Chapter 1
Anggep Ae Lagi Sial
"HAYOO, LAGI NGAPAIN".
"HOEE,
ASEM".
"Malem-malem ngagetin
ae".
"Makanya jangan mainan hp terus Bobi"
"Dasar anas, cewek gila", gumamku pelan.
Anastasya Safira Lidya, si cewek gila. Cewek dengan tinggi 155 cm dengan berat badan 50 kg. Cewek yang terkenal cantik dikampus, tapi dengan sifat usilnya yang buat para cowok dikampus minder.
Namaku,
Bobi Putra Samudra. Umur 20 tahun. Untuk fisik bisa dibilang biasa cuma menang muka ganteng.
Pede. Sekarang aku mahasiswa semester 4 dikampus kotaku, satu angkatan dengan cewek gila didepanku.
Aku kenal dengan Anas sejak awal masuk SMP. Pertemuan kami terbilang cukup unik.
ooOoo
1 Agustus 2008
Saat itu aku pulang sekolah . Biasalah anak baru masuk SMP, jadi waktu pulang pengennya buru-buru pulang ke rumah. Kukendarai sepeda baruku dengan santai keluar gerbang sekolah.
Di SMP-ku siswa tidak boleh membawa sepeda motor. Karena jarak rumah dengan sekolahku sekitar 5 km aku minta di belikan sepeda.
"MALING, MALING, MALING". Belum jauh dari sekolahan, aku denger suara cewek teriak-teriak.
"Ahh, mungkin orang iseng," pikirku.
"PAK TOLONG PAK. ITU SEPEDAKU DI BAWA MALING", aku denger lagi teriakan cewek itu.
Aku berhenti karena pengen tau apa yang terjadi. Aku lihat banyak warga yang berkumpul. Diantara mereka ada cewek yang menangis. Dan tak lama orang-orang tersebut berjalan ke arahku.
"Kamu!!! Kecil-kecil udah jadi maling", ucap salah satu orang padaku.
"Haahhh?". Aku bingung dengan apa yang terjadi disini.
"Aku nyuri apaan coba?" batinku
"BALIKIN SEPEDAKU", teriak cewek yang menangis tadi.
"Ma..maksudnya?".
"Sudah-sudah, bawa aja dia ke pos satpam", warga lain menimpali.
"Ta...tapi pak".
"Sudah nggak usah tapi-tapian, ayo ikut".
Akhirnya aku digiring warga menuju pos satpam tanpa tau apa salahku. Sampai disana aku di introgasi habis-habisan.
Apa kalian tau yang sebenarnya terjadi?
Setelah habis-habisan ditanyai. Akhirnya aku di lepaskan. Dari situ aku tahu kalo ini semua cuma salah paham. Karena sepeda milikku dan miliknya sama dan juga sama-sama baru, maka dia mengira aku mencuri sepedanya.
"Akhirnya selesai", pikirku
Walau agak kesel juga sih. Udah jelas kalau dia yang salah tapi masih juga nyalahin.
"Makanya beli sepeda jangan suka ikut-ikutan". Aku masih ingat ucapannya tadi.
"Siapa juga yang ikut-ikutan dan aku apa tau di juga beli sepeda yang sama. Dasar cewek gila", gerutuku.
Sepanjang perjalanan pulang aku terus mengerutu kenjadian tadi. Setelah itu aku dan dia jadi sering ketemu, saling ejek, dan saling usil. Entah kebetulan atau emang takdir, sampai SMK dan Kuliah kami selalu sama. Entah sejak kapan kita mulai akrab dan entah sejak kapan aku selalu jadiin korban usilnya.
ooOoo
"Hoeee, malah bengong ni anak".
"Kesambet baru tau rasa". Lanjutnya
"Bisa gak sehari aja kamu berhenti usil!!!"
"Gak bisa. Hihihi"
"Hadehh. Terserah maumu"
Ini cewek semakin dilarang dia tambah ngeyel. Dari pada debat gak mutu, mending milih diem. Liat aja sekarang, setelah masuk kamar orang tanpa ijin dan dateng-dateng ganggu orang main game. Saat ini dia dengan cueknya tiduran di kasurku sambil makan snack yang aku beli tadi sore.
Padahal itu snack rencana buat temen nge-game. Lumayan kan besok minggu dan itu cocok buat begadang. Tapi kalo udah ada Anas disini, rencana hanyalah rencana.
Ahh, Anggep Ae Lagi Sial.
Tunggu, tunggu. Kayaknya ada aku lupa sesuatu. Tapi apaan ya??
Ohh iya, sebelum Anas usil akukan lagi war.
HAAAHH???
"ASSSSSUUUUU".
Ditunggu lanjutannya...