#bagian 2
Kesuksesanku memperdaya ustadzah Ummi memberikan harapan baru bagi kebiasaan dan kebutuhan birahiku yang sempat terganggu oleh ketatnya peraturan Pesantren. Namun rupanya itu sangat memukul jiwa Ummi yang berubah menjadi pendiam dan juga lebih sering melamun, mungkin beban bersalah dan juga sesal bersemayam dihatinya. Hampir selama dua minggu lamanya, tidak sekalipun aku melihatnya apalagi berbincang atau mengulang ungkapan sayang yang pernah membuat kami melayang. Terpaksa aku hanya bisa bercoli dikamar mandi untuk melampiaskan nafsuku sambil mengingat dan membayang memori saat bersamanya. Sialnya, semakin aku bercoli semakin deras aliran birahi yang memenuhi diri dan semakin deras pula keinginan untuk mengulangnya kembali.
Pernah aku mencoba berusaha mengalihkan perhatianku pada wanita lain, tetapi pada siapa aku tidak tahu jawabnya karena di asrama putra hanya ada lelaki saja. hingga tiba waktunya giliranku untuk mencari kayu bakar, satu tugas yang sebenarnya berat namun aku impikan karena hanya pada saat itulah aku bisa keluar pondok meski hanya ditengah hutan. Bersama kelima teman, aku menyusuri lebatnya hutan hanya untuk mencari dahan dan ranting yang kering. Dan demi alasan mempercepat tugas, kamipun bersepakat untuk berpencar dan berjanji untuk berkumpul dua jam kemudian. Dari beberapa arah pilihan, aku memilih kearah selatan yang seingatku menuju kawasan ladang para pesanggem (petani hutan) dengan harapan bertemu seseorang.
Dugaanku benar, beberapa saat kemudian aku bertemu dengan seseorang yang bernama Pak Narto yang saat itu sedang memanen jagung. Sejenak kami berbasa-basi mengobrol sebelum akhirnya berbuah kesepakatan bahwa dia akan mencarikan aku kayu bakar dengan imbalan uang 50 ribu rupiah. DEAL, dan akupun dipersilahkan untuk menunggu sekaligus beristirahat disebuah gubug kecil yang sejuk nan asri. Lumayanlah bisa tiduran santai dengan angina sepoi-sepoi, gumamku dalam hati sambil tertawa licik membayangkan kelima temanku yang masih mencari kayu bakar. Pucuk dicinta ulampun tiba, sesosok wanita tiba-tiba datang menuju gubug dengan membawa sebuah tas plastic yang berisi air minum dan juga makanan. Ternyata dia adalah Zaenab (35 tahun) yang merupakan isteri Pak Narto, wajahnya cukup lumayan segar dan alami khas wanita dusun yang jarang terjamah kosmetik.
maaf Bu
Pak Narto sedang membantu aku mencari kayu bakar, aku disuruh menunggu disini! Kataku
kamu santri Pesantren *** yah? Tanya Zaenab yang aku jawab anggukan kepala
pasti kamu bayar mahal ya, tumben-tumbenya dia mau mencari kayu bakar! Katanya
enggak kok, Cuma 50ribu aja! Jawabku sungkan
itu kebanyakan Mas, 50ribu itu dapatnya 5 pikul. Jawabnya
Obrolanpun terus berlanjut dengan ditemani segelas teh dan juga singkong rebus, membuat suasana semakin terasa akrab. Saat itulah aku tanpa sengaja melihat belahan dadanya sedikit terbuka dibagian atasnya, membuat naluri kelelakianku bangkit. Sialan
gumamku dalam hasi penuh sesal dan juga kesal karena tidak membawa obat perangsang! Keterbatasan waktu dan kebesaran nafsu membuatku mau tidak mau harus mencoba mendekatinya, dengan merayu dan iming-iming uang tentunya. Pertama yang aku lakukan adalah mengaku sebagai seorang duda yang baru saja bercerai dan sedang mencari wanita desa untuk aku peristri. Awalnya dia tidak mempercayai pengakuanku karena aku memang berwajah imut nan terkesan belia. Namun begitu aku bilang merindukan kehangatan ranjang, keraguanya berganti risih dan sedikit malu karena aku memang orang baru baginya.
ini Bu
uang yang aku punya tinggal 350ribu
bisa minta tolong gak? Kataku memelas
tolong apa Mas?? Tanya Zaenab bingung
Maaf sebelumnya
aku tidak bermaksud untuk menyinggung Ibu
tapi
tapi kalau mungkin ada wanita yang mau aku membantuku
anu
mmmm
kataku tidak kulanjutkan
Mas
ini dusun kecil, aman ada begituan?? Wanita dusun itu tidak ada yang cantik, kusut dan tidak ada yang montok! Jawabnya
tapi
menurutku Ibu itu cantik, alami dan
kataku sambil menggenggam tanganya
halaahhh
jangan bohong Mas
katanya menyela
aku jujur Bu
Ibu cantik dan aku suka pada Ibu
kataku sambil menggenggam tanganya, menahan agar tidak menjauh dariku
Seperti ulat bulu, Bu Zaenah tampak menunduk malu dengan gerakan tubuh yang melenggak lenggok tersipu oleh rayuanku. Sejatinya penilainku tidak murni karena nafsu, wajahnya memang cantik alami, begitu juga dengan toketnya yang besar nan padat. Diam berarti mau! Dengan segera aku mengarahkan kedua tanganya menuju selangkanganku dan tanpa basa-basi langsung melumat bibirnya yang tebal nan merekah.
aaaahhhh
jangan Mas
katanya sambil mendorong tubuhku
mmm
maaf Bu
aku..aku fikir Ibu mau membantuku
kataku menahan malu
iya
maksudku jangan disini Mas, lebih aman di kali (sungai) saja! jawabnya tak kalah mengejutkan
ooohhh
iya
iya
ayo buruan, keburu ada yang datang! Kataku
Dengan langkah cepat kami menuju ke sebuah sungai kecil yang berjarak 300an meter dari gubug itu dan langsung melucuti semua pakaian dengan tanpa sisa. Hemmmm
mulus juga tubuhnya, padat dan berisi! Gumamku mendapati tubuh Zaenab yang berkulit kuning langsat tanpa sehelai benang yang menutupinya. Sluuuurrrppp
sluuuuuuurrrppp
aku langsung mengenyot putingnya yang besar nan panjang, menghisapnya dengan kuat sambil memainkan memeknya yang dipenuhi jembut. Posisinya yang terlentang diatas sebuah batu lapang membuatku dengan mudah mengeksploitasi setiap jengkal tubuhnya. Mulai dari leher, dada, perut, memek dan juga paha tidak luput dari ciumanku sehingga membuatnya cukup nyaman.
Auuuwwhhhhh
mmmm
nafsu banget Mas? Katanya sambil merem melek
kamu montok banget! Jawabku sambil mencubit pantatnya
masukin aja Mas
keburu Kang Narto balik. Katanya mengingatkan
Tanpa kata aku menjawabnya dengan bergegas menusukan kontolku kedalam memeknya yang basah oleh lendir dan juga air sungai. BLESSSSSSSSSSS
OOOUUUGGHHH
sangat kesed dan empuknya sangat menghimpit, gumamku sambil menikmati kedut dan denyut kontolku yang terjepit dinding memeknya. Perlahan aku memaju-mundurkan kontolku berirama, sambil membelai jembutnya yang lebat nan lembut. Terus dan terus, hingga tanpa terasa kocokan kontolku semakin cepat seiring dengan licinya memek Zaenab.
kamu apain sih Mas, rasanya
mmmm
aaahhh
seperti ditusuk-tusuk jarum! Rengeknya
enak kan? Tanyaku yang langsung dia jawab dengan anggukan
Bercinta dialam terbuka benar-benar sangat menegangkan, terlebih lagi harus tetap waspada agar tidak ketahuan Pak Narto. Benar-benar memacu adrenalin! Sayang kondisi sungai kurang mendukung untuk bermacam-macam gaya sehingga monoton dengan gaya konvensional saja. namun itu tidak mengurangi nikmatnya, terlebih bagi diriku yang sedang dilandai badai birahi danb butuh tempat pelampiasan. PLAK
PLAK
PLAAAAAAKKKKK
benturan pahaku di pantatnya semakin membuat keadaanya semakin seru, membuat sensasi tersendiri bagi kepuasan diri. Namun entah mengapa staminaku sedikit kedodoran melawan jepitan memek Zaenab, hingga hanya dalam 20 menitan kontolku keok dibuatnya. Ujung kontolku bergetar hebat mengikuti gerakan tubuh Zaenab yang bergidik dan meliuk menahan geli dan nikmat yang aku berikan.
aaaaaahhhh
aku hampir keluarrrrr
rengekku sambil merem melek
iyaaahh
keluarin aja Mas, aku sudah steril kok! jawabnya
AAAAAAAAAAARRRGGGHHHH
teriakku sambil meremas kedua toketnya dengan kuat
CROOOOOOOOTTT
CROOT
CROOOTTT
spermaku menyemprot hebat di dalam memeknya yang ternyata juga menyemburkan lendir. Aaaaauuuwhhh
hebatnya Zaenab langsung bangkit dan mencabut kontolku dari dalam memeknya untuk kemudian mengulum dan menghisap kontolku dengan kuatnya. Sluuuurrppp
ah
ahhhh
mmmm
gumamnya memainkan lidahnya disekujur kontolku hingga benar-benar bersih dari sperma. Tidak ada waktu yang terbuang, sesaat setelah itu Zaenab langsung mengajak aku berendam di sungai, memandikan aku dengan penuh kelembutan.
Beruntung saat kami kembali ke gubug kondisinya masih aman karena Pak Narto baru datang beberapa saat kemudian tepat disaat aku sedang menikmati singkong rebus dibawah pohon jati. Karena hari sudah menjelang sore, akupun langsung bergegas menuju tempat yang telah kami sepakati untuk berkumpul dan ternyata akulah satu-satunya santri yang mampu mencari kayu bakar kering dan terbanyak.
capek banget, tolong bawain yah
aku sudah gak sanggup memikulnya! Kataku dengan sok
iya-iyaaa
tumben banget kamu pinter? Celetuk salah satu temanku
Dasar bego, aku capek bukan karena mencari kayu bakar tapi gara-gara ngentotin bokong semok Zaenab, kataku dalam hati. keberuntunganku belum berakhir, sesampai di Pesantren aku mendapat banyak sanjungan karena teman-temanku berkata jujur bahwa sebagian kayu bakar itu adalah hasil kerjaku. Pujian juga keluar dari Abah Anwar yang memandang aku sudah mulai membaik, baik sikap, sifat dan juga tanggung jawabku padahal yang terjadi justru aku semakin tidak dapat menahan birahi. Dasar aki-aki begok, isteri mudamu telah aku entot! Kataku dalam hati penuh bangga.
eeh
Rif
kamu bisa membawa mobil kan? Tanya Abah Anwar
bisa Abah
emang kenapa? Tanyaku
buruan mandi dan anterin rombongan khadrah ke ***! Perintahnya
emang Pak Rawi (sopir) kemana Bah? Tanyaku
Pak Rawi sakit gigi, buruan mandi dan jangan bertanya lagi. Katanya tegas mengusir
YESSSS! Bisa cuci mata dengan para santriwati nih, teriakku dalam hati sambil berlari menuju kamar mandi. Dengan pakaian rapi dan semprotan minyak wangi aku berjalan PeDe menuju wisma putri, menghampiri Ummi yang memang sudah sangat kurindukan. Tak lupa, aku membawa obat perangsang untuk berjaga-jaga jikalau ada rejeki menghampiri. Meski tidak menyukai kehadiranku, namun Ummi berusaha bersikap wajar karena tidak mau ketahuan para santriwati dan juga Abah Anwar yang sedang mengawasi persiapan kami. Hari yang hebat bagiku, peluangku semakin menjanjikan ketika mendengar bahwa Abah Anwar tidak turut mendampingi kami mengikuti lomba music Isla*mi di aula kantor Pemkab. Itu artinya, kesempatanku mendekati Ustadzah Ummi terbuka lebar, selebar bentangan kakinya membuka memek. Hehehehe
Mobil minibus yang normalnya berkursi 16 harus memuat 23 orang, belum lagi rebana dan alat music lainya, membuat kondisi dalam minibus menjadi penuh sesak. Hal itu mau tidak mau membuat Ummi yang duduk dikursi depan harus menempel didekatku dan bahkan memaksa posisi duduknya harus mengakahi tongkat tuas presneling agar tidak miring serta nyaman. Tenu pada awalnya Ummi tidak mau melakukanya, namun begitu diarahkan suaminya diapun menurut.
udah duduk aja begitu daripada pingganggmu sakit duduk miring! Nak Arif tidak apa-apa kok, dia kan santri kita sendiri. Celetuk Abah (Haji) Anwar mengatur duduk Ummi
iya Ummi, bagaimana nyamanya aja
keadaanya memang begini. Kataku
bener tuh Arif, ini juga perjuangan
semoga kalian menang! Kata Abah Anwar
Am*n
sahut para santriwati
Tentu aku tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, begitu mobil mulai melaju sesekali aku sengaja menyentuh paha Ummi dengan ujung jariku hingga membuatnya sangat gelisah. Tentu Ummi tidak dapat berkomentar banyak apalagi memaki aku, karena hal itu pasti akan di dengar para santriwati. Melewati kawasan hutan yang gelap membuat kondisi dalam mobil semakin gelap, saat itulah tanganku semakin berani untuk meraba paha Ummi secara langsung dan bahkan beberapa kali mampu menembus pertahananya serta menyentuh selangkanganya.
tolong beritahu para santriwati agar lebih tenang dan tidak banyak bergerak, karena bisa membuat kendaraan menjadi oleng! Kataku pada Ummi yang sejatinya aku tujukan kepadanya agar tidak bergerak (menolak) saat tanganku menjamahnya
anak-anak tolong tenang dan sabar, jangan bercanda dan banyak bergerak
sopirnya belum begitu handal jadi lebih baik kalian berdoa semoga selamat sampai tujuan! Katanya meledek gaya ngedrive ku yang memang sengaja aku buat tidak nyaman agar dan mengerem mendadak agar Ummi terdorong maju mendekati tanganku. Usahaku cukup sukses, perlahan namun pasti tanganku bisa mengelus dan menggaruk selangkanganya hingga membuat baju tipisnya basah oleh lendir. Tampak sekali raut kemarahan dan juga kegelisahan di wajah cantiknya, mungkin rasa nikmat dan geli sedang bertarung melawan harga diri dan juga ketakutan akan ketahuan.
Sesampai di tempat tujuan aku sengaja menginjak sandalnya agar Ummi turun paling belakang sehingga ada kesempatan bagiku untuk sekedar membicarakan masalah pribadi. Dan begitu semua turun, tanpa aku duga tanganya menampar keras pipi kiriku disertai dengan umpatan kasar dan sumpah serapah.
dasar laknat, aku bersumpah akan membuatmu menyesal. Katanya sebelum turun
Terkejut dan juga sedikit takut, aku memilih diam saja tidak meladeni ocehanya karena takut emosinya akan menjadi dan benar-benar membuatku celaka. Beruntung otakku terbiasa berfikir cerdik nan licik sehingga mampu menemukan jalan keluar menuju sebuah kemenangan. Ketika semua santriwati melakukan persiapan untuk tampil, aku menarik paksa Ummi dan mengajaknya menuju parkiran.
jangan sentuh-sentuh aku lagi, atau aku akan meneriakimu pemerkosa
biar mampus kamu dikeroyok massa! Ancamnya
dan ingat, sekali lagi kamu kurang ajar aku akan mengadu pada Abah. Lanjutnya
Ummi sayang
apa iya aku sebodoh itu?? apa mungkin aku berani melakukan itu tanpa persiapan? Asal tahu aja
tanpa sepengetahuan Ummi, aku merekam semuanya
bagaimana Ummi mendesah penuh nikmat, bergoyang dan merengek memohon aku cumbu?? Tidak ada paksaan atau pemerkosaan! Kataku yang langsung membuat wajahnya pucat
sekali video itu aku unggah di yout*be
.maka semua akan tahu, Abah akan menceraikanmu dan seisi Pesantren akan melaknat kamu sebagai wanita jalang! Kataku mengancam
kamu
kamu jahat
kamu sengaja melakukan semua ini padaku?? Pekiknya tertahan
Dengan cuek dan tanpa menanggapi perkataanya, aku memilih berjalan menuju mobil sambil tertawa di dalam hati karena sebenarnya aku tidak pernah merekam aksi itu. seperti yang kuharap, diapun merengek dan memohon ampunanku sambil berjalan membuntuti aku menuju mobil. bahkan diapun masuk mobil mengikuti aku yang duduk di kursi tengah yang lapang. Dengan penuh kemenangan aku terus mendikte pikiran dan juga hatinya hingga benar-benar membuatnya meneyerah dan pasrah.
sebenarnya apa yang kamu inginkan dariku? Cepat katakan dan segera hapus video itu. katanya
itu pertanyaan bagus, aku mau Ummi menurut
hanya itu, gampang kan?? Kataku
menurut?? Menurut bagaimana lagi? Tanya Ummi penasaran
sssttt
jangan banyak Tanya
sekarang waktunya kita bercinta! Kataku
Tanpa menunggu jawaban darinya, aku langsung mengarahkan tanganya menuju selangkanganku dimana kontolku sudah mengeras hebat karena pengaruh obat kuat yang aku minum. Meski memejam dan berlinang airmata, Ummi mengikuti perintahku dan mulai mengelus kontolku dengan lembut sambil sesekali mengocoknya. Aaahhhh
enaknya
. Bisikku lirih di telinganya! Tanpa sungkan aku langsung menjamah toketnya yang kenyal dan besar, aku remas, aku peras dan aku mainkan sesuka hatiku.
harusnya Ummi bersyukur, mendapatkan cinta dari berondong cakep seperti aku! Bisikku
sama aja kok, sekali
dua kali atau berkali-kali
sekali selingkuh tetap selingkuh
kataku
lagian tidak ada gunanya kamu menolak atau mengelak, hasilnya tetap aku yang menag
Ustadzah itu mengajar santri, bukan malah menggoda dan memancing nafsunya! Kataku
sudah jangan katakana apa-apalagi, bukanya aku sudah menuruti kemauan kamu? jawabnya
ustadzah pinter
aku makin cinta kamu sayaaang
kataku sambil memagut bibirnya
Emuah
emuah
puas melumat bibirnya, aku langsung mengarahkan mulutnya ke selangkanganku dan menjejalkan kontolku di dalamnya. Sluuuuurrrppp
sluuuuurrrppp
huuuggg
jejalan kontolku yang dalam hingga tenggorokan membuatnya susah bernafas dan hampir membuatnya muntah. Aaahhh
air ludah Ummi mulai mengental dan itu membuat laju kontolku semakin berasa nikmat, licin nan hangat. Hlebbb..hleeebbb,
aku terus mengangguk-anggukan kepalanya naik turun mengulum kontolku tanpa memperdulikan derai airmatanya yang terus mengucur.
bagaimana, enak kan?? Bisikku menggodanya
sekarang duduk yang benar dan buka pahamu! Perintahku
Dengan segera dia memposisikan diri duduk bersandar di jok tengah yang sedikit dia rebahkan sambil memelorotkan celana dan juga mengangkat jubahnya untuk menyajikan memeknya kepadaku. Hemmm
sluuuuuuuuurrrppp
emuah
emuah
emuah
aku langsung menyerang memeknya dengan ciuman dan juga jilatan, meski masih terbungkus oleh rapatnya CD. Hal itu sengaja aku lakukan agar memberikan sensasi berbeda bagi memeknya, dengan begitu jilatanku semakin terasa lembut dan samar-samar menyentuh bibir memeknya sehingga menimbulkan geli yang teramat sangat. Ummi langsung menggelepar hebat sambil menggumam tidak menentu menahan sapu tangan agar tetap tersumpal di mulutnya.
Aksiku mempermainkan birahinya berlanjut, tidak cukup dengan lidah, bibir dan jari saja, aku menggunakan bulu ekor sapi (gantungan kunci) untuk menggelitik memeknya. Bedanya, aku melepas terlebih dahulu CDnya agar bulu-bulu kasar itu menusuk-nusuk langsung ke kulit memeknya yang lembut nan sensitive. MMMMMMMMMM
. Gumamnya panjang melukis betapa hebat rangsangan yang berhasil aku berikan kepadanya. Hanya dalam hitungan menit diapun bermandikan keringat nikmat, menggeliat dan seperti hendak meloncat bersama dengan semburan deras yang keluar dari memeknya. Bukan lendir dan bukan pula air kencing, semburan itu sangat bening dan hangat namun cukup licin dan deras. Karena penasaran dan juga terkejut akupun memeriksanya dan kembali menggunakan mulut untuk menjamahnya. Criiiiiittt
lagi-lagi memeknya menyembur kecil, namun yang kedua itu cukup sedikit sehingga hanya memercik sedikit di wajahku.
udaaahhhh
ampuuuunnn
aku menyerah
aku gak sanggup lagi. Rengeknya
maaf Ummi sayang, aku belum puas dan aku ingin mengulanginya lagi. Kataku menggodanya
ayolah Rif
jangan siksa Ummi begini
ampuuuunnn
rengeknya
ayooo buruan masukin
aku gak kuat
rengeknya sambil menggaruk-garuk memeknya
ingat baik-baik
aku gak maksa
ini kamu yang meminta kan? Tanyaku yang dijawab anggukan
BLESSSSSSSSSSSSSSSSS
. Dengan sekali tusuk kontolku berhasil merangsek masuk dan langsung mengaduk-aduk dalam memeknya dengan cepat dan kuat. Terus dan terus hingga tanpa sadar membuat mobilnya bergoyang. Aku sempat panik ketika alarm sebelah mobilku menyala bertalu-talu hingga sempat diperiksa tukang parkir. Beruntung tukang parkir itu hanya melihat dan menyoroti dengan lampu senter dari kejauhan sehingga tidak mengetahui keberadaan kami di dalam mobil. takut kemblai terulang, kamipun berganti posisi dimana aku duduk bersandar dikursi sementara Ummi duduk dipangkuanku dan menggoyang maju mundur sambil berciuman hebat.
enak kan? Tanyaku yang lagi-lagi dijawab anggukan
ngapain nunggu dipaksa segala?? Tanyaku
udah jangan Tanya itu-itu terus
malah jadi kepikiran bersalah. Jawabnya
aku cinta kamu Ummi
emmmuacch! Kataku
aku
aku juga mulai suka kamu
aku suka kenekatanmu! Jawabnya genit
enakan mana ama kontol Abah? Tanyaku
jangan tanyain yang sudah tentu jawabanya! Katanya
Lidah kami bertaut dan saling memilin dengan erat, seerat pelukan kami yang melingkari pinggang, selekat kontolku yang terhimpit kuat oleh memeknya. Benar-benar malam yang indah, gumamku mensyukuri nikmat yang aku terima. Setelah bergoyang ngebor selama 20 menitan, tanda-tanda akan tercapainya puncak kenikmatan mulai kelihatan. sekujur tubuhku terasa semakin menghangat, jantung berdetak kencang, kaki seperti sedang kesemutan dan yang pasti kedutan hebat yang menyelimuti kontolku, semua datang bersamaan hingga serasa seperti tersengat listrik ribuan volt. HEMMMMM
tak ingin eranganku terdengar dari luar, dengan segera aku mencium bibir Ummi dan menekanya kuat-kuat sambil menghisapnya tanpa ampun. AAAARRGHHHHH
CROOOOOOOTTT
CROOOTTT
sperma kental langsung menyemprot hebat kedalam memeknya yang hangat. Apes bagiku, karena ternyata Ummi masih kuat menggoyang dan semakin mempercepat goyanganya memutar ke kiri dan kanan bergantian. Terus
terus dan terus, seperti sengaja ingin membalas mengerjai aku, tangan Ummi juga aktif mencumbu dan membelai daerah sensitifku. Aaahhh..mmm
mmmm
aku mengejang hebat dan tidak terkendali, hingga tanpa sadar menjambak rambutnya dan mencengkeram kuat pantatnya.
oooohhh
mmmm
.nikmaaaaaaaaaaaaattttt! desisnya lirih bersama dengan klimaks yang dicapainya
enak kan?? Tanya Ummi seperti menertawakan staminaku
kamu hebat juga
aku suka gaya liarmu! Kataku sambil mengecup bibirnya
Setelah sejenak berbincang serius dan menyepakati untuk menjalin affair, kamipun bergegas merapikan pakaian kami selengkap dan serapi mungkin, kecuali CD Ummi yang koyak dan telah dipakai untuk mengelap sisa sperma yang menempel di sekitaran memeknya. Meski sempat mengeluh kegelian, namun pada akhirnya Ummi menerima keadaanya yang tidak lagi memakai CD. Tidak menyia-nyiakan kesempatan, dalam perjalanan pulang itu jari kiriku tidak henti-hentinya menggelitik selangkanganya setiap ada kesempatan. Sejak malam itulah aku resmi menyandang status suami rahasia ustadzah Ummi dan menjadi titik awal kenakalan baru bagiku
PENGEN DILANJUTIN???