Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kasih Ibu Yang Melampaui Batas Cakrawala

McDodol

Semprot Holic
Daftar
6 Aug 2012
Post
340
Like diterima
188
Bimabet
Kasih Ibu Yang Melampaui Batas Cakrawala-01
Terjemahan bebas oleh: McD (McDodol)


***

Catatan McD:
McD mencoba menyuguhkan sebuah cerita menarik yang berdasarkan satu kasus yang menimpa pada seorang anak kecil yang masih berusia 10 tahun saat itu. Cerita ini diangkat dari penulisnya yang bernama 'Y', judulnya adalah: 'A Mother's Love'.

Cerita aslinya sendiri sudah tidak dapat anda temui pada website L********* tempat dimana cerita ini mangkal dulunya, karena dengan terpaksa secara 'sukarela' telah dihapus oleh 'Y', si penulisnya sendiri. Sebab musabab-nya mungkin dengan adanya undang-undang anti pedophile (perlakuan seksual terhadap anak dibawah umur) yang mulai diberlakukan dengan sangat ketatnya di negara mereka.

Di negara kita, Indonesia yang tercinta ini juga sudah cukup lama memiliki undang-undang serupa, tapi belum diperlakukan secara ketat. Makanya mumpung sebelum dihapus cerita ini, silahkan saja anda menikmatinya.

***


Pelakunya:

Aku (35) = suami baru Glena.
Glena (32) = isteriku, ibu kandung Thomas.
Thomas (10) = anak kandung Glena.


Anak tiriku Thomas baru saja selesai di-diagnosa atas ketidak-seimbangan hormonal yang dialami tubuhnya yang menyebabkan badan anak kecil itu selalu merasa nyeri yang teramat sangat. Ini dikarenakan dengan adanya ketidak-seimbangan hormonal itu menyebabkan penisnya selalu ereksi setiap saat. Thomas sendiri merasa malu untuk memberitahu kepada orang-orang bahkan juga padaku, ayah tirinya, perihal ketidak-nyamanan yang dialaminya.

Padahal aku sayang dan mencintainya layaknya anak kandungku sendiri. Sebenarnya kami (aku dan Thomas) cukup akrab sehari-harinya, tapi... tidak untuk kasus yang sedang dialaminya! Thomas adalah seorang anak yang baik, cerdas tapi... sangat pemalu.

Karena rasa sakitnya itulah, akhirnya Glena, ibu kandungnya Thomas membawanya untuk diperiksa oleh seorang dokter spesialis anak-anak. Saat giliran periksanya tiba, sang dokter spesialis anak itu memandang wajah Thomas sekilas lalu menoleh ke Glena dengan mengangkat sedikit keatas bahunya, mempersilahkan Glena duduk menunggu di bangku terdekat. Dokter itu dan Thomas lalu masuk keruang kecil yang dihalangi dengan korden yang biasa ada pada setiap tempat praktek dokter pada umumnya. Tidak terlalu lama Glena menunggu, sekitar 10 menitan berlalu mereka sudah keluar dari ruang periksa itu.

Dokter itu memberi resep obat, katanya bahwa obat itu akan sedikit mengurangi rasa sakitnya yang disebabkan kasus penyakit yang dialami Thomas itu. Dokter itu juga memberitahu Glena bahwasanya obat itu sedikit bahkan mungkin tidak ada pengaruhnya samasekali terhadap ereksinya penis Thomas. Dijelaskan selanjutnya oleh dokter itu bahwa penis besar milik Thomas yang selalu ereksi itu menunjukkan gejala awal dari suatu suatu penyakit (symptom of the disorder).

Glena mendengarkan dengan seksama penjelasan dokter itu, tapi tidak cukup jeli mengartikan besarnya penis yang dimaksudkan dokter itu. Pikirnya sederhana saja yaitu pastilah penis seseorang akan menjadi besar saat mengalami ereksi.

Keesokan harinya, Glena melihat kondisi Thomas, sesuai dengan apa yang sudah di-prediksi dokter spesialis anak kemarin, memang obat itu tidak ada efeknya samasekali atas ketidak-nyamanan yang dialami Thomas. Kami (aku dan isteriku Glena) sepakat memeriksakan kondisi tubuh Thomas kembali, kali ini pada seorang dokter praktek umum yang lokasi-nya agak dekat dari rumah kami.

Ditempat dokter praktek umum itu, sang dokter malahan mengusulkan solusi yang katanya sederhana saja untuk mengatasi ketidak-nyamanan yang dialami Thomas. Katanya dengan nada yakin tapi santai, kalau penis Thomas mengalami ereksi, ajarkan saja Thomas cara untuk... ber-masturbasi! Kata dokter itu selanjutnya, "Beres sudah...! Karena dengan ber-masturbasi itu maka muatan sperma yang berlebih pada kantung buah pelir-nya akan berkurang. Penisnya kemudian akan loyo, bukankah ketidak-nyamanan yang dialami Thomas selalu terjadi pada saat penisnya tegang, bukan?".

Glena mendengarkan saran dokter itu, pikirnya, 'Benar juga ya
tapi... siapa yang akan menerangkan pada Thomas cara masturbasi yang benar?'.

Sesampainya dirumah, Glena mengajakku berbicara empat mata.
Glena berkata padaku dengan ragu bahwa dia bingung menerangkan cara masturbasi pada Thomas, anaknya itu dan memintaku agar aku saja yang mengajarkan Thomas cara ber-masturbasi yang benar. Aku yang mendengarkan usulan isteriku menjadi terperanjat, aku menampik dengan halus dan menerangkan padanya bahwa sebenarnya Thomas lebih dekat padanya ketimbang padaku apalagi dalam urusan yang sifatnya sangat pribadi, bukankah kami relatif belum lama menikah? Baru kurang setahun saja umur pernikahan kami ini. Glena memakluminya, akhirnya dia menarik napas panjang dengan pasrah menanggapinya. "Eeehm... yaaa... akan kucoba semampuku..." lalu berlalu dari hadapanku.

***

Suatu malam, tatkala Thomas telah berada didalam kamar tidurnya.
Glena datang mendekati pintu kamar tidur Thomas dan mengetuk pelan pintu itu.

<Tok-tok-tok>

Aku, ayah tirinya menjadi tertarik tanpa sebab, dengan mengendap-endap aku menguping pembicaraan antara ibu dan anaknya itu.

Glena berbicara lembut tapi agak gugup seperti apa kudengar saat itu. Dia melakukan juga dengan berat hati, apa yang disarankan oleh dokter praktek umum beberapa hari sebelumnya.

Dia bertanya dengan lembut perihal 'problem' anaknya itu.

Yang dijawab dengan kesal oleh Thomas, "Iya... mam. Ini sekarang mulai terasa lagi 'sakit'-nya...! Aku sudah tidak suka meminum obat itu lagi... membuat perutku menjadi... sangat mual!".

Glena menjadi iba hatinya melihat kondisi anaknya lalu menceritakan apa yang diusulkan oleh dokter praktek umum mengenai masturbasi. "Apa kau tahu nak... apa arti masturbasi itu?", kata Glena dengan lembut dan berhati-hati.

"Apa pula itu... mam? Artinya... apa itu, mam?", Thomas menanggapi pertanyaan ibunya dengan was-was.

Glena menjawab dengan lembut, "Uuuh... mmmh... sebenarnya mama sudah meminta papamu... baiklah begini... masturbasi adalah kata lain yang artinya upaya merangsang penismu sendiri dengan tanganmu... yaitu menggenggamkan tanganmu pada... eeehm... maksud mama adalah menggenggam batang penismu yang sudah keras itu... dan mengusap-usapkannya keatas dan kebawah... oh tidak... maksud mama... mengocoknya pelan dan... makin lama... makin...".

Kudengar Glena berusaha keras untuk menyelesaikan kata-katanya.

Tampak wajah Thomas malah tambah bingung jadinya, dengan sabar dia menunggu penjelasan ibunya selanjutnya. Baginya yang terpenting dia terbebas dari 'siksaan' yang dialaminya, pikirnya adalah tidak terlalu penting dia harus begini atau begitu...

Glena meneruskan kalimatnya, "Semakin... cepat kocokan pada penismu sampai kau merasakankan... pada penismu... oh salah... maksud mama... sampai kau merasakan pikiranmu nyaman... maksud mama... enak sekali... dan kemudian penismu ber-eyakulasi... aaah... ya begitulah...". Glena merasa lega telah menuntaskan kalimatnya yang sempat terputus tadi.

Thomas hanya bengong saja kelihatannya, berusaha mencernakan apa yang dikatakan ibunya barusan.

Glena malah jadi khawatir melihat mimik wajah anaknya itu. baru saja dia ingin menjelaskan lagi secara perlahan, tiba-tiba datang satu pertanyaan dari Thomas.

"Ejakulasi... itu artinya apa ya mam? Kok susah-susah sekali ya... istilahnya...", tanya Thomas dengan muka lugu.

Glena menjadi lega dengan pertanyaan Thomas, berarti Thomas bisa menanggapi kalimat yang diucap Glena tadi. Thomas memang anak yang cerdas... dengan lancar Glena menjelaskannya, "Ejakulasi adalah keluarnya... sejenis cairan yang berwarna putih pekat seperti shampo atau lotion... dari ujung penismu, mama pastikan penismu akan mengecil lagi dan kemudian kamu akan dapat beristirahat tidur dengan tenang memulihkan energi-mu kembali
tapi... jangan lupa membersihkan cairan itu dengan handuk kecil... nanti mama sediakan dan menaruhnya didekatmu...".

Thomas menjawabnya segera, "Aku akan mencobanya sekarang...!".

Sementara itu aku buru-buru kembali kekamar dan berbaring diatas tempat tidur, tentu saja dengan memegang buku bacaanku.

Tak lama Glena masuk kekamar kami, dengan panik dia berkata padaku, "Uuuh... OMG...! Aku telah melakukannya...! Mengajarkan cara bermasturbasi... pada anakku sendiri... oooh... ibu macam apa aku ini!". Glena melemparkan tubuhnya berbaring disampingku sembari tersedu.

Kataku, "Sudahlah, bukankah itu sudah menjadi kewajiban kita sebagai orangtuanya? Daripada kita melihat anak kita tersiksa sepanjang hari...".

Glena menjawab lemah sembari menguap, "Hooo... aaahem... benar juga katamu... Thomas anak yang cerdas tentu dia bisa melakukannya dengan benar... hooo... aaahem...".

<Zzz...> <zzz...>

Glena sudah tertidur pulas. Rupanya perbincangannya dengan anaknya, Thomas itu menguras cukup banyak energinya...

***

Pada keesokan harinya sebelum Thomas beranjak untuk tidur, dia
berterus-terang pada ibunya. Katanya dia sudah berusaha untuk ber-masturbasi tapi tidak berlangsung dengan baik. Segala upaya dia mencoba tapi tidak ada setetes pun cairan yang keluar dari dari ujung penisnya, seperti yang diterangkan ibunya kemarin malamnya.

Glena menemuiku dan memberitahukan padaku apa yang telah terjadi pada Thomas, anak kami itu.

Kataku pada Glena, "Jujur saja sayang... aku tidak tahu apa yang aku dapat katakan padamu sekarang... barangkali kamu dapat menjelaskannya sekali lagi padanya atau... memberikannya sebotol baby-oil... mungkin?".

Glena rupanya menyetujui saranku, bergegas dia kekamar mandi untuk mengambil sebotol baby-oil yang kumaksud. Lalu segera menuju kamar Thomas seperti apa yang dilakukannya pada kemarin malamnya.

Sedangkan aku seperti halnya dengan kemarin malam, sudah bercokol didekat pintu kamar Thomas untuk 'memantau' keadaan.

Kudengar Glena berkata pada Thomas, "Ini... nak, pakailah sedikit minyak ini. Balurkan pada kedua belah telapak tanganmu sebelum kamu masturbasi malam ini...".

Thomas menjawab sambil lalu acuh tak acuh, rupanya dia tidak tertarik sama sekali, "Aku rasa itu tidak akan banyak membantu, mam". Hening sejenak, tiba-tiba terdengar lagi suara Thomas, "Mam... bisakah mama... memperlihatkan pada Thomas... bagaimana... caranya...?".

Terdiam sejenak, Glena menarik napas panjang, lalu berkata, "Mama rasa... OK... bisa".

Segera dengan nekat dan menahan malu Thomas menarik selimut yang menutupi tubuhnya sehingga Glena dapat melihat bahwa anaknya itu hanya memakai celana dalam saja... Ereksi yang sudah berlangsung lama sedari tadi dari penis Thomas membentuk kerucut bagaikan kemah kecil saja layaknya. Terkesiap Glena melihat itu dengan takjub, jadi teringat dia akan kata-kata dokter spesialis anak padanya beberapa hari yang lalu, rupanya ini yang dimaksudkan dokter spesialis anak itu dengan perkataannya 'penis besar milik Thomas yang selalu ereksi'.

'Bodohnya aku... tidak serius menyimak perkataannya... aku salah menafsirkan perkataannya...!', maki Glena pada dirinya sendiri sembari tetap memperhatikan Thomas, anaknya itu.

Thomas sudah melepas CD-nya... Seketika Glena menutup mulutnya dengan kedua belah telapak tangannya. 'OMG...!', jerit Glena dalam hatinya. Sungguh suatu hal hampir tidak bisa diterima akalnya, bagaimana mungkin bisa terjadi?! Thomas yang baru berusia 10 tahun lebih 2 bulan itu memiliki penis sepanjang 25 cm! Penis panjang dan besar itu berayun-ayun seirama detak jantung Thomas, palkon-nya dilihat Glena sungguh besar sekali.

"Eeehem...!", Glena membersihkan tenggorokannya dahulu. Dengan berusaha keras untuk tetap tenang, Glena memulai obrolan dengan anaknya, Thomas. "Coba perlihatkan pada mama bagaimana... kamu melakukannya...?".

Dengan tenang Thomas menggenggamkan tangan-tangan kecilnya melingkari batang penis besar itu pada pangkalnya lalu mengocoknya perlahan. "Lihat! Itu tidak bekerja sama sekali... bukan?", kata Thomas frustrasi.

"Barangkali kamu harus melakukan dari ujung penis dan menurun sampai pangkal... penismu, barangkali dengan sedikit lebih pelan mengocoknya...", kata ibunya gemetar. Glena terpesona oleh ukuran besar penis anaknya dengan... buah pelirnya serasi besarnya. Glena merasa tangannya secara refleks mendekat... tapi segera menyadarinya dengan menarik tangannya kembali buru-buru. Memang sebenarnya Glena suka sekali melakukan HJ (Hand Job) terhadapku yang menjadi suaminya. Sekilas tadi kelihatannya Glena terlena dan lupa diri sesaat.

"Tidak mam... mama yang melakukannya... untukku...", komentar anaknya dengan skeptis. Katanya lagi pada ibunya, "Bukankah mama ingin membantuku...? Aku akan melakukan apa saja... untuk menghentikan 'sakit'-ku ini...!".

Glena dengan sungkan dia mengulurkan tangannya dan... menggenggam penis anaknya itu, seraya berkata, "Apa kamu... OK begini, nak...?", tanya Glena.

"Oh... iya mam, rasanya lebih baik dari tanganku sendiri... tangan mama begitu halus... dan hangat... dibandingkan tanganku...", Thomas seketika merasa relaks dan merebahkan kepalanya pada bantal kembali, memperhatikan tangan ibunya yang mulai mengocok penisnya perlahan.

"Kamu tahu...", kata Glena sembari tetap mengocok-ngocok penis anaknya. "Kamu harus membayangkan tubuh telanjang seorang cewek... itu akan membantumu cepat... ejakulasi".

"Aku tak tahu mam... kurasa cara ini akan... berhasil", jawab Thomas yang napasnya mulai tersengal-sengal akibat rangsangan pada penisnya, dia memejamkan matanya, agaknya dia menikmati sekali rangsangan ini.

Glena lebih mendekat lagi dengan tubuh anaknya, dengan begitu dia dapat lebih keras dan cepat mengocok penis Thomas. Ini sudah berlangsung selama 5 menitan dan tangan Glena mulai merasa pegal.

"Nak... cobalah berusaha membayangkan tubuh seorang cewek yang telanjang... penismu sebenarnya diperuntukan untuk cewek...", kata Glena yang napasnya ikut-ikutan megap-megap sama halnya dengan anaknya.

"Maksud mama... apa?", Thomas menanggapi kata terakhir dari sang ibu.

"Iiiya... nak, penismu ini oleh Yang Maha Pencipta sudah merancangnya untuk memasuki vagina seorang cewek dan... membantunya bisa... hamil dan membuat seorang anak bayi baru...", terlepas juga perkataan itu dari mulut Glena yang bergidik oleh ucapannya sendiri itu. Dia sungguh merasa nyaman dengan keadaan mereka berdua sekarang. "Andainya kamu membayangkan penismu memasuki vagina dari seorang cewek... mama rasa... dapat membantumu untuk cepat... ber-ejakulasi...".

"OK, aku akan mencobanya...", kata Thomas ragu. "Aku sebenarnya belum pernah melihatnya... tubuh seorang cewek telanjang sesungguhnya! Memang sih pernah melihat gambar cewek telanjang di majalah...", kata Thomas mengaku pada ibunya.

Kelihatannya usahanya belum berhasil mencapai target... membuat Thomas ejakulasi, tapi Glena tak akan berhenti berusaha... untuk menolong anak semata wayangnya yang tersayang...

"Setidaknya mama masih ada satu cara.... yang ampuh mama pikir...
tapi... apakah perlu mama melakukannya...?", Glena menggeliatkan badannya tanpa sadar. Puting buahdadanya menonjol mendesak gaun malamnya yang tipis memang Glena kalau dirumah tidak pernah memakai BH, tak pelak lagi keberadaan bersama anaknya itu mempunyai efek padanya. Sedang tangan Glena masih tetap mengocok-ngocok penis anaknya mulai berasa sangat pegal. Genggaman tangannya pada batang penis yang besar itu sudah tidak sekeras awalnya.

"Mam... aku tak perduli... apapun yang ingin mama perbuat... aku senang... mama mencoba membantuku...".

Belum juga tuntas omongan Thomas... Glena menunduk dan langsung memasukkan palkon Thomas kedalam mulutnya, menjilat dan mengenyot
pelan palkon anaknya itu. Kelihatan sekali Glena sungguh menikmati apa yang sedang dilakukannya itu, dia gemar melakukan BJ (Blow Job)... juga padaku dalam kegiatan seks kami. Buahdada Glena yang sebelah kiri tanpa disadarinya telah bebas... lepas dari balutan baju malamnya, putingnya yang sudah mengeras itu
menyapu lembut kulit paha kirinya Thomas... Kepala Glena mulai mengayun naik-turun pas diujung palkon yang masih tegak berdiri, mulutnya hanya mampu memuat setengah dari batang penis Thomas yang panjang.

Thomas semakin merasa nyaman saja, ini pengalaman yang sama sekali baru baginya, sensasi ini membuat napasnya megap-megap keenakan. "Ahhh... mam... sungguh enak sekali rasanya... please... jangan berhenti... ohhh... mama!".

Glena melayani keinginan anaknya terus melakukan BJ pertama untuknya dan menggenggam dan mengocok pada setengah bagian batang penis yang tidak bisa masuk mulutnya.

Makin bertambah nikmat saja dirasakan Thomas, napasnya menderu kencang, pinggulnya didorongnya keatas. Glena ikut-ikutan mendesah, dirasakannya batang penis Thomas yang berada didalam mulutnya berdenyut membesar... dia paham tak lama lagi, pasti... Thomas eyakulasi!

Tiba-tiba Thomas menggerung kencang, "Ohhh...! Mama...!". Seketika itu juga air maninya menyemprot keluar... membanjiri mulut ibunya.

Terteguk air mani anaknya, Glena juga sengaja menyedot dan... tetap saja kepalanya turun-naik pada batang penis Thomas yang besar sementara tangannya tidak henti-hentinya mengocok.

Sungguh satu adegan erotis apa yang kulihat lewat bukaan sedikit pintu kamar Thomas, tak luput dari 'pantauan'-ku barang sedetik pun!

Glena menelan semua mani yang ada didalam mulutnya, orgasme yang dialami Thomas mereda.

"Mam... itu rasanya lebih baik... aneh sekali tapi... sungguh enakkk sekaliii...! Aku merasa terlena... atau... apa ituuu... aku rasa ada sesuatu yang keluar dari penisku... apa itu... cairan putih... yang mama maksud?", celoteh Thomas.

"Ya...", kata ibunya. "Itu peju... maksud mama itu spermamu, mama menelan semuanya... agar tidak berceceran kemana-mana mengotor tempat tidurmu...", Glena mengangguk, getaran anggukan ketika BJ masih saja terasa olehnya. "Kamu merasa nyaman sekarang?", tanya Glena pada anaknya.

"Ya", jawab Thomas sambil melihat kearah bawah, dilihatnya penisnya sudah agak melunak tinggal setengah ereksi. "Kupikir...
ya kupikir sekarang... kurasa lebih baik... terima kasih mam".

Glena berdiri, membenahi gaun malam yang tadi terbuka, berusaha menenangkan dirinya sesaat dan akan keluar dari kamar Thomas.

Aku bergegas kembali kekamar, seperti biasa... berbaring sambil memegang buku bacaan.

Glena masuk kamar kami dan naik ketempat tidur tanpa bicara, lalu menyelinap masuk kedalam selimut. Tubuhnya yang hangat merapat padaku, napasnya yang masih memburu masih bisa kudengar... rupanya isteriku ini masih terpengaruh oleh suasana dikamar Thomas tadi. Agaknya dia merasa sangat bergairah dan bernafsu... mulai bermain dengan penisku. Aku yang tadi 'memantau' keadaan ikut-ikutan jadi bergairah. Tidak perlu waktu yang lama, penisku menjadi ngaceng berdiri bahkan kurasakan penisku sangat keras... lebih keras dari hari-hari sebelumnya.

Tahu penisku sudah 'siap', dengan cepat Glena menanggalkan gaun malam berikut CD-nya sekalian. Bertelanjang bulat, disingkapnya selimut kesamping dan menarik cepat celana komprangku beserta CD-ku. Dengan sigap naik keatas tubuhku, mengangkangi aku dan memegang penisku yang langsung dilesakkan kedalam memeknya yang sudah basah dan licin <blesss...> tak pelak lagi penisku amblas semuanya kedalam lubang memeknya yang berdenyut-denyut kencang.

Cepat Glena mengayun-ayunkan pinggulnya, gaya WOT-nya (Woman On Top) membawanya cepat pada orgasme-nya sendiri yang menyebabkan tubuhnya rubuh menindih tubuhku. Penisku yang masih tegang masih tetap berada didalam memeknya yang nikmat kurasa karena masih saja berdenyut-denyut. Kudiamkan sesaat lalu kubalikkan tubuh Glena dan... aku berada diatas tubuhnya. Dengan gaya MOT-ku (Man On Top) yang klasik, mengayunkan pinggulku, memompa penisku masuk-keluar memeknya dengan tidak terlalu cepat, aku memang ingin menikmati sekali persetubuhan dengan isteriku yang kucinta ini...

Hari semakin larut malam, tuntas sudah persenggamaan kami. Glena mengalami 3 kali orgasme sebelum aku menyemprotkan spermaku jauh kedalam rahimnya... mudah-mudahan Thomas mendapat adik baru...

Besambung pada Bagian 2
 
Terakhir diubah:
Mantabs.... Juragan... Langsung konak pagi2, ditunggu bagian 2 nya :D
 
??????????????????
??????????????????
??????????????????
??????????????????
 
Kasih Ibu Yang Melampaui Batas Cakrawala-02


Bagian 2

Keesokan malam harinya, Thomas, anak kami (aku dan isteriku Glena) itu, datang kekamar tidur kami. Dia langsung mendekat pada ibu kandungnya, dia membisiki sesuatu ke telinga ibunya. Agaknya dia mengalami lagi ereksi hebat pada penis besarnya itu... lalu Thomas bergegas kembali kekamarnya sendiri.

"Maaf sayang...", kata Glena dengan manja padaku. "Aku akan akan kembali beberapa menit lagi".

Selang berapa saat, aku sudah bercokol lagi dekat pintu kamar tidur Thomas. Aku mengendap-endap didekat bukaan sedikit pintu kamar tidur Thomas.

Rupanya Glena bergerak cepat, saat kuintip dia sedang melakukan BJ pada penis besar Thomas, anak kandungnya itu. Kulihat Thomas merem-melek matanya keenakan merasakan ngilu-ngilu nikmat pada penisnya. Sama sekali tak terlihat rasa canggung pada Glena, ini sangat berbeda sekali dengan yang kemarin saat dia memberikan BJ pertama pada Thomas.

Bahkan kulihat dengan jelas sekali, Glena mengusap-usapkan memeknya pada kakinya Thomas, meskipun Glena masih mengenakan gaun malamnya yang agak tipis itu. Terpana aku melihatnya, begitu cepatnya isteriku itu terbuai suasana yang dibuat mereka berdua, ibu dan anak kandungnya sendiri. Tapi hal itu tidak menyebabkan aku naik pitam sama sekali, biarlah itu urusan mereka berdua. Yang terpenting bagiku, Thomas tidak selalu tersiksa oleh 'sakit'-nya itu. Soal perilaku erotis yang dilakukan Glena tadi kurasa cukup manusiawi, maklum saja berada dalam 'area' penuh gairah dan birahi liar disana. Toh... pelampiasan pasti padaku juga... Tersentak aku dari lamunanku, segera aku kembali kekamar, berbaring diatas tempat tidurku, biasa... sambil memegang buku bacaanku.

***

Rutinitas yang Glena lakukan bersama Thomas anaknya itu telah berjalan beberapa minggu dan berlangsung dengan tenang. Tak pernah lagi Glena memberitahuku perihal 'kegiatan'-nya bersama anaknya itu. Glena dengan 'sukarela' (kurasa kata 'antusias' lebih tepatnya) menyambangi kamar tidur Thomas tanpa perlu anaknya meminta 'bantuan' lagi padanya.

Aku juga selalu bercokol didepan pintu kamar tidur Thomas untuk 'memantau', bila mereka tak sengaja membiarkan daun pintu terbuka sedikit, aku bahkan menonton apa yang mereka lakukan berdua didalam sana. Tanpa kusadari aku juga mempunyai rutinitas sendiri yang meng-antisipasi rutinitas yang dilakukan ibu dan anaknya itu.

Seperti biasa segera setelah selesai 'urusan'-nya dengan anaknya, Glena bergegas kembali kekamar tidur kami. Diatas tempat tidur kami itu habislah aku jadi 'bulan-bulanan' sibuk meredakan gairah Glena yang meletup-letup akibat aktivitas BJ dikamar tidur Thomas sesaat sebelumnya. Sampai hari ini aku merasa beruntung selalu keluar sebagai pemenangnya dalam 'pertarungan' seks-ku dengan Glena, isteriku yang kucinta.

***

Satu malam pernah Glena kembali kekamar kami dan tercium olehku aroma sperma. Diam-diam kuperhatikan dengan seksama, ternyata pada rambutnya memang ada bekas-bekas sperma yang sudah diseka, juga pada gaun malamnya. Memang malam itu aku tidak menjalani rutinitas 'memantau'-ku, rupanya Glena membantu Thomas, anaknya menghilangkan rasa 'sakit' itu tidak selalu dengan BJ. Sebab bila menggunakan mulutnya pasti tidak tercium aroma sperma karena telah habis ditelannya semua masuk kedalam perutnya. Aku diam saja, juga aku tak berminat menanyainya. Biarlah itu urusan rahasia mereka berdua.

***

Kurang lebih sebulan telah berlalu... Kali ini aku meneruskan lagi rutinitas-ku yang telah sebulan lamanya tidak kulakukan.
Seperti biasa segera Glena berada berduaan dengan Thomas, aku telah bercokol lagi didepan pintu kamar tidur Thomas. Kebetulan sekali daun pintunya terbuka sedikit.

Aku menela'ah pintu itu sebentar, kupastikan itu bukan karena sengaja dibuka tapi lebih disebabkan keteledoran dari orang yang menutup pintu itu kembali. Rupanya Glena saat masuk kedalam kamar dan menutup kembali pintu tidak sampai terdengar <klik>, langsung saja setelah itu dia mendekati anaknya. Akibatnya tombol berpegas pada sistim kunci pintu itu mendorong kembali daun pintunya membuka sedikit meninggalkan celah yang lebar untukku 'memantau' aktivitas yang sedang berlangsung didalam kamar tidur Thomas itu.

Kulihat kedalam, wowww... pemandangan indah! Glena membiarkan bagian atas gaun malamnya terbuka lepas. Payudara semok-nya bebas terlihat oleh Thomas dan... tentunya olehku yang sedang serius mengintip. Sementara Glena tetap sibuk melakukan BJ pada penis besar milik Thomas. Jujur saja aku juga kagum pada ukuran besar penis Thomas itu, pasti itu akibat faktor keturunan dan pengaruh gen pada garis keturunan ayah atau kakeknya... mungkin... aku tidak ahli dalam hal itu... jadi kuteruskan saja 'memantau'.

Saat melakukan BJ, kulihat Glena berkali-kali berhenti dan memandang wajah Thomas dengan mesra sambil tersenyum. Aku memperhatikan dengan seksama, akhirnya aku menjadi paham, rupanya Glena tidak menginginkan anaknya cepat-cepat ejakulasi. Thomas balik tersenyum pasrah pada ibunya sambil memainkan rambut ibunya dengan dengan lembut. Beberapa kali kulihat terjadi kontak mata diantara mereka. Sudah dapat dipastikan Glena ingin berlama-lama bermesraan dengan anak kandungnya sendiri.

Aku tetap 'memantau', kulihat puting buahdada Glena mengeras kuperhatikan kedua puting itu kayaknya lebih mancung kedepan.
Serta pinggulnya diusap-usapkannya pada lutut anaknya yang menekuk keatas.

Sebelah tangan Glena meraba buahdadanya sendiri, kemudian me-remas-remasnya, memberi tontonan gratis untuk anaknya yang melongo melihatnya. Masih tetap melakukan BJ, Glena memilin-milin puting buahdadanya bergantian dari puting yang kiri lalu yang kanan, dari yang kanan kembali yang kiri. Tidak lupa sembari tetap mengusap-usapkan pinggulnya pada lutut anaknya. Disengaja atau tidak, Glena telah memperagakan pada anaknya yang cerdas itu cara merangsang tubuhnya!

Aku jadi sangat bernafsu akibat ulah isteriku itu, dalam hatiku berkata, 'Awas nanti setelah kita berdua kembali ditempat tidur... aku akan membalas kenakalanmu ini... sayang!'.
Aku buru-buru kembali kekamar, menyiapkan diriku sebaik-baiknya. Meredakan nafsuku yang tadi sempat sampai keubun-ubun dengan membaca buku, jangan sampai aku kalah dalam 'pertarungan' seks-ku nanti...

Glena agak lama kembali kekamar kami, tapi seperti biasanya, dengan mudah aku menundukkannya. Glena memulainya dengan nafsu yang berkobar-bokar, hasilnya sudah dapat ditebak, aku mengantarkannya pada orgame-nya berkali-kali sampai aku sendiri membanjiri rahim dengan sperma-ku yang tumben kurasa banyak sekali malam itu.

***

Keesokan malam harinya, dengan melangkah berjinjit perlahan takut menimbulkan suara, aku sudah berada didepan pintu kamar tidur Thomas. Kuperhatikan dengan seksama, terdengar dengus napas Glena berat, kok... tidak seperti biasanya?! Aku mengintipnya lewat celah bukaan daun pintu kamar itu, tumben agak diredupkan nyala lampu didalam kamar itu... ada apa gerangan? Konsen dan menfokuskan mataku dan melihat... 'OMG...!'. Kulihat Thomas duduk mengangkang diatas tubuh ibunya dan membiarkan penis besarnya dijepit ditengah-tengah buahdada ibunya yang semok itu. Thomas memaju-mundurkan pinggulnya, yang menyebabkan penisnya yang besar dan panjang itu bergerak kedepan dan kebelakang sembari dijepit oleh bongkahan kenyal buahdada ibunya. Ketika Thomas mendorong pinggulnya kedepan, palkonnya yang nonggol dari himpitan buahdada ibunya langsung disambut dengan sergapan mulut ibunya.

Kurasa ini juga salah satu bentuk BJ! Tak mungkin Thomas yang masih muda belia itu mempunyai ide semacam itu, pasti ide ini datang dari ibunya sendiri. Tak kusangka Glena, isteriku itu bisa mempunyai ide liar yang eksotis semacam itu!

Nafsu birahiku seketika membubung tinggi melewati ubun-ubunku sendiri... sudah tak dapat kutahan lagi... kukeluarkan penisku yang sudah ngaceng berat dan mulai masturbasi ditempat, tidak memerlukan waktu lama... <crottt...> <crottt...> kusemprotkan maniku ke tembok yang terdekat. Ahhh... lega, hilang mumetku sekejap. Aku mulai lagi 'memantau' keadaan didalam kamar itu.

Wahhh... adegan yang berlangsung sedang hot hot-nya, gerakan pinggul Thomas maju-mundur dengan sangat cepat, sekali-sekali kudengar suara Glena yang tersedak disumpal oleh palkon anaknya yang besar. Tiba-tiba tersentak-sentak gerakan pinggul Thomas dan... <crottt...> <crottt...> <crottt...> langsung penis besar Thomas menyemprotkan maninya ke muka ibunya malah ada yang mengenai mata kiri ibunya. Langsung mereka tertawa mengikik senang. "Ssst...!", Glena memberi kode pada anaknya agar jangan terlalu bising. Sehingga tidak ada suara yang dapat kudengar. Kulihat sekilas kedalam kamar itu lagi, tubuh ibu dan anak terkapar lemas. Glena tetap dengan posisi-nya yang terlentang, sedang Thomas berbaring menelungkup diatas tubuh ibunya, kelihatan napas mereka masih megap-megap...

Buru-buru aku kembali kekamar, berbaring diatas tempat tidurku, biasa... sambil memegang buku bacaanku.

Kulihat Glena kembali, langsung masuk kekamar mandi yang ada didalam kamar kami, membersihkan tubuhnya akibat aktivitas seks-nya dengan anaknya sendiri. Tak lama kemudian Glena selesai dan langsung naik keatas tempat tidur kami. Masih tercium olehku aroma sperma pada wajahnya.

Aku tidak mau merusak suasana malam yang tenang, dengan bertanya pada Glena mengenai apa saja diperbuatnya didalam kamar Thomas, anaknya itu. Justru Glena yang memberitahuku bahwa dia perlu memastikan agar Thomas bisa melakukan masturbasi-nya dengan benar. "Bukankah begitu... sesuai apa yang disarankan dokter", kata Glena berdusta padaku.

Aku tersenyum saja menanggapi perkataannya, yang sama sekali tidak diketahuinya bahwa aku memperhatikannya setiap aktivitas-nya bersama anaknya... memberi BJ pada anaknya dalam berbagai gaya... setiap harinya...!

***

Setelah lewat beberapa minggu selanjutnya aku memperhatikan bahwa Glena agak sedikit berbeda keadaannya bila berduaan dengan Thomas, anaknya itu. Kelihatan Glena senang sekali menyaksikan anaknya masturbasi dan menyemprotkan air maninya pada tubuhnya sendiri atau pada muka dan buahdada ibunya. Glena mulai berani menelanjangi dirinya dan hanya memakai CD-nya saja. Aku mulai melihat wataknya yang terpendam yaitu sebagai seorang exhibitionist (orang yang suka memamerkan sebagian atau seluruh tubuhnya yang telanjang).

Sedangkan Thomas kelihatannya merasakan nyaman dan senang saja menghadapi situasi semacam itu. Kerap kulihat tangan Thomas meremas-remas buahdada ibunya atau bahkan mengisap puting-putingnya setelah dia berhasil ejakulasi pada tubuh ibunya sendiri.

Kejadian-kejadian yang berlangsung dalam kamar tidur Thomas itu agaknya semakin erotis saja seiring dengan beberapa minggu kemudian telah berlalu. Glena sudah membiasakan dirinya melepas total gaun malamnya begitu dia berada didalam kamar tidur anaknya itu.

***

Pernah pada suatu malam saat kebetulan aku 'memantau' didepan pintu kamar anaknya itu. Kulihat Thomas berbaring terlentang diatas tempat tidur dan... sudah ada Glena yang berjongkok mengangkang diatas tubuh anaknya sibuk... menekan-nekankan memeknya yang masih terbalut CD-nya itu pada penis besar anaknya yang sedang ber-ereksi hebat sembari mengusap-usapkan tangannya pada dada anaknya. Terlihat sekilas seakan-akan mereka sedang... bersebadan saja layaknya. Aku jadi melongo melihatnya.

"Mam...! Mama kelihatan... basah semua dibawah sana...! Celana dalam mama... basah kuyup...!", kata Thomas sekonyong-konyong, memelototi CD ibunya, sementara itu Glena masih saja sibuk mengusap dan menekan-nekankan memeknya pada penis anaknya.

"Mama tahu... nak. Begitulah yang terjadi pada wanita umumnya bila bagian itu tersentuh... atau disentuh...", jawab Glena tenang saja menanggapi perkataan anaknya.

"Kenapa begitu mam...?", tanya Thomas yang kepingin tahu.

"Hal itu akan membantu sekali... bila mama menginginkan... misalnya penis papamu... untuk masuk kedalam sana... memudahkan penisnya itu menerobos masuk kedalam... vagina mama... karena sudah licin...".

Aku yang ikut mendengarkannya mengernyit dahiku, aku paham kemana arah situasi yang dikehendaki Glena jadinya.

"Wahhh... itu pasti enak rasanya... ya mam?", komentar anaknya polos. "Aku tidak pernah melihat mama... telanjang bulat... apa mama mau melepaskan celana dalam mama yang sudah basah kuyup itu...?".

"Ya... bagaimana ya... kamu seharusnya tidak boleh melihat tubuh mama-mu sendiri... telanjang bulat... sedemikian...", jawab Glena bimbang. Diam sejenak berpikir, akhirnya Glena berkata pada anaknya, "Ya... mama pikir... tidak ada pihak yang dirugikan, mama rasa... apalagi mama telah 3 bulan lamanya melihatmu... selalu... telanjang... dan melakukan BJ untukmu...", plong rasanya hati Glena setelah mengucapkan kata-kata itu. Sekujur tubuhnya seakan dipenuhi oleh rasa gairah yang terus... terus berkembang bertambah besar saja... setelah hari-hari sebelumnya menahan gelora gairahnya dengan susah payah.

Dengan tegar dan mantap Glena cepat berdiri... melucuti sendiri CD katunnya... dan berkata, "Apa yang kau pikirkan... sekarang, nak?". Glena yang sudah lupa diri... yang dipengaruhi oleh gelombang gairahnya sendiri... bertanya pada Thomas, putera kandungnya itu dengan penuh birahi.

Spontan Thomas yang sedang memelototi bagian tubuh ibunya sangat pribadi itu... tempat dimana dia pernah sekali melaluinya dengan sekujur tubuh yang utuh... berteriak dengan antusias tinggi, "Wowww...!! Mama cantik sekali... kalau telanjang bulat...!!".

"Ssst... jangan kencang-kencang... nanti papamu terbangun dari tidurnya...", kata Glena pelan setengah berbisik mengingatkan anaknya.

Refleks Thomas menutup mulutnya dengan telapak tangannya yang kecil sambil berkata pelan. "Upsss... maaf mam...".

Glena kembali keatas tubuh telanjang anaknya lagi dan memegang batang penis besar anaknya yang ber-ereksi lebih hebat lagi...
cairan pelicin yang keluar dari ujung palkon-nya bertambah banyak saja lalu digosok-gosokkan pada memeknya, batang penis besar itu mengenai clitoris-nya yang sudah mulai membengkak, tergesek-gesek oleh batang penis anaknya. Sementara kedua belah tangan Glena dengan gencarnya mengocok-ngocok cepat batang penis panjang milik anaknya itu sampai pada palkon-nya kembali kebawah, Glena melakukannya berulang-ulang makin cepat dengan penuh semangat.

Mereka berdua napasnya sudah terengah-engah, keringat mereka telah mengalir membasahi sekujur badan mereka berdua. Mereka melampiaskan nafsu liarnya dengan melakukan masturbasi ala gaya mereka sendiri. Rasa nikmat mengguyur seantero tubuh mereka...

Merasa sudah tidak tahan lagi, Thomas sudah bangkit duduk, segera meraih bagian belakang kedua paha ibunya dan mencoba menarik ibumu mendekat lagi, rupanya Thomas berusaha agar penis menerobos masuk memek ibunya...!

Glena sadar apa yang diinginkan anaknya itu, "Woooah... pria cilikku...! Kita tidak boleh melakukannya...!. Segera dia menarik mundur pinggulnya dengan sigap dan lebih fokus mengocok penis besar anaknya dengan kedua belah telapak tangannya lebih cepat lagi.

Tubuh Thomas terhempas lagi kebelakang saking dia merasakan terpaan rasa nikmat yang menerjang kencang tubuhnya, menyebabkan dia kembali terlentang seperti sesaat sebelumnya.

Tidak perlu waktu lama Glena menunggu anaknya ber-ejakulasi, sesaat kemudian... <croottt...> <croottt...> <croottt...>
<croottt...> menyemprot sudah air mani Thomas keatas bagaikan semprotan air mancur di taman... jatuh lagi kebawah menyirami sekujur tubuhnya sendiri...

Diam sesaat, yang terdengar hanyalah napas-napas yang masih megap-megap diiringi degup kencang jantung yang berdetak...

"Mam...! Wowww... rasanya... hebat sekali...! Aku harap... mama mau lagi melakukannya lagi... secepatnya...".

Glena setelah normal kembali kondisinya, berpikir dan mengakui pada dirinya sendiri bahwa hal yang barusan terjadi agak kelewatan, katanya pelan, "Lain kali... mungkin... kita harus lebih berhati-hati...".

***

Malam berikutnya, Glena tidak menyambangi anaknya.

Tampaknya Glena sudah lebih tenang untuk beberapa hari kedepan.

***

Selang beberapa hari berikutnya, saat aku pulang dari kantor dan sudah tiba dirumah. Aku melihat beberapa kantong yang tertinggal di meja dapur. Iseng aku melihat apa saja isi kantong-kantong itu. Perhatianku tertuju pada satu kotak kecil yang berwarna merah metalik. Kulihat dengan seksama, bukankah itu... sekotak yang berisi... kondom! Heran aku melihatnys, aku berpikir sejenak. Bukankah aku dan Glena sudah bersepakat untuk memberi adik baru secepatnya pada Thomas yang telah berusia 10 tahun lebih itu? Jadi... apakah gunanya kondom itu?

Berpikir tadi tentang adik baru untuk Thomas... ya... Thomas,
terpekur aku sejenak, jangan-jangan... ohhh... untuk siapa lagi kondom itu dibeli...?

Mengingat-ingat kejadian-kejadian sebelumnya, terbayang-terbayang di benakku pada malam saat aku 'memantau' beberapa malam yang belum lama itu berselang. Saat Thomas ingin menyetubuhi ibunya sendiri.

Aku mengambil kesimpulan, rupanya Glena ingin memuaskan rasa keingin-tahuan yang besar dari anaknya semata wayang yang disayang itu tanpa resiko dihamili oleh anaknya sendiri maka dari itulah sekotak kondom itu dibeli.

Aku masih saja diam berdiri di dapur itu sambil berpikir-pikir... terbersit sekilas di benakku. Ehhh... ngomong-ngomong soal... besar...!

Aku jadi tersenyum akhirnya... rupanya sekotak kondom itu dibeli untuk 2 tujuan sekaligus...!

Yaaa... Glena juga ingin menuntaskan keingin-tahuan bagaimana rasanya melakukan ML dengan seseorang yang memiliki penis sepanjang 25 cm! Yang kebetulan milik putera kandungnya sendiri!

Terbayang-bayang sudah didalam benakku yang ngeres ini, adegan-adegan erotis yang segera akan bisa kutonton 'live'! Didalam kamar tidur Thomas nanti... mungkinkah nanti malam...?

Tak sabar aku menuggu saat itu tiba!

Bersambung ke Bagian 3
 
Terakhir diubah:
mantap suhu, gelar tikar nunggu Bagian 3 nya :D :tegang:
 
Wawwww pagi pagi udah di kasih cerita baru nihhh :D :semangat: lanjutkan bro cerita nya :D saya selalu dukung terus :D sampai hamil yaaaa :semangat:
 
mantap bro ceritanya
ditunggu part selanjutnya
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd