aryojipang
Semprot Baru
Dia dulu Istriku..
Wanita yang dulu sangat mencintaiku..selalu ada untukku disaat susah dan senang.
Dia yang dulu begitu setia mendampingiku,,begitu besar rasa sayangnya terhadapku,,dan begitu sabar walau dia sangat merindukan peran dan kehadiranku untuk bisa selalu mengisi hari-hari bersamanya..
Dia begitu manja,,aku ingat setiap kali aku menelponnya di sela kesibukanku,,"Ayaaahhh..ayaahhh kok lamaaaa...." Kalimat itu masih terasa mengiang ditelingaku saat aku merindukannya, seakan dia ada didekatku,,,Dia begitu riang berceloteh tentang hari-harinya hingga tidak menyisakan ruang untukku bercerita,,ya aku tau itu semua karena dia begitu kesepian menjalani hari-harinya sendirian,aku sangat paham..karenanya aku biarkan dia terus bercerita dan aku hanya sesekali tertawa ataupun menggodanya di sela-sela ceritanya..
Yah..ekspresi bahagia yang meluap dari seorang istri yang teramat merindukan kehadiran sang suami,,suami yang jarang bisa ia temui dan menemani kesehariannya...
Bahagia kadang memang sederhana,..harusnya..ya seharusnya aku dulu lebih banyak meluangkan waktu untuk kesederhanaan itu..dia tidak pernah menuntut apapun yg dia tau aku tidak sanggup berikan,hanya perhatian dan kasih sayangku yang dia rindukan..
Dan....aku acuhkan kesederhanaan itu. aku terlalu sibuk dengan duniaku, mencari kebahagiaanku sendiri hingga lupa bahwa sebenarnya aku sudah memiliki semua yg diidamkan setiap laki-laki di dunia ini.
Pada akhirnya..aku ternyata bisa meneteskan airmata untuk memori ini, airmata yang sama dahulu menetes disudut matanya tanpa aku pernah menyekanya dengan kasih sayangku..
Sekarang aku hanya akan menyimpan memori masa-masa bahagia bersamanya,ya..hanya memori bahagia..aku tak akan merusak memori indah bersama dirinya dengan kisah yang buruk.
Sudah cukup aku memahami dan menyesali masa laluku,aku hanya ingin mengenangnya dalam kebahagiaan dan hanya dalam kebahagiaan..
Ahh..Ayah sangat-sangat merindukan kenangan bersama jois.tak ada wanita yang bisa menggantikanmu dihatiku jo..ayah mencintai jois.
Jakarta, 7 Agustus 2015
Wanita yang dulu sangat mencintaiku..selalu ada untukku disaat susah dan senang.
Dia yang dulu begitu setia mendampingiku,,begitu besar rasa sayangnya terhadapku,,dan begitu sabar walau dia sangat merindukan peran dan kehadiranku untuk bisa selalu mengisi hari-hari bersamanya..
Dia begitu manja,,aku ingat setiap kali aku menelponnya di sela kesibukanku,,"Ayaaahhh..ayaahhh kok lamaaaa...." Kalimat itu masih terasa mengiang ditelingaku saat aku merindukannya, seakan dia ada didekatku,,,Dia begitu riang berceloteh tentang hari-harinya hingga tidak menyisakan ruang untukku bercerita,,ya aku tau itu semua karena dia begitu kesepian menjalani hari-harinya sendirian,aku sangat paham..karenanya aku biarkan dia terus bercerita dan aku hanya sesekali tertawa ataupun menggodanya di sela-sela ceritanya..
Yah..ekspresi bahagia yang meluap dari seorang istri yang teramat merindukan kehadiran sang suami,,suami yang jarang bisa ia temui dan menemani kesehariannya...
Bahagia kadang memang sederhana,..harusnya..ya seharusnya aku dulu lebih banyak meluangkan waktu untuk kesederhanaan itu..dia tidak pernah menuntut apapun yg dia tau aku tidak sanggup berikan,hanya perhatian dan kasih sayangku yang dia rindukan..
Dan....aku acuhkan kesederhanaan itu. aku terlalu sibuk dengan duniaku, mencari kebahagiaanku sendiri hingga lupa bahwa sebenarnya aku sudah memiliki semua yg diidamkan setiap laki-laki di dunia ini.
Pada akhirnya..aku ternyata bisa meneteskan airmata untuk memori ini, airmata yang sama dahulu menetes disudut matanya tanpa aku pernah menyekanya dengan kasih sayangku..
Sekarang aku hanya akan menyimpan memori masa-masa bahagia bersamanya,ya..hanya memori bahagia..aku tak akan merusak memori indah bersama dirinya dengan kisah yang buruk.
Sudah cukup aku memahami dan menyesali masa laluku,aku hanya ingin mengenangnya dalam kebahagiaan dan hanya dalam kebahagiaan..
Ahh..Ayah sangat-sangat merindukan kenangan bersama jois.tak ada wanita yang bisa menggantikanmu dihatiku jo..ayah mencintai jois.
Jakarta, 7 Agustus 2015