Copas post dari admin suatu situs, entahlah sapa yang bikin orinya
Edited up to 70%
Keep crot
Perkenalkan, namaku Krisna. Aku sekolah di sebuah SMU di Kaltim. Aku punya cewek yang bernama Sandi dan dia satu sekolah denganku. Cerita ini adalah pengalamanku yang nyata dan sangat berarti. Awal ceritanya begini:
Saat itu aku pergi berkunjung kerumah teman SMP ku Yuda. Di depan rumah Yuda aku disambut oleh adik adik kecil Yuda. Saat itu Yuda baru selesai ngasih makan ayam peliharaannya. Aku kemudian diperkenalkan dengan seorang tetangganya, cewek imut dan cantik bernama Sandi yang ternyata adalah juniorku sendiri. Aku, Yuda dan Sandi lalu bersenda gurau di serambi samping rumahnya. Ternyata Sandi selain berkegiatan rutin sekolah, dia juga mengikuti kegiatan pelatihan model disalah satu agensi dikota kami. Saat itu aku memang tidak ada perasaan apapun terhadap Sandi, tapi lama kelamaan..
Besoknya lagi aku tak bosan bosan kerumah Yuda, karena sekalian bertemu tetangganya, Sandi. Sejak saat itu terbit harapan dihatiku untuk mendapatkan hati Sandi. Suatu saat Sandi sakit dikarenakan terlalu lelah, dia mengikuti acara Fashion Show. Ini kemudian menjadi awal dari segalanya. Kesibukannya sebagai siswi dan juga model pemula memang menuntut fisik yang lumayan. Terkadang malam hari berangkat ke Fashion Show naik mobil bersama teman temannya dimana harus berdesak desakan di dalam mobil hingga selepas pulangnya sangat lelah dan membuatnya kurang istirahat.
Pagi-pagi aku menelepon Sandi untuk memberi semangat agar cepat fit dan bisa beraktifitas kembali. Semakin hari aku semakin intens memberikan perhatian ke Sandi. Lalu kita pun semakin dekat dan akhirnya kita komit buat pacaran. Di suatu senja di malam minggu, Sandi menungguku dirumah Yuda. Waktu aku menemuinya di serambi samping rumah Yuda, dia menangis dan berkata dia ada masalah sama teman dekatnya. Dia curhat berat sama aku. Beberapa saat kemudian, Sandi sudah mulai tenang dan kita memasuki rumah Yuda. Kita disambut oleh mama Yuda yang memang super sexy, tante Nana.
Sejak pertama kali aku bertemu dengannya memang aku memendam hasrat seksual kepadanya. Dihari itu mama Yuda memakai tanktop terusan rok ketat sebatas paha atas berwarna pink transparan membuat lekuk lekuk tubuh wanita dewasa kelihatan jelas. Dalam posisi duduk yang miring sambil merapatkan sepasang pahanya, tak mustahil memperlihatkan pemandangan indah dan memaksa mata nakalku singgah berkali kali di paha mulusnya.
Saat itu posisi duduk tante Nana berubah dari miring hingga berubah setengah bersila dengan kaki kiri kebawah terus kaki kanan menyilang lurus kesamping. Posisi itu malah menambah posisi roknya semakin naik sehingga paha bagian dalam terlihat samar samar. Hal itu cukup memecah konsentrasiku disela2 kami mengobrol. Terlihat tante Nana memakai celana dalam yang minim banget. Celana dalam model polos berwarna putih transparan berukuran kecil dengan tali pengikat di samping pinggangnya menampakkan kemulusan bagian dalam pangkal paha serta bulu halus hitam membuat mata nakalku tambah jelalatan. Tante Nana kemudian memintaku untuk membantunya mengganti lampu kamarnya yang putus.
Saat di dalam kamar suasana begitu gelap karena tak ada penerangan. Tanganku meraba raba mencari kursi untuk memanjat karena letak bohlamnya diatas. Tak sengaja tanganku menyentuh benda lunak yang begitu indah. Ternyata yang kuraba tadi gundukan dada tante Nana yang tak tertutup apapun selain kain tipis tanktop itu. Tak kusangka, tante Nana malah meletakkan tanganku di payudaranya. Tanganku tak beralih, malah tambah berani meremas-remas lembut bukit itu. Remasanku bertambah berani saat aku mendengar desahan desahan halus tante Nana.
“Ahh..Kriishh terruss.. enaak..”desahnya mengundang birahi. Tangan tante Nana tidak tinggal diam. Tangannya meraba raba punggung terus turun hingga sampai kepangkal pahaku. Disana dia menemukan barang keperkasaan milikku yang sudah tegang dari tadi.
“Agh..tante..mhh” aku tak dapat berkata apa apa sehingga tak sadar aku menurunkan tali pengikat tanktop di bahu tante Nana dan terus meremas bukit indah yang kelihatan masih kencang itu. Saat itu tante Nana sudah tidak peduli lagi siapa aku dan siapa dirinya. Dia langsung turun melepas remasanku untuk mencari kait celanaku dan kebetulan aku memakai celana model training sehingga memudahkan tante Nana melepaskan celanaku. Terlihatlah celana dalamku yang berwarna biru tua. Celana itu agak kecil hingga tak mampu menutupi semua senjataku sehingga nampaklah mengintip batang milikku yang tegang itu.
Tangan tante Nana langsung melorotkan lepas celana kecil itu kebawah hingga terlihatlah kerasnya kejantananku yang tegang sepenuhnya mengacung keras menampar pelan pipi tante Nana.
“Oh..Krish… besar… tante jadi pingin..” kata tante penuh nafsu sambil tangannya memegang penisku.
“Akhh.. tante.. mainin sesuka tante ajahhh.. sshh” kataku.
Tangan tante Nana memegang dan memasukannya kedalam mulutnya. Tante Nana langsung mengulum dan meremas sambil sesekali menggerakkan naik turun perlahan lahan batangku membuatku tak henti hentinya mendesah sambil sesekali tanganku meremas-remas payudara tante Nana.
“Aghh..tante teerruuss.. mhh” kataku menahan agar tidak sampai suaraku terdengar sampai depan. Hisapan, remasan dan kocokan tante Nana bertambah ganas seiring remasan di dadanya yang bertambah keras. Sampai suatu ketika aku menjerit menahan desah karena aku mau mencapai klimaks karena permainan tante Nana.
“Aghh..tante udahh… aku mau keluaarhh nihh..” jeritku tertahan. Tante Nana malah mempercepat kocokannya. Akhirnya..Crot..crot..crot.. “Mmmh….aah… shhh….” Desahku agak tertahan. Aku menembakkan spermaku di dalam mulut tante Nana dan tante Nana menelannya sampai bersih. Lalu tante Nana menghentikan kegiatannya pada batang milikku dan menjilati ujung kepala penisku. Saat tante Nana ingin melanjutkan permainannya, aku segera tersadar kalau kami sudah didalam terlalu lama.
“Udah tante, aku janji mau sama tante asal tante makai pakaian yang sexy seperti ini kalau ada aku”, pintaku.
“Ya udah deh, tapi janji lho” sahut tante Nana.
“Tante mana nih bohlamnya” aku meminta bohlam yang akan dibetulkan.
“ini nih”, kata tante Nana sambil memberikan bohlam itu. Saat itu tanktop tante Nana belum dibetulkan posisinya sehingga masih nampak bukit indahnya.
Saat selesai memperbaiki lampu kamar tante Nana, aku langsung memakai kembali celana dan celana dalamku. Kami berciuman tanda terima kasihku ke tante Nana karena telah memuaskanku. Aku yang berjiwa muda melumat habis bibir tebal tante Nana sehingga tante Nana kembali terangsang.
“Udah Krish, katanya udah.. ntar tante terangsang lagi lho”, katanya sambil melepas ciumanku.
“Maaf tante kebawa nafsu, kapan kapan dilanjutin lagi ya”, kataku sambil menenangkan diri.
“Ok Krish” jawab tante Nana. Lalu kami keluar. Saat kami sampai di ruang tamu, Sandi, Yuda dan adik adiknya ada didepan sedang main PS bersama sama.
Beberapa hari setelahnya, aku main lagi kesana. Kali itu aku hanya berniat bertemu Sandi. langsung mengajak Sandi ke serambi samping rumah Yuda buat mojok berduaan. Tak butuh waktu lama basa basi hingga kita saling bercumbu “Aaahh..” erangku keenakan saat kontolku diremas Sandi sehingga tak sadar tanganku memasukan tangan Sandi kedalam celanaku.
“Ndiii..kocokin…. Sshh… aahhh…. Sayanghh… yah.. mhh… enakkhhh” kataku sudah terangsang berat. Saat itu Sandi berkata “Kakh… celanamu ganggu nih…”.
Langsung aku menurunkan celana beserta celana dalamnya sekalian.
“Ayo Ndi… kocok yang cepat” kataku tak sabar. Buru buru Sandi mengocok batangku yang gede itu. Suasana serambi samping rumah Yuda memang mendukung untuk melakukan semua itu maka kami tidak takut akan ketahuan oleh tetangga yang lain. Aku yang sudah terangsang berat langsung meraba raba dada Sandi yang sudah mulai tumbuh payudara walau yang masih terbungkus kaos tipisnya.
“Achh... Kakhh… geli aakkhh” celetuk Sandi tapi tetap merasakan kenikmatannya. Tanganku langsung melepas kaos Sandi sekalian kaos singletnya hingga nampak olehku susu indah dengan puting kecil berwarna cokelat muda yang baru muncul. Aku terus meremas remasnya.
“Ndi.. toketmu nafsuin banget” kataku
“Mau nenen yah” sambungku tanpa menunggu persetujuan dan Sandipun langsung menyodorkan payudara imut miliknya.
“Ahh.. kakhhh…. enakhh banget.. Ahhh sayanghhh” kata Sandi meracau.
Tanganku yang bebas langsung menuju ke rok Sandi yang sebatas atas paha itu terus meraba raba pahanya. Tanganku terus meraba kian kedalam hingga tersentuh olehku celana dalamnya yang sudah basah oleh cairan kenikmatannya. Tak sabar tanganku pun menurunkan celana dalamnya hingga sampai mata kaki.
“lepas dong sayang” kataku. Saat itu dia memang menolak tetapi aku membujuk sambil sembari mengulum puting susunya hingga dia akhirnya mau juga dilepas celana dalamnya. Setelah terlepas tanganku meraba raba bibir memek Sandi yang basah sambil sesekali menusuk nusuk liang memeknya.
“Ndi… kamu cantik n sexy” kataku
“Mhh..terusshh kakhh..” desah Sandi sambil terus mengocokku.
“Iya Ndi.. kocok terus kontol aku sampai keluar sayang” kataku
Keadaan terus berlanjut hingga akhirnya aku setengah berteriak waktu aku Sandi makin cepat mengocok kontolku.. “Ndi…yaaaahhhhh….terusinnhhhh aaahhhhhh… aaaaaghhhhhhhhhh” Aku mencapai klimaksku. Tembakan spermaku mengenai roknya. Sesaat kemudian di rebah dipangkuanku, aku masih meraba raba memeknya.
“Ndi enak banget yang tadi, makasih ya sayang” kataku
“Enak yah kak, Aku juga seneng kok, sekarang main beneran yuk” dia memintaku.
“Iya mau” sahutku
“Sekarang isepin dulu ya, terus nanti aku gendong kamu pas aku udah keras lagi” aku mengajari.
“Gini ya kak? Mmhh…ehmmmhh,” tanyanya
“Iya masukin terus sayanghhh ssshhh” aku menikmatinya.
“.. mhh…cleepphh… hmmmhhhh” Sandi terus ngemut batang pelirku.
“Akhh.. mhh enhhakhh..” desahku keenakkan.
“terushh..”kataku. Tak lama batangku pun sudah keras kembali.
“Udah Ndi.. sekarang km naik kepahaku yah .. kalau berasa sakit tahan dikit” kataku sambil memangku Sandi. Dia terus naik kepangkuanku sementara aku menempatkan batang penisku tepat pada lubang memeknya.
“Tahan yah sayang” kataku sambil melumat bibirnya agar tidak menjerit..blesh kepala penisku memasuki memeknya. Dia langsung menjerit kecil.
“Akhh sakit”jeritnya.
“Tahan dikit yah sayang” kataku sambil menekan penisku lebih dalam.
“Mhh kakhh..”Sandi merintih sambil memegang tanganku. Saat penisku sudah ¾ masuk, aku menggoyangkan pinggulku pelan pelan hingga body Sandi ikut naik turun. Lama lama rintihannya berubah menjadi desahan.
“Kak enak terrushh” katanya
Tanpa disadari dia aku menekan kuat kuat pinggulnya kebawah sehingga kemaluanku masuk semua menerobos memeknya.
“Aaakkhhh.. Ssakithh.. Kakhh.. ssshhh” Sandi berteriak lalu menggigit bibir.
“Sabar ya sayang … tar juga ilang sakitnya kokhh” kataku bercampur desah. Saat Sandi tenang kembali, aku mengayun pantatku dari pelan naik turun hingga Sandi seperti naik kuda. Semakin lama semakin cepat dan keras.
“Kak enakhhh…. terrushh kakh” desahnya.
“Mhh.. enakhhh yaahh?? enakhh banget memekmu” kataku
Aku menyetubuhinya sambil berselonjor kaki, terus pinggulku kuhentak hentakkan keatas dengan pahaku. Walau aku lelah tetapi nikmat..Hingga Sandi memelukku erat erat tanda dia udah mau klimaks.
“Kakhh… aku mau keluarhh” jeritnya
“Iya aku juga …. sama sama yah” sahutku. Saat itu aku tidak tahan lagi lalu membalik dan menindih tubuh Sandi lalu menggenjot keras keras memeknya.
“Aaahhhh..... Kaakhh.. aku nggak tahhaanhh” Sandi menjerit
Hingga akhirnya..
“Kakhh…. Aaahhhhhh…Ooooohhhhh fuck!! Ehhmmmmhhhhh” Sandi menjerit. “Akh.....ahh…..Ndi.....sshh...... aaaaahhhhhhhh” desahku saat ejakulasi dan kami saling memeluk erat. Aku menembakkan spermaku yang kedua kali ini tanpa melepas kontolku dari dalam memek Sandi dan memeknya mengguyur kontolku dengan air maninya.
Malam percintaan yang cukup panas kami rasakan dihari itu. Tak sadar kami bercumbu diluar rumah orang lain hingga tidak begitu peduli apakah ada yang melihat atau tidak.
Edited up to 70%
Keep crot
Perkenalkan, namaku Krisna. Aku sekolah di sebuah SMU di Kaltim. Aku punya cewek yang bernama Sandi dan dia satu sekolah denganku. Cerita ini adalah pengalamanku yang nyata dan sangat berarti. Awal ceritanya begini:
Saat itu aku pergi berkunjung kerumah teman SMP ku Yuda. Di depan rumah Yuda aku disambut oleh adik adik kecil Yuda. Saat itu Yuda baru selesai ngasih makan ayam peliharaannya. Aku kemudian diperkenalkan dengan seorang tetangganya, cewek imut dan cantik bernama Sandi yang ternyata adalah juniorku sendiri. Aku, Yuda dan Sandi lalu bersenda gurau di serambi samping rumahnya. Ternyata Sandi selain berkegiatan rutin sekolah, dia juga mengikuti kegiatan pelatihan model disalah satu agensi dikota kami. Saat itu aku memang tidak ada perasaan apapun terhadap Sandi, tapi lama kelamaan..
Besoknya lagi aku tak bosan bosan kerumah Yuda, karena sekalian bertemu tetangganya, Sandi. Sejak saat itu terbit harapan dihatiku untuk mendapatkan hati Sandi. Suatu saat Sandi sakit dikarenakan terlalu lelah, dia mengikuti acara Fashion Show. Ini kemudian menjadi awal dari segalanya. Kesibukannya sebagai siswi dan juga model pemula memang menuntut fisik yang lumayan. Terkadang malam hari berangkat ke Fashion Show naik mobil bersama teman temannya dimana harus berdesak desakan di dalam mobil hingga selepas pulangnya sangat lelah dan membuatnya kurang istirahat.
Pagi-pagi aku menelepon Sandi untuk memberi semangat agar cepat fit dan bisa beraktifitas kembali. Semakin hari aku semakin intens memberikan perhatian ke Sandi. Lalu kita pun semakin dekat dan akhirnya kita komit buat pacaran. Di suatu senja di malam minggu, Sandi menungguku dirumah Yuda. Waktu aku menemuinya di serambi samping rumah Yuda, dia menangis dan berkata dia ada masalah sama teman dekatnya. Dia curhat berat sama aku. Beberapa saat kemudian, Sandi sudah mulai tenang dan kita memasuki rumah Yuda. Kita disambut oleh mama Yuda yang memang super sexy, tante Nana.
Sejak pertama kali aku bertemu dengannya memang aku memendam hasrat seksual kepadanya. Dihari itu mama Yuda memakai tanktop terusan rok ketat sebatas paha atas berwarna pink transparan membuat lekuk lekuk tubuh wanita dewasa kelihatan jelas. Dalam posisi duduk yang miring sambil merapatkan sepasang pahanya, tak mustahil memperlihatkan pemandangan indah dan memaksa mata nakalku singgah berkali kali di paha mulusnya.
Saat itu posisi duduk tante Nana berubah dari miring hingga berubah setengah bersila dengan kaki kiri kebawah terus kaki kanan menyilang lurus kesamping. Posisi itu malah menambah posisi roknya semakin naik sehingga paha bagian dalam terlihat samar samar. Hal itu cukup memecah konsentrasiku disela2 kami mengobrol. Terlihat tante Nana memakai celana dalam yang minim banget. Celana dalam model polos berwarna putih transparan berukuran kecil dengan tali pengikat di samping pinggangnya menampakkan kemulusan bagian dalam pangkal paha serta bulu halus hitam membuat mata nakalku tambah jelalatan. Tante Nana kemudian memintaku untuk membantunya mengganti lampu kamarnya yang putus.
Saat di dalam kamar suasana begitu gelap karena tak ada penerangan. Tanganku meraba raba mencari kursi untuk memanjat karena letak bohlamnya diatas. Tak sengaja tanganku menyentuh benda lunak yang begitu indah. Ternyata yang kuraba tadi gundukan dada tante Nana yang tak tertutup apapun selain kain tipis tanktop itu. Tak kusangka, tante Nana malah meletakkan tanganku di payudaranya. Tanganku tak beralih, malah tambah berani meremas-remas lembut bukit itu. Remasanku bertambah berani saat aku mendengar desahan desahan halus tante Nana.
“Ahh..Kriishh terruss.. enaak..”desahnya mengundang birahi. Tangan tante Nana tidak tinggal diam. Tangannya meraba raba punggung terus turun hingga sampai kepangkal pahaku. Disana dia menemukan barang keperkasaan milikku yang sudah tegang dari tadi.
“Agh..tante..mhh” aku tak dapat berkata apa apa sehingga tak sadar aku menurunkan tali pengikat tanktop di bahu tante Nana dan terus meremas bukit indah yang kelihatan masih kencang itu. Saat itu tante Nana sudah tidak peduli lagi siapa aku dan siapa dirinya. Dia langsung turun melepas remasanku untuk mencari kait celanaku dan kebetulan aku memakai celana model training sehingga memudahkan tante Nana melepaskan celanaku. Terlihatlah celana dalamku yang berwarna biru tua. Celana itu agak kecil hingga tak mampu menutupi semua senjataku sehingga nampaklah mengintip batang milikku yang tegang itu.
Tangan tante Nana langsung melorotkan lepas celana kecil itu kebawah hingga terlihatlah kerasnya kejantananku yang tegang sepenuhnya mengacung keras menampar pelan pipi tante Nana.
“Oh..Krish… besar… tante jadi pingin..” kata tante penuh nafsu sambil tangannya memegang penisku.
“Akhh.. tante.. mainin sesuka tante ajahhh.. sshh” kataku.
Tangan tante Nana memegang dan memasukannya kedalam mulutnya. Tante Nana langsung mengulum dan meremas sambil sesekali menggerakkan naik turun perlahan lahan batangku membuatku tak henti hentinya mendesah sambil sesekali tanganku meremas-remas payudara tante Nana.
“Aghh..tante teerruuss.. mhh” kataku menahan agar tidak sampai suaraku terdengar sampai depan. Hisapan, remasan dan kocokan tante Nana bertambah ganas seiring remasan di dadanya yang bertambah keras. Sampai suatu ketika aku menjerit menahan desah karena aku mau mencapai klimaks karena permainan tante Nana.
“Aghh..tante udahh… aku mau keluaarhh nihh..” jeritku tertahan. Tante Nana malah mempercepat kocokannya. Akhirnya..Crot..crot..crot.. “Mmmh….aah… shhh….” Desahku agak tertahan. Aku menembakkan spermaku di dalam mulut tante Nana dan tante Nana menelannya sampai bersih. Lalu tante Nana menghentikan kegiatannya pada batang milikku dan menjilati ujung kepala penisku. Saat tante Nana ingin melanjutkan permainannya, aku segera tersadar kalau kami sudah didalam terlalu lama.
“Udah tante, aku janji mau sama tante asal tante makai pakaian yang sexy seperti ini kalau ada aku”, pintaku.
“Ya udah deh, tapi janji lho” sahut tante Nana.
“Tante mana nih bohlamnya” aku meminta bohlam yang akan dibetulkan.
“ini nih”, kata tante Nana sambil memberikan bohlam itu. Saat itu tanktop tante Nana belum dibetulkan posisinya sehingga masih nampak bukit indahnya.
Saat selesai memperbaiki lampu kamar tante Nana, aku langsung memakai kembali celana dan celana dalamku. Kami berciuman tanda terima kasihku ke tante Nana karena telah memuaskanku. Aku yang berjiwa muda melumat habis bibir tebal tante Nana sehingga tante Nana kembali terangsang.
“Udah Krish, katanya udah.. ntar tante terangsang lagi lho”, katanya sambil melepas ciumanku.
“Maaf tante kebawa nafsu, kapan kapan dilanjutin lagi ya”, kataku sambil menenangkan diri.
“Ok Krish” jawab tante Nana. Lalu kami keluar. Saat kami sampai di ruang tamu, Sandi, Yuda dan adik adiknya ada didepan sedang main PS bersama sama.
Beberapa hari setelahnya, aku main lagi kesana. Kali itu aku hanya berniat bertemu Sandi. langsung mengajak Sandi ke serambi samping rumah Yuda buat mojok berduaan. Tak butuh waktu lama basa basi hingga kita saling bercumbu “Aaahh..” erangku keenakan saat kontolku diremas Sandi sehingga tak sadar tanganku memasukan tangan Sandi kedalam celanaku.
“Ndiii..kocokin…. Sshh… aahhh…. Sayanghh… yah.. mhh… enakkhhh” kataku sudah terangsang berat. Saat itu Sandi berkata “Kakh… celanamu ganggu nih…”.
Langsung aku menurunkan celana beserta celana dalamnya sekalian.
“Ayo Ndi… kocok yang cepat” kataku tak sabar. Buru buru Sandi mengocok batangku yang gede itu. Suasana serambi samping rumah Yuda memang mendukung untuk melakukan semua itu maka kami tidak takut akan ketahuan oleh tetangga yang lain. Aku yang sudah terangsang berat langsung meraba raba dada Sandi yang sudah mulai tumbuh payudara walau yang masih terbungkus kaos tipisnya.
“Achh... Kakhh… geli aakkhh” celetuk Sandi tapi tetap merasakan kenikmatannya. Tanganku langsung melepas kaos Sandi sekalian kaos singletnya hingga nampak olehku susu indah dengan puting kecil berwarna cokelat muda yang baru muncul. Aku terus meremas remasnya.
“Ndi.. toketmu nafsuin banget” kataku
“Mau nenen yah” sambungku tanpa menunggu persetujuan dan Sandipun langsung menyodorkan payudara imut miliknya.
“Ahh.. kakhhh…. enakhh banget.. Ahhh sayanghhh” kata Sandi meracau.
Tanganku yang bebas langsung menuju ke rok Sandi yang sebatas atas paha itu terus meraba raba pahanya. Tanganku terus meraba kian kedalam hingga tersentuh olehku celana dalamnya yang sudah basah oleh cairan kenikmatannya. Tak sabar tanganku pun menurunkan celana dalamnya hingga sampai mata kaki.
“lepas dong sayang” kataku. Saat itu dia memang menolak tetapi aku membujuk sambil sembari mengulum puting susunya hingga dia akhirnya mau juga dilepas celana dalamnya. Setelah terlepas tanganku meraba raba bibir memek Sandi yang basah sambil sesekali menusuk nusuk liang memeknya.
“Ndi… kamu cantik n sexy” kataku
“Mhh..terusshh kakhh..” desah Sandi sambil terus mengocokku.
“Iya Ndi.. kocok terus kontol aku sampai keluar sayang” kataku
Keadaan terus berlanjut hingga akhirnya aku setengah berteriak waktu aku Sandi makin cepat mengocok kontolku.. “Ndi…yaaaahhhhh….terusinnhhhh aaahhhhhh… aaaaaghhhhhhhhhh” Aku mencapai klimaksku. Tembakan spermaku mengenai roknya. Sesaat kemudian di rebah dipangkuanku, aku masih meraba raba memeknya.
“Ndi enak banget yang tadi, makasih ya sayang” kataku
“Enak yah kak, Aku juga seneng kok, sekarang main beneran yuk” dia memintaku.
“Iya mau” sahutku
“Sekarang isepin dulu ya, terus nanti aku gendong kamu pas aku udah keras lagi” aku mengajari.
“Gini ya kak? Mmhh…ehmmmhh,” tanyanya
“Iya masukin terus sayanghhh ssshhh” aku menikmatinya.
“.. mhh…cleepphh… hmmmhhhh” Sandi terus ngemut batang pelirku.
“Akhh.. mhh enhhakhh..” desahku keenakkan.
“terushh..”kataku. Tak lama batangku pun sudah keras kembali.
“Udah Ndi.. sekarang km naik kepahaku yah .. kalau berasa sakit tahan dikit” kataku sambil memangku Sandi. Dia terus naik kepangkuanku sementara aku menempatkan batang penisku tepat pada lubang memeknya.
“Tahan yah sayang” kataku sambil melumat bibirnya agar tidak menjerit..blesh kepala penisku memasuki memeknya. Dia langsung menjerit kecil.
“Akhh sakit”jeritnya.
“Tahan dikit yah sayang” kataku sambil menekan penisku lebih dalam.
“Mhh kakhh..”Sandi merintih sambil memegang tanganku. Saat penisku sudah ¾ masuk, aku menggoyangkan pinggulku pelan pelan hingga body Sandi ikut naik turun. Lama lama rintihannya berubah menjadi desahan.
“Kak enak terrushh” katanya
Tanpa disadari dia aku menekan kuat kuat pinggulnya kebawah sehingga kemaluanku masuk semua menerobos memeknya.
“Aaakkhhh.. Ssakithh.. Kakhh.. ssshhh” Sandi berteriak lalu menggigit bibir.
“Sabar ya sayang … tar juga ilang sakitnya kokhh” kataku bercampur desah. Saat Sandi tenang kembali, aku mengayun pantatku dari pelan naik turun hingga Sandi seperti naik kuda. Semakin lama semakin cepat dan keras.
“Kak enakhhh…. terrushh kakh” desahnya.
“Mhh.. enakhhh yaahh?? enakhh banget memekmu” kataku
Aku menyetubuhinya sambil berselonjor kaki, terus pinggulku kuhentak hentakkan keatas dengan pahaku. Walau aku lelah tetapi nikmat..Hingga Sandi memelukku erat erat tanda dia udah mau klimaks.
“Kakhh… aku mau keluarhh” jeritnya
“Iya aku juga …. sama sama yah” sahutku. Saat itu aku tidak tahan lagi lalu membalik dan menindih tubuh Sandi lalu menggenjot keras keras memeknya.
“Aaahhhh..... Kaakhh.. aku nggak tahhaanhh” Sandi menjerit
Hingga akhirnya..
“Kakhh…. Aaahhhhhh…Ooooohhhhh fuck!! Ehhmmmmhhhhh” Sandi menjerit. “Akh.....ahh…..Ndi.....sshh...... aaaaahhhhhhhh” desahku saat ejakulasi dan kami saling memeluk erat. Aku menembakkan spermaku yang kedua kali ini tanpa melepas kontolku dari dalam memek Sandi dan memeknya mengguyur kontolku dengan air maninya.
Malam percintaan yang cukup panas kami rasakan dihari itu. Tak sadar kami bercumbu diluar rumah orang lain hingga tidak begitu peduli apakah ada yang melihat atau tidak.