Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

JANGAN UBAH TAKDIRKU

Trims updatenya suhu @Roo238
4 part terakhir merupakan part yang paling ditunggu. Part dimana Roo melepaskan seluruh hasratnya dan El menerima, melayani dan membalasnya dengan penuh gairah. Penggambaran bagaimana Roo melepaskan gairahnya kepada El yang merupakan calon mertuanya dan berstatus binor, dan bagaimana El melayani Roo yang merupakan pacar anaknya, alurnya mengalir dan membuat panas dingin yang baca. Tapi hebatnya suhu @Roo238 tetap tidak melupakan pokok utama ceritanya.
Entah buat yang lain, tapi nubi cukup senang dengan alur lambat yang dibuat suhu @Roo238 dalam menceritakan bagaimana proses Roo mendekati sampai berhasil meng-exe El. Meski katanya kentang tapi kan enak kriuk kriuk buat sambil ngopi di pojokan hahahaaa...
Ditunggu adegan panas Roo dan El berikutnya. Kalo boleh mah pesan menu, lebih hot lagi adegannya lagi Hu. Pedes pedes dah hahahaa... Plus tambahannya, kalo bisa, Roo ama El jangan buru-buru nikah resmi dulu Hu. Sensasinya biar lain. Dan biar Abi sampe tau dulu dan menyesal, tahu kalau El bisa dapat pengganti Abi yang lebih hot hehe...
Semangat Suhu. Terus berkarya. Updatenya selalu ditunggu.
Mantap
Usulan di terima suhu @Bankonk
Kurang fulgar ya .... tapi coba nanti tapi ngak janji deh ....
Kalau tambah fantasi ya bisa di usakan suhu
 

Dari part 36
“Ia mas sejak kemarin hati ini sudah bisa menerima kenyataan ini dan El akan kuat dalam menghadapi kenyataan tapi berita yang di terima dari pak satpam tadi membuat hati ini rapuh kembali, mass aku mohon jangan jauh jauh dari El ya nanti sesampainya di pondok pesantren dan El ketemu dangan Abi, El mohon” kata Elsa sambil menagis di dada Roy yang bidang

Ia mas sejak kemarin hati ini sudah bisa menerima kenyataan ini dan kuat dalam menghadapi hal ini tapi berita yang di terima dari pak satpam tadi membuat hati ini rapuh kembali, mass aku mohon jangan jauh jauh dari El ya nanti sesampainya di pondok pesantren dan El ketemu dangan Abi, El mohon” kata Elsa sambil menagis di dada Roy yang bidang

“Iya El Roo akan selalu berada di samping El sayang” kata Roy sambil membelai rambut Elsa yang masih tertutup oleh jilbabnya

“El mandi dulu ya biar segar dan menemui abi dengen sangat frees ya El” kata Roy sambil menuntun Elsa masuk kamr mandi di ruang tamu yang biasanya dipakai Roy Elsa hanya menganggukan kepalanya

“Sebentar El” kata roy sambil melangkah keluar kamar untuk menambil tas mereka yang birisi pakaian baik tas untuk pakaian Elsa ataupun Roy

Sebentar kemudian Roy sudah kembali kekamar tamu dan menyodorkan pintu kamar mandi yang tidak di kunci dan Roy masuk dan melepas semua pakainanya bersama telanjang di dalam kamar mandi bersama berdua sambil mandi bersama dengan menebarkan kasih sayang dan kemesraan yang membawa ketegangan buat Elsa dalam mengghadapi hari hari yang sulit

Dengan sangat telaten Roy menyabuni tubuh Elsa sampai lipatan lipatan dan umi Elsa pun mendesah keenakan ketika tangan Roy menjamah selangkangannya dan menyedot pelan payudara yang sangat kencang kiri dan kanan hanya sebentar tapi ini membawa effek secara psikologis untuk umi Elsa dan Roy segera membilas tubuh umi Elsa dengan air dari shower yang memencar dingin membuat pori pori bertambah segar dan setelahnya mengeringkan tubuh umi Elsa dan menuntunnya keluar dari dalam kamar mandi dan Roy kembali masuk kamar mandi untuk mandi, umi Elsa ingin menyabuni gentian tapi di tolak Roy agar umi Elsa tidak kedinginan

Lanjut
Part 37: Sebuah kebenaran


Pov : 3rd


Selesai mandi umi Elsa sudah memakai pakain gamis lengan pajang dengan warna coklat muda dipadu dengan celana logging ketet dengan warna coklat dengan jilbab lebar menutup sampai pantat dengan warna yang senada dengan baju yang di pakainya

Roy keluar dari dalam kamar mandi masih telanjang hanya handuk yang melilit di pinggangnya dan sebera menghanpiri umi Elsa yang duduk di depan meja rias dan memberi kecupan di kening umi Elsa sambil beguman “Cantik” dan di jawab “Ma kasih” jawan umi Elsa sambil tersenyum manis

Setelah Roy berganti pakaian memakai jean dan kaos berlengan berwarna putih yang ketat sehingga otot dada dan perutnya tampak mengembang dan di luarnya memekai baju kain berwarna biru yang sesuai dengan warna jean yang di pakainya

Tampak tampilan Elsa dam Roy pagi itu sangat segar dan elegan memancarkan aura positif setelah pamit ke satpam untuk memenui abi yang pagi ini berada di pondok pesantren Nur Hidayah Purbalingga ini

Jam sembilan Roy dan Elsa sudah sampai di pintu gerbang pondok pesantren yang di jaga oleh beberapa santri yang bertugas dalam menjaga keamanan pesantren

“Assalamualaikum dik” kata Roy setelah turun dari mobil

“Wallaikumsalam kak” jawab mereka bersama

“Apa yang bisa saya bantu kak” tanya seorang santri yang bertugas dan berdiri dan mendekat kapada Roy

“Benerkah ini Pesantren Nur Hidayah” kata Roy

“Benar kak, mau cari siapa ya” kata santri itu

“Boleh ketemu dengan haji Jaka yang katanya malam ini menginap di sisi” kata Roy

Santri yang tadi malah kelihatan bingung mendengar nama Haji Jaka yang asing di telinganya

“Siapa sih haji Jaka” bisik santri yang tadi dengan temannya

“Haji Jaka ya, itu mah suami usthazah Lilis”saut teman yang lain

“Kakak namanya siapa nanti aku laporkan kedatangan kakak dengan petugas yang ada di dalam”kata santri tadi

“Roy, Roy Mahendra dik” kata Roy, lanjutnya “Ingin bertemu dengan Haji Jaka”

“Ya senentar ya kak” kata santri tadi dan masuk ke dalam

Setelah kembali santri tadi langsung membuka pintu gerbang dan menyilahkan mobil diparkir di tempat parkir dan diarahkan kedepan pendopo Pesantren itu dan Roy segera memasukan mobil dan di parkir di tempat parkir yang tak jauh dari pintu gerbang dan mengandeng Elsa masuk dan menunggu di pendopo sesuai perintah santri tadi

Umi Elsa dan Roy duduk di bangku yang ada di pendopo sebentar kemudian muncul seorang wanita memkai pakaian syari yang di perkirakan se umuran umi Elsa datang menghampiri umi Elsa dan Roy dengan wajah ceria

“Mbak Elsa ya” kata perempuan itu tentu saja umi Elsa dan Roy bengong menerima panggilan itu

“Ya ya betul saya Elsa” kata umi Elsa sambil berdiri dan menerina jabatan tangan dan Roy hanya memberi salam jarak jauh dengan menagkupkan kedua tangan di dada

“Perkenalkan saya mbak, saya Lilis Marifatum putri abah Kyai Mahruf Amin” kata Lilis mengenalkan diri

“Perkenalkan saya Elsa Farida putri istri dari abi Jaka yang kabarnya hari ini menginap di pesantren ini” kata Elsa membalas sapaan Lilis dengan sopan

“Oh ia, mari mbak dan adik ….” kata Lilis terputus

“Saya Roy bu, Roy Mahendra” kata Roy

“Oh dik Roy ya calon mantu dari kang Jaka” saut lilis

Umi Elsa dan Roy semekin terbengong menghadapi wanita yang bernama Lilis ini tapi tak lama mereka berpikir

“Ayo mbak Elsa dan dik Roy kita kedalam saja sambil menunggu kang Jaka selesai memberikan kajian bersama abah” ajak Lilis melangkah mendahului mereka dan Roy dan Elsa hanya mengikuti memasuki sebuah rumah yang ada di belakang pendopo sebelah kiri sedang sebelah kanan ada masjid tampak moderen berlantai 2

Roy dan Elsa di persilahkan duduk di ruang tamu yang cukup besar ada beberapa set sofa yang semuanya sama baik bentuk maupun modelnya

“Mari mbak Elsa dan dik Roy silahkan” kata Lilis

Roy dan umi Elsa duduk di korsi yang bedekatan sambil berujar “Terima kasih mbak Lilis” jawab umi Elsa

“Mau minum apa mbak” kata Lilis

“Ngak usah ngepotin mbak” jawab umi Elsa

“Ngak repotin kok, yang hangat atau dingin” kejar Lilis

“Yang hangat saja”jawab umi Elsa

“Kopi atau teh” tanya Lilis

“Mas kopi ya” kata umi Elsa pada Roy, dan di jawab dengan angukan lanjutnya “Aku teh saja dan Roy kopi tanpa gula” jawab umi Elsa

“Sebentar ya mbak” kata Lilis sambil bediri masuk kembali ke dalam rumah



Tak beberapa lama Roy dan Elsa melihat Abi berjalan bersama laki laki yang sudah lanjut kira kira usianya 60 atau 70 tahunan mereka semua menakai sarung dan berselempang sajadah di pumdaknya setelah masuk ruangan haji Jaka terkejut dan berdiri terpaku sambil tidak percaya apa yang di lihatnya

“Umi, Roy” kata haji Jaka masih terpaku di mana abi Jaka berdiri

“Assalamualikum Abi” jawab umi Elsa menyapa suaminya dengan senyuman yang tersa di buat buat sambil mencium tangan abi Jaka

“Assalamualaikum Abi” Sapa Roy yang berdiri di samping umi Elsa dan melakukan hal yang sama

“Walaikumsalam” jawan abi Jaka

“Abah Kyai perkenalkan ini istri aku Elsa dan itu calon mantu aku Roy, umi dan nak Roy ini abah kyai pemilik pondok pesantren ini” kata Jaka

“Assalamualaikum, Salam kenal abah” jawab umi Elsa sambil memberi hormat dengen menagkupkan ke dua telapak tangan di dadanya sambil sedikit membungkuk dan di balas

Assalamualaikum, salam kenal abah” jawab Roy sambil melangkah dan mencium biku biku tangannya

“Walaikumsalam, mari silahkan duduk” sapa abah dengan ramah

Setelah mereka duduk melingkar di depan ada meja kecil dan terlihat Lilis datang membawa minuman untuk Roy dan umi Elsa

“Abah dan kang Jaka sudah datang” kata Lilis setelah menetaklan minuman di meja dan segera meraih tangan abah dan menciumnya dan di ulang lagi ke tangaan haji Jaka

“Tolong ning minuman abah dan nak haji dibawa kemari” kata abah

“Dari Boyolali jam berapa nak Roy” tanya abah

“Tadi malam abah jam 9 nan jalam malam abah, dan tadi jam 7 sudah sampai di rumah dinas abah istirahat di sana sebentar lalu kesini karena keterangan satpam yang baru jaga dirumah dinas kalau abi tadi malam istirahat di pondok pesantren ini” jawab Roy

“Udah pada makan belum” kata abah

“Udah abah tadi pagi mempir di warung tenda di pasar Purbalingga” jawan umi Elsa

Sebentar kemudian Lilis datang membawa 2 belas yang satu milik abah dan satu lagi untu haji Jaka

“Ning duduk di sini dekat kang Jaka ya” kata haji Jaka terlihat mesra ketika menyapa Lilis

“Iya kang” jawab Lilis malu malu

“Abi, umi datang ke sini tanpa rencana, untuk minta penjelasan dari abi tentang berita yang umi dengar dari bu Budi yang kemarin hari selasa bertemu dengan umi di pertemuan darma wanita yang menyatakan abi sudh nikah lagi dengan seorang usthazah dari kabupaten ini” kata Elsa menahan dadanya mulai sesak dan Roy yang melihat gelagat itu langsung memegang tangan umi dan meremasnya perlahan lahan sambil berbisik “Tahan emosi El” lanjutnya “Benarkah berita itu abi”

Haji Jaka tidak segera menjawab pertanyan umi Elsa tapi menerik nafas yang dalam dan mengeluarkan perlahan lahan dan itu dilakukan dalam waktu yang cukup lama sehingga keheningan menyelimuti ruang tamu abah kyai

“Abi mohon maaf umi, berita yang dibawa oleh pak Budi itu ada benernya juga ada salahnya” kata haji Jaka, lanjutnya “Benarnya memang abi sudah menikahi seorang usthazah dari kabupaten ini dan ini istri abi umi bernama usthazah Lilis Marifatun putri tunggal abah kyai haji Mahruf Amin pinpinan pondok pesentren ini umi, salahnya pak Budi tidak memberikan alasannya dan abi saat ini baru menjalankan ritual penyembuhan penyakit abi yang menaun dan hanya bisa dikalukan kalau di dukung istri yang selalu menemani abi menjalankan ritual ini selama 4 atau 5 bulam lamanya sebab pengobatan ini selalu berakhir dengan hubugan suami istri dan abi tau kalau umi ngak mungkin bisa menemani abi melakukan ritual ini terus menerus selama 4 atau 5 bulan sebeb abi tau kesibukan umi di sana baru magang menjadi kepala sekolah selama sebulan dan ning Lilis mau menggantikan posisi umi untuk melakukan ritual besama abi tapi abi harus menkahinya dulu secara sirih sambil menanti ijin dari umi, rencana abi setelah selesai ritual ini abi akan kembali ke Boyolali untuk meminta ijin mu untuk aku menikah lagi”

“Abi egois, apakah abi ngak bisa bilang akan menjalan ritual penyembuhan penyakit abi dulu sebelun ritual di mulai tentunya umi akan mempertimbangkan semuanya tapi sekarang sudah terlanmbat abi umi sudah sakit hati atas ketidakjujuran abi dalam membina hubungan keluarga, umi selalu menghargai abi dan mendorong suksesnya abi untuk meraih jenjang lebih tinggi sebagai kepala dinas departeman agama dan masih banyak lagi dan umi selalu menurut apa kata suami sebeb bagi umi yang beranggapan suami adalah imam dalam keluarga yang menentukan arah keluarga ini berjalan tapi apa balasan abi umi minta pada abi untuk mendampingi umi dalam pelantikan kepala sekolah umi yang abi tau persis itu cita cita umi tapi abi menolak alasannya sibuk pekerjaan atau malah sibuk pacaran malah melimpahkan kewenangnanya sebagai suami dan kepala keluarga dengan mas Roy mana sih tanggung jawab abi sebagai kepala keluarga yang seharusnya sebabai pengayom keluarga” kata Elsa di celah tangisan yang ngak bisa tertahankan, lanjutnya “Sekarang umi juga akan menuntut hak umi untuk minta cerai pada abi yang pertama abi sudah tidak jujur, yang ke dua umi terlanjur sakit hati dan yang ke tiga abi sudah 4 bulan terakhir tidak memberi nafkah lahir batin menurut undang undang pekawinan seorang suami tidak memberi nafkah pada istrinya selama 3 bulan berturut turut jatuh talak satu, bener begitu abah”

“Betul sekeli nak Elsa, abah juga mohon maaf ya sebab semua ini terjadi kerena tawaran abah yang menjajikan bisa menyembuhkan penyakit nak haji tapi harus didampingi oleh istri sebab setiap selesai pengobatan harus di akhiri dengan hubungan suami istri itu lah sebebnya abah minta nak Jaka menikah secara sirri dengan ning ini setelah mendengar pengakuan ning sendiri” kata abah

“Mungkin mbak Elsa ngak percaya tapi ini suatu kenyataan yang aku alami sendiri mbak jatuh cinta pada pandangan pertama, aku jatuh cinta pada pandangan pertama dengan kang Jaka ketika pertemuan pertama pada pelantikan kang Jaka sebagai kakandepag di kabupaten ini entah rasanya nyaman dan adem dan pandanganya teduh dan itu terbawa sampai kedalam mimpi sampai satu minggu kemudian abah tau perubahan apa yang aku alami dan kebetulan kang Jaka mengeluh ke abah kalau mempunyai penyakit yang sudah lama ngak bisa di sembuhkan dan secara kebetulan juga kalau abah salah satu pakar untuk penyakit lemah syahwat yang di alami oleh kang Jaka dalam kebimbangan untuk mengikuti pengobatan ini atau tidak karena kang Jaka tau persis kalau mbak Elsa baru menjalankan magang sebagai kepala sekolah selama sebulan dan amat sulit mengajak mbak Elsa untuk mendampingi melalukan ritual selama jangka waktu 4 atau 5 bulan ke depan ini dan ini sudah masuk pada bulan ke 3 mbak sudah tampak hasilnya, kalau dulu pertama kali melakukan pemetrasi hanya kuat bertahan 5 menit kini sudah bisa bertahan 20 sampai 30 menit dan aku bisa sudah bisa orgasm ninimal sekali dan kadang sampai 2 kali mbak” kata Lilis menambai keterangan dari abah

“Terima kasih abah dan dik Lilis yang sudah membantu suami aku sembuh dari penyakit nya tapi tetap saja bagi aku tidak akan merubah keputusan aku untuk menggugat cerai dari abi dengan alasan yang sudah tidah bisa terbantahkan walaupun tidak mampu memberi nafkah batin minimal memberi nafkah lahir denan mengirin uang seberapa lah sebagai tanda tanggung jawab pada seorang suami terhadap istrinya jangankan mengirim uang no telpun pun di blokir oleh abi sehingga umi mengalami kesulitan berkomonikasi dengan abi” kata umi Elsa

“Memeng benar seperti kata dik Lilis aku juga mengalami yang sama jatuh cinta pada pandangan pertama malah sudah medapat restu dari abi untuk melindungi aku lahir batin dan sampai saat ini membuat aku bahagia kalau dik Lilis jatuh cinta pada suami aku dan aku juga jatuh cinta pada calon mantu aku dan rencana aku dengan pesetujuan abi atau tidak aku juga akan menghalalkan hubungan ku dengan mas Roy dan akan menjadikan mas Roy menjadi suami aku walau hanya sirri seperti abi dan dik Lilis dulu untuk menghidari fitnah” kata umi Elsa dengan santainya yang kini sudah bisa tersenyum ketika melihat suaminya haji Jaka menjadi mupeng

“Ahhhh …” teriak haji Jaka seakan tidak percaya, lanjutnya “Mau di kemahakan Salma”

“Salma sama persis dengan abinya tukang selingkuh dan tidak bisa menjaga komitmen” kata umi Elsa dengan muka sinis

“Benar nak Roy apa yang di katakan umi” kata haji Jaka

“Benar abi saya kesini dengan dua tujuan pertama menghantar umi untuk bertemu abi yang ke dua akan memutuskan hubunganku dengan dik Salma yang ketahuan berselingkuh dengan mantan pacarnya dulu yang bernama Ervan sama sama pererta KKN yang secara kebetulan mereka menjadi satu kelompok dalam satu dukuh, ketika aku dan umi menengok dik Salma mendaptkan dik Salma dan Ervan sedang berciuman di tempat umum di sebuah taman rekreasi grojogan telu, aku dan umi melihat dengan mata kepala kusendiri jadi bukan fitnah dik Salma baru berciuman bahkan tangan laki laki itu sudah berani menjamah bagian tubuh yang terlarang dan seketika itu emosi aku naik langsung aku pukul dua kali sebagai perasaan melindungi pada dik Salna dan akhir cerita aku mengatakan Break dulu aku dan dik Salma menjadi orang bebas sampai dik Salma bisa menyelesaikan persoalannya sendiri dengan Ervan” kata Roy

Haji Jaka sangat terkejut atas berita yang di bawa oleh Roy pada abi yang menjadi wali nikah besoknya

“Dan perlu di ketahui oleh abi setelah peristiwa itu mas Roy jatuh sakit selama tiga hari di rawat di RS Pandanaran” kata umi Elsa memambahi, lanjutnya “Abi mobil abi aku bawa dulu pulang ke Boyilali nanti kalau abi masih butuh silahkan di ambil Boyolali”

“Ngak umi mobil dan semua yang ada di Boyolali akan abi hibahkan pada umi dan abi dengan sadar keluar dari rumah tanpa membawa harta sedikitpun semua aku wariskan untuk umi dan nak Roy yang sudah menjaga umi” kata haji Jaka, lanjutnya “Dan untuk mu nak Roy aku titipkan umi ini pada mu, jagalah dan milikilah jangan kau siasiakan lagi”

“Baik abi amanah abi akan Roy jaga” kata Roy

“Jadi abi setuju atas gugatan umi tentang perceraian ini” kata umi Elsa

“Ya umi, abi setuju, silahkan urus surat gugatan serai di pengadilan agama, abi akan tanda tangani usulan ini” kata abi Jaka

“Ya abi pilih enaknya saja, karena dengan perceraian ini abi akan bisa mengawini dik Lilis secara syah menurut agama dan negara” kata Elsa

Suasana menjadi cair setelah melalui ketegangan yang penuh emosi dan pertemuan ini berubah menjadi hangat penuh persaudaraan apa lagi dengan wejangan abah kyai pimpinan pondok pesantren Nur Hidayah dan antara umi Elsa dan abi Jaka akan berpisah dengan cara baik baik dan hubungan umi mereka kini menjadi saudara bukan lagi sebagai suami istri dan atas usul abah kyai, Elsa dan Roy harus makan siang bersama keluarga pimpinan pondok pesantren ini setelah sholat duhur berjemaah di masjid pondok pesantren Nur Hidayan.

Bersambung
Part 38














 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd