Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Joni (berkah jadi sopir dadakan)

Lek Tika merendahkan tubuhnya. Sempat dia ngelacupi kontolku terlebih dahulu. Hanya semenit, dia lepas lagi. Aku tahu, dia sudah tidak tahan untuk merasakan kontol di tempeknya.
Aku sempat terpana, saat dia menaikkan rok ketatnya sampai ke pinggang. Bokong semoknya, putih sekali. Dan mulus, semulus pipinya. Aku arahkan kontolku menuju lubang kebahagiaannya, sembari aku remas-remas bokongnya.

"Aaahh"

Kita berdua memekik bersamaan. Tempeknya, terasa lebih berdaging. Lebih tembem. Lek Vita bangun demi melihat penetrasiku ke tempek adiknya.

"Uuu... Nakal kamu, Tik. Udah bisa nelen kontol aja, tempeknya" komentar lek Vita.

Di bawah ranjang, lek tika merendahkan kepalanya rata dengan lantai. Membuat bokongnya emakin membulat.

"Aaahh... Joniiii"

Amblas sudah kontolku ke dalam liang kebahagiaannya. Kurasakan otot vaginanaya mengedut. Secara visual, kedutan itu membuat lubang anusnya ikut berkedut. Jadi terasa lebih menggairahkan.

Plaaakkk

"Aahh"

Tak tahan aku untuk tak menampar bokong semok itu. Bulatnya semakin menggoda untuk menganalnya. Pasti sangat sempit lubangnya.

"Aaaaaaahhh.... Jooonn"

Aku mulai bergerak pelan. Terasa masih keset walau sudah becek. Mungkin karena baru dipakai sekali, dan sudah lama tidak dipakai, jadi masih seperti perawan.

"Eeuumm"

Sambil bergoyang pelan, aku cipok bibir tipis lek Vita. Tak sekenyal bibir lek Tika, tapi visual outfitnya, menambah daya rangsangnya.

"Aaahh"

Sepertinya lek Vita lupa bernafas, sampai kehabisan nafas. Dia tersenyum dan menatap manis padaku.

"Gimana Jon, memeknya Tika? Enak,?" Tanya lek Vita. Aku yang sedang menggerayangi tokednya tersenyum ditanya begitu

"Mana ada memek nggak enak, lek?" Jawabku dengan pertanyaan.

"Sama punyaku?" Tanyanya dengan berbisik di telinga.

"Sama. Beda di karakter dalemnya" jawabku berbisik pula.

"Joon. Kencengin dong!" Pinta lek Tika. Lek Vita tersenyum mendengarnya.

"Tuh Jon. Adikku pengen diewek kenceng. Kasih nggak?" Goda lek Vita.

"Kasih dong" jawabku.

"Tokednya dong!" Pintaku.

Plok plok plok plok

"Ah ah ah ah ah yes yes yes"

Aku mengayuh lebih cepat dari sebelumnya. Lek Vita langsung melenguh seiring dengan suara selangkangan beradu.

"Jooon"

Lek Vita melenguh pentilnya ku kenyot. Kumainkan lidahku menyapu seluruh bagian tokednya. Toked kecil itu gampang saja aku lahap.

Lenguhannya semakin membuat merdu harmoni suara lenguhan lek Tika dan juga suara selangkanganku yang beradu dengan bokong semoknya. Semua suara itu bagaikan candu di telingaku.

Puas netek, masih sambil masih menggenjot lubang ewek lek Tika, aku memasangkan kembali kancing baju lek Vita. Kini pakaiannya kembali rapi dan menggairahkan. Sejenak aku biarkan saja lek tika tanpa sentuhan. Tanganku memegang pinggul lek Tika, dan mempercepat genjotanku.

Lek Vita sadar, aku menggunakannya sebagai rangsangan visual, fetish. Dia tidak protes, dia malah tersenyum padaku. Dia menggodaku dengan memainkan roknya. Dia tarik perlahan ujung roknya ke atas, menampilkan paha jenjang nan putih mulus. Dia tarik hingga sempak pinknya mengintip sedikit. Tapi langsung dia turunkan lagi.

"Jooon?"

Aku yang gemas, melampiaskan kegemasanku pada bawuk lek Tika. Aku genjot dengan lebih kasar. Lek Vita tergelak melihat adiknya menjadi korban kenakalannya.

"Joon. Pengen liat bokong aku, nggak?" Bisik lek Vita di kupingku.

"Masih perawan lho" lanjutnya.
Mendengar kata perawan, pikiranku langsung tersambung pada lubang analnya.

"Ah ah ah ah... Mau leek" jawabku kemudian.

"Hi hi hi" lek Vita tertawa kecil.

Dia lantas memutar tubuhnya. Dan tidur telungkup. Sontak saja birahiku meninggi. Aku meminta lek Vita untuk mendekat. Kakinya aku posisikan mengangkangiku.

"Jooon. Dikasih apa kamu sama mbak Vita?" Seru lek Tika dari bawah.

"Aku kasih bokong, Tik. Kenapa?" Lek Vita yang menjawab.

"Ah ah ah ah. Makin gila dia ngentotnya" kata lek Tika.

"Sssttt... merinding aku Tik, bokongku diremes-remes" kata lek Vita.

Memang aku meremasi bokongnya tanpa menarik roknya ke atas. Buatku, lebih merangsang begini, meremasi bokong yang masih terbalut seragam.

Aku duselkan wajahku ke bokong itu. Sedangkan tanganku kembali masuk ke dalam roknya.

"Nyari apa kamu Joon?" Goda lek Vita.

Aku tak menjawab. Masih dengan menduselkan wajahku, tanganku merayap ke atas.

"Uuuh"

Lek Vita melenguh, selangkangannya tersentuh jariku. Tapi bukan untuk memainkannya tanganku ke sana, aku ingin menarik sempaknya.

"Joon"

Lek Vita terkejut setengah tergelak, mendapati sempaknya ku tarik turun. Tanpa perlawanan, sempak itu kini sudah sampai di dengkulnya.

"Ah ah ah ah. Joon... Jangan bikin aku ngompol duluuu!" Seru lek Tika dari bawah.

Tapi aku tak peduli. Melihat ada sempak melorot sampai di bawah rok, membuat vantasiku melambung jauh.

Fetishku benar-benar tersalurkan. Melihat seorang guru perempuan, berseragam ketat, dengan sempak melorot. Dengan melorotnya sempak itu, berarti selangkangannya sudah tidak berpenutup lagi.

Sekilas ingatanku melayang pada bu Ninuk, guru paling cantik dan paling seksi di sekolah. Dan aku membayangkan kalau yang di depanku ini adalah bu Ninuk.

"Aduh.... Aduh.... Aduuh.... Joniiiii" lek Tika semakin melengking suaranya.

Plok plok plok plok

"Jon aku ngompoool"

Nyuuut

"Aduuh" aku keenakan dibetot memek.

Seeeerrr

"Eeeemmm"

Seeeerrrrr

"Eeeemmmhhh"
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd