyak banget.... ". Tanya Kak Nissa.

Aku : " Lahh kak aku mau mandi kak... Tadi tidak sempat mandi soalnya ramai kan... Kakak sih enak udah mandi di toko tadi.... ". Jawabku.

Kak Nissa : " Yasudah kalau gitu kakak istirahat dulu ya dek.... ". Kata Kak Nissa sambil berlalu masuk ke dalam kamarnya.

Saat air sudah matang aku bergegas untuk mandi menggunakan air hangat.

Sangat segar..... Begitulah yang aku rasakan setelah mandi pada saat selesai dari aktifitas dan pekerjaan.

Seminggu aku menjalani aktifitas seperti biasanya. Ibuku juga biasa saja begitu juga Kak Nissa. Kami juga sering bercanda terkadang aku juga ribut dengan Kak Nissa walaupun hanya masalah yang sepele. Seperti kakak beradik pada umum nya begitu juga dengan ibuku.

Saat itu kalau tidak salah hari rabu aku sengaja tutup toko lebih awal yaitu jam 4 sore. Karyawan pun juga aku persilahkan untuk pulang awal juga. Disaat aku melewati warung bakso Kak Hera tiba-tiba Kak Hera menhentikanku.

Kak Hera : " Azam.... Azam... Mampir sini sebentar.... ". Teriak Kak Hera.

Aku yang saat itu mengemudikan motorku secara pelan langsung berhenti dan mendekat ke Kak Hera. Saat itu Kak Hera menggunakan gamis dan khimar berwarna hijau lumut dan cadar bandana berwarna hitam.

Aku : " Assalamualaikum kak.... Ada apa ya.... ". Tanyaku.

Kak Hera : " Waalaikum salam..... Azam bisa minta tolong tidak.... Ini.... Maaf banget yaa... Tolong anterin pesanan bakso ke rumahnya Ustadz Pawan dong Zam..... Kalau aku yang antar warung siapa yang jagain...". Kata Kak Hera.

Aku : " Hmm... Okelah kak... ". Kataku menyanggupi.

Ternyata pesanan bakso Ustadz Pawan lumayan banyak ada 20 porsi. Setelah aku tata dimotorku maka aku bergegas menuju rumah Ustadz Pawan.

Kak Hera : " Emmm.... Azam nanti kalau sudah selesai kesini sebentar ya... Aku buatin bakso juga buat kamu ". Kata Kak Hera.

Aku yang mendengar ucapan Kak Hera langsung saja semangat.

Aku : " Oke siap kak.... Kalau begitu aku antar dulu ya.... Assalamualaikum... ". Salamku.

Kak Hera : " Waalaikum salam... ". Jawab salam Kak Hera.


Singkat cerita aku sampai di rumah kediaman Ustadz Pawan dan langsung mengetuk pintu serta mengucapkan salam.

Aku : " Assalamualaikum.... ". Salamku.

Tidak lama setelah itu aku mendengar suara yang menjawab salamku yang ternyata itu adalah Ustadz Pawan sendiri.

Ustadz Pawan : " Waalaikum salam.... ". Jawabnya.

Pintu rumah dibuka oleh beliau dan begitu melihatku Ustadz Pawan cukup terkejut oleh kedatanganku sambil membawa pesanannya.

Ustadz Pawan : " Ehhh.... Azam.... ". Kata Ustadz Pawan.

Aku : " Alhamdulillah.... Iya Ustadz ini saya bawakan pesanan bakso dari Kak Hera... ". Kataku.

Ustadz Pawan : " Alhamdulillah... Mari Zam duduk dulu... ". Kata Ustadz Pawan.

Maka aku pun duduk dengan Ustadz Pawan diteras rumah beliau yang sebelumnya mengambil pesanannya dan membawanya masuk kedalam rumahnya. Kami mengobrol panjang lebar sampai tidak terasa sudah jam 5 sore. Maka aku putuskan untuk pamit. Tapi sebelum pamit aku menanyakan bagaimana keadaan Kak Evi. Beliau berkata sudah jauh lebih baik dan sehat. Aku sangat bersyukur mendengar kabar itu.

Akhirnya aku kembali ke warung bakso milik Kak Hera dan begitu sampai disana ternyata sudah tutup dan kulihat Kak Hera sedang membersihkan gerobaknya maka aku juga membantu membersihkannya juga walaupun dilarang oleh Kak Hera tapi aku tetap melakukkannya. Dengan cepat semua bersih dan rapi.

Kak Hera : " Alhamdulillah... Makasih ya Zam... Kamu baik banget dan rajin... ". Kata Kak Hera.

Aku : " Alhamdulillah.... Oiya kak... Amir mana kok tidak kelihatan... ". Tanyaku.

Kak Hera : " Hmmm... Ada kok Zam... Di dalam sedang tidur.... Yuk sini Zam masuk.... Baksonya sudah aku bawa masuk semua.... Habisnya kamu kelamaan Zam.... ". Kata Kak Hera.

Maka aku mengikuti Kak Hera dari belakang. Tapi saat itu amir anak Kak Hera terbangun dan menangis lalu aku disuruh mengambil sendiri baksonya di dapur yang sudah ditaruh didalam kresek warna putih di meja makan.

Setelah mengambil bakso tersebut dan kurasa ini cukup banyak aku kembali untuk menemui Kak Hera untuk menanyakan bakso ini tapi disaat aku sampai ruang tv ternyata Kak Hera sedang menyusui si amir. Saat itu aku dapat melihat Kak Hera yang mengeluarkan susu kirinya dan ternyata susu milik Kak Hera besar juga dan hampir sama dengan milik ibuku. Dengan kulit kuning langsat serta warna yang disekitar putingnya berwarna hitam kecoklatan. Aku sempat terkejut dan terbengong melihat itu. Kemaluanku juga meresponnya.

" Duh gawat.... ". Pikirku.

Kak Hera : " Ehhh... Azam.... Emm.... Sudah ketemu baksonya.... ". Tanya Kak Hera yang terkejut dan langsung menutupi susunya menggunakan khimarnya.

Aku : " Ehh.... Su... Sudah kak.... Mmm... Kak aku langsung pamit yaa kak... ". Jawabku sekaligus pamit.

Kak Hera : " Ohh... Iya Zam.... Makasih ya... ". Kata Kak Hera.

Aku : " Ii... Iya... Kak.... Sama-sama.... ". Kataku.

Aku langsung saja tancap gas pulang kerumah.

Disaat malam harinya aku sedang berbaring dikasurku dan keadaan rumah sudah sepi dan sudah tertidur semua. Kulihat saat itu jam 10 malam. Tiba-tiba Kak Hera wattip aku.

Kak Hera : " Assalamualaikum.... Azam... ". Salam Kak Hera.

Aku langsung saja menjawab salam darinya.

Aku : " Waalaikum salam.... Kak... Gimana Kak.... ". Jawabku.

Kak Hera : " Emmm... Azam maaf ya tadi aku tidak sadar kalau kamu sudah didepanku saat aku sedang... Emmm.. Menyusui Amir.... ". Kata Kak Hera.

Aku : " Ehhh... Emm... Iya kak tidak apa-apa.... ". Kataku.

Kak Hera : " Emm... Iya Zam... ". Kata Kak Hera.

" Sepertinya Kak Hera malu-malu... Apa aku isengin aja ya... Hehehe.... ". Pikirku.

Aku : " Hmmm.... Kak... Emmm... Aku boleh jujur tidak kak.... ". Tanyaku.

Kak Hera : " Boleh Zam.... Kenapa sih ". Jawab Kak Hera.

Aku : " Umm... Ternyata itu kakak indah banget ya.... Jujur kak... Aku baru pertama kali lihat itu kak... Jadi maaf kalau tadi aku sempat bengong sebentar... ". Kataku.

Kak Hera : " Astaghfirullah... Azam.... Duhhh.... Istighfar Zam... ". Kata Kak Hera.

Aku : " Emm... Maaf kak soalnya aku baru pertama kali melihat itu kak... Jadi sampai sekarang masih keingat itu terus sampai sekarang... Makanya aku tidak bisa tidur kak... Maaf banget kak.... Tapi itu kakak benar-benar indah... ". Kataku.

Setelah itu lama tidak ada balasan chat dari Kak Hera. Entah apa yang sedang dia lakukan atau pikirkan. Aku yang merasa " Embuh " Saat itu hanya bisa pasrah saja. Kalau memang Kak Hera mau bilang sama Kak Nissa juga aku pasrah.

Setelah menunggu lama akhirnya ada balasan dari Kak Hera yang posisinya saat itu aku sudah diambang sadarku untuk tertidur tapi setelah mendengar suara notif chat dan kulihat dari Kak Hera aku langsung membuka chat tersebut. Deg-degan juga saat itu takut kalau marah atau bagaimana. Tapi setelah membaca chat dari Kak Hera mataku yang tadinya mengantuk jadi melek lagi.

Kak Hera : " Beneran Zam apa yang kamu bilang tadi... ". Tanya Kak Hera.

" Duh ini orang labil banget sih... Dasar wanita... Tadi bilang apa sekarang malah bilang apa.... Duh... ". Pikirku.

Aku : " Iya kak... Beneran aku tidak bohong kak... Indah banget kak.... Kulit kakak yang kuning langsat dan mulus.... Apalagi itu kakak besar.... Terlihat empuk dan kenyal kak.... ". Kataku.

Entah apa yang aku pikirkan saat itu kenapa aku berani bilang seperti itu kepada Kak Hera.

Tidak lama setelah itu Kak Hera membalas chat dariku yang membuat kemaluanku merespon dan sedikit terbangun dari tidurnya.

Kak Hera : " Hihihi.... Iyalah Zam... Kan perawatan.... Aku jaga loh semua ini.... Hihihi.... Awas loh nanti ada yang bangun loh ". Kata Kak Hera.

Aku : " Lah kak... Memang sudah bangun kok dari tadi... ". Kataku.

Kak Hera : " Ehhh.... Serius.... ". Tanya Kak Hera.

Aku : " Iya kak... Masa aku bohong sih... ". Jawabku.

Kak Hera : " Ehh... Terus gimana itu Zam... ". Tanya Kak Hera.

Aku : " Lah... Gimana apanya kak.... ". Kataku.

Kak Hera : " Ya itu Zam.... Suruh tidur lagi Zam.... ". Kata Kak Hera.

Saat itu aku tertawa membaca chat dari Kak Hera. Terlihat dewasa tapi sedikit polos.

Aku : " Elah kak.... Mana bisa segampang beli bakso kali kak... Terus kalau saat suami kakak itu nya bangun diapain kak supaya tidur lagi... ". Tanyaku.

Kak Hera : " Emm... Biasanya suami minta jatah sih Zam... ". Jawab Kak Hera.

Aku : " Lah jatah apa kak.... Penasaran... ". Tanyaku.

Kak Hera : " Jatah membajak sawah... Hihihi.... ". Jawab Kak Hera sambil memberikan emot tertawa.

Aku : " Wahhh enak dong kak.... Hehehhee... ". Kataku.

Kak Hera : " Iyalah.... Bisa gitu-gitu... Hihihi... ". Kata Kak Hera.

Aku : " Gitu-gitu apa sih kak.... Duhh kak... ". Kataku.

Kak Hera : " Ehh.... Kenapa Zam... ". Tanya Kak Hera.

Aku : " Duh kak.... Malah makin tegang kak.... Sakit tau kak.... ". Jawabku.

Kak Hera : " Loh... Terus gimana dong Zam... ". Tanya Kak Hera.

Aku : " Entahlah kak... Mana udah tegang banget punyaku kak... ". Jawabku.

Kak Hera : " Masa sih Zam... ". Tanya Kak Hera.

Aku tertawa juga membaca chat dari Kak Hera. Duh gemes lama-lama.

Aku : " Iya kak.... Apa kakak mau lihat? Aku potoin nih kalau tidak percaya.... ". Jawabku.









Lanjut kalau senggang lagi ya....

Salam.....
Makasih update lanjutan nya..jd MakIn penasaran
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd