Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Keponakan Tersayang



SATU INDUK


KELUARGA kami bukan keluarga yang berpunya. Papaku hanya seorang karyawan biasa yang bekerja di sebuah pabrik pakan ternak. Mama bisa bikin kue, tetapi tidak setiap hari pesanan datang.

Sewaktu aku mau kuliah, apa salahnya kalau aku terima tawaran Om Ruswanto untuk tinggal di rumahnya? Om Ruswanto bukan orang lain, beliau adalah kakak dari Mama.

Aku tidak mendapat 'privaledge' di rumah Om Ruswanto. Keluarga Om Ruswanto menganggap aku seperti keluarganya sendiri.

Aku tidak mau munafik. Belum seminggu aku tinggal di rumah Om Ruswanto, Tante Suryani, istri Om Ruswanto sudah bikin aku konak, karena aku tidak pernah melihat pemandangan seperti ini di rumahku.

Aku bebas melihat tubuh Tante Suryani. Ia seperti tidak punya duit untuk membeli handuk yang berukuran besar.

Setiap pagi dan sore selesai mandi ia selalu pakai handuk yang kecil. Hanya warnanya saja yang berganti.

Dibalik daster atau kaos Tante Suryani, ia tidak memakai BH. Sialnya lagi celana pendek yang dipakai Tante Suryani bukan celana pendek berukuran sedengkul atau setengah paha, melainkan celana boxer ekstra pendek 'full paha'.

Tetapi paha Tante Suryani bukan paha yang mulus putih. Sepanjang kaki sampai pahanya terdapat bercak hitam seperti bekas luka.

Payudaranya juga bukan payudara yang masih kenyal berisi, tetapi sudah kendor menggantung.

Ceritanya tidak hanya sampai di sini. Tidak Tante Suryani, juga tidak Om Ruswanto. Sepertinya suami istri ini sama sebangun setali tiga uang.

Pulang kerja, Om Ruswanto melepaskan pakaiannya istirahat duduk nonton televisi.

Aku pernah melihat Om Ruswanto duduk dengan anak ceweknya Bebeth yang sudah duduk di kelas 12 SMA hanya memakai celana dalam. Batang kontolnya terlihat dengan jelas menjiblak di celana dalamnya.

Pikirku, kalau Om Ruswanto sudah sering begitu, Bebeth pasti tau seberapa panjang dan seberapa besar kemaluan papinya.

Sepasang suami istri ini akhirnya memancing aku menjadi suka nonton bokep dan frekwensi onaniku juga bertambah.

Suatu sore Tante Suryani bertanya padaku, “Kerasan nggak kamu tinggal di rumah Tante, Yo?”

“Belum, Tan. Masih belum bisa tidur nyenyak,” jawabku.

“Ah... kamu biasa tidur masih suka dikelonin sama Mama kali, ya?”

“Nggak kok, Tan.”

“Ayo ngaku... nggak usah malu sama Tante... suka apa nggak dikeloni sama Mama kalau tidur...? Mau nggak dikeloni sama Tante...?"

Dering handphone Tante Suryani membuyarkan obrolan kami.

●●●●●
 

Paginya hujan sangat deras. Mendengar suara sapu berbunyi, aku keluar dari kamar. Rupanya lantai dapur digenangi air yang masuk dari selokan belakang.

Tante Suryani berusaha mengeluarkan air yang berwarna hitam pekat itu dengan sapu lidi. Dasternya basah kuyup menempel di tubuhnya, sehingga memunculkan sepotong siluet tubuh Tante Suryani yang telanjang bulat.

Aku ingin membantu Tante Suryani menyapu, tetapi Tante Suryani menolak.

Aku kuliah sore pada hari itu.

Selesai memasak sekitar jam 11 siang Tante Suryani datang ke ruang tengah tempat aku sedang duduk nonton televisi.

"Capek, Yo." kata Tante Suryani padaku sebelum ia berbaring di karpet yang digelar di depan televisi. "Dapur hanya secuil begitu, bagaimana dengan rumah yang kebagian banjir setiap hujan, ya?"

"Mudah-mudahan tidak hujan lagi, Tan. Besok aku coba lihat selokan yang di belakang..." kataku.

"Biarin saja, ada tukang sampah. Besok Tante mau ngajak kamu belanja. Gula, kopi, beras sudah habis..." jawab Tante Suryani yang sudah berbaring di karpet.

"Paket... Bebeth..." terdengar suara panggilan pengantar paket di luar.

"Tolong ambilin, Har... Tante malas bangun..." suruh Tante Suryani dengan suara mengantuk.

Aku segera beranjak bangun dari dudukku. Belum 5 menit aku sudah kembali ke ruang tengah membawa paket Bebeth. Tetapi apa yang terjadi dengan Tante Suryani?

●●●●●
 

Tante Suryani tertidur pulas sampai mulutnya ternganga.

Darahku berdesir, jantungku berdebar melihatnya. Tetapi aku tidak mau gegabah. Aku ingin menguji apakah Tante Suryani benar-benar tidur nyenyak?

Volume televisi sengaja kuperbesar. Ternyata Tante Suryani tidak terusik, berarti Tante Suryani benar-benar sudah di alam mimpi.

Kebaikan Om Ruswanto yang memberiku tumpangan di rumahnya, aku makan gratis, cuci pakaian gratis segera lenyap dari pikiranku.

Kenapa yang aku inginkan dari istrinya, wanita berusia 45 tahun ini tidak aku wujudkan? Kapan lagi daripada air maniku terbuang percuma di selokan?

Setelah aku berpikir begitu, segera kukeluarkan penisku yang tegang dari celana pendekku, kudekatkan ke mulut Tante Suryani yang terbuka menganga, bahkan aku berani memasukkan penisku panjang-panjang ke dalam mulut Tante Suryani.

Aku semakin terangsang merasakan mulut Tante Suryani yang hangat sehingga membuat aku berani memegang tetek Tante Suryani.

Inilah pertama kali aku merasakan tetek seorang perempuan dewasa meski yang kupegang hanya dari luar daster Tante Suryani.

Aku belum puas, karena ada yang lebih penting dari tubuh Tante Suryani yang ingin aku eksplorasi. Kaleng biskuit sengaja aku jatuhkan ke lantai.

Klentaaa...aanngggg...!!!

Tante Suryani juga tidak terbangun mendengar suara kaleng biskuit yang lebih kencang dari suara televisi, berarti Tante Suryani benar-benar kecapean.

Sekarang aku singsingkan dasternya. Aku buka lebar pahanya. sehingga kelihatan selangkangan Tante Suryani yang montok terbungkus celana dalamnya.

Untuk menyingkapkan rahasia kewanitaan Tante Suryani yang berada di balik celana dalamnya, aku kait dengan jari kiriku bagian pinggir selangkangan celana dalam Tante Suryani yang hangat dan lembab itu.

Setelah kutemukan vaginanya langsung kucium dan kujilat. Aku tidak memikirkan baunya lagi saat itu, malahan kutusuk dengan jari lubangnya yang basah.

Pikiranku semakin terprovokasi oleh napsuku, hati nuraniku lenyap, mataku juga gelap sehingga aku berani mendorong masuk penisku ke lubang vagina Tante Suryani.

Karena jepitan vagina Tante Suryani yang terasa nikmat dan terdorong oleh napsuku yang sedang terbakar hebat, muncratlah air maniku di dalam lubang vagina Tante Suryani.

Crooottt... crroott... crroottt... ccrroottt... croottt... crroottt...

Saat itu barulah timbul ketakutanku dan kepanikanku. Bagaimana kalau terjaring OTT (Operasi Tangkap Tangan)?

Pelan-pelan aku membersihkan air maniku yang terisi di lubang vagina Tante Suryani. Tiba-tiba Tante Suryani bangun.

"Jam berapa, Yo?" tanya Tante Suryani.

Kalau ada sungai di depanku saat itu aku ingin menceburkan diriku ke sungai bunuh diri.

"Ngg... ng.. ha.. hampir jam 12, Tante..." jawabku sepotong-sepotong.

"Tolong kamu ke rumah Mbah Mun panggil ke sini, ya? Kamu tau kan rumah Mbah Mun yang kemarin ngurut Tante itu lho..."

Naik sepeda ke rumah Mbah Mun aku sampai salah gang. Beruntung Mbah Mun ada di rumah.

●●●●●
 

Aku sedang makan siang dengan Tante Suryani sewaktu Mbah Mun datang ke rumah. Aku diselamatkan oleh Mbah Mun, karena kalau tidak, entah bagaimana aku harus menelan nasi yang berada di piringku itu sambil duduk di depan meja makan berhadapan dengan Tante Suryani.

Tetapi sekali lagi dadaku berdebar kencang sewaktu Tante Suryani pergi kencing di kamar mandi sebelum badannya diurut Mbah Mun.

Beginilah kalau jadi maling...

Selesai Tante Suryani dari kamar mandi, aku mencoba pergi memeriksa ke kamar mandi. Kutemukan celana dalam Tante Suryani di ember.
Basah di selangkangannya, dan sewaktu kucium tempat basah itu, baunya bau anyir air maniku.

Apakah Tante Suryani benar-benar tidak merasa lubang vaginanya dicoblos oleh penisku, atau pura-pura tidak tahu?

Alamak... sewaktu aku mau pergi ke kamarku dan harus melewati kamar Tante Suryani aku melihat Tante Suryani tengkurap dengan dada telanjang di tempat tidur dan punggungnya sedang diurut dengan minyak oleh Mbah Mun.

"Yo, ambilin minum untuk Mbah..." suruh Tante Suryani.

Aku tentu saja tidak bisa mengelak, bahkan aku harus membawa masuk air minum kemasan itu ke dalam kamar.

"Nak Aryo sepertinya sudah betah tinggal di sini ya, Ni...?" tanya Mbak Mun pada Tante Suryani membuat aku tidak bisa buru-buru kabur dari kamar setelah kuletakkan minuman di atas meja.

"Katanya susah tidur, Mbah..."

"Biasa anak tunggal, Ni... masih suka cium ketek Mama ya, Nak Aryo...?" tanya Mbah Mun beralih memandangku.

"He.. he.. ya, Nek..." jawabku saja melihat Mbah Mun memandangku dengan genit.

"Minta sama tantemu ini dong... beda ya baunya?"

"Nggak tau, Mbah..." jawabku.

Mbah Mun kembali mengurut punggung Tante Suryani. Kesengajaan Mbah Mun tampak jelas.

Ia menyingkirkan sarung yang menutupi bagian bawah tubuh Tante Suryani, kemudian paha Tante Suryani sengaja dibukanya lebar-lebar. Otomatis vagina Tante Suryani yang pernah kemasukan penisku itu, terlihat olehku.

Setelah itu Mbah Mun memberikan aku kode dengan menunjukkan jari jempolnya dijepit dengan jari telunjuk dan jari tengahnya sambil tersenyum padaku, lalu ia mengacungkan jempolnya.

Artinya, itu... dientot saja, enak... good for healt...

Tiba-tiba Bebeth yang pulang dari sekolah masuk ke kamar tanpa kedengaran derap langkah sepatunya.

Astaga... aku kelabakan, mau pergi tidak bisa.

"Kok cepat pulangnya, sayang...?" tanya Tante Suryani. "Biasanya jam 3..."

"Sudah gadis ya, Bebeth nggak terasa..." sambung Mbah Mun.

"Ya Mbah, ada cowok nggak Mbah, mau aku kawinin nih..." balas Tante Suryani.

"He..he.. anak sekarang bisa cari sendiri, Ni... nggak kayak kita dulu dijodohin... tapi tetek Bebeth terlalu kecil, Ni... dibesarin dikit, Beth... nanti jadi sexy dan lebih cantik deh kamu..." kata Mbah Mun.

Bebeth menarik aku keluar dari kamar. "Gila itu Mami, telanjang..." marah Bebeth.

"Sudah, nggak usah cari gara-gara. Maaf, aku juga malu Beth... tetapi bagaimana caranya aku pergi kalau mereka ngajak aku ngobrol terus..." aku menenangkan Bebeth.

Kelihatannya Bebeth masih cemberut sewaktu ia pergi ke kamarnya.

●●●●●
 

Aku buru-buru mundur dari depan pintu kamar Tante Suryani sewaktu kulihat Mbah Mun sedang meremas-remas tetek Tante Suryani dengan minyak urut sementara Tante Suryani memejamkan matanya.

Aku berharap Bebeth tidak keluar dari kamar karena aku ingin melihat apa yang dilakukan Mbah Mun selanjutnya dengan Tante Suryani.

Mbah Mun mengurut perut Tante Suryani. Tapi sebentar kemudian ia kembali meremas tetek Tante Suryani.

"Mau seperti biasa, Ni?" terdengar Mbah Mun bertanya pada Tante Suryani.

Tante Suryani menjawab, "Tolong tutup pintu, Mbah. Gak enak kalau ketahuan anak-anak..."

Tetapi Mbah Mun menutup pintu kamar Tante Suryani hanya asal tutup.

Karena penasaran, aku nekat mendorong pintu kamar yang tidak tertutup rapat masih disisakan sedikit celah itu.

Oh... apa yang dilakukan Mbah Mun dan Tante Suryani di tempat tidur membuat aku terkejut sampai lututku gemetar tak kuat berdiri.

Mbah Mun men-chop lubang vagina Tante Suryani dengan jari sementara Tante Suryani menghisap tetek Mbah Mun.

Chopp... chopp... chopp... chopp... sampai keluar suara.

"Aaaaagghhhh..." jerit Tante Suryani melepaskan tetek Mbah Mun lalu terlentang lemas di tempat tidur.

Barangkali Tante Suryani orgasme, batinku.

Mbah Mun kemudian membersihkan tangannya dengan tissu, setelah itu ia memasukkan teteknya kembali ke kutangnya, sementara Tante Suryani bangun duduk di tepi tempat tidur.

Aku pura-pura tidak tau, aku mendorong pintu. "Eh...!" seruku pura-pura kaget.

Tapi Tante Suryani memanggilku. "Masuk Yo..."

Aku menurut. "Tolong ambilin dompet Tante di tas..." suruh Tante Suryani.

Aku bebas melihat tubuh Tante Suryani yang telanjang saat aku memberikan dompet duit padanya.

Lewat beberapa hari kemudian....

●●●●●
 

Pada suatu malam, Aryo menemukan Bebeth sedang mengintip sesuatu. Aryo mendekati Bebeth. "Ngintip apa sih, Beth...?"

"Ssstttt..."

O... astagaaa... Aryo yang berdiri di samping Bebeth langsung membelalakkan matanya sebesar bola pimpong kala ia melihat Om-nya yang telanjang sedang 'push-up' di atas tubuh Tante Suryani yang juga telanjang di sofa.

Antara panik, bercampur takut dan terangsang, Aryo mencengkeram tangan Bebeth. Apalagi kemudian Tante Suryani pindah posisi berada di atas tubuh telanjang Om Ruswanto, kedua payudara Tante Suryani yang bergelantungan itu tampak bergoyang-goyang kala pantat Tante Suryani naik-turun maju-mundur memacu kelamin Om Ruswanto, adrenalin kakak beradik itu ikut berpacu hebat sehingga kedua tangan itu bukan lagi saling menggenggam, tetapi saling meremas.

Sewaktu Om-nya dan Tante-nya ganti posisi lagi dengan posisi Tante Suryani nungging di depan sofa, kakak beradik itu sudah saling berciuman ganti ludah, Aryo meremas payudara Bebeth yang kencang dan bulat, sebaliknya Bebeth meremas penis Aryo yang tegang.

Sampai di kamar, kakak beradik itu sudah telanjang bulat tidak mengenal siapa diri mereka.

Aryo berusaha memasukkan penisnya yang tegang ke lubang vagina Bebeth yang sempit.

Leher Bebeth yang mulus dan putih dipagut Aryo, sedangkan tangannya meremas-remas bongkahan padat payudara Bebeth.

Bagaimana Bebeth bisa mempertahankan keperawannya lebih lama, apabila di dalam pikirannya terngiang-ngiang persetubuhan nikmat kedua orangtuanya?

Aryo merasa penisnya sudah masuk semua ke lubang vagina adik sepupunya yang sempit itu. Penisnya seperti terjepit perih, tetapi sewaktu dipandanginya tubuh telanjang Bebeth yang sedang ditindihnya itu bercampur dengan bayangan tubuh telanjang Tante Suryani, Aryopun mengayunkan penisnya keluar-masuk di lubang vagina adik sepupunya itu.

Sedangkan Bebeth hanya diam menikmati rasa nikmat yang menjalari tubuh telanjangnya kala dinding vaginanya dibesot-besot oleh batang penis Aryo yang keras dan besar. Lupa ia dengan keperawannya.

Malahan ia mendesah dan memeluk Aryo erat-erat dengan kedua kaki mulusnya merangkul pantat Aryo saat rahimnya disiram lava hangat yang keluar dari penis Haryo.

Crooottt... crroott... crroottt... ccrroottt... croottt... crroottt... croottt... crroottt...

Bebeth baru menyesali dirinya kala ia mendapati darah segar yang keluar dari vaginanya bercampur sperma Aryo.

●●●●●
 

Kenapa aku sampai merusak masa depan Bebeth dengan memerawaninya, sungguh di luar dugaanku.

Aku sampai tidak bisa tidur malam itu.

Aku keluar dari kamar mencari air dingin di kulkas membasuh wajahku. Setelah itu aku duduk di sofa tempat tadi Om Ruswanto bersetubuh dengan Tante Suryani yang mengakibatkan aku memerawani Bebeth. Penisku masih terasa ngilu dan perih.

Entah bagaimana besok Bebeth bertemu dengan teman-teman dan gurunya di sekolah, padahal sebulan lagi ia UN dan sudah lulus test masuk perguruan tinggi di sebuah universitas swasta. Bebeth mengambil jurusan Design Grafis.

Tak lama aku duduk Tante Suryani keluar dari kamar membuat aku ingin berlari, tetapi tubuhku tidak bertenaga bangun dari sofa.

"Tidak bisa tidur, ya?" tanya Tante Suryani padaku, lalu ia memelukku. "Tidur sama Tante, yuk..."

Mana aku mau tolak? Ya, tidak!

Di tempat tidur aku cium ketiak Tante Suryani sambil kupegang susunya. Susu Tante Suryani terasa lembut di tanganku.

"Ayo, Tante lepaskan pakaian saja, biar kamu gampang..." kata Tante Suryani kemudian.

Seketika Tante Suryani, istri dari Om Ruswanto ini, sudah telanjang bulat di depanku.

"Mau ini...?" ia menunjukkan memeknya padaku. "Bulunya banyak... he.. he... tapi kamu jangan cerita-cerita, ya... Tante ambil kondom... pakai kondom, ya..."

Tante Suryani memakai kembali dasternya, lalu keluar dari kamarku.

Aku ingin tertawa.

Baru sekarang ia menawarkan memeknya padaku. Padahal pernah aku jilat, dan pernah aku siram dengan air mani tanpa perlu memakai kondom.

Tak lama kemudian Tante Suryani kembali ke kamarku membawa kondom.

"Sini, Tante bantu pake..." katanya menyobek bungkusan kondom, lalu aku membiarkan ia melepaskan kaosku.

Ia mencium dadaku yang bidang atletis. Ia menjilat tetekku. Ia hisap tetekku, kemudian ia keluarkan kontolku dari celana pendekku.

"Huhhh... panjang, sayang... Tante suka..." desahnya memandang kontolku dengan mata sayu, setelah itu kontolku diciumnya, dijilatnya, baru kemudian ia sarungkan dengan kondom.

Tidak menunggu lama lagi, ia melepaskan dasternya, lalu naik ke tubuhku. Dengan posisi mengangkang di atas kontolku ia menurunkan selangkangannya ke kontolku yang berdiri seperti menara Eiffel di Paris....

Bleeessssss....

Kontolku seperti dicelup di gelas berisi air tajin, karena lubang memek Tante Suryani licin dan longgar, padahal kontolku berdiameter cukup besar. Mungkin sering di-chop oleh Mbah Mun dengan jari untuk mendatangkan orgasme.

Tante Suryani menggenjot kontolku. Kedua teteknya berguncang terpelanting kian kemari. Aku remas saja dengan kedua tanganku. Oh... Tante Suryani memacu kontolku seperti kuda liar.

"Ohh... Tante..." desahku.

"Enak, ya..."

"Enak, Tan... aku di atas boleh?" tanyaku.

Tante Suryani bangun dari pangkal pahaku. Kontolku yang berdiri tegak tampak mengkilap basah kena cahaya lampu dan menyebarkan bau busuk yang menyengat hidung.

Saat Tante berbaring di tempat tidur, ia tidak tahu aku melepaskan kondom. Aku memasukkan kontolku yang tanpa kondom ke lubang memek Tante Suryani yang becek,,,

Bleeessssss....

Aku menindihnya, aku mencium bibirnya, sehingga terjadi pergulatan hebat antara bibirku dan bibir Tante Suryani sembari aku menghujam-hujam secara cepat kontolku di lubang memeknya.

Sebentar kemudian aku sudah tidak tahan. Kuhentakkan kontolku sedalam mungkin ke lubang memek Tante Suryani. "Aku cinta sama Tante, ini... terimalah spermaku..." kataku.

Chroootttt,,,, chrroootttt.... crrooottt... crrroootttt... crrooottt... crrooottt... crrroootttt... crrooottt...

"Ohhh... kamu lepas kondom, ya... kalau Tante hamil gimana? Nakal kamu, ya..." gerutunya.

"Aryo cinta sama Tante... Aryo sayang Tante..."

Aku memeluknya tanpa melepaskan kontolku dari memeknya. "Sayang... ohhh..." desah Tante Suryani memeluk aku erat-erat.

Setelah Tante Suryani membersihkan memeknya di kamar mandi, kami mulai ronde yang kedua.

Sampai jam 4 pagi kami baru terlentang kelelahan....

●●●●●
 
"Bangun, sayang...!" Ruswanto membangunkan Bebeth.

"Ahhhh... ngggg... Papi, masih ngantuk..." geliat Bebeth manja memperlihatkan pusernya.

Ruswanto membungkuk mencium puser Bebeth. Bebeth bergidik. "Awwwhh... Papih..." jerit meranhkul merangkul leher Ruswanto.

Tangan Ruswanto merayap masuk ke celana panjang Bebeth yang terbuat dari bahan katun ini dan langsung mengelus vagina Bebeth.

"Hiiii... papih... mmmmmhh... mmmhhh... hiii... hii... hiks... geliii... Pihh...." rintih Bebeth menggelinjang.

"Bangun..." suruh Ruswanto. "Papi bawa sesuatu untuk kamu, mau nggak...?"

Mata Bebeth terbelalak melihat tangan papinya memegang sesuatu. "Sini jari manismu." kata Ruswanto.

Bebeth menyodorkan jari manisnya pada Ruswanto, Ruswanto lalu memakaikan sebentuk cincin emas putih ke jari manis Bebeth.

Setelah itu Bebeth memeluk Ruswanto. Mereka berdua lalu tenggalam dalam ciuman bibir yang liar. Ruswanto membuka ikat pinggangnya segera, lalu mendorong Bebeth berbaring seraya mencopot celana panjang Bebeth.

Merasa penis papinya menekan ke lubang vaginanya, Bebethpun membuka lebar pahanya untuk penis papinya memasuki lubang vaginanya.

Kini penis Ruswanto betapa tegang dan betapa kerasnya saat ia menggenjot lubang vagina Bebeth yang sempit.

Napsu Ruswanto menggelegak dan iapun menyodok-nyodokkan penisnya ke lubang vagina Bebeth.

"Ohhh... Papih... mmmhh... Papih... enak, papih..." desah Bebeth.

Tak lama kemudian, Ruswantopun melepaskan air maninya menggenangi rahim Bebeth. Kali ini Bebeth tidak menyesal.

Ia memeluk papinya. Ia mencium papinya. Bebeth tidak merasakan denyut-denyut kehidupan baru sudah berada di rahimnya.

Malam harinya Ruswanto menyetubuhi Suryani. Sementara rayuan Aryo merontokkan iman Bebeth.

Aryo menjilat vagina Bebeth. Bebeth merintih dan menggelinjang. Kini ia merasakan seks itu begitu nikmat. Apalagi sewaktu kelentitnya disentuh lidah Aryo.

Bebeth mencakar punggung Aryo. Bebeth menarik rambut Aryo supaya kelentitnya disedot lebih kuat dan lebih kuat lagi oleh mulut Haryo.

Bebeth pun melepaskan rasa nikmatnya. Cussss... cusss... cusss... cusss... cusss...

Saat itulah Aryo terbayang dengan kedua orangtuanya. Ia dikirim untuk kuliah, ternyata tante dan adik sepupunya disetubuhi.

Aryo menangis. Oh... Mama, jeritnya dalam isak tangis kesedihan dan merasa bersalah.
 
Terakhir diubah:

Pagi-pagi Bebeth muntah-muntah. Suryani panik, karena seharusnya sudah waktunya ia menstruasi, tetapi sudah lewat 5 hari bulan yang ditunggunya tidak datang juga.

Selain ia membawa Bebeth ke dokter, ia juga memeriksakan dirinya.

Ternyata...

Suryani tergeletak pingsan, karena setelah dirinya diperiksa dokter dan dinyatakan ia hamil, dokter juga mengatakan Bebeth ha... ha.. ha...

:tegang:

 

Konklusi (penutup)

Selesai dinner, aku dan bude duduk di lounge nonton live music sambil memeluk bude, dan kadang kami berciuman, padahal Om Parjo duduk di samping kami merokok.

Seks memang tidak pernah habis-habisnya untuk diceritakan.

Jam setengah sebelas, aku dan bude baru berjalan kembali ke kamar, sementara Om Parjo masih ngobrol dengan beberapa rekan bisnisnya yang datang hendak menghadiri pernikahan Om Parjo besok.

Aku mengantar bude pulang duluan ke kamarnya, baru aku menuju ke kamarku. Aku baru saja mau berbaring sambil berharap mimpi indah malam ini, tetapi bude menelepon aku agar aku datang ke kamarnya.

Aku datang juga ke kamar bude tanpa membantah. Bude membuka pintu kamarnya untuk aku dengan tubuh telanjang bulat!

Astagaaa...

Meskipun aku sudah sering menikmati tubuh itu aku masih kaget juga.

"Pijit Bude, sayang..." suruh bude, langsung ia naik ke ranjang, lalu tertelungkup.

Aku melepaskan kaos dan celana pendekku dan hanya mengenakan celana dalam aku memijit punggung bude.

Ekkh... ekkh... ekkhh... bude bertahak beberapa kali.

"Kenapa Bude nggak mau cepat tidur? Kan besok Bude mau jadi pengantin?" tanyaku.

"Ah, pengantin apa... Nduk.. Nduk... Bude sudah berapa kali dientot sama Om-mu... kamu aja yang nggak tau..." jawab bude.

"He.. he.. o.. iya...? Kalau aku, sudah berapa kali, Bude..."

"Apalagi kamu..."

Sewaktu aku memijit bongkahan pantatnya yang kenyal, bude langsung membuka lebar pahanya. Aku lalu menunduk mencium belahan pantatnya.

"Tuh... ya, kan?" kata bude.

Segera pula aku menjilat anusnya. "Shii..ittss... oohhh..." desis bude menaikkan pinggulnya biar lidahku lebih leluasa menjelajah anusnya. Kucolok dengan jari tengahku lubang anus bude Prapti sambil lobang memeknya aku hisap.

"Sheettss... yeaahh... oouughh... jangan hentikan, sayang... truu..uuss... oohhh... oohhh..." rengek bude membuat aku semakin ingin mengentotnya.

Biji itil-nya yang sudah membengkak, aku betot dengan jari. "Arrgghhh... aarrghh..." dari merengek bude menjerit.

Setelah itu napas bude mendengus-dengus saat sudah klimaks. Bude nungging membiarkan aku mendayung lubang bool-nya. Setelah beberapa saat, lalu aku membalik bude terlentang menikam lobang tempiknya.

Saat air maniku sudah mau keluar aku mencabut penisku menyodorkannya ke mulut bude. Sewaktu bude sedang menghisap penisku, Om Parjo masuk ke kamar.

Melihat kami, Om Parjo langsung melepaskan celana panjang dan celana dalamnya. Tanpa melepaskan penisku dari mulutnya bude memberika memeknya dientot Om Parjo.

Om Parjo masih memompa lobang memek istrinya dengan napas mendengus-dengus, aku melampiaskan hasratku di mulut bede.

Crraatt... crroott... crroott... croott... glekk... glekk... bude menelan spermaku.

Malam itu bude dipuaskan oleh 2 kontol sampai seprei hotel penuh dengan pulau-pulau kecil berwarna kecoklatan.

Pagi jam 10 di taman restoran Om Parjo disambut tepuk tangan meriah oleh para undangan saat mencium bibir bude.

Aku menutup mata tidak berani melihat 'basa basi yang dipertontonkan dunia', padahal semalam lobang memek bude hampir robek diperebutkan oleh 2 kontol.

♤♤♤♤♤

Sepulang dari Bali, bude merencanakan menutup usaha cateringnya dengan memulangkan Mbak Solikah, Asih dan Mbak Narti serta Mas Omar ke kampung halaman mereka.

Tentu saja bude memberikan pesangan untuk Mbak Solikah, Asih dan Mbak Narti serta Mas Omar yang cukup untuk mereka pakai selama 2 tahun, atau mereka juga bisa membuka usaha menggunakan pesangon itu.

Tetapi aku tidak merasa sampai kehilangan. Om Parjo sering keluar kota mengurusi perusahaannya, aku yang dipercayakan oleh Om Parjo untuk menjaga bude (...sekaligus memuaskan bude di ranjang).

Di lain kesempatan sungguh aku tidak menyangka Mbak Narti masih ingat dengan aku. Ia meminta aku menjemputnya. Ia mengandung sudah hampir 8 bulan, sementara Mas Omar tergila-gila dengan Asih yang juga lagi hamil, sehingga Mas Omar tega talak 3 terhadap Mbak Narti.

Jadi, akhirnya Mbak Narti yang kunikahi, dan sekarang Mbak Narti sedang mengandung anak kami yang kedua. (Jatiluhur, 18 Januari 2024)
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd