Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Jejak Nikmat

Bimabet
wow petir truss yakk dari awal sampe akhir g angus tuch orang :benjol: ....just kidding suhu.. :Peace:
 
"Duaaar,,, duaaar!" Terdengar dua ledakan beda, yang satu adalah petir yang satu? Tertegun aku dan toni berfikir. Tiba-tiba kilatan petir menampakkan 2 sosok wanita datang terbirit menghampiri kami.
"Jack, tuh susi ama Dinda" lari terbirit birit dan bug, keduanya nabrak seraya meluk gua.
"Yeee... Enak di elu jack" toni ketus
"Hehehe, din, sus, napa lu pada lari?"
"Ye elu kaga sadar apa? Listrik padam gelap gini! Gue kan takut jack!" Ujar dini sambil meluk gua di sebelah kanan.
"Huuu.. Tau ni si jack" mengikuti perkataan dinda, susi pun ikut memeluk dari sebelah kiri.
"Yaudah,, kita sekarang ke depan aja. Temen-temen juga pada di sana nungguin kita. Toh lebih anget suasana gini kalo kita bareng" kumpul kan?" Sambil ngajak mereka berdua, gua berjalan menuju ruang depan yang sedari tadi gua tinggalin nikmatin blowjob Ani. Gua cek jam baru jam 12:00, tapi hujan tetep gede aja.
Gue lihat, Ani dan Taryo lagi asik ngobrol berdua, temen" yang lain juga nyoba nyari topik buat dibicarain kayaknya. Sedangkan pak Rudi dan Bu Rini malah biasa aja, aneh biasanya mereka paling keliatan mesra.
"Jack, sini sebentar." Panggil pak Rudi.
"Iya pak, ada apa ya pak?"
"Gini, kamu kan udah 2 tahun bekerja bareng kami. Saya sudah putuskan bahwa akan mengangkat kamu menjadi karyawan tetap dan mendapat promosi jabatan. Begitu juga dengan Toni yang akan kami angkat menjadi karyawan tetap dan mendapat promosi jabatan." Tukasnya.
"Wah terima kasih banyak pak." Gua bersyukur, perjuangan gua 2 tahun kontrak karyawan bisa jadi karyawan tetap dan promosi jabatan, walau masa jomblo gua kaga berakhir.
"Bareng lu lagi jack! Hahaha" toni terlihat senang.
"Wuuu... Oiya pak, kenapa listrik tiba-tiba padam ya?" Tanyaku pada pak rudi.
"Kata mamangnya, gardu listriknya tersambar petir tadi, jadi kita gelap-gelapan gini."
Hmmm... Bakal lama ini mah dalam batin gua, mana ujan belum reda pula. Bakal garing tau gini.
Jam mulai nunjukin pukul 12:30, beberapa teman pada minta ijin istirahat. Toh perut kenyang, suasana dingin, badan capek, tarik selimut enak pastinya. Satu per satu mereka ninggalin ruangan dan mengambil lilin buat nerangin jalan mereka. Yaudah cuma tersisa Gua, Toni, Ani, Susi, Taryo dan Dinda di ruangan itu. Rasanya nikmat juga mandangin ujan gini, mana ditemenin 3 bidadari kantor. Hahaha ga lupa 2 bandot lain.
"Mas, bisa minta tolong sebentar?" Tiba-tiba mamang penjaga villa datang kepada kami.
"Iya mang, ada yang bisa dibantu?" Tanya gua
"Gini, ternyata bukan gardu listriknya yang kena tapi keliatannya di dari meterannya yang anjlok. Barangkali ada yang bisa benerin?" Tanyanya.
Kebetulan gua juga garing duduk di sini mulu, lagipula ilmu gua di smk listrik bisa gua pake di sini kerjaan gua juga kontrol kelistrikan.
"Yaudah mang, kita ke meterannya langsung. Biar saya cek." Jawab gua semangat.
"Siap mas. Mangga, cuma nanti saya temani sebentar saja ya. Soalnya ada perlu beli obat anak lagi demam. Oh iya, segelnya juga udah dibongkar PLN jadi gausah khawatir buat obrak abriknya." Secara juga gua ogah kalo kena denda sebenarnya buat ngerusak segel listrik negara, tapi dipikir" siapa yang mau nemenin gua nih? Gua liat ke anak-anak, kampret bener si Toni ama Taryo malah enak tidur di sofa. Sedangkan Ani ama Susi melangkah masuk kamar. Tinggal Dinda nih kalo gini, kayaknya ga masalah kalo gua ajak.
"Din, lu mau ga temenin gua ngecek meteran?" Tanya gua.
"Boleh si.. Gua juga boring. Emang dimana meterannya?"
"Di samping mba, di jalan penghubung antar rumah ini." Jawab mamangnya.
"Yaudah, yuk jack."
Akhirnya kita bertiga menuju lorong sambungan rumah" ini, emang kesan klasik ga bisa ilang di sini. Lorongnya si bertembok gitu ada jendela, jadi posisi kita tetep di dalam. Gua ambil lilin buat penerangan, gelap juga masuk sini si Dinda takut kagak ya?
"Lu takut kaga din?" Tanya gua
"Ngapain juga takut!" Seolah membohongi diri sendiri kalo dia emang takut.
Gua lihat, udah ada perlengkapan listrik lengkap di situ. Jadi ga perlu repot gua ambil perkap di mobil.
"Anu mas, saya permisi dulu ya buat beli obat anaknya. Takut tambah panas".
"Oya mang, mangga." Gua persilahkan mamang itu untuk menyelesaikan keperluannya. Hmmm, cuma di terangin lilin dan dinda nih. Gw cari" kali ada senter supaya bisa nerangin kerjaan gua, nah ketemu juga akhirnya.
"Din tolong tutupin pintu" lorong dong, dingin gua. Kunci aja biar ga gerak".
"Oke"...
Loronh yang ngehubungin dua rumah ini emang didesain memiliki pintu, jadi di antara rumah, kita juga berada di sebuah kamar lagi.
"Nah, lu pegangin senternya dong. Arahin ke meteran biar gua gampang bongkarnya." Perintah gua ke dinda.
Tanpa banyak omong, kini dinda melakukan apa yang gua perintah. Kalo urusan kerjaan, Dinda juga rajin edan, tapi dengan sifatnya yang nyantean menjadikan dia dikagumi di kantor. Gua bongkar ini meteran dan gua cari" apa penyebab kerusakannya. Hmmm kayaknya semua wajar si ga masalah, sampai akhirnya gua nemu kabel yang gosong.
Wah parah juga ini mah. Di saat gua nyoba ngecek kabel itu, gua liat dinda begitu fokus sama apa yang gua kerjain.
"Fokus amat lu din"
"Ye,, gua gitu."
"Oh iya din... Gw minta maaf soal tadi ya"
"Soal apa ya jack?" Berlaga bego
"Soal gua nyium lo... Pura-pura ga tau" gua ketus
"Oooh..."
"Kok oh si din?"
"Lo tau ga? Dinda itu temen gua, temen kecil, temen sd, temen sekomplek dan temen kuliah gua. Gimana kaga kenal?"
Gua kaget kalo dinda adalah temennya dian, mantan gua.
"Ooh..."
"Kok elu malah balik oh si jack? Terus kenapa lu dulu putus ama dian?" Tanyanya balik
"Kalo itu..." Belum sempet selesai ngomong, dian udah motong duluan.
"Gua tau kok jack.."
Iya, gua keinget lagi kenapa gua putus sama dian, karena dulu dia yang mulai, dia selingkuh. Tahun 2012 akhir gua diharuskan KKN yang kebetulan bareng Toni juga dan penempatannya adalah daerah terpencil di luar pulau jawa. Iya, udah jelas bagaimana keadaannya transportasi susah dan komunikasi pun sulit. Itu aja gua dan Toni ga pernah balik selama berbulan-bulan, seperti lost kontak dengan keluarga dan pacar. Dan akhirnya ketika gua balik, dian dan pacar toni sama" kegep selingkuh dan gua mutusin dian begitu juga toni.
Sejenak hening, dingin yang terasa dan cahaya petir serta suara gemuruh yang menghiasi suasana lorong temaramkan lilin. Gua bersandar di tembok buat sejenak nenangin diri, saat gua menunduk tiba" Dinda meluk gue. Dia ngelingkarin tangannya di pinggang gua, kepalanya disandarin di badan gua. Sontak gua kaget, apa ini? Gua bingung. Gua pandangi gadis berponi dan berkuncir kuda ini sejenak merasa nyaman di peluk gua, kepalanya mendongak natap gua. Samar" temaram melukiskan pandangan sayunya ke gua dan mulutnya pun berkata
"Jack.. Gua suka sama lo jack. Gua sayang lo". Deg!
Sebenarnya gua ga kaget kalo Dinda emang suka sama gua, hal ini gua sadari lama. Sejak futsal kantor, dia nunghuin gua dan ngasih gua support. Selesai permainan, ngasih air minum dan ngelapin keringat gua pun di kantor dia sering godain gua dan ngajak makan siang bareng. Tapi yang bikin gua kaget adalah, di saat" seperti ini dia ngungkapin kata" itu. Bukan gua ga kagum sama dian, tapi fokus gua ke keluarga mengalahkan nafsu gua buat pacaran. Perlahan dinda menciumi pipiku, "cup" lembut dan hangat. Dua pipi ini dijamahnya menggunakan bibir lembutnya. Lalu diarahkannya bibir itu ke bibir gua, "mmmh..." Lembut dan mulai berat agaknya nafasnya, hangat mulai terasa menyeruak. Aku yang sudah mulai hilang kendali, menyambut lagi birahi dian yang sempat tanggung. Kini dialah yang membuka permainan, lidahnya menjulur" mencari rongga antara rahang atas dan bawahku, mencoba menemukan sesuatu yang sama seperti lidahnya. Aku julurkan lidah dan, "sllluuurrrp" saat lidah kami bertemu lir pun menyatu. Tanpa jijik, tanpa pikir apa lagi aku membuai dinda, wanita jawa nan cantik ini ya dia memang asli jawa. Wanita baik" yang terjaga kesuciannya dari tangan laki" bejat, kini kunikmati birahinya.
Ku turuni ciuman, berganti pada leher dan belakang kuping, kugigit kecil" dan ia menggelinjang. Ekspresinya bagaikan mawar merah tersiram air segar, indah! Seksi! Ya dia begitu mempesona saat mendongakkan kepalanya karena kenikmatan yang ku beri. Ku elus punggungnya yang masih berlapis baju flannel, temaram itu menunjukkan bayang keindahan DINDA!
Seperti diburu nafsu, tapi ku tetap bermain indah. Ku lucuti kancing" flannel itu satu persatu hingga lepas semua, agaknya dinda tidak memperdulikan lagi udara dingin yang hilir mudik menerpa kami.
Di antara cahaya lilin dan kilat, terpampang buah dada tak begitu besar namun indah dan sekal berbalut bra warna hitam elegan dan berenda itu. Ku peluk dan kujamah tubuhnya, pasti agar tak dingin. Nafasku ku hembuskan pada pundak mulusnya, kuning langsat yang biasa tertutup kini terlihat dalam temaramku, sambil ku gigit kecil pundak itu dan ku lepaskan kaitan branya. "Hap", jatuhlah atasan itu. Sejenak malu Dinda dengan menutupi kedua puting dan gunung itu dengan tangannya. Tapi saat pelukankunmenjamahnya lagi, ia melemahkan tangannya dan berganti merangkulku. Sungguh indah nian milikmu dinda, bukit kembar itu putih dengan puting menantang seraya seperti berkata "JAMAH AKU!. Ku jilat pelan bagian kirinya, dinda menggelinjang. Ku pilin dengan lidahku, dinda menggelinjang. Ku gigiti kecil dan ku kecup, dia mendesah kecil. Oh.. Sexy suaramu dinda. Rambut kumis jenggot yang baru kucukur pasti memberi sensasi lebih pada sentuhannya. Jika aku bermain dengan mulut pada bagian kanan, aku mainkan bagian lain dengan tanganku, begitupun sebaliknya. Dinda sepertinya menikmati apa yang ku berikan, hingga kadang ia meremas gemas rambutku yang berombak.
Kuhembuskan nafasku, dari lehernya menuruni celah bukit kembar dan berakhir pada pusar. "Hhhhmmmh" nafasku dan nafasnya yang sama" berat, membawa birahi kami lebih tinggi.
Ada bekas merah dari gigitanku pada bukit" kembarnya, yang terlihat pada sinar lilin dan petir. Suara gemuruh pun seakan ingin menyamarkan suara permainan ini.
Permainan berlanjut, aku menurunkan tanganku ke arah jeansnya tak bersabuk. Aku coba membuka kancing jeans dan menurunkan resletingnya, dinda menatapku dan memberi senyum manis itu. Ku lanjutkan lagi, kini celananya tertahan pada lutut terlihat jelas paha mulusnya itu halus. Cd berwarna hitampun tetap berenda, menyimpan harta berharganya ku gosok dengan pelan kelentitnya, ia menggelinjang. Kadang dinda ingin menutupinya dengan tangannya, tapi seolah tertahan oleh nikmat yang dirasanya. Ku tarik ke bawah kain segitiga itu hingga lututnya juga, indah sekali.
Apa yang ku lihat di Blue Film berbeda dengan milik Dinda, terawat, harum, dan rambutnya bersih. Ya, pastinya dinda nun cantik ini merawat tubuhnya jengkal demi jengkal dengan baik.
Ku mainkan bibir dan rambut kumisku di sana, geli yang dirasa.
"Jackkhhh.. Mhhhh.. Enaaakkk". Hanya itu kata yabg keluar, setelah itu ia kembali sibuk memegangi rambut kepalaku. Kususupkan lidah"ku di antara lubang nikmat itu, kucari apa yang namanya clitoris, tapi sedikit basah dan asin ku rasa. Hmmm.. Tak peduli aku yang terbawa birahi kini menikmati bulatan kecil mirip kacang itu. Kedua tanganku hanya sibuk meremas pantatnya yang sintal, kadang ku cari lubang belakangnya hanya ingin memberi kenikmatan lain. Kucoba menusuk, tapi hanya diluarnya. Terkadang dinda meracau lebih tinggi. Saat jilatan dan gigitanku lebih liar, dian semakin tinggi dan tinggi. Tiba-tiba kepalaku dibenamkan diantara pangkal kakinya dan dijepitkannya dengan kuat. Hampir" tak bisa nafas dan keluarlah cairan cinta dian, banyak juga. Mau tak mau pun aku telan. Tangannya memaksakan kepalaku agar lebih dalam, dan tak lupa menjambakku kuat.
Beberapa saat kubiarkan dinda, hingga mulai normal iya, nafasnya yang sempat tersendat oleh kenikmatan birahi tadi. Ku pandagi dia, merem melek seperti menikmati kenikmatan yang sangat indah. Tatapannya sayu, lagi dan senyum itu, yang aku belum sadar maknanya.
Sejenak aku berdiri lagi dan berbisik, mungkin terbawa suasana, "I miss you Din..." Sambil ku kecup kening dan bibirnya.
"Dingin..." Ujarnya lirih.
Aku tak mau memaksakan birahiku, aku tau harus apa. Ku naikkan cd nya hingga menutupi lubang nikmat itu, ku naikkan jeansnya dan kukancingkan dan kuresletingkan. Seperti memakaikan pakaian pada adikku waktu kecil dulu, dia berpegangan pada pundakku. Kukaitkan lagi bra hitam menutup bekas cupangku dan kupakaikan lagi baju flannel lengan panjang itu. Ku usap-usap poninya dan memandangi wajahnya.
"Kenapa udahan?" Tanyanya padaku
"Em.. Menikmati keindahan bukan untuk dipaksakan. Aku mengerti, kau sayang padaku. Tapi aku tak ingin terburu. Ada waktunya nanti" untukmu. Dan aku juga menyayangimu". Sejenak dinda berkaca, remang" lilin menggambarkan wajahnya yang indah.
"Din, lo duduk di situ aja ya dulu gua mau selesaiin mbetulin meteran nih." Dia hanya mengangguk dan bersimpu di pinghir tembok. Mulutku memegang senter dan tanganku memegang perkakas, biarlah dinda beristirahat pasti lemas.
Dan, ceklek akhirnya listrik menyala ku beresi semua perkakas. Lilin yanh menjadi saksi bisu keindahan tubuhnya pun ku matikan. Gemuruh dan kilat pu. Berhenti, hujan berganti gerimis. Ku buka pintu" lorong itu lagi agar hawa berganti lebih segar.
"Yuk din masuk". Ajakku padanya
Dia hanya mengangguk dan menggandeng tanganku, berjalan menuju ruang depan. Tak kulihat orang" di sana lagi, Taryo, Toni, Ani dan Susi mungkin sudah masuk kamar. Toh ini jam 13:00 jadwal beristirahat.
"Jackh, gua masuk kamar dulu ya." Seraya pergi meninggalkanku.
"Oke." Gua rasa dia capek kali, ngerasain nikmat tadi. Ga kebayang hari ini gua menikmati dua cewe. Gua duduk di sofa, dan menyalakan rokok "Marlboro" import yang setiap minghu dijatah perusahaan. Dan di situ ada kopi hitam hangat, ada pesan. "Jack, aku buatkan ini khusus untukmu."
Siapa lagi ini? Tulisan wanita lagi, seperti tulisan...

Bersambung
 
duh jadi banyak selirnya nih.............
 
TS mana TS. .

Cerita nya :mantap: :jempol:

Saran ane. Klo masih panjang dan akan mau sampai TAMAT cerita yg keren ini. Pindah ke cerbung aja.. biar gak tenggelam klo sudah TAMAT nanti..

Untuk alur cerita sebener nya udah keren dan bagus. Akan tetapi lebih keren klo ada POV tiap karakter. Biar terkesan setiap tindakan yg di lakukan tiap charater ada dasar nya yg membuat mereka seperti itu..

Tapi jujur. Ane lebih penasaran sama konflik nya jack - dian Klo bisa lebih di detail konflik nya
 
Psikologi pembaca rada terganggu di postingan yg terakhir ini. Tolong sblm di posting baiknya dibaca ulang, sekalian editing. Byk kesalahan penulisan antara Dian n Dinda, next mungkin nama yg mirip2 lbh baik dihindari. Kebalik2 bikin bingung. Cek juga di penulisan jam. Apa bener jam 13.00 itu malam? Sorry rada tajam kritikannya, overall ceritanya bagus.
 
Maaf suhu, banyak yg ketuker.. Antara penulisan Dinda, Dini, Dian..

Tp overall ceritanya enak suhu.. Mengalir sederas hujan dan petirnya..

Semoga update nya jg kencang suhu..ditungguin nih suhu..

Lancrotkannn...
 
TS mana TS. .

Cerita nya :mantap: :jempol:

Saran ane. Klo masih panjang dan akan mau sampai TAMAT cerita yg keren ini. Pindah ke cerbung aja.. biar gak tenggelam klo sudah TAMAT nanti..

Untuk alur cerita sebener nya udah keren dan bagus. Akan tetapi lebih keren klo ada POV tiap karakter. Biar terkesan setiap tindakan yg di lakukan tiap charater ada dasar nya yg membuat mereka seperti itu..

Tapi jujur. Ane lebih penasaran sama konflik nya jack - dian Klo bisa lebih di detail konflik nya

Thx gan . iya sebenernya mau dimasukin cerbung, tapi tadinya takut ga panjang. Eh ternyata ngelantur jadi panjang haha.
Siap, nanti ane usahain gan. Konflik jack-dian masih ditutup rapi dulu deh. Hehe :)
 
Psikologi pembaca rada terganggu di postingan yg terakhir ini. Tolong sblm di posting baiknya dibaca ulang, sekalian editing. Byk kesalahan penulisan antara Dian n Dinda, next mungkin nama yg mirip2 lbh baik dihindari. Kebalik2 bikin bingung. Cek juga di penulisan jam. Apa bener jam 13.00 itu malam? Sorry rada tajam kritikannya, overall ceritanya bagus.

Thx gan, atas masukannya hehe. Maklum lewat hp, kadang males koreksi lagi. Haha. Buat dian emang ane sisipin pas flashback KKN masbro. :)
 
Maaf suhu, banyak yg ketuker.. Antara penulisan Dinda, Dini, Dian..

Tp overall ceritanya enak suhu.. Mengalir sederas hujan dan petirnya..

Semoga update nya jg kencang suhu..ditungguin nih suhu..

Lancrotkannn...

Siap suhu. Maklum dari hp, ga bisa maksimal. Nanti diusahakan lebih baik lagi. Ditunngu aja masgan buat sesi selanjutnya. ;)
 
ok juga ceritanya boss - ayo lanjut lagi dong :beer:
 
Wah, mantep ni kayaknya si Jack bakal jadi raja kelamin...
 
asli gan penasaran ma lanjutan cerita ente.
GPL yah gan...
dilarang bikin kentang goreng.
hehehehe
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd