Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA KEPUTUSANKU ( NO SARA )

Status
Please reply by conversation.
Lanjut ya....





Aku : " Emm... Ummi... Apa Ummi ingin melihat punya Azam? ". Tanyaku.

Ummi : " Ehhh.... Eee... Itu... Emm... ". Jawab Ummi yang cukup terkejut karena pertanyaanku.

Aku semakin gemas dengan kelakuan Ummi yang malu-malu begitu.

Aku : " Hmm... Yasudah kalau Ummi tidak mau juga tidak apa-apa, tapi jangan salahkan Azam kalau Ummi nanti pena... ". Kataku yang terpotong oleh kata-kata Ummi.

Ummi : " Iyaa... Ummi mau melihatnya... ". Kata Ummi.

Aku yang saat itu juga terkejut juga sempat ragu tapi aku melihat Ummi yang entah kenapa nafasnya seperti orang yang sedang menarik nafas panjang.

Lalu aku buka sarungku, setelah aku buka maka terlihatlah kemaluanku yang mengeras dan sangat tegang. Sedangkan Ummi langsung menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya.

Aku : " Sudah tidak penasaran lagi kan Ummi? Hmm... Aku tutup lagi yaa Ummi soalnya punya Azam kedinginan kalau terbuka seperti ini terus Ummi ". Kataku sambil ingin menutup lagi tapi tiba-tiba tangan Ummi memegang tanganku dan menatap mataku. Aku heran kenapa tatapan Ummi jadi tajam tapi sayu seperti itu.

Ummi : " Kalau punya Azam ini kedinginan maka Ummi yang akan menghangatkannya ". Kata Ummi.

Aku tidak menyangka dengan apa yang sedang Ummi lakukan karena Ummi tiba-tiba menundukan kepalanya dan menyingkap cadarnya lalu.... Happp.... Ahhh..... Enaaaaakkkkk, batinku.

Saat itu Ummi langsung melahap kemaluanku. Dikulumnya, dikocok pakai mulutnya, dan tangannya menahan badannya. Mungkin merasa kurang nyaman lalu Ummi melepas emutannya dan berkata.

Ummi : " Azam... Kontol kamu sangat enak dan tidak bau apalagi bersih begini, berbeda dengan kontol Abi. Azam kamu tiduran saja yaa... Ummi akan menghangatkan kontol kamu, pasti kontol kamu suka ". Kata Ummi.

Aku langsung saja tiduran dilincak sedangkan Ummi melanjutkan mengemut kemaluanku lagi.

Aku : " Ahhh... Ummi... Enak Ummi... Jadikan fantasi Ummi jadi kenyataan Ummi ". Kataku.

Ummi langsung melepaskan kemaluanku dari mulutnya dan berkata yang membuatku merinding.

Ummi : " Azam... Ummi ingin kontol ini.... Buat Ummi ya sayang... Ummi sudah tidak kuat lagi menahannya sayang... Buat Ummi yaa.... ". Rengek Ummi.

Aku : " Iya Ummi lampiasin semua fantasi Ummi kepada Azam.... ". Kataku sambil tersenyum.

Tanpa aku duga saat itu Ummi langsung naik diatas lincak lalu menarik gamisnya sampai pahanya lalu menurunkan tubuhnya dan kemaluanku seperti menempel pada sesuatu yang sangat hangat basah dan licin lalu Ummi menggerakan pinggulnya maju-mundur.

" Ahhh..... ". Suara erangan kami.

Ummi terus menggesekan kemaluannya ke kemaluanku dengan cepat.

Ummi : " Ahhh.... Ssshhhh. .. Sayang... Ahhh.... Enak.... Oohhh.... Baru... Diginiin saja... Ummi keenakan.... Oohhhh.... Ssshhh.... ". Erang Ummi.

Aku : " Ahhh... Iya... Ummi... Terus Ummi... Ahhh.... ". Erangku.

Ummi : " Ahhh... Iya sayang... Ummi dapet.... Ummi dapet.... Aaahhhh.... Ummi.... Aaahhhhhhh". Erang Ummi yang langsung ambruk diatasku dengan nafas ngos-ngosan.

Aku merasakan seperti ada air hangat yang mengalir dikemaluanku. Sedangkan Ummi masih ngos-ngosan di atasku. Aku langsung memeluk Ummi dan mengelus punggungnya. Saat itu Ummi langsung menoleh kearah wajahku dan tersenyum. Aku langsung mencium kening Ummi dengan penuh kasih sayang. Lalu Ummi memajukan pinggulnya sedikit keatas lalu memundurkannya lagi dan tanpa ada halangan lagi kemaluanku memasuki lobang surga milik Ummi.

" Ahhh... Sshhhh... ". Erang kami.

Ummi : " Uuhhh... Sayang kontol kamu masuk ke memek Ummi... Rasanya penuh sekali sayang... ". Kata Ummi.

Aku : " Iya Ummi... Memek Ummi sempit sekali... ". Kataku.

Ummi : " Hmmm.... Bukan sempit sayang tapi kontol kamu yang kegedean... Aahhhh... Enaknyaaa kontol kamu sayang... Ahhhh... ". Erang Ummi saat menggerakan pinggulnya.

Aku : " Ahhh... Iya... Ummi... Uuhhh.... Memek Ummi juga sangat enak.... Ahhhh.... ". Erangku.

Ummi : " Aahhh... Sssshhhh... Sayang... Ohhh.... Ummi... Mau... Kok ja... Ahhhhh... Wadah... Kontol... Kamu.... Ahhhh... Enak.... ". Erang Ummi yang mulai lepas kendali.

Aku yang gemas dengan kata-kata binal Ummi langsung saja menggenjot kencang cari bawah.

Ummi : " Ahhh... Iyaa... Gitu... Ahhh.... Ahhhhh..... Ssshhhhh.... Oohhhh.... Sayang... Ini en.... Aaakkk.... Aaahhhhh.... Ssssshhhhh.... ". Erang Ummi.

Aku : " Ahhhh.... Enak... Kann... Ummi... Ummi... Mau kan... Dientot Azam.... Terus.... Uhhhh.... Pokoknya.... Azam pengen.... Ummi jadi wadah kontol Azam.... Dan Abi..... Ahhhh.... ". Erangku.

Ummi : " Aahhhh.... Ssshhhh.... Iyyaaa... Ummi... Mau.. Jadi... Wadah... Kontol... Kamu... Dan Abi... Aahhhh.... Memek Ummi... Keenakan... Ahhhhh.... ". Erang Ummi.

Aku : " Ahhh... Tapi Ummi itu... Ustadzah lho... Kok mau... Sihhh... Dikontolin begini... Ohhhh ". Erangku.

Ummi : " Aaahhhh.... Sayang... Eennnaaakkk.... Ummi... Ustadzah binal.... Ahhh... Ustadzah.... Lacur... Lonte.... Buat... Azam... Dan abi.... Aahhhh... Ummi... Ummi.... Aaaaaahhhhhh.... Azaaaaaammmm ". Erang Ummi yang seluruh badannya menegang dan bergetar hebat saat itu.

Kemaluanku seperti tersiram oleh air hangat lagi. Kemaluan Ummi seperti meremas remas kemaluanku. Rasanya sangat nikmat dan bikin nagih.

Aku : " Gimana Ummi? Sudah keluar yaa.... Enakkah? ". Tanyaku.

Ummi : " Hah... Hah.... Ummi... Tidak pernah merasakan yang seperti ini sebelumnya sayang tapi kamu belum keluar yaa.... Kok lama banget ". Tanya Ummi.

Aku : " Belum Ummi... Azam belum merasakan tanda-tanda untuk keluar, entahlah Ummi ". Jawabku.

Ummi : " Iihhh kok gitu... Padahal Ummi sudah 2 kali loh.... Kuat banget kamu sayang ". Kata Ummi sambil menoel hidungku dan tersenyum.

Aku : " Aku juga tidak tau Ummi... Emmm.... Ummi kecapekan... Secara tadi sudah sama Abi juga kan... Sudah Ummi istirahat juga... Kasihan Abi tidur sendirian di kamar ". Kataku.

Ummi : " Tapi kamu gimana sayang.... Sebenernya Ummi pengen banget sampai kamu juga keluar tapi badan Ummi sudah tidak kuat secara sudah 3 kali ummi keluar.... Maaf yaa sayang ". Kata Ummi.

Aku : " Iya Ummi.... Istirahat sana ". Kataku.

Ummi : " Iya sayang... Uhhh ". Kata Ummi sambil melepaskan kemaluanku dan kemaluannya. Setelah itu Ummi berdiri dan mencium keningku sambil tersenyum dan mencium kepala kemaluanku.

Ummi : " Besok lagi yaa ngontolin memekku... Memekku pasti suka kalau dikontolin kamu lagi, hihihi". Kata Ummi.

Lalu Ummi masuk ke dalam rumah sedangkan aku masih tidak menyangka kalau aku sampai bermain dengan Ummi Rani yaitu bibiku sendiri, dan melepas keperjakaanku dengannya yang aku mengira aku akan melepasnya dengan ibuku atau Kak Nissa. Sedangkan hujan masih mengguyur deras dan lebat. Tidak ada yang mendengar erangan-erangan kami karena tersamar suara hujan. Malam itu aku yang belum keluar memutuskan untuk tidur saja dilincak teras belakang rumah. Tak lama setelah itu aku tertidur pulas.

Karena hari itu adalah hari jumaat maka toko tutup. Aku, ibuku, Kak Nissa, Abi dan Ummi memutuskan untuk berlibur dikota. Karena di kota tidak ada tempat wisata maka kami memutuskan untuk pergi ke mall menggunakan mobil Abi. Diperjalanan kami mengobrol ngalor ngidul dan bercerita mengingat perjalanan yang lumayan jauh. Lalu abi bertanya mengenai asetku.

Abi : " Gimana Zam... Apa asetmu belum bisa bangun? ". Tanya Abi.

Aku yang sempat tekejut oleh pertanyaan abi menjawab dengan gugup.

Aku : " Ehhh.... Ummm... Su... Sudah kok bi ". Jawabku singkat.

Abi : " Ahahahah tidak usah gugup begitu Zam, disini sudah pada dewasa semua kok, lagipula bagus dong kalau sudah bisa bangun lagi ". Kata Abi.

Aku hanya tersenyum saja menjawab Abi. Karena tidak mungkin juga aku mengatakan kalau semalam aku bermain dengan istrinya kan.

Setelah perjalanan yang lumayan lama akhirnya kami sampai juga dimall yang kami tuju. Kami keluar dari mobil milik Abi. Lalu berjalan kedalam mall tersebut. Saat itu Abi menggandeng tangan istrinya sedangkan aku diapit oleh ibu dan Kak Nissa di kanan kiriku. Kami bekeliling di dalam mall. Sempat juga kami bermain di time zone. Aku ingat saat itu aku berjalan dengan Abi dan mengobrol ringan, kami tiba-tiba seperti tersadar kalau Ummi, ibuku dan Kak Nissa menghilang entah kemana.

Abi : " Astaghfirullah.... Azam ini pada kemana sihh ". Tanya Abi.

Aku : " Azam juga tidak tau Bi... Mungkin juga mereka pergi ke toko pakaian atau apa gitu Bi ". Jawabku.

Lalu Abi menelfon istrinya. Setelah selesai menelfon ternyata benar kalau mereka pergi ke toko pakaian yang laki-laki tidak boleh masuk. Lalu kami memutuskan untuk menunggu mereka di Qu*** resto tempat dimana dulu aku menunggu ibuku saat ibuku masuk ditoko pakaian itu.

Kami langsung memilih tempat duduk dan memesan makanan dan teh hangat. Karena aku lapar jadi aku pesan nasi goreng ayam 2 porsi, heehehhe. Abi juga memesan nasi goreng ayam seporsi dan teh hangat. Tidak lama setelah itu pesanan kami datang dan akupun langsung makan dengan lahap begitu juga dengan Abi karena menurutku nasi goreng disini itu enak rasanya. Sampai kami selesai makan pun mereka belum juga kembali dari toko pakaian itu. Padahal kami sudah memberi tahu mereka kalau kami tunggu disini.

Abi : " Itu sebenarnya toko pakaian apa sih Zam kok laki-laki tidak boleh masuk? ". Tanya Abi.

Aku : " Azam kurang tau bi soalnya Azam juga belum pernah masuk... Tapi kalau kata bunda yang sudah pernah masuk itu toko pakaian dalam wanita bi ". Jawabku.

Aku melihat Abi tersenyum, entah karena apa aku juga tidak tau.

Aku : " Kenapa bi? ". Tanyaku.

Abi : " Ahh.... Tidak apa-apa Zam.... Apa mereka sedang beli pakaian dalam? ". Jawab Abi.

Aku : " Mungkin bi... Memang kenapa sih bi? Kok senyum-senyum aneh begitu? ". Tanyaku.

Abi : " Ahhh tidak Zam... Ya biasalah Zam... Kamu nanti juga tau sendiri kalau sudah menikah... ". Jawab Abi.

Aku : " Iya bi ". Kataku singkat.

Walau bagaimanapun aku tidak memberitahukan kejadian semalam dengan Abi karena bisa perang dunia. Walaupun aku belum tau seperti apa tubuh Ummi tapi paling tidak aku pernah merasakan enaknya jepitan merahnya, hehehehe.

Setelah kami mengobrol lama akhirnya mereka menyusul kami.

Ummi : " Maaf ya bi lama... Oiya abi sama azam sudah makan? ". Tanya Ummi.

Abi : " Sudah ummi... Tinggal kalian saja yang belum makan jadi kalian pesan sendiri saja ya ". Jawab Abi.

Lalu mereka memesan makanan dan minuman. Tapi tidak dengan Kak Nissa. Malahan Kak Nissa mengajakku ke toko buku untuk membeli buku yang ingin dibeli.

Kak Nissa : " Temenin sebentar ya disini kakak gabut kalau sendirian ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Memang kakak mau beli buku apaan sih, bukanya makan malah kesini ". Kataku.

Kak Nissa : " Hehehe mau nyari buku ini ni dek, sudah lama kakak pengen buku ini ". Kata Kak Nissa.

Sambil memperlihatkan buku filosofi apalah itu aku tidak terlalu menggubrisnya.

Aku : " Oooo... Ehh... Kak kenapa tadi lama sekali sih ditoko pakaian itu... ". Tanyaku.

Kak Nissa : " Hihihi... Penasaran yaaaa.... Nanti ya dirumah kakak kasih lihat... Ummm... Bunda beli juga loh dek hihihi katanya bunda beli buat kamu dek, hihihi". Jawab Kak Nissa.

Aku : " Hahhhhhh..... Serah kakak saja lah ". Kataku.

Lalu setelah kami membeli buku itu aku dan Kak Nissa kembali ke resto, katanya Kak Nissa laper. Dasar wanita, umpatku.

Setelah kami semua kenyang kami segera membayar pesanan kami dan keluar dari mall. Seharian kami berkeliling didalam mall membuatku capek juga. Dan kami memutuskan untuk kembali kerumah. Abi dan Ummi mengantarkan kami sampai rumah dan mereka langsung pulang mengingat rumah mereka cukup jauh.

Setelah melaksanakan sholat isya di masjid aku bertemu teman masa kecilku. Dan disitu kami mengobrol lumayan lama sampai temanku bernama Abdul mengatakan sesuatu yang membuatku terkejut karena dia berniat untuk taaruf dengan Kak Nissa. Aku yang saat itu merasakan cemburu tapi aku mencoba untuk menahannya.

Abdul : " Gimana Zam... Kira-kira kakakmu mau terima tidak ya Zam ". Tanya Abdul.

Aku : " Gini Dul bukanya aku mau menghalangimu tapi lebih baik kamu bertanya sendiri dengan kakak, kalau soal diterima atau tidaknya aku tidak tau karena aku sangat tau bagaimana kakak itu... Dan bukannya gimana mana Dul tapi memangnya kamu sudah hafal berapa Juzz dan berapa ribu Hadist ". Jawabku.

Dan saat itu Abdul hanya menunduk, aku sebenarnya tidak tega tapi itu harus aku lakukan mengingat aku ingin kalau Kak Nissa mendapatkan laki-laki yang benar-benar bisa untuk menjadi imamnya dan mendidiknya seperti sosok ayahku dulu, tegas tapi lembut, keras tapi penyayang. Itulah yang selama ini aku pegang dari ayah. Lagipula aku mengatakan itu agar Abdul juga ada motivasi dari kata-kataku.

Setelah itu aku pamit dengannya dan kembali kerumah. Setelah itu aku berganti pakaianku dengan hanya menggunakan sarung saja yang melekat ditubuhku. Setelah itu aku membuka ponselku ternyata ada wattip dari Ummi.

Ummi : " Assalamualaikum nak... ". Salam Ummi.

Aku : " Waalaikum salam Ummi ". Jawabku.

Tak lama setelah aku membalas salam Ummi, Ummi membalas lagi.

Ummi : " Lagi apa nak? ". Tanya Ummi.

Aku : " Tiduran aja Ummi, capek seharian jalan-jalan Ummi ". Jawabku.

Ummi : " Duhh kasihan... Tapi punya Ummi tidak apa-apakan? ". Tanya Ummi.

Aku terkejut saat membaca chat Ummi saat itu. Kenapa Ummi jadi binal seperti ini? Apa Ummi lupa kalau Ummi itu seorang ustadzah? Entahlah.

Aku : " Iya tidak apa-apa Ummi, inget Ummi itu Ustadzah lho ". Jawabku sambil menggodanya.

Ummi : " Hihihi.... Iya yaa.... Tapi Ummi kan lonte nya Azam sama Abi jadi tidak apa-apa dong kalau Ummi bilang kayak gini, hihihi ". Jawab Ummi.

Edan, pikirku. Kemaluanku pun juga ikut terpengaruh oleh kata-kata Ummi. Duhh, mana keras lagi, pikirku.

Aku : " Ihhh... Kok gitu Mi.... Awas nanti Abi curiga lho Mi ". Kataku.

Ummi : " Hihihi, tenang saja sayang.... Abi sudah tidur kok.... Kecapekan nyetir dia ". Kata Ummi.

Aku membaca chat ummi menjadi lega tapi juga khawatir.

Aku : " Duhh ummi... Awas saja besok kalau ketemu lagi aku bikin ummi tidak bisa berjalan lagi ". Godaku.

Ummi : " Uhhh... Mau dong... Hihihi". Jawab ummi.

Ini ustadzah benar-benar liar, pikirku. Lalu aku tidak membalasnya lagi karena aku juga merasakan capek dan tertidur.

Aku terbangun karena Kak Nissa membangunkanku dan kulihat saat itu pukul 22.20 WIB.

Aku : " Duhhh.... Kenapa sih kak... Ganggu orang tidur aja... ". Umpatku.

Kak Nissa : " Ihhh adek.... Cepetan bangun.... ". Kata Kak Nissa sambil menggoyangkan tubuhku.

Aku : " Duh... Iyaa.... Iyaaa.... ". Kataku sambil duduk.

Kak Nissa : " Umm.... Dek... Temenin kakak yuk.... Kakak tidak bisa tidur dek ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Kirain ada apa kak... Kenapa tidak bisa tidur kak... Perasaan tadi kakak pulang dari mall langsung masuk kamar... Azam kira kakak tidur ". Tanyaku.

Kak Nissa : " Iya sih dek tapi kakak kebangun dek.... Laper.... Yuk temenin kakak makan dek.... Ayok dek ayok... ". Jawab Kak Nissa sambil menggandeng tanganku kedapur.

Begitu sampai kedapur ternyata lupa kalau masak cuma buat sarapan saja dan makan terakhir juga di mall. Aku juga melihat kalau tidak ada apa-apa untuk dimakan. Duhh mana aku juga tiba-tiba jadi lapar lagi, batinku.

Kak Nissa : " Astaghfirullah dek kakak lupa kalau tadi masak cuma buat sarapan aja dan tadi juga makan di mall... Gimana ya dek... Kakaklaper banget dek... ". Kata Kak Nissa sambil duduk di dapur.

Aku : " Umm... Kak kalau gitu aku beli makanan saja ya diluar siapa tahu ada warung yang masih buka walaupun itu mie instan kak ". Kataku.

Kak Nissa : " Tapi ini sudah malam dek... ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Tidak apa-apa kak.... Bentar yaa... ". Kataku.

Aku langsung mengambil jaketku dan langsung mencari warung yang masih buka dengan motorku. Saat itu aku berkeliling kampung dan tidak menemukan adanya warung yang masih buka. Sampai dikampung sebelah pun juga sama. Lalu aku putuskan untuk pulang saja mengingat sudah malam. Aku sangat ingat waktu hendak pulang aku dicegat oleh seseorang yang aku kenal, dan orang itu adalah mas Hamid. Mas Hamid ini adalah suami Kak Hera yang punya warung bakso langgananku.

Aku : " Assalamualaikum mas... ". Salamku.

Mas Hamid : " Waalaikum salam... Ehhh... Zam... Masya Allah lama tidak bertemu ". Jawab Mas Hamid.

Aku : " Iya mas... Kapan pulangnya mas ". Tanyaku.

Mas Hamid : " Iya Zam tadi pagi Zam... Ini mau kemana malam-malam begini? ". Tanya mas Hamid.

Aku : " Ini mas mau cari warung yang masih buka mas siapa tau ada.... Cari mie instan mas hehehehe laper ". Jawabku.

Mas Hamid : " Masya Allah... Kenapa tidak bilang dari tadi, sudah yuk masuk kebetulan baksonya masih ada yuk Zam ". Ajak mas Hamid masuk kerumahnya.

Kebetulan warung dan rumahnya jadi satu jadi aku masuk ke dalam rumahnya. Baru kali ini aku masuk kerumah mas Hamid ternyata sangat rapi dan bersih.

Lalu mas Hamid memanggil istrinya Kak Hera.

Mas Hamid : " Dek.... Bisa bungkusin bakso sayang... Ini ada Azam cari-cari warung yang masih buka tapi sudah pada tutup semua ". Kata mas Hamid.

Kak Hera : " Iya mas sebentar ". Jawab Kak Hera.

Mas Hamid : " Gimana Zam kabar bunda dan kakakmu... ". Tanya mas Hamid.

Aku : " Alhamdulillah mas baik semua... ". Jawabku.

Aku dan mas Hamid mengobrol sampai Kak Hera menemui kami sambil menyerahkan bungkusan bakso kepada mas Hamid.

Kak Hera : " Ini mas... Maaf ya Zam lama... Ini nanti kamu panasin dulu ya soalnya sudah dingin ". Kata Kak Hera.

Aku sempet terkejut sebentar karena Kak Hera tidak memakai cadarnya menemui kami dan hanya memakai gamis biasa yang lumayan tipis dan kerudung pendek biasa yang tidak sampai menutupi dada. Aku melihat kalau Kak Hera tidak memakai bra karena tercetak jelas puting susunya menonjol dibalik gamisnya. Wajah Kak Hera ternyata cantik dengan alis yang tebal hidung yang mancung serta bibir yang tipis. Duhh kemaluanku jangan bangun dulu, batinku.

Mas Hamid : " Ini Zam... Jangan lupa pesan kakakmu Hera ya tadi jangan asal makan aja.... ". Kata mas Hamid sambil tertawa.

Aku : " Ehh... Iya mas... Kalau begitu ini berapa ya mas ". Tanyaku.

Mas Hamid : " Udah bawa aja lagian warung juga udah tutup ngapain bayar ". Jawab Mas Hamid.

Kak Hera : " Iya Zam bawa aja yaa kan bisa buat sarapan besok juga ". Kata Kak Hera.

Aku : " Umm.... Iya deh... Makasih banyak ya mas... Kak... ". Kataku.

" Iya... ". Kata mereka.

Lalu aku keluar dari rumah mereka dan menyalakan motorku.

Aku : " Assalamualaikum... ". Salamku.

" Waalaikum salam... ". Jawab mereka.

Aku langsung saja pulang kerumah. Setelah sampai rumah aku langsung ke dapur untuk memanaskan baksonya. Aku terkejut tiba-tiba ibuku memanggilku.

Bunda : " Azam kamu ngapain? ". Tanya ibuku.

Aku : " Astaghfirullah bunda.... Duhh... Kaget... ". Jawabku yang terkejut oleh suara ibuku dan pakaiannya.

Saat itu ibuku hanya memakai daster tanpa lengan berwarna ungu ada motif bunga-bunganya berwarna merah. Daster ibuku hanya sampai setengah pahanya saja. Dengan kulit yang kuning langsat tanpa noda jadi sangat kontras dengan daster yang sedang dipakai ibuku.

Bunda : " Malah bengong.... Kenapa nak? ". Tanya ibuku sambil duduk lesehan yang otomatis dasternya sedikit tersingkap karena ibuku duduk bersila.

Aku : " Ehhh... Tidak bunda.... Ini bunda Azam sedang manasin bakso bunda ". Jawabku.

Bunda : " Bakso? Dapat dari mana Zam? ". Tanya ibuku.

Aku : " Emm.... Jadi gini bunda tadi Azam kebangun bunda karena lapar begitu juga dengan kakak tapi Azam lihat di dapur tidak ada makanan jadi Azam keluar bunda siapa tau ada warung yang masih buka tapi ternyata sudah tutup semua sampai kampung sebelah, dan saat pulang Azam bertemu mas Hamid dan diberi bakso ini bunda mana banyak begini ". Jelasku.

Bunda : " Masya Allah nak.... Maaf yaa nak tadi bunda juga capek jadi bunda langsung tidur tidak sempat masak ". Kata ibuku.

Aku : " Tidak apa-apa bunda... ". Kataku.

Aku : " Bunda... Kenapa pakai daster bunda? ". Tanyaku.

Bunda : " Ohh... Iya nak... Pengen aja bunda pakai ini, hihihi gimana sayang? Bagus tidak? ". Jawab ibuku.

Aku : " Bagus sih bunda tapi aneh aja bunda... Selama ini Azam liat bunda selalu tertutup bahkan memakai cadar tapi kali ini... ". Kataku menggantung.

Bunda : " Hihihi.... Iya sayang... Emm... Kali ini kenapa sayang? ". Tanya ibuku.

Aku : " Umm.... Terlihat... Sexy... Ups.. Maaf bunda ". Jawabku gugup.

Bunda : " Hihihi.... Tidak apa-apa sayang, oiya sudah panas belum sayang? Kamu bangunin kakakmu saja sana nanti bunda siapin ". Kata ibuku.

Aku : " Belum bunda... Baik bunda ". Kataku.

Lalu aku berjalan ke kamar Kak Nissa. Disaat sampai ternyata pintu kamarnya tidak dikunci, lalu aku membuka pintu kamar Kak Nissa. Aku mendapati Kak Nissa sedang tertidur di kasurnya. Ingin sekali aku membangunkannya tapi aku melihat tidurnya sangat pulas jadi aku biarkan saja Kak Nissa tertidur.

Aku kembali ke dapur dan mengatakan kepada ibuku kalau Kak Nissa sudah tidur pulas.

Bunda : " Yasudah sini bunda temenin kamu makan yaa... Bunda lapar juga, hihihi". Kata ibuku.

Aku : " Baik bunda ". Jawabku singkat.

Lalu aku makan dengan ibuku. Bakso buatan Kak Hera benar-benar enak. Tetapi aku juga makan sambil melihat ibuku yang berpakaian seperti itu menjadikan kemaluanku terbangun. Aku makan tapi tidak fokus makan tetapi malah fokus melihat ibuku.

Bunda : " Makan dulu nak... Jangan lihatin yang lain ". Kata ibuku.

Aku langsung saja fokus makan. Setelah selesai dan mencuci semua piring dan teman-temannya, aku ke teras belakang rumah karena aku sangat gerah apalagi habis makan, keringatan.

Sangat damai kalau malam-malam begini di teras belakang rumah, apalagi cuaca malam itu dingin tapi tidak hujan dan langit hanya mendung saja. Melihat pohon-pohon dan bunga-bunga yang ditanam ibuku dan ayahku dulu. Kebun yang lumayan luas menambah rasa damai dan tentram. Angin yang sepoi-sepoi, suara alam yang saling bersahutan, ahh.... Tenangnyaa.... Pikirku.

Tidak lama aku merasa tenang ibu menyusulku duduk dilincak.

Bunda : " Adem banget ya sayang suasananya.... ". Tanya ibuku.

Aku : " Iya bunda ". Jawabku.

Bunda : " Dulu ayah kamu kalau malam-malam begini pasti duduk disini... Bunda jadi ingat itu nak ". Kata ibuku.

Aku : " Iya kah bunda? ". Tanyaku.

Bunda : " Iya sayang... Dulu dibawah pohon rambutan itu ada seperti gubuk nak, dulu kalau waktu siang ayahmu sering duduk disitu kalau hari libur, karena pohon itu kan sangat rindang kan makanya ayahmu buat gubuk kecil disitu ". Jawab ibuku.

Aku : " Tapi kenapa sekarang tidak ada bunda? ". Tanyaku lagi.

Bunda : " Dibongkar sayang karena sudah lapuk takutnya kalau kamu atau kakakmu main disana bisa keruntuhan kan bahaya ". Jawab ibuku sambil tersenyum.

Lalu kepala ibuku menyender di bahu kiriku. Aku sempat melirik ibuku dan melihat belahan dada ibuku. Lalu tangan kiriku digenggam oleh ibuku lalu mencium bahu tanganku. Aku yang saat itu merasakan merinding dan kemaluanku terbangun. Lalu aku memeluk ibuku dengan tangan kiriku yang ibuku cium tadi dan mencium ubun-ubun ibuku. Lalu ibuku melihat kearahku sambil tersenyum sangat manis.

Setelah itu tangan kiri ibuku meraih kepalaku dan menundukanku dan bibirku pun menyentuh bibir ibuku. Lalu aku melepaskan ciumanku ke bibir ibuku. Dan ibuku pun tersenyum lagi.

Aku : " Bunda kenapa? ". Tanyaku dengan nada lembut.

Bunda : " Tidak apa-apa sayang ". Jawab ibuku sambil mengelus-elus pipi kananku dengan tangan kirinya.

Lalu aku mencium bibir ibuku lagi. Ibuku pun langsung memejamkan matanya dan membalas ciuman dariku. Dan kali ini aku memberanikan diri untuk melumat bibirnya dan ternyata ibuku membalas lumatanku. Kami saling melumat dan lidahku pun aku masukan ke mulut ibuku dan disambut oleh ibuku dan menghisap lidahku, begitu juga dengan ku membalas hisapan lidah ibuku. Saat itu kami berciuman dengan sangat panas.

" Cupp.... Ummhhh... Ssslllpppp.. Sssppppp.. Aahhhhh... Ummmm.... Sssshhhh..... ". Suara kami berciuman.

Setelah beberapa menit aku melepas lumatanku dari bibir ibuku.

Bunda : " Sayang... ". Kata ibuku dengan suara pelan dan tatapan mata yang sayu.

Aku : " Hmm... ". Kataku.

Lalu ibuku memelukku erat.

Bunda : " Sayang... Ada yang ingin bunda tunjukan.... Yukk ikut ke kamar bunda ". Ajak ibuku sambil menggandeng tanganku.

Kami berjalan ke kamar ibuku tapi tepat setelah sampai didepan kamar ibuku, ibuku melarangku untuk masuk.

Bunda : " Stop... Kamu jangan masuk dulu ya sayang... Tunggu bunda panggil dulu baru kamu boleh masuk ". Perintah ibuku.

Yaa ampun bunda......




Huaahhhh.... Maaf ya suhu kalau melenceng incerannya tapi mau bagai mana lagi yang memang kejadiannya seperti itu....

Udah ahh ngantuk aku ngelonin istri dulu yaa....

Update udah aku siapin buat besok wahahahahaha jadi aman kok....

Byee byeee....

Salam.....
Beuh.....ketiban durian ...jd ngiri euy 😄😄
 
Gituan itu apa? Kan
Mantap bos ceritanya. Cuman jadi terlihat gampangan semua wanita disini ya, Bunda Azzam, Kak Nisa, sama ummi.

Fantasi saya sih, bisa juga nnt bunda ketahuan masturbasi sama abi dan mereka akhirnya melakukan hubungan badan dan di ketahui azzam, cuman karena azzam juga udah gituan sama ummi jadi memilih bungkam jadi azzam selalu menikmati bundanya gituan sama abi dan ummi juga gituan sama azzam
Gituan itu apa? Kan ini real bro nga bisa request
 
Lanjut ya......

Jangan lupa tisu sama balsem nya....

Monggo....








Kak Nissa : "astaghfirullah Bunda.... Kenapa.... Kenapa bunda masturbasi.... Kenapa harus adek... Kenapa bunda... Astaghfirullah". Tanya Kak Nissa menahan emosi dan air matanya.

Bunda : " Niss... Maafkan bunda Niss maafkan bunda ". Kata bunda yang langsung beranjak dari kasurnya dan memeluk Kak Nissa yang mana masih dalam keadaan telanjang tanpa selembar kain yang menempel ditubuhnya.

Disitu tangis Kak Nissa pecah, aku yang tadi posisinya sangat terangsang menjadi iba dengan mereka. Iba karena walau bagaimana pun diumur ibuku yang sudah 42 tahun masih membutuhkan kebutuhan biologisnya. Disisi lain Kak Nissa yang mungkin sakit hati karena kenapa ibuku berfantasi denganku, ya walau bagaimana pun ibuku pernah memainkan kemaluanku sampai ibuku blepotan spermaku.

Kak Nissa : " Bundaa.... Hiks... Hiks... Jelaskan pada Nissa bunda ". Kata Kak Nissa yang mulai tenang.

Lalu ibuku menggandeng tangan Kak Nissa ke kasurnya sedangkan aku yang saat itu bersandar di tiang pintu juga disuruh ibuku mendekat dan duduk disebelah Kak Nissa. Jadi posisi ibuku didepan kami yang sedang duduk menghadap ke arah ibuku dan ibuku menghadap kearah kami. Sedangkan ibuku menutupi tubuhnya dengan selimutnya. Lalu ibuku menjelaskannya.

Bunda : " Maafkan bunda ya Niss kalau bunda begini... Karena sebenarnya bunda masih membutuhkan kebutuhan batin... Entah Niss akhir-akhir ini kebutuhan bunda itu meluap luap dan bunda menginginkan nya. Apa kamu ingat waktu bunda kasih tau kamu kalau Azam sakit demam itu? Karena aku melihat Azam berkeringat dan lengket badannya bunda mengelap badannya semuanya, saat itu bunda melihat kalau kemaluan Azam sangat menggoda bunda Niss. Bunda tidak tau kenapa bunda menjadi seperti ini. Nissa kalau Nissa mengerti maksud bunda, bunda berterima kasih, tapi kalau Nissa masih ingin marah dengan bunda dan jengkel atas kelakuan bunda, bunda minta maaf , maafin bunda Niss, maafin bunda ". Sambil menangis ibuku menjelaskan semuanya.

Aku bersyukur kalau ibuku tidak menceritakan semuanya, aku khawatir dengan mental Kak Nissa walaupun Kak Nissa berciuman denganku dengan sangat panas tapi ini kasus yang lebih dalam lagi. Bunda Kak Nissa maafin Azam juga, batinku.

Aku melihat Kak Nissa juga menangis. Sedangkan aku sendiri hanya diam tidak tau harus berbuat apa.

Setelah mereka sudah tenang Kak Nissa mulai berbicara.

Kak Nissa : " Bunda tau kan kalau Nissa sangat sayang kepada bunda? Begitu juga dengan adek, bunda....Nissa mengerti dan maafin Nissa juga bunda kalau Nissa.... mencintai adek, entah kenapa perasaan itu muncul, Nissa juga mempunyai perasaan lebih kepada adek, Nissa sangat ingin bersama adek dan bunda sampai orang yang akan menjadi pendamping Nissa datang bunda, bunda maafin Nissa bunda, maafin Nissa ". Jelas Kak Nissa yang mengakui semua perasaannya.

Bunda : " Iya Niss.... Bunda ngerti tapi hanya untuk sementara ya jangan selamanya karena kalian itu saudara kandung dan yang paling penting kalian harus saling menjaga dan tetap kontrol ". Kata ibuku sambil tersenyum.

Kak Nissa langsung memeluk ibuku begitu juga dengan ibuku. Aku melihat itu langsung lega karena mereka saling mengerti satu sama lain. Lalu ibuku melirikku dan menyuruhku untuk ikut memeluk Kak Nissa. Aku langsung memeluk mereka berdua dengan erat.

Setelah beberapa lama kami menyudahi pelukan kami dan tersenyum. Lalu Kak Nissa melihat bunda yang telanjang yang ditutupi dengan selimut.

Kak Nissa : " Emm... Bunda tidak mau melanjutkan yang tadi? ". Tanya Kak Nissa.

Aku terkejut ketika Kak Nissa berkata seperti itu. Tadi seperti apa sekarang seperti apa pula.... Wanita memang susah untuk dimengerti.

Bunda : " Ehh... Umm... Tidak sayang, lagipula bunda sudah.... Umm... Keluar kok ". Jawab ibuku.

Kak Nissa : " Ehh yang bener bunda? ". Tanya Kak Nissa kembali.

Bunda : " Iya sayang, bunda sudah keluar 2 kali kok ". Jawab bunda malu-malu.

Kak Nissa : " Ehh 2 kali bunda? ". Tanya Kak Nissa.

Bunda : " Iya sayang hihihi, abisnya lama sekali bunda tidak ngerasain begini jadi yaa gitu deh, hihihi ". Ibuku cekikikan.

Duhh apa mereka ini lupa kalau ada aku, kalo begini terus aku juga tidak kuat untuk menahan agar kemaluanku tidak tegang, pikirku.

Aku : " Emm... Bunda, kakak, aku tidur aja yaa... Ngantuk ". Kataku.

Bunda : " Emm... Azam bobok sama bunda aja ya disini sama kakakmu juga ya, gimana Niss? Kamu mau kan ?". Ajak ibuku.

Kak Nissa : " Iya bunda, Nissa tidur disini ". Jawab Kak Nissa.

Aku : " Umm... Baik bunda ". Jawabku.

Bunda : " Yaudah sini sayang kamu ditengah yaa... Trus kamu Niss, kamu dikirinya Azam ya ". Ajak ibuku.

" Baik bunda ". Kataku dan Kak Nissa berbarengan.

Lalu ibuku menggeser tubuhnya dan aku beranjak dan pindah di sisi kiri bunda sedangkan Kak Nissa disisi kiriku. Lalu kami masuk kedalam selimut bunda yang tebal dan lebar serta meletakan tubuhku dikasur. Aku yang posisinya ditengah-tengah mereka apa lagi posisi ibuku masih telanjang memelukku dan Kak Nissa juga memelukku. Mengingat cuaca yang sangat dingin malam ini menjadi hangat dan yang paling aku tidak nyaman adalah kemaluanku tegang mengingat ibuku yang telanjang dan Kak Nissa yang lengkap dengan cadarnya. Seperti punya istri dua. Ahhh...

Aku : " Ahhh... Bunda.... Kenapa tidak memakai pakaian dulu. Aku.... Aku... ". Kataku gugup dan tegang.

Bunda : " Hihihi.... Kenapa sayang bunda tidak apa-apa kok begini, kan sama kamu anak bunda ". Kata bunda sambil tersenyum centil.

Kak Nissa yang entah sengaja atau tidak tangannya menyenggol kemaluanku yang sedang tegang. Duh rasanya.....

Kak Nissa : " Ehh... Dek umm.... Itu kamu dek... Tegang yaa ". Tanya Kak Nissa.

Aku : " Emmm... Iy... Iya kak... Gimana tidak tegang kak, orang tidur sama dua bidadari cantik begini kok ". Jawabku.

Bunda : " Ehhh... Mana Niss? ". Kata ibuku lalu menyentuh dan memegang kemaluanku.

Bunda : " Ehhh... Iya ya tegang dan keras Niss ". Kata ibuku.

Kak Nissa : " Ehh... Bunda pegang itu adek? ". Jawab Kak Nissa.

Bunda : " Iya Niss... Hihihi.... Lagipula bunda juga pernah pegang kok dulu waktu ngebersihin badan Azam... Kenapa Niss kalau mau pegang ya pegang aja mumpung sudah tegang lho mana keras lagi... Hmmm... ". Kata ibuku.

Edan pikirku. Memangnya kemaluanku mainan apa ya.... Tapi ahhh rasanya nikmat. Hehehehe.

Kak Nissa : " Ahh tidak lah bunda... ". Kata Kak Nissa.

Mungkin malu atau gimana aku juga tidak tau yang jelas Kak Nissa langsung membalikkan badan menghadap tembok. Aku juga saat itu sangat mengantuk walaupun kemaluanku berkata tidak tapi aku membiarkan ibuku bermain dengan tangannya dibawah sana sedangkan aku tertidur.

Aku terbangun saat Kak Nissa membangunkanku. Saat itu kulihat jam hampir memasuki waktu subuh. Kulihat sekeliling untuk mencari ibuku.

Aku : " Kak, bunda kemana? ". Tanyaku.

Kak Nissa : " Bunda sedang mandi dek, kakak juga barusan bangun kok dibangunin bunda, yuk kita kemasjid dek sholat subuh ". Ajak Kak Nissa.

Aku : " Iya kak, aku bersih-bersih dulu ya kak ". Jawabku.

Kak Nissa hanya mengangguk dan berlalu untuk masuk ke kamarnya sedangkan aku, aku menunggu ibuku yang sedang mandi junub. Setelah selesai ibuku terkejut melihatku karena lampu dapur masih padam dan belum dinyalakan.

Bunda : " Astaghfirullah Azam, bikin jantungan aja sih ". Kata ibuku.

Kulihat ibuku hanya menggunakan handuk saja untuk menutupi tubuhnya. Lalu aku mendekati ibuku dan mencium keningnya lalu masuk ke kamar mandi. Didalam kamar mandi aku segera untuk mandi junub juga walaupun aku tidak dalam posisi junub tapi mengingat aku dan Kak Nissa bercumbu mesra semalam. Jadi aku memutuskan untuk mandi junub. Setelah selesai aku segera berpakaian dan pergi ke masjid menyusul ibuku dan Kak Nissa.

Setelah kembalinya kami dari masjid aktifitas kami menjadi seperti semula dan tidak ada bahasan atas kejadian semalam dan kulihat langit sangat mendung. Setelah aktifitas dirumah aku segera bersiap untuk berangkat bekerja. Aku berpamitan kepada ibu dan Kak Nissa lalu berangkat bekerja. Tidak ada hal yang perlu diceritakan selama aku bekerja karena hanya itu-itu saja.

Dan hari-hari pun berlalu tanpa adanya kejadian yang membuat kemaluanku tegang. Normal seperti sedia kala sampai beberapa minggu kedepan.

Aku ingat saat itu dimana Abi ikhsan dan istrinya berkunjung kerumah untuk menginap.

Karena kamar di rumah kami hanya ada 3 dan itu semua ada pemiliknya jadi untuk malam ini aku tidur di depan tv sedangkan kamarku dipakai oleh Abi dan istrinya. Kalau tidak salah sekitar pukul 01.00 WIB aku terbangun karena aku mendengar sayup-sayup suara erangan.

" Ahhh... Ssshh... Bi... Enak bi... Terus ahhh.... Ahhhh... ". Suara erangan dari kamarku.

Aku yang saat itu ingin sekali tidur lagi tapi tidak bisa karena suara erangan itu. Cukup jelas suara itu saat itu aku tidak mengintip atau gimana tapi aku coba untuk mendengarkan saja. Kemaluanku langsung terbangun dan keras hanya karena mendengarkan erangan dari Abi dan istrinya.

Abi : " Ahh.... Ssshhh... Ummi... Memek ummi sangat enak... Ahhhh... Ummi.. Kalau ummi pengen... Ahhh.... Dientot.... Ummi... Pengen... Ahhh... Dientot... Siapa... Uhhhh.... ". Erang Abi.

Ummi : " Ahhh... Kenapa... Abi... Bilang seperti.... Itu... Aahhhh..... Kontol Abi... Ennaaakk... Uhhhh.... ". Erang Ummi.

Abi : " Ahhh.... Hanya fantasi saja ummi... Uhhh... ". Erang Abi.

Ummi : " Ahhh.... Iyaa.. Bi.... Ummi... Ahhh... Uummmhh... Pengen... Ahhh... Sshhh... Dientot... Ahhh.. Az... Za... Bii... Azam... Ahhh.... Memek... Ummi... Enak.. Banget.... Bi... Uhhhh... Di.. Kontolin... Kayak... Gini... Ahhhh.. Ahhhh... Sshhh... ". Erang Ummi.

Aku yang mendengarkan erangan mereka terkejut dan aahhhh rasanya ingin sekali bergabung dengan mereka tapi mana mungkin, pikirku. Kenapa jadi aku yang jadi fantasi Ummi ya, batinku.

Abi : " Ahhhh... Gini ya mi.... Ahhhh memek ummi memang mantab uhhhhh.... Kalau gitu.... Ahhhh.... Ummi mau tidak.... Ahhh... Dientot.... Azam.... ". Tanya Abi sambil terus menggenjot Ummi.

Ummi : " Ahhh... Iyaa... Bi... Uhhhh.... Ssshhhh... Ummii... Pengen... Banget... Dientot... Azam... Biii... Aahhhh.... ". Jawab Ummi.

Abi : " Aahhh... Kenapa... Ummi pengen dientotin Azam mi.... Ahhhh.... Pahadal... Ummi itu Ustadzah lho.... Ahhhh.... ". Tanya abi sambil terus menggenjot memek Ummi.

Ummi : " Ahhh... Iyaa... Bii.... Ummi... Ustadzah.... Binal bi.... Ahhh... Kalau.... Di... Ranjang.... Entot... Ummi... Terus... Biii... Aahhhh.... Kontol abi enak.... ". Jawab Ummi mengerang.

Abi : " Ahhh iya mi.... Ummi Ustadzah binal... Ahhhh... Ustadzah lonte.... Ahhh.... Berarti... Ummi lontenya abi sama Azam dong mi.... Ahhhh.... ". Tanya Abi.

Ummi : " Ahhh... Iyaa... Bii.... Ummi... Ustadzah... Lontee.... Lacur.... Wadah ahhh... Kontol... Abi... Uhhhh... Sama.... Azam... Ahhhh.... Ahhhh.... ". Jawab Ummi.

Edan, pikirku. Kalau begini terus aku bisa tidak kuat, batinku berteriak.

Abi : " Ahhh... Ummi... Mau tidak kalau abi panggilin Azam buat ngontolin umi.... Ahhh... Ssshhhh.... ". Tanya Abi.

Ummi : " Ahhhh.... Iya... Iyaa... Bi.... Ahhhh.... Panggilin... Azam... Bi... Buat... Ngontolin... Memek lacur Ummi... Ahhhh... Abi... Abi... Aduhhh.... Ummi... Ummi... Keluaaaaaaarrrrr.... Aaaaahhhhh ". Erang ummi sambil berteriak.

Aku yang mendengar mereka sedang berhubungan intim dengan fantasi mereka benar-benar merinding. Kemaluanku benar-benar sangat tegang dan keras. Dan tidak lama setelah Ummi mencapai klimaks nya Abi pun mencapai klimaks nya juga. Aku yang saat itu benar-benar terangsang sangat bingung dengan mereka dan kemaluanku.

Tidak lama setelah mereka bergumul, mereka keluar dari kamarku dan otomatis melihatku yang sedang pura-pura tertidur meringkuk karena bisa bahaya kalau melihat kemaluanku yang sangat tegang.

Abi : " Kasihan ya mi tuh liat Azam sampai meringkuk begitu tidurnya, pasti kedinginan tu anak, karena kamarnya kita pakai, udah sana mi kasih dia selimut, abi mau kekamar mandi dulu". Kata Abi sambil berlalu menuju kamar mandi.

Aku melirik Ummi masuk ke kamarku dan keluar dari kamarku sambil membawa selimutku. Lalu Ummi menyelimutiku dengan selimutku yang lumayan tebal itu. Aku berpindah posisiku dari meringkuk kekanan menjadi telentang, otomatis kemaluanku yang sedang tegang menjadi terlihat oleh Ummi. Aku sempat melihat Ummi terkejut, lalu entah apa yang difikirkan oleh Ummi karena aku sempat melirik kearah Ummi dan Ummi melihat tenda pada sarungku dan aku merasakan seperti ujung jari telunjuknya menyentuh kemaluanku tepatnya pada lobang kemaluanku dan mengelus elusnya dengan sangat pelan. Karena mendengar pintu kamar mandi dibuka oleh Abi maka Ummi cepat-cepat untuk menyelimutiku. Dan Ummi sempat menunduk kearah telingaku dan berbisik.

Ummi : " Apa kamu mendengar semuanya nak? ". Tanya Ummi.

Aku : " Iya Ummi ". Jawabku.

Lalu Ummi bangkit dari tempatku tidur lalu beranjak karena Abi sudah selesai dan bergantian Ummi ke kamar mandi. Tak lama setelah itu aku melihat Ummi masuk ke kamarku tapi sebelum masuk ke kamarku Ummi menengok kearahku dan dibalik cadar Ummi aku bisa melihat kalau Ummi tersenyum karena guratan pada matanya. Lalu Ummi masuk kedalam kamarku.

Aku yang posisinya kentang dan tidak bisa tidur. Hanya membolak balikan badanku saja. Cuaca yang dingin karena musim hujan ditambah mendengar erangan Abi dan Ummi bergumul serta kemaluanku yang belum mau tidur lagi menambah gelisah pada diriku. Aku ingin sekali untuk pindah ke kamar Kak Nissa tapi pasti dikunci, begitu juga dengan ibuku. Ahhhh apa yang harus aku lakukaaaaaan, batinku berteriak.

Aku memutuskan untuk menuju teras belakang karena mencoba untuk menenangkan pikiranku atas hal-hal yang membuatku kentang. Dan aku tidak pernah yang namanya onani karena menurutku itu hal yang merugikan tapi kalau di "onanikan " Itu beda lagi, heeheheh.

Setelah sampai aku duduk di kursi lincak yang terbuat dari bambu dan rotan dan disana aku beri alas kasur lantai kecil jadi kalau untuk duduk lebih nyaman. Aku duduk diam disana sambil melihat air hujan turun dari langit. Ahhh tenang dan nyaman, pikirku. Dengan suara hujan aku sedikit demi sedikit bisa lebih rileks lagi dan kemaluanku sudah mau tertidur. Lama aku disana sampai aku mendengar suara pintu dapur yang menghubungkan dengan teras belakang terbuka. Aku bisa melihat seorang wanita dengan pakaian serba hitam dan hanya terlihat matanya saja yang aku bisa langsung mengenali siapa wanita tersebut. Yaa dia adalah seorang wanita yang membuatku gelisah dengan erangan-erangannya tadi yaitu Ummi Rani istri dari adik ayahku yang aku panggil Abi Ikhsan.

Aku : " Ehh... Ummi, kenapa belum tidur? Abi mana? ". Tanyaku.

Ummi : " Abi tidur nak ". Jawab Ummi singkat.

Aku saat itu sangat segan oleh Ummi karena Ummi adalah sosok yang sangat dikagumi oleh murid-muridnya begitu juga jamaahnya karena Ummi adalah seorang Ustadzah yang sangat alim dan tawadu' tapi aku tidak menyangka kalau dibalik itu semua Ummi adalah seorang wanita yang binal kalau di ranjang. Buktinya adalah kejadian tadi, Ummi sepertinya sangat bernafsu kalau sedang berfantasi dalam urusan ranjang.

Aku hanya diam saja saat itu karena bingung mau berkata apa. Mungkin Ummi mengetahui kegelisahan dan kebingunganku.

Ummi : " Kenapa diam saja nak? Apa kamu tidak enak dengan Ummi karena kejadian tadi? ". Tanya Ummi.

Aku : " Ehh... Ummm... Iya Ummi... Ma... Maafkan Azam Ummi ". Jawabku.

Ummi : " Kenapa kamu yang meminta maaf nak? Harusnya Ummi yang meminta maaf karena mengganggu tidurmu sampai tidak bisa tidur lagi dan suara-suara tadi ". Kata Ummi.

Aku : " Umm... Tidak Ummi... Aku tidak apa-apa Ummi, lagipula menurutku itu wajar kalau orang sedang hmm... Itu... Kalau berfantasi seperti Ummi ". Kataku.

Ummi : " Mungkin nak, Ummi juga tidak tau kapan itu semua terjadi, tiba-tiba saja Ummi seperti itu ". Kata Ummi.

Aku hanya mendengarkan saja saat itu, karena bingung mau jawab apa.

Ummi : " Nak... Sekarang kamu tau kan dibalik semua tentang Ummi yang begini tersimpan sisi yang sangat berbeda dengan biasanya ". Kata Ummi.

Aku : " Iya Ummi, Azam janji tidak akan menceritakannya kepada siapapun ". Kataku meyakinkan Ummi.

Ummi : " Makasih ya nak ". Kata Ummi.

Lalu Ummi memelukku erat saat itu dan aku bisa merasakan susu Ummi yang sangat empuk walaupun tidak sebesar yang dimiliki ibuku dan Kak Nissa tapi sangat terasa di dadaku.

Setelah beberapa saat Ummi melepaskan pelukannya dan tersenyum kepadaku.

Ummi : " Azam... Kamu anak yang baik jadi Ummi percaya sama kamu... Jaga rahasia Ummi ya sayang ". Kata Ummi yang mulai memanggilku sayang.

Aku : " Iya Ummi ". Kataku.

Lalu Ummi tersenyum dibalik cadarnya. Aku yang saat itu mulai merasakan pergerakan lagi pada kemaluanku mulai merubah posisi dudukku.

Ummi : " Kenapa nak? ". Tanya Ummi.

Aku : " Emm... Tidak apa-apa Ummi ". Jawabku.

Entah insting seorang wanita atau gimana aku tidak tau. Tiba-tiba Ummi bertanya yang membuatku terkejut.

Ummi : " Hmm... Apa punyamu mengeras lagi sayang? ". Tanya Ummi.

Aku : " Ehh.... Itu... Eee... ". Jawabku yang sangat gugup waktu itu.

Ummi : " Hihihi... Sudah... Tidak apa-apa nak... Lagipula Ummi juga senang kalau kamu sudah sembuh dan punyamu bisa mengeras lagi.... Umm.... Maaf ya nak tadi... Ummm... Ummi... Sempet sentuh sebentar karena Ummi penasaran nak ". Kata Ummi yang malu.

Aku : " Tidak apa-apa Ummi... Memang Ummi penasaran kenapa? Kan sama saja seperti punya Abi kan ". Tanyaku.

Ummi : " Emmm... Iya nak mungkin sama saja tapi Ummi rasa kalau... Mmm... Punya kamu... Emmm... Lebih... Lebih... Panjang dan besar ". Jawab Ummi yang malu-malu.

Aku yang saat itu mendengar Ummi berkata seperti itu hanya bisa tersenyum dan sialnya semakin mengeras pula kemaluanku.

Aku : " Ehh... Yang benar Ummi ". Tanyaku.

Ummi hanya menganggukan kepalanya saja dan tersipu malu.

Aku jadi penasaran kalau Ummi melihat langsung bagaimana yaa. Hihihi iseng-iseng aku goda ahh, pikirku.

Aku : " Emm... Ummi... Apa Ummi ingin melihat punya Azam? ". Tanyaku.

Ummi : " Ehhh... ".





Sudah sudah lanjut besok lagi....

Masukin lagi burungnya biar bobok lagi...

Ahahahahhaa.....

Salam.....
Si ummi ini bener² liar lah kalo ane tangkep
Suaminya sendiri diperdaya, hanya karena pengen dapet k0nt0l Azzam
Kalo ane jadi Azzam ane garap si ummi sampe bener² takluk
Terus minta jatah ustadzah lain dan kakaknya
Kalo si ummi menolak, ya tinggal digarap sampe lemas, terus menerus sampe dia menyerah

Cerita yang mantab surantab Hu
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd