Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Kehamilan ini membinalkan ku

Bimabet
Yeah blm update jg ya, ditungguin Bo's sdh page8 nih
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Semoga sampat tamat..seru kalau cerita kaya gini.. Semangat update suhu.. Sis suhu kah?:)
 
Roni terus menggedor pintu kamar mandi sebagai ekspresi penyesalannya.
"Kak, ada telpon tuh. Dari kepala sekolah. mana tau penting."
Aku tetap diam seribu bahasa.
"Ayo lah kak. masa ngambek gitu sih. namanya juga orang lagi nafsu. Ya omongannya pasti gak terkontrol lah."
Roni terus berusaha membujuk ku. Aku hanya tersenyum di dalam kamar mandi sambil mendengarkan bujukan bujukan Roni. Perlahan aku turunkan resleting gamisku. Aku berdiri di depan kaca kamar mandi sambil memandangi susuku yang menyembul padat. Aku remas2 kedua susuku yang masih terbungkus kutang yang sedikit basah karena hujan. Aku buka pengait kutang ku dan kupermainkan puting ku.
"Aaaaach..... Ron. kakak pengen." Aku menikmati permainan tanganku di kedua putingku. Aku membayangkan Roni yang sedang nakal mempermainkan putingku. Aku sebenarnya sangat bergairah dengan permainan Roni, apalagi melihat badannya yang atletis dan tongkat saktinya yang mengacung, tetapi aku gak mau dibilang wanita murahan. Aku ingin, aku yang mengatur permainan, bukan Roni.
Aku mengelus perut buncitku dan turun ke pantatku. Aku mematut tubuhku di depan kaca. Hmmm..... lelaki mana yang gak tergiur melihat tubuhku, apalagi kalau lagi telanjang. Aku terus melorotkan gamisku. tinggallah kini tubuhku yang hanya mengenakan kutang dan cancut. Aku gantung gamisku di di gantungan kain dan aku tutupi bagian bawahku dengan handuk putih hotel, sedangkan untuk menutupi bagian atas ku, aku kenakan jilbab lebarku. Aku kemudian membuka pintu kamar mandi dengan memasang wajah yang marah, padahal itu hanya trik ku untuk mengendalikan situasi.
Aku keluar kamar mandi, dengan langkah yang agak cepat aku menuju meja rias untuk melihat HPku. Aku melihat Roni duduk di pinggir dipan dengan wajah yang tertunduk.
"Maafin Roni ya kak. Roni gak bermaksud merendahkan kakak."
"Trus maksud kamu apa menyebut aku lonte?" Aku membalas pembicaraan Roni dengan ketus sambil terus melihat ke HPku. Ternyata memang ada panggilan dari Pak Rusli, Kepala sekolah. Ada perlu apa Pak Rusli menelpon ku? Tapi aku tidak menelpon balik Pak Rusli karena aku ingin menuntaskan permainanku dengan Roni.
"Namanya juga orang lagi nafsu kak, ngeracau gak jelas." Roni membela diri. Aku berjalan menghampiri Roni yang masih duduk di pinggir dipan. Aku melihat Roni terpaku melihat kedua gunung kembarku walaupun masih tertutupi oleh jilbabku.
"Untuk membayar kesalahanmu, kamu harus pijitin kakak."
"Baik lah kakak cantik. ayo sekarang kakak berbaring di dipan"
Aku menuruti permintaan Roni. Aku berbaring di dipan dengan posisi miring membelakangi Roni karena tak mungkin telungkup dengan perut buncitku. Roni mulai memijitin telapak kakiku terus menuju betis dan menuju paha sampai ke pantat. Dibagian paha dan pantat Roni agak lama memijitnya. Pijitan Roni menghasilkan rangsangan tersendiri pada tubuhku, pepek ku berdenyut dan puting susuku mengeras. "Aaaaach..." Aku mendesah kecil. Aku tahu Roni mengerti akan keterangsanganku. Dia semakin intens memijitin are paha dan pantat ku. Pijitannya membuat handuk ku semakin longgar.
"Maaf ya kak." Roni sekarang memijit paha ku dari dalam handuk. Tubuhku mengejang dan desahan di bibir tak dapat ku tahan lagi.
"Aaaaach Ron. Geli Ron...... aaaaach"
Roni hanya diam sambil terus memijit. Kali ini dia menggesekkan jarinya ke pepek ku begitu tangannya sampai di selangkang ku. Sepertinya Roni ingin melihat reaksi ku. Dan aku tetap diam setelah beberapa kali dia melakukan aksi itu. Dia kemudian beralih memijit kaki kanan ku. Ikatan handuk ku ternyata copot. Dan aku tak ingin memperbaiki ikatan yang copot itu. Aku tau sekarang Roni berada di atas angin. Dia semakin leluasa mengeksploitasi area area sensitifku. Dan aku dengan sekuat tenaga berusaha menyembunyikan keterangsanganku, namun pepek ki tak bisa berbohong. Becek. Pepek ku becek.
"Sekarang balik badan kak Cindy."
Aku menuruti perintah Roni. Sekarang dihadapan Roni terpampang paha mulus ku karena handuk ku udah copot. Dia terus memijat dari bawah sampai ke pangkal paha ku. Dua kali pijitan bolak balik. Aku melihat Roni ragu-ragu melihat cincutku yang basah.
"Cancut kakak kok basah gitu?"
Akhirnya dia meluapkan keingintahuannya.
"Kamu sih pijitannya enak banget, makanya basah. Coba liat banjir gak di dalamnya?"
Aku menguji nyali kejantanan Roni. Apa dia menjadi peragu setelah salah berucap tadi. Ternyata dia bukan tipe peragu. Tanpa ragu dia menurunkan cancutku secara perlahan.
"Wow semak belukar." Roni terlihat terpesona melihat bulu2 halus yang menghiasi pepek ku. Buru2 dia turunkan cancutku dan melemparnya ke lantai. Dia kemudian naik ke atas dipan dan memijit pahaku dengan kedua tangannya. Sampai di pangkal paha, dengan berani dia memasukkan jari tengahnya ke pepek ku.
"Aaaach...... aaaaach.... Ron geli sayang."
"Nikmati aja kak Cindy." Romi makin cepat mengobok2 lobang kenikmatanku. Sekarang dia memasukkan dua jarinya.
"Aaaaach..... gila kamu Ron. Pepek kaka bisa sobek nanti.
"Ini baru pemanasan kak. ntar biar kontol Roni gampang masuknya."
Setelah puas mengobok obok pepek ku dengan tangannya Roni lalu menjilati pepek ku. Sesuatu yang tak pernah dilakukan oleh suamiku. Tapi Roni dengan lahapnya menjilati cairan kewanitaan ku seperti menjilati ice cream.
"Aaaach...... aaaaach..... Ron..... aaaaach...."
Aku mendesah agak keras. untung saja suara hujan juga keras sehingga jeritanku kalah dibanding suara hujan di luar. Roni menyudahi aksi jilat ice creamnya. Dia kemudian menurunkan celananya dan buaaaar.... keluarlah kemaluannya yang jumbo. Panjang dan berurat. Seperti urat pada otot tangannya. Aku merasakan ngilu pada pepek ku. Aku tak bisa membayangkan bagaimana rasanya kalo benda itu keluar masuk ke dalam pepek ku. Roni turun dari dipan. Dia menyuruhku duduk di tepi dipan.
"Isap Cindy cantik.... nikmati ice lilin ini"
Bagai kerbau yang dicucuk hidungnya, aku memasukkan kontol jumbo itu ke mulutku. Kepalanya udah masuk. Baru sampai 3/4 batangnya aku tersedak.
"ahk.... aaaahk....." Kontol itu menyentuh amandelku, padahal masih ada 1/3 bagian lagi di luar mulutku. Aku mengeluarkannya dan memasukkannya lagi. Roni memegang kepala ku dan mendorong dorong kepalaku dengan cepat sehingga kontolnya keluar masuk dengan cepat di rongga mulut ku.
"Aaaach..... nikmat kak Cindy. Ayo jilatin kepalanya sayang."
Aku mengikuti perintah Roni. Aku menjilati kepala belut itu dan memainkan lidahku di lubang kencingnya.
"Aaach...... aaaaach..... Cyndi nikmat kali permainan lidahmu Lon....."
Roni tak melanjutkan perkataannya. dan kali ini aku menikmati diriku dipanggil Lonte. Roni meremas remas kedua susuku dengan kedua tangannya dan memainkan puting ku.
"Aaaach..... Ron. Geli..... aaaach"
Roni mencari pengait kutang ku di punggung dan dengan sekali hentakan copotlah kutang ku. Tapi susuku masih ditutupi oleh jilbab lebarku.
"Mau mimik kak Cindy cantik"
Roni mengedipkan matanya nakal kepada.
"Tu..... nikmatin ajah" Aku menunjuk bibirku ke arah susuku. Roni menyingkapkan jilbabku ke leher dan terlihatlah kedua gunung kembarku oleh pemuda tanggung itu. Roni menjilati putingku lembut dengan ujung lidahnya. Dia lalu melahap susuku. Dia berusaha memasukan semua susuku ke mulutnya. Namun tak bisa karena susuku lumayan besar. Dia isap2nya susuku yang udah masuk ke mulutnya, dia keluarkan sedikit demi sedikit, lalu dihisapnya putingku kuat.
"Aaaaach.... Ron.... kuat kamu nyusunya ya..... aaaaach"
"Empuk susu kakak. Enak dikenyot"
Roni melepaskan puting susuku lalu dicipoknyo bagian tegang susuku yang menggembung.
"Aaaaaach....... aaaaach..... jangan dimerahin sayang, ntar suami kakak tau kalau onderdil kakak dipakai sama orang lain"
Alih2 mendengarkan ucapanku, Roni menambah satu cupangan lagi tepat diatas putingku yang sudah mengeras.
"Ih.... nakal kamu ya. Nanti klo suami kakak minta pertanggung jawaban gimana?"
"Ya klo suami kakak minta pertanggung jawaban ya Roni jawab aja ' susunya enak bg'.... biar suami kakak yang nanggung.... he"
"Dasar kamu." Aku meremas kontol jumbonya kuat2.
"aaaach sakit kak. jangan diremas aja dong, langsung dikocok aja....he..."
Roni kemudian beralih ke susu kanan ku. sekarang susu kanan ku yang menjadi bulan bulanan lidah nakal pemuda itu. Diisapnya putingku dan digigitnya kecil. gigitannya sangat nakal.
"Aaaaach..... aaaaaach..... nakal gigitannya sayang... jangan sampai puting kakak copot ya...... aaaaach"
Roni menelan sebagian susuku dan menghisapnya kuat kuat. Sedangkan tangannya nakal memainkan itil ku.
"Aaaach..... aaaaach....... kakak udah gak tahan Ron...... aaaaach."
"Udah gak tahan ya kak. Truuuuusss..... mau kakak diapain?"
Aku terdiam sejenak. Aku tau arah pembicaraan Roni. Dia mau aku yang mengiba2 kenikmatan ke dia. Aku tak mau terjebak. Aku yang harus mengontrol permainan ini. Aku dorong tubuh Roni yang berada di atasku. Aku tidurkan dia di pinggir dipan dan aku buka celana dalamnya. Wow.... mencuatlah kontol jumbonya. Kontol Roni emang luar biasa panjang dan berurat. helm senjanyanya pun besar seperti kepala jamur. Aku tak dapat membayangkan bagaimana nikmatnya jika kontol itu mengobok2 pepek ku. Kontol suamiku aja tidak sebesar itu. Kepala jamurnya aku jilat dengan lidahku. sesekali ku masukkan lidahku ke lubang pipis Roni. "Aaaaach..... kak enak banget permainan lidah kakak...... aaaach..."
Aku melihat ada cairan keluar dari lubang pipis Roni. Aku yakin dia udah benar2 terangsang.
Kepala jamur Roni sekarang udah mengkilat karena air liurku. Hormon kewanitaanku benar2 dipompa melihat tongkol yang mencuat tegang itu. Pepek ku berdenyut, dan putingku pun mengeras..... aaaaach...
Batang Roni kemudian aku masukkan ke mulut. Rongga mulutku dipenuhi oleh batang kemaluan Roni. Tak semua batang Roni dapat masuk ke dalam mulut ku. Kurang lebih ada 1,5 cm lagi baru mulutku bisa mencapai pangkal batang itu. Aku tersedak, karena kepala kontol Roni menyentuh anak lidahku. Aku keluarkan lagi batang kenikmatan itu. kemudian aku masukkan lagi dengan ritme yang sedang.
"Aaaacch.... kak.... aaaach.... nikmat...."
Roni hanya mengeracau menikmati permainan mulutku.
Aku kocok2 batang itu dengan tanganku. kadang aku belai telur puyuh yang menggelantung di pangkalnya. Aku remas telur puyuh itu. Roni pun melenguh." aaaaach.... terus kak Cindy. pasti suami kakak suka dengan permainan kakak..... aaaach"
Karena gemas melihat telur Roni yang bergelantungan, aku kemudian menjilat kantong testis ti dan memasukkannya ke mulut. Aku kenyot kantong testis itu.
"Aaaach..... aaaach kak. Roni udah gak kuat. mau masukin kontol ke pepek kakak..... aaaaach."
"Apa kamu bilang? kamu mau kontol ini masuk ke pepek ku?"
"Iya kak. Roni mau menikmati pepek kakak... please kak..... aaaaach."
Aku sentil kepala kontol Roni. "Nakal kamu ya, mau masuk ke pepek istri orang. udah minta izin belum sama yang punya?"
Roni hanya diam. Dia tidak menjawab pertanyaanku ke kontolnya. iya lah dia gak jawab, aku kan bertanya ke kontolnya.... he
Aku kasihan melihat wajah Ronj yang udah benar2 on dan berharap menikmati pepekku.
"Kamu boleh masukin kontolmu ke pepek kakak, tapi gak boleh crot di dalam. ngerto kamu."
"Iya kak. Roni ngerti."
Roni kemudian berdiri dari posisinya dan mencoba merebahkan badanku di dipan. Akupun pasrah direbahkan oleh pemuda tanggung itu. Saat Roni ingin memasukkan kontolnya, HPku berbunyi.
"Tunggu dulu Ron. ambilin HP kakak. mana tau suami kakak yang telp. nanti dia curiga."
Aku melihat ekspresi wajah Roni yang kesal karena KENTANG. tapi gak apa. Kentang goreng kan enak... he..
Roni mengambilkan HP ku tang terletak di meja rias.
"Ni kak HPnya." Roni menunjukkakn kekesalannya. Aku hanya tersenyum melihat tingkah Roni. I lead the game.... hatiku bangga.
Ternyata yang nelpon bukan suamiku, tetapi Pak Rusli, Kepala Sekolah. Aku angkat aja telponnya dengan menggunakan handsfree.
"Halo pak.... "
"Ya hallo bu Cindy. Maaf mengganggu istirahat buk Cindy."
"O... gak apa kok pak. ada perlu apa ya?"
Roni kemudian duduk disampingku. Sementara aku asyik menelpon sambil mengelus elus perut buncitku.
"Begini bu Cindy, acara pada hari sabtu besok di hotel Em**n Pagi dipercepat menjadi besok. Acaranya di Hotel Pu**ko, Bukittinggi.
"Ooo.... begitu ya pak? siapa aja yang ikut Pak?"
Roni yang tadinya duduk di sampingku tiba2 naik ke atas dipan dan menindih tubuhku. Dia menggesekan jari tengahnya ke pepek ku yang telah basah. Dia arahkan kontol besarnya ke pepek ku dan menggesekkan kepala jamurnya ke itilku.
"Oooouuuuugh...... aaaaach..... " tanpa sadar aku mendesah dan Roni tersenyum nakal.
"Kenapa bu Cindy?"
Sepertinya Pak Rusli mendengar desahanku di seberang sana.
"Oòoouuuh...... aaaaach gak apa apa pak. Aku lagi dipijit jadi sedikit sakit tadi pak."
Roni menekankan kontolnya ke pepek ku. Dengan sekali hentakan yang kuat, amblaslah kepala jamur itu di liang kenikmatanku.
"aaaach..... huffhh....... aaaach.... jadi apa aja bahan yang harus aku bawa ke acara besok pak."
"Bawa aja silabus bahan ajar untuk semester besok bu kemudian beberapa literatur pendidikan."
"oooouuuuugh..... aaaaach.... baik lah pak. Jam berapa kita berangkar besok?"
Roni terus aja menggenjot pepek ku dengan kontol besarnya. ditariknya kontol itu ke luar sampai ke batas kepala, kemudian dihentak kannya lagi dengan ritme sedang. Gesekan kontolnya dengan otot pepek ku membuat aku tak tahan untuk mendesah. Tapi aku tetap mencoba untuk bersikap biasa karena aku sedang telponan sama pak Rusli.
Roni menyingkapkan jilbab lebarku. di dalam sana dia temukan 2 pepaya yang menggelantung indah. dimainkannya kedua putingku dengan kedua tangannya. Setelah puas, dia jilat2nya puting susu kiriku sementara tangan kanannya memainkan puting kiriku dan 'jempol' besarnya mengobok2 lubang kemaluanku. Tiga gerakan yang benar benar membuatku menggelinjang kenikmatan.
"Aaaaaug..... aaaaugh......" lagi lagi aku mendesah.
"Besok pagi ke sekolah dulu bu Cindy. Dari sekolah kita berangkat bersama ke hotel Pu**ko."
"Baik lah pak. maaf pak aku mau mandi dulu. Si mbok udah selesai mijit."
"Baik lah bu Cindy. bisa mandi sendiri kan? he..."
"Bisa donk pak. udah gede gini kok belum bisa mandi sendiri... he"
"Kalo belum bisa, biar Bapa bantuin bersihin yang gede gede."
"Apanya yang gede pak?" Aku bertanya nakal ke Pak Rusli sambil menahan kenikmatan karena goyangan kontol Roni di dinding pepek ku.
"Hmmm..... itu tu yang tadi nempel di punggung Bapak... he...."
"Aaaach...... Bapak bisa aja. udahan ya pak. aku mandi dulu."
Aku kemudian menutup telpon ku. Roni terus aja menggoyang kontolnya di dalam pepek ku. Dia cabutnya kontolnya keluar dan dihujamkannya kuat. Kali ini dia berusaha memasukkan seluruh batangnya ke pepek ku.
"Aaaach....... àaaaaach...... Ron..... kontolmu besar banget. Jangan dipaksain sayang. ntar pepek kakak robek..... aaaaach..."
Roni tak mendengarkan racauan ku. Dia terus menghentakkan kontolnya. Aku sedikit merenggangkan pahaku sementara Roni terus saja menghujamkan batangnya ke pepek ku. Roni menggoyangkan pinggulnya...
"aaaach..... aaaach.... kak enakak banget pepek kak Cindy..... aaaach..."
Aku melihat keringat bercucuran di leher Roni. Keringat yang bercampur dengan bau kejantanannya. keringat itu melewati puting susunya dan terus mengalir membasahi otot perutnya. Keperkasaan Roni menggairahkan ku.
Aku terus merenggangkan paha ku agar Roni bisa memasukkan seluruh batangnya ke liang senggama ku.
"Aaaach..... Ron..... cucuk terus sayang sedikit lagi. enak sayang...... aaaach....."
"Ayo LONTE ku buka lagi pahanya cantik..... biarkan kontolku mencapai rahim mu..... aaaaach..... enak sayang..... pepekmu menjepit LONTE...... aaaach....."
"Iya sayang.... puasin aku ganteng...... aaaaaach....."
Pinggul kami saling bergoyang dan blaaaaassss.... hentakan terakhir menenggelamkan seluruh kontol Roni.....
"Aaaaach...... aaaaaach......."
Kami sama sama berteriak kenikmatan. Sekarang bulu kontol Roni udah bertempelan dengan bulu pepek ku.
Roni menarik kontolnya perlahan
"aaaaach..... Ron..... nikmat sayang.... aaaaach"
gesekannya luar biasa sampai ke ujung2 syarafku. Kontol itu dihujamkan lagi oleh Roni kuat kuat.
"Aaaach..... uhffff...... enak nya...."
Keringat Roni berkucuran. Dia butuh banyak tenaga agar kontolnya mencapai pintu rahim ku. Dia tarik lagi kontolnya dan dihujamkannya berkali2.
"Aaaach.... Ron...... aaaaaaaaach....... aaaaaaach.... kakak sampai Ron..... aaaaaach..."
Teriakan kerasku mengiringi orgasme ku yang pertama. aku gigit bibirku dan ku remas seprey kasul hotel itu. Benar2 sebuah orgasme yang dasyat. Sedangkan Roni dengan santainya terus menghujamkan kontolnya ke pepek ku. Aku lemas. Tapi Roni sepertinya belum keluar.
Kali ini Roni mengubah posisinya. Dia menggauliku dari samping. Dengan posisi itu dia dengan mudah meremas gunung kembarku dari belakang, sementara kontolnya yang panjang mengobok pepekku dari belakang.
"Enak ya sayang? bentar ya Roni belum sampai nih.... he.."
Tawa kecil Roni mengekspresikan kemenangannya. Aku sedikit kesal. awas ya nanti aku balas.
Roni terus mengeluar masukkan kontolnya ke pepek ku. dia mengubah2 ritme tusukannya sehingga menimbulkan sensasi tersendiri di diriku. Aku hampir menuju orgasmeku kedua, tapi aku tahan agar kita sampai sama sama. Tak hanya pepek ku yang digarap Roni. Dia meremas2 susuku agak kasar dan memencer putingnya.
"Aaaach..... aaach...." Hanya desahan yang keluar dari mulutku menikmati permainan liar ini. Roni mengubah posisiny lagi. Dia berbaring di kasur dan menyuruhku berada di atas. WOT posisi favoritku saat berhubungan dengan suamiku. Dengan posisi WOT aku merasa seksi dan bebas berekspresi keliaranku. Aku lalu menaiki tubuh Roni dan mengarahkan kontol jumbonya ke ke pepek ku. Perlahan aku masukkan kontol itu. Setelah seluruh batang itu masuk aku goyang2 kan pinggulku bak penari dangdut yang berjoget di panggung. Aku lepas jilbab lebarku dan aku geraika rambutku yang sebahu.
"Aaaach.... Ron..... aaaaach......." Aku terus bergoyang liar di atas perut Roni sambil meremas kedua susuku dan memainkan putingnya.....
"Aaaach...... aaaaach........" Dari bawah Roni juga menyodok kontolnya. Gerakan kami yang dinamis membuat permainan semakin panas. Aku melihat tubuh Roni menegang.
"Aaaaaaach kak....... aaaaaach.... Roni sampai kak"
"Kakak juga Ron..... aaaaaach...... aaaaach"
Lahar panas Roni menyembur deras di rahimku. Hangat sekali lahar panas itu. membuat rahim dan pepek ku berdenyut. Aku cabut pelan2 kontol Roni dari pepek ku.
"Aaaaach..... aaaach" Gesekannya menggairahkanku. Aku melihat banyak peju Roni yang menetes di dipan.
"Curang kami. Tadi perjanjiannnya gak boleh tembak di dalam..."
"Maaf kakak cantik. Gak sempat mencabutnya, keburu nembak....he..."
Aku mencubit pusar Roni
"Nakal....."
Lalu berlalu ke kamar mandi sambil menyambar handuk putih yang tergeletak di kasur.
Aku menyabuni kedua gunung kembar ku yang telah dipenuhi oleh air liur Roni. Ada beberapa cupangan merah di susuku. Kemudian aku mencuci pepek ku. masih tersisa tetesan peju Roni di sana. cairan warna putih yang menempel di sela sela bulu kemaluanku.
"Kak, suami kakak nelpon tu."
Roni berteriak dari kamar dan memang aku mendengar bunyi HP ku berdering. Aku keluar dengan melilitkan handuk putih di bawah perut buncitku. Sedangkan gunung kembarku bebas bergelantungan. Begitu keluar, aku berusaha mengambil jilbab lebarku di atas kasur. Namun, Roni menyambar jilbab itu dengan sigab. Akhirnya aku berjalan mengambil HPku dengan bertelanjang dada.
"Halo bang."
"Ya dek. lagi dimana?"
"Ni baru sampai rumah bg. Tadi Cindy pergi berenang ke Batang Tabik. Makanya gak terdengar HP berbunyi."
Selagi aku asyik bertelponan dengan suamiku, Ronu menghampiriku. Dia mengelus perut buncitku dan tangannya terus merambat ke atas meremas kedua susuku. Sedangkan lidahnya dimainkan di leher dan lubang telinga ku.
"Aaaaaach..... aaaaach..." Aku mendesah kecil.
"Kenapa dek?"
Terdengar suara suamiku di seberang sana. Dia pasti mendengar desahan kecilku.
BERSAMBUNG
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd