Chapter 6
Sial banget pagi ini. Duh remuk banget nih badanku rasanya. Kayak di lindes kontainer peti kemas. Lebay ah. Tapi beneran sakit banget. Lalu aku melangkahkan kakiku ke area belakang sekolah. Sebelumnya ku WA si Joni tentang kondisiku, biar absen tetap jalan. Soalnya habis ini pelajaran matematika. Memang guru nya baik sih, tapi ndak enak kalau mau bolos. Gini-gini aku murid teladan lho.
Aku punya tempat persembunyian yang bagus dibelakang sini. Belakang sekolah adalah gudang, dibelakangnya ada tumpukan bangku-bangku lama yang rusak. Tempat nya agak terpencil dibelakang sekolah. Nah disitu aku bikin tempat persembunyian dari tumpukan bangku-bangku tadi beralaskan selembar kardus yang ku minta dari Bu Nur si ibu kantin. Akhirnya aku bisa sejenak beristirahat. Sayangnya aku lupa tak membungkus kopi atau minuman lain. Yang penting ngaso dulu lah. Setelah aku meletakkan pantatku di atas kardus aku mulai merasakan aura kehadiran seseorang. Iseng aku melihat kedalam gudang. Waduh,kayaknya orang indehoy lagi nih. Dan benar saudara-saudara semua. Sialan, sekolah elit macam apa ini? Roman-romannya dari dalam gudang nih. Aku mengintip dari tempat ku bersembunyi. Tepat diatasku bersembunyi ada jendela yang tidak terlalu besar, sekitar 300mmX250mm. Agak buram sih, tapi cukup lah untuk mengintip.
Tampak seorang cewek berjilbab asik ciuman dengan seorang cowok. Edan kok ini, cewek berjilbab masak gitu. Dapat kukenali cewek itu anak rohis, ndak tau siapa namanya. Dan yang cowok si Heru anak dari kelasnya Selly. Nah nah sudah mulai tuh, ndak sabaran banget itu si Heru. Celananya udah lepas, dan kayaknya dia memaksa si cewek itu. Itu yang bisa kusimpulkan saat ini. Dari luar sini aku ndak bisa dengar suara didalam. Kayaknya si cewek disuruh apa ya namanya? Itu lho emut penis cowok mblo job atau blow job, ah bodo amat lah besok aku cari di forum semprot. Pasti ketemu, hehehehe.
Kali ini benar-benar tegang dibalik celana ku. Seolah rasa sakit ku terlupakan. Kulihat Heru memegang kepala si cewek dan menekan kepala si cewek agar menelan semua penisnya. Si cewek berontak sekuat tenaga. Duh kasian juga ya dia. Kulihat si cewek muntah-muntah setelah melepaskan kulumannya. Hadehhhhh, kayaknya udah selesai karena si Heru mulai memakai kembali celananya. Udah selesai main pergi aja tu. Fyuhhhh... penis ku rasanya makin sesak aja nih. Kuredam nafsuku, biar ndak salah jurusan ntar. Anjayyy
Si cewek masih berada di gudang, terlihat ia masih duduk dilantai. Aku penasaran, aku ingin mendekati cewek itu. Dengan tertatih aku berjalan perlahan kearah pintu gudang. Kibuka perlahan pintu itu agar tidak mengagetkan cewek tadi. Setelah pintu terbuka kulihat cewek tadi terkejut dan berusaha lari menerjang diriku didepan pintu. Tentu saja dia menubrukku.
Duuuggggghhhhhh......
"Arghhhh... Sakit." Erang cewek tadi. Aku terhuyung dan jatuh terjengkang dengan cewek tadi tepat diatasku.
"Sakit mbak, aduh..." Ucapku mengaduh. Gila nih ditindih cewek cantik. Eh, ditindih? Mengingatnya membuatku salah tingkah. Lho, kok ada yang empuk-empuk ya?
"Tolong, biarkan aku pergi. Aku ada kelas setelah ini." Ucap si cewek.
"Ya mbaknya minggir lah. Berat tau." Ucapku.
Plaaaaaakkkkkkkkk.............. Sebuah tamparan keras mendarat di pipi ku. Sakit nya....
"Lho kok tampar aku sih mbak? Salahku apa ya?" Tanyaku.
"Itu tangan kamu." Ujarnya melotot tajam. Wah, tanganku dengan bahagianya meremas toket cewek itu. Mana gede lagi tu toket. Anjaayyy, aku bisa dicap sebagai manusia mesum ini. Mampus deh...
"Ma maaf, itu Ndak sengaja. Beneran sumpah." ucapku agak ketakutan.
"Udah lepasin, atau aku gampar lagi?" Ancam dia.
"I iya aku lepasin." Ujarku.
"Kamu ngapain disini? Bolos pelajaran ya?" Tanya cewek itu.
"E.. enggak bolos kok. Ini kebetulan aja kesini habis olahraga." Ucapku memberi alasan. Alasan bohong sih. Hahahahahaahah.
"Udah dari tadi apa barusan kamu kesini?" Tanyanya penuh selidik.
"Udah dari tadi." Ucapku enteng. Kulihat wajahnya mulai panik. Takut kegiatan nya barusan ketahuan mungkin.
"Kamu ndak lihat yang macem-macem kan?" Tanyanya panik.
"Ndak lihat apa-apa kok." Ujarku mengelak.
"Yakin ndak liat apa-apa?" Tanya dia mencoba meyakinkan. Kali ini tatapan nya tajam. Aura yang menyeramkan.
"I i itu tadi liat a ada cowok disini." Ucapku gugup. Mampus kenapa ngaku segala. Wah berat nih, gara-gara tatapan tadi sih.
"Kamu liat semuanya? Awas kalau kamu bilang-bilang. Aku bikin kamu menyesal." Ucapnya mengancam ku. Waduh mampus kan, kelihatannya dia ndak main-main dengan ucapannya. Diremasnya batangku dari balik celana. Pertama lembut remasannya, tapi lama-lama kok kencang ya remasannya.
"Aduuhhh..... Sakit mbak, ntar patah aku repot lho." Ucapku mencoba melepaskan remasannya.
"Makanya jangan ember kamu. Arau aku patahin ini batang." Ujarnya dengan ancaman. Kayaknya sekolahku ini serem yak.
"Ampun. Sumpah deh ndak bakalan cerita-cerita. Tapi lepasin dong mbak. Sakit nih." Ucapku menahan sakit. Duh beneran sakit semua ini badanku.
"Gede juga punya kamu. Yaudah ayo masuk gudang lagi. Aku hukum kamu udah ngintip tadi. Jangan harap bisa lepas gitu aja." Ujarnya dengan senyum licik. Anjirrrrrr mau apa ini? Perasaan tadi dia kelihatan anak baik-baik, lho sekarang kok bikin aku khawatir.
"Ma mau apa nih mbak? Ampun deh. Ini aku tadi habis jatuh, masak tega sama aku?" Ucapku memelas. Berharap dia mau melepaskan ku.
"Udah kamu diem aja. Ndak usah banyak omong." Ucapnya sambil menarik ku kedalam gudang.
"Ehheemmmm....." Kudengar ada yang berdehem di belakangku.
"Oh jadi kamu disini sama cowok ya Fa?" Ucap seseorang tadi yang ternyata cewek. Kulihat badge nama cewek yang menarik ku ke gudang tadi. Oh namanya Syifa Fauziah. Cantik sih namanya tapi serem orangnya.
"Eh Putri, enggak. Ini tadi dia ngintipin aku sama si Heru. Yasudah sekalian aja. Hehehehe." Ucap Syifa sambil cengengesan. Kutengok cewek yang bernama Putri tadi. Anjirrrrrr, cantik banget nih cewek. Berjilbab pula. Mimpi apa aku ketemu cewek-cewek cantik. Tapi aku ragu.
"Oh seperti itu. Yaudah aku boleh gabung?" Tanya Putri.
"Eh maksudnya apa ini? Mau gabung apa?" Tanyaku panik. Enak aja aku kayak anjing peliharaan gini. Tadi marah pas aku pegang toketnya, sekarang malah kayaknya mau macem-macem. Hadehhhh
Lanjutannya nyusul deh.
Thanks atensinya selama ini.
Kripik dan sarannya jangan lupa