Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

kenangan di villa

Dexed

Suka Semprot
Daftar
8 Mar 2013
Post
12
Like diterima
20
Bimabet
Tidak ada yang berubah dari villa ini. Dinding, kursi, meja dan ranjangnya, masih yang dulu. Berdebu... seperti sepuluh tahun yang lalu ketika kudatangi villa ini. Jauh dari keramaian. Jauh dari norma yang mengungkung.

Suamiku sedang tertidur pulas. Padahal matahari belum juga terbenam. Dia terlalu lelah setelah menyetubuhiku. Persetubuhan yang seperti kemarin-kemarin. Sudah sepuluh tahun. Dengan posisi yang itu-itu melulu. Dia di atas dan aku di bawah. Dia selalu bisa memancing birahiku. Memberiku sensasi nikmat dengan sodokannya. Lalu dia orgasme. Aku kembali memendam hasrat untuk menuntaskannya.

Tiga hari yang lalu, dia menawarkan berlibur di Bali untuk peringatan sepuluh tahun pernikahan kami yang tak membuahkan anak. Aku teringat tempat ini. Tempatku melanggar pagar norma. Kusodorkan tempat ini padanya dengan dalih lebih irit. Tempat yang sejuk. Dikelilingi pohon-pohon rimbun serta rumput yang hijau. Tempat yang benar-benar melindungi privasi dua insan dalam melepas hasrat. Erangan dan desahan tak akan terdengar oleh orang lain di sini. Suara daun-daun bergesekan menutupi suara birahi. Aku tahu betul. Karena aku pernah ke tempat ini. Bercumbu dengan Mas Pram. Entah dimana dia sekarang.

“Apa kamu tidak takut, nanti suamimu menanyakan perawanmu?” tanya Mas Pram ketika itu.

“Aku pintar mengarang cerita, kok.”

“Apa yang akan kamu ceritakan?”

“Aku suka berolahraga. Perawanku lepas karena kecelakaan ketika berolahraga. Bagaimana?”

“Apa kamu yakin dengan semua ini?”

“Sangat Yakin.”

Mas Pram melucuti seluruh pakaianku. Hingga tak tersisa sehelai benang pun menutupi tubuhku. Kupertontonkan bagian dari diriku yang begitu lama kusembunyikan pada orang-orang. Kuserahkan seluruh tubuhku padanya. Awalnya dia ragu. Namun birahi mendesaknya untuk menikmati desahan-desahanku. Kubiarkan desahan-desahan itu keluar tanpa tertahan. Toh tidak bakalan ada yang mendengar. Kubiarkan suara-suara yang mewakili birahiku di setiap sodokannya dalam lubang paling berharga dari tubuhku. Di setiap jilatan dan hisapannya di payudaraku.

Perawanku lepas. Mahkotaku sebagai seorang perempuan terlucuti. Kuserahkan semuanya sebagai hadiah perpisahan. Senyum kepuasannya tak pernah luput dari ingatanku. Meski setelah itu, raut penyesalan tampak di wajahnya.

Tapi aku... aku tak pernah menyesali semua itu. Aku merelakan hartaku yang paling berharga untuk satu orang yang paling kucintai. Tepat sehari sebelum pernikahanku. Meski setelah itu, kami tak pernah lagi bertemu. Tak pernah saling menelepon. Mungkin dia tidak ingin mengusik pernikahanku. Aku pun tak ingin merusak harapan orang tuaku. Mereka hanya meminta satu, aku tidak boleh menyakiti perasaan Mas Karno, suamiku.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd