Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Joni (berkah jadi sopir dadakan)

Aku turuti ajakannya untuk cipokan. Bibirnya enak buat dicipok, tebal. Tangan kananku langsung mencari bokongnya. Bokong tersemok di rumah ini, kini kurasakan di tanganku. Kenyal dan melawan.

"Eemmh"

Aku melenguh bersamaan dengan lek Vita. Dia sudah mulai menggerakkan pinggulnya. Dimulai dengan gerakan memutar alias nguleg.

"Lek" panggilku.

Lek Vita hanya menatapku sayu.

"Abis sama simbah kakung dulu, lek Vita belum pernah ewekan lagi ya?" Tanyaku.

"Pernah" sahut lek Tika.

"Sama siapa?" Seru lek Vita kaget.

"Sama terong. He he" jawab lek Tika cengengesan.

"Sembarangan. Terong apa, yeee" kilah lek Vita, masih sambil bergoyang.

"Aku kelacupin doang terongnya sih, nggak aku masukin memek" lanjutnya.

"Pake jari doang?" Tanya lek Tika.

"Enggak, lah. Baru jari kamu doang tuh, yang pernah ngobok-obok memekku. Aku sih, cuman ngucek itil doang" jawab lek Vita.

"Kok bisa jari lek Tika?" Tanyaku.

"Iya, colok-colokan. Aku nyolok memek mbak Vita, mbak Vita nyolok memek aku" jawab lek Tika.

"Itu juga cuman sekali"

"Gara-gara digrepe mas danu ya? Hi hi hi"

"Iya. Gaya banget dia, minta enam sembilan. Lah, muncrat duluan. Kan kentang aku" jasab lek Vita.

"Hi hi hi. Lagian, nyari pacar letoy gitu. Baru juga diemut. Gimana diewek?" Ledek lek Tika.

"Ssssttt... Aaahhh"

Lek Vita melenguh. Dia mulai menambah tempo gerakan. Dari nguleg, dia tambah dengan gerakan naik-turun.

"Joon. Suka banget kamu sama bokong aku?" Tanya lek Tika dengan mendesah.

"Gede bokongmu lek" jawabku.

"Kata temenku, bokong kayak gini enak banget buat di dogi. Apalagi di anal" lanjutku.

"Wuuu, anal" komentar lek Tika.

"Muat nggak itu kontol, di silitku?" Lanjutnya.

"Euum"

"Aaahh"

Tak menjawab pertanyaan itu, aku malah mencaplok toked kirinya. Pentilnya kecil, tapi tokednya gede membulat. Mana kenyal lagi.

"Ahhh" aku melepas toked itu sebentar.

"Uh uh uh uh... Nggak pernah kena rempon apa, lek?" Tanyaku, sambil melenguh.

"Kenapa emang?" Lek Tika balik bertanya.

"Padet banget" jawabku.

Aku kancingkan lagi kancing bajunya, tapi tidak dengan memperbaiki posisi kutangnya

"Uuuhhh.. sumpah, indah banget" pujiku

"Kalo lek Tika ini istri aku, aku nggak akan ngijinin pek Tika ake kutang, di rumah" lanjutku.

"Eeemmmhh... enak banget dirempon gini, Jon" komentarnya.

"Ah ah ah ah ah"

Lek Vita emakin bersemangat menghajar memeknya dengan kontolku.

"Kalo cuman rempon colongan sih, tiap hari Joon. Uuuhh... Sssttt" kata lek Tika menjawab pertanyaanku tadi.

"Aaahh... Aduhh iya... Iya... " Lek Tika memekik, saat pentil kirinya aku gigit pelan.

"Aduuh... Masih berasa jon, ketutupan baju juga" lenguhnya lagi.

"Oh oh oh oh... Leeek. Copot aja kutangnya! Biar enak" pintaku.

"Oke" jawab lek Tika.

Dia mundur selangkah. Dia buka bajunya, lalu berusaha melepas kutangnya. Momen itu aku pakai untuk duduk. Lek Vita langsung melingkarkan tangannya ke tengkukku.

Plok plok plok plok

Dia semakin bersemangat mengadukan kelaminnya dengan kelaminku.

"Eeemmm"

Bibirnya aku sergap dengan bibirku. Berbeda dengan lek Tika, bibir lek Vita ini tergolong tipis. Mungkin karena sudah sange berat, lek Vita tetap bergoyang meski sedang cipokan. Aku tambahi panasnya birahi lek Vita dengan bantuan tanganku.

Blok blok blok blok

"Ah ah ah ah. Jooonn"

Aku angkat bokongnya ke atas, lalu aku tekan pinggangnya ke bawah. Membuat hentakan tubuhnya semakin terasa.

Krieet

Lek Tika ikut naik ke atas ranjang. Dia memelukku dari belakang. Terasa sekali, payudaranya menempel ketat di punggungku tanpa ganjalan. Lek Tika meraba--raba dadaku. Mencipatakan rasa geli diantara rasa nikmat.

"Lek. Sini dong!" Pintaku pada lek Tika.

Dia bergeser menuruti permintaanku. Kini dia ada di sebelah kiri lek Vita, menghadapku. Dia bersimpuh, menantikan perintah selanjutnya.

"Ah ah ah ah... gilaaa" lenguhku.

Rok ketat lek Tika memberikan candu birahi tambahan buatku. Tak tahan rasanya untuk tak menjamahnya.

"Ssssttt jooon"

Lek Vita mendesah, saat aku menelusupkan tanganku ke dalam roknya. Aku elus paha itu secara perlahan. Kutatap wajah lek Tika yang semakin sayu. Sengaja aku menatapnnya, karena aku suka tampilan lek Tika saat ini. Hijaber binal.

"Ah ah ah ah"

Lek Vita masih belum lelah bergoyang.

"Jooon"

Lek Tika memekik, merasakan mekinya tersentuh oleh jariku.

"Mbaaak... Memekku dikilik Joni, mbaaak" rintih lek Tika.

"Ah ah ah ah... Nikmatin, Tik! Biar tambah gatel" sahut lek Vita.

"Emh emh emh emh"

Lek Tika melenguh sambil memegangi tanganku. Tapi bukannya melarang. Hanya seperti mengekspresikan bahwa memeknya keenakan dikerjai jariku.

"Ah ah ah ah... Joni, joni... nyari apa?" Lenguh lek Tika setengah panik. Aku tak menjawab.

Slepp

"Aaahhh... Jooon"

Lek Tika ternganga dan terbelakak menatapku. Merasakan liang perngewekannya tersumpal benda asing. Tapi bukan marah, dia hanya terkejut saja.

"Jon jon jon jon... Aaaaaaaahhh"

Lek Tika melenguh lagi, saat aku kocok memeknya dengan jariku.

"Ah ah ah ah" suara lek Vita juga semakin meninggi.

"Jon. Aku ngompol jon, aku ngompol" lenguh lek Vita.

"Joniiii"

Nyuuut

Seeerrrr

"Aaahh"

Lek Vita memelukku erat. Kontolku dia benamkan sedalam mungkin ke dalam selangkangannya.

"Aww" lek Tika memekik.

Seeerrr

"Aaahh"

"Joon?"

Lek Tika protes, karena jariku aku cabut dari liang perngewekannya. Rasa nikmat yang mulai meninggi, kini hilang.

"Joon?"

Lek Vita terkejut saat aku bergerak. Aku membaringkannya ke kasur. Menindihnya beberapa saat, memberikannya kesempatan sedikit lebih lama untuk menikmati orgasmenya.

"Aaaahhhh"

Lek Vita melenguh lagi, saat aku cabut perlahan kontolku dari dalam memeknya. Sisa cairan orgasmenya yang tadi terjebak, kini meleleh keluar.

"Kita turun, lek" ajakku pada lek Tika.

"Mau gimana?" Tanyanya.

"Gini"

"Jooon?"

Lek Vita terkejut, saat aku tarik kakinya. Aku posisikan dia di pinggir ranjang, dengan kaki terjuntai. Dia hanya tertawa saat mengerti apa yang aku mau. Dia berpijak pada pinggiran ranjang, sembari menantiku bersiap

"Aku dimana?" Tanya lek Tika.

"Lek Tika nungging di bawah ranjang, ya?" Sahutku. Lek Tika tersenyum sambil berkacak pinggang.

"Bener-bener deh. Penasaran banget sama selangkangan bu guru" komentarnya. Aku dan lek Vita tergelak.

"Ini dibenerin dulu roknya, bu guru!" Lanjut lek Tika sembari memperbaiki posisi rok lek Vita.

"Yang tertutup suka lebih merangsang" lanjutnya lagi.

"Lah, kamu lebih tertutup, Tik" sahut lek Vita.

"Ya udah sih, nggak papa. Aku udah dapet grepe tadi. Saatnya aku nikmatin ewekannya. Matanya, buat mbak Vita dulu" jawab lek Tika.

"Ih. Greget banget sumpah. Jadi gatel lagi Tik, denger omonganmu" komentar lek Vita.

"Ya udah, lanjut. Tapi kontolnya jatah aku dulu"

"Ha ha ha. Iya iya" jawab lek Vita sambil tertawa.

Lek Tika merendahkan tubuhnya. Sempat dia ngelacupi kontolku terlebih dahulu. Hanya semenit, dia lepas lagi. Aku tahu, dia sudah tidak tahan untuk merasakan kontol di tempeknya. Aku empat terpana, saat dia menaikkan rok ketatnya sampai ke pinggang. Bokong semoknya, putih sekali. Dan mulus, semulus pipinya. Aku arahkan kontolku menuju lubang kebahagiaannya, sembari aku remas-remas bokongnya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd