Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Joni (berkah jadi sopir dadakan)

Aku berbaring di sebelahnya. Aku pikir dia akan segera tidur, tapi ternyata dia malah menatapku, bahkan sampai memiringkan tubuhnya lagi.

"Kenapa, mbak?" Tanyaku. Aku bingung dengan arti tatapan matanya.

"Bahaya kamu orangnya, Jon" jawabnya. Aku tergelak mendengar jawabannya.

"Bahaya?" Tanyaku.

"Ya" jawabnya singkat. Masih dengan menatapku.

"Nggak cuma pinter bikin aku keenakan, tapi kamu juga bikin aku baper, tahu" lanjutnya.

Aku tersenyum mendengar jawabannya. Sebuah pujian tersembunyi dari jawaban itu, membuatku senang.

"Aku lebih butuh kecupan sayang, kaya yang kamu kasih barusan, ketimbang duit berjuta-juta tapi tanpa perhatian" lanjut shella lagi.

"Sering aku iri sama tetangga. Tiap suaminya berangkat, selalu cium tangan. Terus dia dapet kecupan di kening"

Aku tersenyum lebar menanggapi keiriannya. Aku saja dulu iri sama bapak. Tiap berangkat ke kantor, ibu juga melakukan hal yang sama, di depan rumah. Sebuah kehormatan buat laki-laki, dilepas sang istri dengan cium tangan.

"Aku pasti kangen sama momen ini, jon"

Sebuah kalimat yang tak kuduga kan kudengan darinya. Terlebih disertai dengan lelehan air mata. Kurengkuh dia ke pelukanku. Kuberikan lagi kecupan di kening, sesaat sebelum dia memelukku.

"Aku ikut kamu ya jon?" Ucapnya saat memelukku. Tangisnya pecah di dadaku.

Aku biarkan dulu dia melepas kesedihannya. Barangkali, setelah menangis, dia akan kembali ceria.
Cukup lama juga dia menangis. Mungkin kalau dia harus menceritakan semua masalahnya, bisa bisa, nyampe rumah juga belum kelar ceritanya. Aku sedikit beringsut, memperbaiki posisi.

"Pegel ya mas?" Tanya shella. Dia menatapku sendu.

"He he" aku hanya merenges saja. Dia tersenyum lalu melirik ke bawah sesaat.

"Muka sama kontol kok nggak kompak?" Komentar shella.

"Itu dia susahnya jadi cowok. Kepalanya ada dua, independen lagi. Kepala atas tidur, kepala bawah malah bangun"

"Hempf"

"Kalo kepala atas pusing, tinggal kasih paracetamol. Kalo kepala bawah pusing, dikasih parasetamol, enggak ngefek" lanjutku.

"Dikasih apa dong?" Tanyanya dengan suara mendesah manja.

"Dikasih yang enak, dong" jawabku. Kuremas ringan toked kirinya.

"Pasti masih penasaran sama silitku ya?" Godanya.

"Ssssttt"

Aku mendesah, merasakan genggaman tangan shella di kontolku.

"Iyalah mbak" jawabku pendek.

"Aku telentang ya? Masih lemes"

"Wow. Oke"

"Ha ha ha"

Shella tertawa melihatku bersemangat. Seperti anak kecil dikasih mainan, aku segera bangkit dari tidurku.

"Lumurin dulu biar licin! Kontolmu gede" perintahnya, sambil mengacungkan botol pelicin.

"Oke"

Akupun menerima botol itu. Kulumuri sekujur kontolku dengan pelicin itu. Tak lupa aku lumuri juga lubang silit shella, agar tambah licin. Dia sudah mengangkang saja, memamerkan selangkangannya, dengan dua lubang kenikmatan itu.

"Pernah di dp mbak?" Tanyaku, sambil memposisikan diri di selangkangan shella.

"Pernah" jawabnya.

"Sama siapa?"

"Temen, lah. Dulu sebelum kawin"

"Weis, nakal juga ternyata"

"Ish, kalo nakal sih, dari kelas enam juga udah nakal, aku. Pecah perawan aja, smp. Pas sma, udah nggak keitung, berapa kontol yang nyicipin memekku"

"Serius?"

"Iya. Abisnya, kesel kalo punya cowok letoy. Baru lima menit udah loyo. Ah, udah putusin aja"

"Hepf. Hahahaha. Gila"

"Pertama anal, dibujuk pacar apa penasaran mbak?"

"Aww"

Dia memekik, saat aku tusukkan kontolku. Setengah palkonku melesak masuk. Aku diamkan dulu tanpa gerakan. Beberapa saat lamanya shella masih menuyup mata sambil meringis. Mungkin kesakitan. Tak lama kemudian, dia membuka matanya dan tersenyum.

"Pertama nyoba anal, disetanin temen" kata shella, menjawab pertanyaanku.

"Temennya suka dianal, terus cerita tentang nikmatnya dientot dua kontol sekaligus?" Tebakku.

"Iya" jawabnya sambil tergelak.

"Setan banget dia sih. Beneran penasaran tahu" lanjutnya.

"Terus, mbak shella ngajakin pacarnya?"

Slepp

"Aww"

"Ssstt"

Shella memekik lagi, tapi tidak merem. Justru aku yang merem, menikmati jepitan yang lebih ketat. Padahal baru palkon saja yang masuk. Tapi sudah terasa sekali sensasinya. Untuk sekian menit, aku hanya diam menikmati kedutannya.

"Aku sebenernya, " kata shella, namun menggantung. Senyum lebarnya membuatku penasaran.

"Pertama anal, " kata shella menggantung lagi. Senyumnya semskin lebar, melihatku penasaran.

"Sama adek aku" lanjutnya.

"Ha?" Seruku kaget. Dia tertawa melihat ekspresi terkejutku.

"Kok bisa?" Tanyaku lagi.

"Bisa, lah. Sama-sama birahi"

"Sama adek sendiri?"

"Pengaruh alkohol jon" jawabnya. Aku manggut-manggut.

"Aaahh"

Dia memekik saat aku dorong kontolku lebih dalam. Sempst kami sama-sama meresapi rasa anal ini. Tak lama kemudian, aku menatapnya lagi. Menagih cerita yang menggantung. Dia tergelak.

"Aku abis hangout waktu itu, di sebuah karaoke. Setengah mabok, abis dipake juga. Nyampe depan kontrakan, pas banget adek aku baru dateng dari footsal. Liat aku sempoyongan, langsung deh, dia reflek meluk aku. Megangin gitu, mapah, biar nggak jatoh"

"Aww"

Kulesakkan lagi kontolku, membuat shella memekik. Aku yang membayangkan karaokean dengan shella yang masih seksi, jadi merasakan kalau kontolku semakin gatel. Apalagi kalau sampai bisa memakai kemaluannya di depan teman-temannya. Pasti menggairahkan.

"Terus gimana, mbak?" Tanyaku.

"Akunya dipapah masuk. Aroma keringetnya itu jon, jantan banget tau nggak sih" jawabnya. Aku hanya tersenyum.

"Mana pas mapah aku, kontol dia kesenggol lagi. Gede jon. Kaya punya kamu" lanjutnya.

"Sange, dong?"

"Emang aku masih sange. Belum crot waktu di karaoke itu. Omong doang bertiga juga, letoy. Langsung main tusuk, lima menit doang, crot. Ah, bikin gatel doang, kan"

"Ha ha ha"

"Adek aku juga kayaknya lagi sange, malam itu, "

Sleeepp

"Aaawww"

"Uuuhhh... Sssssttt"

Karena ada pelicin, aku sempat terpeleset. Maksud hati ingin menekan sekikit, rupanya keset di depan saja. Begitu depan lepas, belakangnya los. Setengah batang langsung bersarang. Mungkin diameter kontolku lebih lebar dari diameter tampungan kotoran di anusnya, jadi, pas palkonku ketemu yang seret di dalam, langsung berasa sekali gesekannya. Tapi shella tidak protes. Dia terkesan biasa saja. Mungkin karena sudah sering.

"Sange tahu, denger cerita berbau incest" komentarku.

"Masa?"

"Iya. Makanya langsung dorong, ini tadi"

"Ha ha ha" shella menertawaiku.

"Terus, tadi, adeknya sange. Terus, gimana?" Tanyaku.

"Oh, iya. Dia ngintip-ngintip tokedku. Aku kan cuman pake gaun terusan tanpa lengan. Kecil juga, bagi cowok yang lagi sange, tetep bikin turn on kali ya jon?"

"Orang tidur dipeperin toked embak juga langsung bangun. Bagus sih, bentuknya" sahutku.

"Iya kali ya. Orang dia melototin mulu sih"

"Nggak kejedot pintu?"

"Ha ha ha. Kebetulan enggak. Aku pura-pura mau jatuh sih, jadi dia sigap lagi"

Sleeepp proot

"Aawww... Mentok ya?"

Aku tak menjawab pekikan shella. Rasanya nikmat luar biasa. Seperti ini rupanya rasa lubang belakang.

Remasannya lebih berasa daripada memek. Mungkin karena fungsi otot anus yang harus kerja keras mendorong kotoran.

"Jon?" Panggilnya.

"Enak?" Tanyanya kemudian.

"Enak banget mbak. Pantes banyak yang doyan"

"Iyalah. Adekku aja ketagihan"

"Tunggu! Gimana ceritanya bisa langsung ke anal?"

"Awalnya ya nggak langsung juga. Aku pura-pura pingsan, mas. Aku digotong ke sofa tamu. Diciumin, digrepein, dijilatin, enak pokoknya"

"Terus?" Tanyaku sambil mulai bergoyang.

"Ssssttt... Pelan dulu jon!" Pintanya.
"Pengen banget tahu, ngemut kontolnya. Cuman dia bukan ngarahin ke mulut, langsung ke selangkangan"

"Memek dulu?"

"Kali"

"Kok kali?"

"Meleset jon. Langsung mblesek ke silit, tahu"

"Kok bisa? Emang posisi embak gimana?"

"Miring. Ke kanan. Kalo rokku disingkap, kan selangkanganku bisa diakses"

"Sakit dong?"

"Iyalah. Tapi nggak tahu kenapa, malah ada enaknya, jon. Enaknya tuh kaya barengan sama sakitnya itu"

"Embak nggak pura-pura marah?" Tanyaku.

"Belum marah, udah dicipok sama digrepein. Gatel kan jadinya. Ya udah, sekalian aja aku suruh lanjut sampe mentok.

"Wah, menang banyak si adek tuh"

"Aku juga menang banyak, lah. Abis itu, tiap malem aku dientotin kontol gede, perkasa lagi kaya kamu"

"Apalagi sensasinya incest ya?"

"Iya. Tambah sange tahu, tiap liat dia bugil"

"Sekarang dia dimana, mbak?"

"Papua, freeport"

"Wah. Pasti kangen berat dia"

"Pasti lah. Semalem aja dia ngajakin aku ke papua. Cuman aku belum berani. Makanya aku nyariin mas joni yang ganteng dan gagah ini"

"Ssstttt aaaahh"

"Ah ah ah ah ah"

Aku mulai menggenjot silitnya dengan tempo sedang.

"Anjrit. Berasa dibetot" komentarku.

"Ah ah ah ah... Sayang, nggak ada dildo" sahut shella.

"Mbaak... Enak banget sumpah. Nggak nyangka anal seks seenak ini"

"Ati-ati ketagihan"

"Uuuh... Pastinya ketagihan ini sih"

"Asal jangan gengsian aja, pasti dapet lagi kok"

"Maksudnya?"

"Ya kalo ada ibu-ibu ngajak, jangan nolak! Yang badannya semok, bibir silitnya suka lebih tebel. Lebih megang di kontol"

"Ah... Eeeesshhh... ah ah ah ah" aku tak menyahut, tapi masih mendengarkan.

"Apalagi kalo bokongnya gede. Uuuh... Bayangin aja, gimana empuknya buat dipentok-pentokin sama selangkanganmu mas" lanjutnya.

"Aduh ah ah ah ah... Bu Diaaan" lenguhku.

"Wah. Siapa tuh? Udah dapet aja kayaknya"

"Ah ah ah ah ah"
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd