Ane menunggu Kania di gerbang sekolah. Hari ini ane dan Kania akan main, entah kemana, pokoknya dia negesin banget kalo hari ini dia mau main sama ane.
"Yaanggg" Panggil Kania.
"Ayo jalan, kamu lama banget" Kata ane sambil menjitak kepalanya.
"Sakit bego dih" Kata Kania sambil nyengir. Kuranga ajar emang.
"Yaudaah ayo mau kemana" Kata ane.
"Yaudah jalan aja dulu kaya biasa arah rumah aku" Kata Kania.
Lalu kami berdua berjalan berdampingan layaknya seorang kekasih yang tidak akan bisa dipisahkan. Tapi maaf, itu hanya sebuah kenangan.... Hehehe.
"Kamu liat muka Febby gak tadi dilorong?" Kata Kania ketika kami masih dijalan.
Sebenarnya ane enggak mau bahas itu, karena takut salah ngomong. Berabeh yakan kalo salah ngomong.
"Hmm iyaa, kayanya dia lagi sakit, mukanya pucat" Kata ane.
"Iyaa kasian dia" Kata Kania.
Lalu sampailah kami disebuah tempat makan yang cukup nyaman. Kania membeli minuman dan ane membeli rokok yang biasa ane beli.
"Kamu enggak bakal ninggalin aku kan?" Kata Kania. Tatapannya tajam. Ane enggak bisa ngelak.
"Liat mata aku sayang" Kata Kania memegang kepala ane.
"Aku sayang kamu, semua yang ada di diri kamu" Kata ane menatapnya.
"Jangan kecewain aku oke?" Kata Kania.
Kania senyum, ane elus kepalanya. Ane cubit hidungnya serta pipinya. Kania suka bagian itu. Salah satu kesukaan ane juga tentunya.
"hhhhhhuuuuuhhhh" Tiup Kania dikuping ane. Sumpah merinding langsung sekujur tubuh ane. Ane enggak tau maksud dari Kania apa.
Kania mulai mendepetkan posisi duduknya yang sekarang tepat berada disamping ane.
"Ffffffuuuuhhhh"
Tangan Kania mulai beraksi, dielusnya paha ane yang masih mengenakan celana sekolah itu. Kania mencium pipi ane. Entah sudah berapa kali Kania melakukan itu. Jelas ane takut, takut kelihatan orang lain. Tapi lain dengan Kania, dia malah makin menjadi.
"Kamu gamau baby?" Tanya Kania.
"Mau apa?" Kata ane.
"Ayo, kamu tunggu kamar mandi, nanti aku nyusul" Kata Kania berbisik.
Ah, ini hal gila, nanti kalo ketauan gimana?
Ane turuti perintah pacara ane, sedikit berani memang. Tapi ane juga sebenarnya mau, tapi ya ane juga harus liat kondisi.
Ane berjalan kearah kamar mandi. Setelah sampai disalah satu kamar mandi, ane tutup pintunya. Sengaja tidak dikunci karena Kania yang pinta supaya ia bisa masuk.
Kamar mandi itu cukup luas juga, jauh dari perkiraan ane. Pintunya tertutup, tidak ada bagian dan celah sama sekali untuk diintip orang lain. Huft, lega sedikit.
Pintu terbuka, itu Kania. Dia masuk setelah ane, mencari kondisi aman. Kania menutup pintu kamar mandi lalu menguncinya dari dalam.
"Kamu duduk aja, aku mau maenin adik hihi" Kata Kania. Ane turuti kemauannya itu.
Ane duduk di closed duduk itu. Dipelorotkan celana sekolah dan celana dalam ane. Kania tidak biasanya seperti ini, keberuntungan juga mungkin buat ane.
Kania mulai mengocok kemaluan ane secara perlahan. Gimik mukanya yang hot itu membuat ane tidak sabar untuk segera menempelkan kemaluan didalam mulutnya.
Ane dorong kemaluan ane supaya masuk kedalam mulut Kania. Kania merespon dengan sangat baik.
"Ahhhhh sshhhh sayanggg" Kata ane sambil bersandar menerima kehangatan dari mulut Kania.
Kania masih asik memainkan kemaluan ane dimulutnya, meliuk liuk kepalanya seperti bernafsu sekali, dijilati kemaluan ane sampai Kania sedikit terbatuk.
"Gede banget sih kamu yaampun" Kata Kania mencoba mengajak ngobrol kemaluan ane.
Dimasukan kembali kemaluan ane kedalam mulutnya yang masih basah akan alir liurnya itu. Sampai berbunyi.
"ssrrlluuuuppp"
"aahhhh srrluupppp"
Tiba tiba... Drriiingggg.... Drriinggg...
Kania bangun, merogoh kantongnya, lalu meraih hpnya yang bunyi itu.
"Aduh kentang nih" Ucap ane dalam hati.
Daripada tanggung mending sekalian aja.
"Hallo iyaa Feb" Kata Kania. Oo itu dari Febby.
Ada sedikit niat jail di otak ane. Ane bekep Kania dari belakang, lalu meremas remas toketnya yang nambah besar itu, rakitan ane hehe.
"Aku buka kancingnya ya sayang" Bisik ane ditelinga satunya.
Ane lepas satu persatu kancing yang melekat di seragam sekolah Kania. Dari atas sampai bawah. Lalu ane buka seragam sekolahnya lalu ane gantungkan seragamnya di gantungan pintu.
Ane remas remas kecil toket Kania dengan perlahan. Desahan kecil mulai terdengar dari mulut Kania. Muka Kania gelisah, mungkin takut ketahuan temannya kalau ia sedang bercinta dengan ane.
"Aahh iyaa Feb tadi apa?"
"Gak jelas Feb suara lo" Kata Kania.
Ane kembali ada niatan jahil, ane lepaskan bh yang Kania pakai, tangan Kania sedikit memberontak tapi tak cukup kuat menahan tangan ane yang ingin melepaskan pengait bh nya itu.
Ane remas kembali, tapi kali ini ane kencangkan remasannya sampai Kania...
"Addduhhhh, iyaa Feb nanti bisa gw jelasin ahhh" Kata Kania.
Ane kembali duduk di toilet itu, Kania mengerti apa kemauan ane. Kemaluan ane masih tegang. Kania jongkong lalu memegang kendalinya lagi. Diludahi kemaluan ane, lalu dikocokan kembali dengan tangannya yang lihai itu, tapi obrolan via telfon masih berlanjut. Sedikit kesal karena lama. Ane paksa kemaluan ane masuk kedalam mulutnya. Kania menggelengkan kepala tapi ane tetep berusaha.
"Unmmmmmm aahhh" Masuk juga. Tapi tidak lama dikeluarkan lagi sama Kania.
Ane bangun dari toilet itu, lalu mengambil bh dan seragam Kania lalu memakaikannya kembali, ane bete dengannya. Ane lalu keluar dari kamar mandi itu.