Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Izinkan Aku Memilih

Karakter Wanita Favorit

  • Winda

    Votes: 248 41,2%
  • Zahra

    Votes: 64 10,6%
  • Hani

    Votes: 34 5,6%
  • Zakiyah

    Votes: 37 6,1%
  • Devi

    Votes: 2 0,3%
  • Mira

    Votes: 20 3,3%
  • Yanti

    Votes: 8 1,3%
  • Kintan

    Votes: 31 5,1%
  • Nayla

    Votes: 58 9,6%
  • Rina

    Votes: 46 7,6%
  • Sandra

    Votes: 15 2,5%
  • Novi

    Votes: 9 1,5%
  • Fatma

    Votes: 14 2,3%
  • Angel

    Votes: 16 2,7%

  • Total voters
    602
  • Poll closed .
Suhu! #plaaaakk

Apa yang kamu lakukan ke winda itu ..... Jahat

:galau:
 
Semiga faza segera bangkit dan menemukan bola dragon ball...

Sedih winda mati
 
Izinkan aku memilih , season 2 apakah ditutup dengan Faza memilih menjadi seorang predator kelamin?
Lalu nanti ada season 3 dengan judul lain hmm patut di pantau
 
Semiga faza segera bangkit dan menemukan bola dragon ball...

Sedih winda mati
dragonball udah nyebarnya bukan di bumi lagi om, tapi udah ke alam semesta haha.
Ini kalo di film kan genre nya apa y hu?
;)
gatau om haha. Drama mungkin?
Buseettt itu episode paling sedih, bikin gw nangis beneran itu, Sm pas episode Chopper ninggalin negeri Drum...
brook juga lumayan haha. yang dia tinggal sendirian di kapalnya
Semoga setelah kematian winda faza akan benar2 berubah ,menjadi layak nya lelaki sejati yg tidak sekedar syhwat semata
amiiin haha
Izinkan aku memilih , season 2 apakah ditutup dengan Faza memilih menjadi seorang predator kelamin?
Lalu nanti ada season 3 dengan judul lain hmm patut di pantau
siapa hu predator kelamin? haha
Gue lebih sedih ditinggal mantan kawin sama sahabat gue sendiri.
pengalaman ya om? haha
Wapik iki ceritone hehe jos, lanjutkan
makasih om haha. siap. lanjut kok ini
 
Bimabet
Part 19

Rina:
Putri_Oktarina_2.jpg


Sandra:
Dea_Sandra_2.jpg


Novi:
lipupil_20180623_0002.jpg


Fatma:
Rania_Fatma_1.jpg


Angel:
Angelina_Novina_5.jpg

Sudah hampir satu minggu aku ditinggalkan oleh Winda untuk selama-selamanya. Kerjaanku selama satu minggu terakhir lebih banyak tidur dan merenung di dalam kamarku. Apalagi saat orang tua Winda datang lagi untuk mengambil barang-barang Winda yang tersisa di kosannya. Mereka benar-benar baik terhadapku. Aku bahkan ditawari lagi untuk “menjenguk” Winda namun dengan berat hati aku tolak. Aku tidak mau tenggelam dalam kesedihan terlalu lama.

Aku juga sering melamun jika sedang berkumpul dengan teman-temanku. Teman-temanku sering sekali datang ke kosanku untuk sekedar menghiburku, namun bukan itu yang aku butuhkan.

Pikiranku sebenarnya sudah mulai teralihkan karena kesibukanku mengurusi organisasiku ditambah aku juga menjadi seorang coordinator mahasiswa tingkat desa dalam tim KKN-ku. Namun karena sikap teman-temanku yang seperti itu, maka aku akhirnya memikirkan dan memikirkan kembali Winda. Aku hanya butuh di biarkan saja. Jangan ada yang mengungkit lagi masalah itu. Karena jika aku mengingat lagi, maka aku akan langsung melamun dan melihat kosong segala pemandangan yang ada di depan mataku menyesali segala perbuatanku terhadap Winda.

Aku bahkan pernah hampir memperkosa Zakiyah yang sedang mendatangi kamarku untuk menyemangatiku. Aku kalap karena aku tidak mau ada yang mengungkit masalah itu lagi. Aku langsung menarik tubuh Zakiyah ke kasurku dan aku loloskan semua pakaiannya. Karena Zakiyah berteriak dengan kencangnya, Tama datang mendatangi kamarku dan langsung menarik tubuhku yang sudah siap untuk masuk ke tubuhnya. Wajahku dipukul dengan sangat keras oleh Tama.

Persahabatanku sempat renggang dengan Tama namun aku secepatnya meminta maaf dengan alasan kalap dan aku bercerita kepada Tama untuk memberi tahu Zakiyah bahwa jangan membawa-bawa Winda lagi. Jika aku sedang melamun, biarkan saja. Tidak berarti tiap aku melamun aku memikirkan Winda. Bisa saja yang lain.

Setelah aku menjelaskan hal itu, Tama menerima permintaan maafku dan ia menyemangatiku. Tama juga memberiku saran untuk segera mencari pacar lagi. Setidaknya jika ada pacar maka pikiran akan tertuju ke pacar itu. Tidak apa jika awalnya rasa cinta dan kasih sayang itu hanya sedikit. Biarkan kesempatan bagi waktu untuk menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang itu.

Satu lagi, Kintan dan Nayla pernah mendatangi kosanku. Nayla sangat marah karena apa yang aku lakukan terhadap sahabatnya tempo hari. Menurut tuturannya, tak berapa lama setelah aku pergi meninggalkannya dan ia sedang mencari pakaiannya yang aku lempar ke segala arah, ada dua orang mahasiswa yang menemukan pakaiannya dan ia meminta untuk menikmati tubuhnya jika ingin pakaiannya kembali. Akhirnya mereka bertiga bercinta karena pakaian yang diambil adalah atasannya. Sangat tidak mungkin apabila ia pulang tanpa pakaian atasannya. Aku tidak peduli dengan itu dan memutuskan mengusir mereka berdua. Mereka berdua bersikeras ingin menjelaskan sesuatu kepadaku namun aku tolak karena sudah terlanjur aku sakit hati dengan kedua orang ini. Bahkan aku secara tidak sengaja menyebut Nayla adalah seorang pelacur dan membeberkan kelakuannya dengan dosen tempo hari. Mereka berdua tampak terkejut dan aku ditamparnya dengan keras.

Malam ini merupakan malam terakhir sebelum aku berangkat menuju desa KKN-ku. Rina beberapa kali berkunjung ke kosanku untuk memastikan dan merapikan program kerja yang sudah tim kami susun bersama beberapa hari yang lalu.

Tak terasa malam ini akan menjadi malam yang cukup panjang karena aku dan Rina baru saja selesai merapikan program kerja tim kami pada pukul 23:45.

“waaahh zaa. Udah jam 11 malam aja.

“iyaa keasikan kali yaa haha”

“zaa kamu gak bakal macem-macem kan kalo malem-malem begini ada cewe di kamarmu?”

“macem-macem gimana deh maksudnya?”

“aku boleh nginep ga disini? Soalnya kosanku ada jam malam dan temenku gabales bales ini gimana doong”

“oohh yaudah deeh. Tapi ada bayarannya haha”

“ahhh males dehh kalo ada bayarannya hfftt. Yaudah gajadi dehh”

“ahahahaha canda canda riin gitu aja ngambek. Yaudah gapapaa kamu tidur disini ajaa. Kebetulan kamar sebelah kosong, aku tidur disana”

“eehhh benerann? Wiiihhhh. Makasih yaa Fazaa”

“iyaaa. Ini udah kan yaa? tinggal di print aja? Itu ada printer. Aku mau tidur yaa udah malem besok kesiangan pasti aku hahaha”

“iyaa yaudah deh zaa. Selamat tidur yaa kamu. Jangan mimpiin aku ahahaha”

“dihhh PD sekali ya anda haha. Yaudah kamu juga selamat tidur yaa. Oiya kalo bisa nanti pintunya dikunci yaa. takutnya aku besok masuk ke kamar pas kamu belum bangun apa gimana. Takutnya aku khilaf hahaha”

“dasaarrr hahaha. yaudah sip sip. Aku kunci pokoknya haha”

Aku lalu pergi dari kamarku menuju kamar sebelah. Untungnya aku tau tempat pemilik kamar menyimpan kunci cadangannya. Aku lalu mengambil kunci itu dan membuka kamarnya. Kamarnya cukup bersih untuk ukuran cowo dan cukup harum juga. “wah tidur nyenyak ini mah” batinku.

Aku lalu menutup pintu dan langsung menjatuhkan diri di kasur dan langsung pergi kealam mimpi.

.

.

Keesokan harinya aku dibangunkan karena alarm HP-ku yang sangat berisik itu. Aku menyetel alarmnya pukul 05.00. Jam yang sama seperti Winda tiap hari membangunkanku. Aku lalu mematikan HP-ku dan langsung beranjak pergi keluar kamar. Aku seperti biasa melaksanakan ibadah pagi ku di sebuah ruangan khusus yang memang dibuat untuk melakukan ibadah.

Setelah selesai melaksanakan ibadah, aku pergi ke kamarku dan mengetuk pintu kamarku untuk membangunkan seseorang yang ada di dalam kamarku.

Alangkah terkejutnya aku saat melihat orang itu membuka pintu dengan penampilan sangat kusut. Rambutnya yang sepundak lebih panjang sedikit hampir menutupi seluruh wajahnya. Sekitar 5 detik kami saling bertatapan dan akhirnya ia tersadar dan sedikit berteriak lalu membanting pintu kamarku.

“FAZAA!. SIAL SIAL SIAL”

Terdengar suara orang misuh-misuh dari dalam kamarku. Aku hanya tertawa saja mendengar suara itu.

“ehhh buruaaann. Jam 7 kan kumpulnya?” aku kembali mengetuk pintu kamarku.

“IYAA SEBENTARRR!!” suara itu membentakku.

“galak sekali” batinku.

Tak berapa lama kemudian, akhirnya pintu kamarku terbuka dan terpapanglah seseorang yang sudah mengenakan jilbabnya lagi. Wajahnya sangat kusut terkesan sebal saat melihatku.

“loohhh kamu marah sama aku? Kan kamu sendiri yang buka pintunya, salah kamu laah kenapa gak pake jilbab haha”

“berisik aaahh. Udah yuukk anterin aku ke kosan” Wajahnya masih kusut.

“gak sholat dulu?”

“lagi engga” Jawabnya singkat sekali.

Aku lalu masuk ke dalam kamarku dan mengambil dua jaket karena udara sangat dingin di luar.

Aku melemparkan jaketku yang satunya kepada Rina. Awalnya ia sempat marah-marah karena dilempar oleh jaket, namun tak berapa lama jaket itu dipakainya.

Aku lalu mengeluarkan motorku dan memanaskan mesinnya. 5 menit berlalu. Aku menyuruh Rina untuk segera naik keatas motorku dan aku langsung menarik tuas gas motorku dan kami melenggang menuju kosan Rina.

*****
Pukul tujuh pagi, kami semua berkumpul di sebuah gedung aula utama kampus kami untuk melakukan upacara pemberangkatan KKN. Disana kembali aku bertemu dengan teman-temanku yang memilih tempat KKN yang berbeda denganku. Untungnya mereka sudah tidak membahas mengenai Winda dan kami murni bersenda gurau hingga akhirnya prosesi upacara dimulai.

Upacara dibuka oleh wakil rektor dan rektor memberi sambutan. Sambutan yang menurutku tidak ada gunanya karena sifatnya yang hanya memberi saran “mengabdilah ke masyarakt”. Menurutku, saat para mahasiswa sudah “dilepas” oleh kampus, maka ia menjadi bagian dari masyarakat itu sendiri. Yang diperlukan bukan pengabdiannya, namun ide-ide kreativitas yang bisa menggerakkan masyarakat untuk bisa menjadi lebih baik.

Oke cukup dengan hal itu (haha). Upacara selesai kira-kira satu jam kemudian. Setelah dibubarkan, kelompok kami langsung berkumpul di satu titik untuk berangkat bersama-sama menggunakan sepeda motor masing-masing.

“oke. Udah lengkap semua kan? coba cek dulu barang-barang yang harus dibawa” ucapku di depan timku.

Aku menyebutkan daftar barang bawaan yang wajib dibawa saat KKN dibantu oleh Rina dan juga terkadang Boni dan David membantuku memeriksanya.

Setelah semua siap, kami melakukan pembacaan doa dan kami memposisikan diri membentuk lingkaran sambil masing-masing berpegangan tangan.

Selesai membaca doa, kami langsung menuju kendaraan masing-masing dan saling berpasang-pasangan. Aku dengan Rina; Boni dengan Fatma; David dengan Sandra; Ahmad dengan Novi dan terakhir Arif dengan Angel. Kami berangkat bersama rombongan KKN banjar dan setelah semuanya siap, masing-masing pengendara motor menarik tuas gas motornya dan kamipun berangkat untuk KKN

*****
Pukul 3 sore, kami sudah berada di balai kota Bajarnegara untuk melangsungkan upacara penerimaan dari pihak walikota serta jajarannya. Kami merasa sudah sangat capek karena perjalanan yang cukup jauh dan cukup melelahkan. Untungnya teman-temanku peka dan peduli sehingga jika ada yang tertinggal jauh dari rombongan, kami selalu menunggunya. Kami khususnya aku tidak terlalu menyimak prosesi upacara penerimaan dari pihak wali kota. Tau tau ada music dangdut menyala dan menggema seisi ruangan.

Sekelebat aku melihat seseorang yang mirip sekali dengan Zahra, atau memang benar Zahra. Aku tak tahu Zahra memilih tempat yang sama denganku. Oohh. Sudah sejauh itukah kami?

Aku lalu mendatanginya dan memang benar itu Zahra. Kami bertegur sapa dan terkadang bersenda gurau. Untungnya Zahra paham untuk tidak membahas Winda di saat seperti ini sehingga obrolanpun mengalir dengan mudahnya.

Setelah selesai, mulai dari sini rombongan KKN kota banjar akan berpisah-pisah sesuai dengan desa pilihannya masing-masing. Rina langsung menyalakan aplikasi maps nya untuk mempermudah perjalanan. Kami langsung menaiki kendaraan masing-masing dan menuju arah yang ditunjukan oleh peta itu.

Kami mengalami sedikit kesulitan dalam perjalanan menuju desa karena akses jalan sedikit rusak dan tidak terduga. Contohnya adalah, pada peta diberitahu bahwa harus belok kanan, namun pada kenyataannya belok kanan adalah sebuah jalan yang tertutup oleh pepohonan dan juga tidak menunjukan adanya tanda-tanda jalan yang bisa dilewati oleh kendaraan. Selain itu juga sinyal seluler semakin hilang karena kami sudah terlalu masuk ke pedalaman. Kami sedikit menyesali mengapa kami tidak melakukan survey terlebih dahulu sebelum ini. Kami terlena tidak melakukan survey karena kepala desa kami datang ke tempat kami karena diundang oleh dosen pembimbing KKN kami. Sehingga kami sudah melakukan langkah awal terlebih dahulu seperti membahas tentang biaya, rumah yang akan ditinggali, dan juga program kerja kami sudah di acc oleh kepala desa. Hanya butuh dirapihkan saja.

Sekitar satu setengah jam perjalanan akhirnya kami menemukan sebuah tanda-tanda pemukiman penduduk yang sebelumnya jalan yang kami lewati adalah hutan belantara sambil menanjak naik.

Beberapa ratus meter kami terus berjalan, akhirnya kami menemukan sebuah bangunan yang kami duga itu adalah balai desa dari desa kami. Kami semua langsung menuju bangunan itu. Beruntungnya kami, kepala desa langsung menyambut kedatangan kami sesaat setelah kami masuk ke dalam bangunan itu.

Kami langsung diperkenalkan oleh kepala desa ke jajarannya, juga kepada tokoh masyarakat yang ada disana. Kami bahkan langsung di beri kontak ketua karang taruna yang ada di desa itu agar bisa meminta bantuan jika diperlukan.

Setelah itu, kepala desa meminta untuk segera diagendakan untuk segera mengumpulkan masyarakat untuk memaparkan program kerja sehingga para masyarakat juga tau jika ada mahasiswa KKN di desa ini. setelah mendapatkan jadwal yang pas, kami langsung ditunjukan jalan menuju rumah penginapa untuk kami menginap selama dua bulan kedepan.

“aaahhhh eenaaakkkk” ucap kami sampai di rumah inap

Kami langsung meluruskan kaki dan rebahan di ruang tamu rumah itu.

“zaaaa. Untung kamu bilangnya besok yaa hahaa. Kalo malem ini juga, remuk badanku” ucap Rina yang duduk persis di sebelahku yang sedang rebahan.

“yaa aku tau laah hahaha. Untung bapaknya mau kalo besok”

“kalo tadi kita ga masang muka capek mungkin jadinya malem ini za hahaha” ucap Boni yang diikuti tawa oleh teman-teman lain.

“iyaa tuh. untung acting kita meyakinkan” ucap Arif

“oohh lu tuh tadi acting rif? Gue kira beneran. Jadinya gue ikut ikut aja” ucap Ahmad

“enak aja. Acting lah, kalopun malem ini gue jabanin”

“oke. Zaa, bilang ke kades kalo malem ini kita bisa” ucap Boni.

“eehhhhh jangaaann dooong. Lu pada galiat apa cewe cewenya pada tepar semua”

“cewe cewe nya atau elu rif ahahah” ucapku dan diikuti tawa oleh yang lain.

“udahlaaah. Yg cewe-cewe nya mau pada mandi dulu. Kalian cowo ngapain kek sana keluar dulu bentar” ucap Sandra.

“laaah masa gitu -_-“ ucap Ahmad. “gamau aahh. Kalian bawa bajunya aja ke kamar mandi. Pake bajunya di kamar mandi. Biar ga keliatan. Kita mau tiduran dulu ya ga za? Haha”

“kenapa gue mad? Haha. Ya terserah dehh kalian gimana. Tapi aku mau tidur” aku langsung memposisikan diri tengkurap dan menutup mataku.

Gerakanku diikuti oleh laki-laki lain.

“zzzzz. Yaudah” ucap Sandra yang tiba-tiba meninggalkan kami.

Aku membuka mataku dan membuka HP-ku untuk memeriksa apakah ada sinyal seluler atau tidak. Yap seperti yang sudah diduga hanya satu batang sinyal yang bisa ditangkap oleh HP-ku. Aku tidak bisa membuka media sosial ku untuk melihat teman-temanku yang lain.

Aku lalu membuka aplikasi chat dan tanpa sadar aku mengirimkan pesan ke kekasih tersayangku.

“aku udah sampee wiiin. Kamu gimana? Tempatnya enak??” tulisku di pesan.

*DEG*

Aku lalu sadar bahwa Winda sudah tidak ada. Aku senyum senyum getir sendiri karenanya.

“yaampuun wiinn. Aku bahkan lupa haha. Gimana kabarmu disana? Bisa liat aku ga disini?” batinku.

Kegiatanku sepertinya dilihat oleh salah satu teman pria ku. Ia menegurku mengatakan apa yang aku lakukan. Aku hanya menjawab “gapapa mad, lagi kangen sama orang aja haha”

“gue tau kok zaa haha. Sabar yaa. Doain aja dia masuk surga”

“lohh kenal sama Winda?”

“kenal. Teman satu SMA zaa. Temen deket malah haha. Dulu gue naksir sama dia cuman di tolak aja hahaha”

“ooalaah haha”

“kata temen-temennya sih dia susah cinta sama orang. Makanya gue juga agak kaget katanya dia udah punya pacar. Ehh taunya malah koormades gue haha. Gue kira dulu Faza yang manaa”

“ahahaha berarti nama Faza terkenal dong ya di kalian”

“iya zaa hahaa. Seangkatan dulu gempar pas tau Winda punya pacar”

“emang tau darimana deh Winda punya pacar? Setauku dia gapernah posting apa apa sama aku. Dia jarang online juga”

“Pernah kokk. Story kalo gasalah. Pertama waktu backgroundnya nikahan orang. kakaknya kayaknya soalnya gue pernah ketemu sama kakaknya juga. kedua backgroundnya pemandangan sore hari kalo gasalah. Foto itu langsung rame di grup angkatan kami haha”

“oalaaah pas itu yaa haha. Kukira dia gak posting-posting. Primadona sih yaa jadinya langsung gempar haha”

“iyaaa. Udah mah dia cantik, pinter, ngajinya juga bagus”

Tiba-tiba suasana menjadi hening.

“iyaa kita doain aja biar dia masuk surga” ucapku.

Kami lalu kembali sibuk dengan urusannya masing-masing. Aku lalu mengabari orangtuaku bahwa aku sudah sampai di desa KKN ku.

Setengah jam kerjaan kami hanya tiduran saja di ruang tamu. Aku melihat keluar rumah bahwa cahaya sudah berubah menjadi warna oranye. Indah sekali. Naluri fotograferku muncul lagi. Aku bangkit dari tidurku dan langsung keluar dari rumah. Gerakanku yang tiba-tiba membuat para laki-laki terkejut dan ikut bangun.

Kepalaku ditempeleng oleh teman-teman yang lain sambil menggerutu saat mendapati aku sedang memotret sebuah pemandangan sunset di tengah-tengah hutan. Aneh bin indahnya desa ini adalah pemandangannya yang selalu indah ditambah dengan warna-warna alami yang dipancarkan oleh mentari.

Setelah selesai memotret dengan berbagai sudut pandang, aku kembali masuk ke dalam rumah dan mendapati Boni sedang mengantri kamar mandi.

“mandi bon?” ucapku ikut mengantri.

“engga. Boker doang. Kebelet nih”

“didalem siapa emang?”

“Fatma kayaknya. Buset lama banget geblek nih orang mandinya”

*TOKTOKTOK*

“faaattt cepettt guee kebelettt”

“iyaa iyaaa sebentar laggiiii” terdengar suara dari dalam kamar mandi.

Beberapa menit kemudian, Fatma keluar dengan pakaian tidurnya. Tak lupa kepalanya ia bungkus menggunakan handuk dan ia langsung berlari ngacir meninggalkan kami. Boni langsung masuk ke dalam kamar mandi. Aku kembali ke ruang tamu untuk membereskan barang-barangku.

“eeehh. Kita tidur dimana ya? Di tempat sholat aja apa? Lumayan gede jg” ucapku ke teman-temanku yang lain.

“boleh dehh zaa. Nanti minta kasur lipet di kamar cewe coba barangkali ada banyak” ucap Arif.

Kondisi rumah ini cukup sederhana dengan 3 ruangan inti. Ruang tamu berada paling depan dan luasnya sedikit sempit, ruangan tengah yang berisi satu kamar dan didepan kamar tersebut ada sebuah TV untuk ditonton. Kemudian bagian belakang ada dapur yang diujungnya ada kamar mandi. Ruang ibadah terletak di bagian dapur dan lokasinya sedikit menjorok keluar dari dapur.

Arif langsung menuju pintu kamar perempuan. Aku lalu mendengar teriakan teriakan dari dalam kamar tersebut setelah Arif mengetuk pintu. Aku sedikit mendapati ekspresi keheran Arif saat para wanita berteriak dari dalam kamar.

“kenapa rif?” Sandra keluar dari kamar itu dan sedikit mendorong Arif agar menjauhi kamar.

Sandra menggunakan tanktop ketat yang menyembulkan kedua payudaranya dan menggunakan celana yang sependek paha.

“mau minta kasur lipet di dalem ada ga? kita mau pake ruang sholat buat tidur” ucap Arif.

“ooohhh bentarr” Sandra berbalik kearah kamar. “tolong ambilin kasur lipet itu yang dipojokan” teriak Sandra.

Setelah mendapatkan kasur itu, ia langsung memberikannya ke Arif dan langsung kembali ke kamar dan menutup pintunya lagi.

“judes amat” gerutu Arif.

Ia lalu menuju ruangan yang aku tunjukan dan kami langsung menggelar kasur itu. Pas sekali bentuknya. Setelah merapikannya. Aku kembali ke ruang tamu dan mengambil beberapa barangku. Kegiatanku kemudian diikuti oleh yang lain.

“zaa. Besok bilangin cewe cewenya yaa. Jangan kayak anggep ini kosan sendiri. Kalo ada apa-apa pasti kita yang disalahin za. Tadi liat Sandra kan zaa? Gila ga tuh? pake bajunya” ucap Arif.

“iyaa bener tuhh. Angel aja tadi aja sembarangan banget. Gue mah kalo di rumah orang gitu ya abis mandi pasti pake baju yang pantes. Tadi aja pake tanktop doang pas abis mandi” ucap Boni.

“iyaa tuh za. Sembarangan lah mereka kalo aku liat mah”

“oke oke. Jaga mata aja kalian ahaaha”

“yeee bukan itu za masalahnya”

“iyaa iyaa. nanti aku bilang Rina deh biar bilangin ke yang lain”

Para laki-laki kemudian merebahkan diri di kasur itu dan terlelap tidur. Hanya David yang masih terjaga dan masih sibuk dengan dunia gadgetnya. Aku sebenarnya penasaran dengan sikap orang ini. Orang ini apakah memang pendiam atau memang merasa kurang cocok dengan kami. Aku tidak ambil pusing terlalu lama dan lansung mengambil beberapa pakaian dan langsung menuju kamar mandi untuk mandi.

*****
Pukul 8 malam. Aku baru saja selesai melaksanakan ibadah di masjid dekat dengan rumah itu. Dalam waktu itu aku sudah beberapa mengenal warga sekitar dan mereka menunggu apa yang akan kami lakukan. Karena menurut tuturan mereka jika ada mahasiswa KKN maka akan ada sebuah perubahan di desa itu. Aku sedikit gugup karena ekspektasi masyarakat yang besar itu. Aku lalu meladeni obrolan yang kuarahkan menuju obrolan ringan. Dan cukup menyenangkan jg berbincang bincang dengan warga sekitar. Mereka sangat ramah.

Aku sekarang berada di depan layar TV dan sedang menonton acara yang sebelumnya aku belum pernah tonton. Cukup menghibur juga acara ini. Kemudian setelah beberapa lama aku cekikian sendirian di depan TV, Rina keluar dari kamar dan menghampiriku.

“hei zaa, nonton apaa?”

“ini WIS haha” (Waktu Indonesia Semprot haha)

“ooohhh iyaa aku sering nonton nihh. nyebelin banget masa jawaban sama pertanyaan kadang ga nyambung hahaha”

“iyaa hahaha”

Kami tenggelam dalam tontonan tidak berfaedah ini. Setelah acara selesai, lanjut ke acara selanjutnya yang tidak kalah menghibur namun aku tidak terlalu tertarik dengan acara ini.

“zaa gimana enak ga disini?” ucap Rina membuka obrolan.

“belum juga sehari rin. Mana bisa nilai haha. Cewe-cewe yang lain lagi pada apa?”

“udah pada tidur zaa haha. Parah mereka cupu banget haha. Langsung tepar dari tadi maghrib”

“waaah sama aja ya hahaha. Loh kamu gak capek apa rin?”

“capek sih. Cuman gamau tidur ajaa. Nanti aja laah. Toh juga besok ga pagi-pagi banget kan? loh kamu sendiri?”

“engga capek ahaha. Tadi doang sih pas nyampe kayaknya capek banget. Tapi pas abis mandi ilang capeknya. Oiya ada yang aku pengen bilang ke kamu” aku mematikan TV dan menarik tangannya menuju ke teras rumah.

“iihhh apasih zaa. Gausah tarik tarik tanganku” ucapnya saat kami sudah sampai ke teras.

“iyaaa maaf maaf”

“mau ngomong apasih za? Kenapa harus di teras dehh?” ucapnya sambil duduk di kursi yang ada di teras.

“gapapa biar adem aja haha. Gini. Aku dapet pesen dari cowo-cowo yang lain” aku menghela nafas. “emmm sebaiknya yang cewe-cewe jangan anggep ini rumah sendiri atau kosan sendiri. Maksudnya dalam hal berpakaian. Soalnya tadi si Arif liat Sandra pake baju itu kan yaa ngeri juga dia bilang. Abis itu Boni bilang Angel pas keluar dari kamar mandi cuman pake tanktop dan banyak lah tadi Fatma sama Novi juga kayak di kosan banget tingkahnya. Trus tadi teriak-teriak pasti ada sesuatu kan? Maksudnya gini rin, coba hargai kami para laki-laki karena laki-laki ini udah pada dewasa dan kita gaada yang ngawasin loh. Rumah ini agak jauh sama rumah-rumah warga lain. Aku sih bukannya mau ngapa-ngapain dan gaada niat sama sekali untuk ke arah sana, cuman ya alangkah lebih baiknya kita mencegah biar kejadian yang ga diharapkan ga terjadi”

“emmm oke oke zaa. Besok aku bilangin deehh. Emang parah sih mereka. Dan yaa kamu tau laah. Tadi aja kenapa kita teriak-teriak itu karena si Novi lagi gak pake apa-apa. Abis mandi. Dia sama Angel lagi pamer-pameran haha. Iya emang si Sandra agak bahaya pakaiannya. Nanti aku bilangin deeeh. Makasih yaa zaa”

“yaaapp sama-sama. Bukan cuman Sandra ya rin. Yang lain jg. Khususnya yang punya lekuk badan bagus hahaha. Bantu kami menjaga mata kami ahahaa”

“huuuu dasarr emang cowok yaa ahaha. Iyaa zaa sip sip”

Aku lalu menyenderkan tubuhku di tembok dan duduk persis di sebelah Rina.

“zaa masih galau? Haha” ucapnya sambil memandangi pemandangan hutan yang gelap di hadapan kami.

“galau kenapa deh haha”

“ya ituu. Pacar kamu”

“dia berarti udah bukan pacarku doong haha”

“dihh dasar terserah dehhh”

“hahaaha. Gatau ini galau apa engga, cuman tadi pas baru banget sampe aku malah ngabarin dia. Ngirim chat ke dia hahaa”

“loohh ngapain cobaa?”

“iyaaa aku lupa. Udah kebiasaan soalnya. Kalo kemana-mana pasti ngabarin dia kalo udah sampe”

“waaaahh, keren yaa. Keren kereenn. Bisa jadi kebiasaan gituu”

“yaa gimana cobaa. Kalo ga ngabarin pasti di telfon terus aku dimarahin sama dia. Jadinya ya harus ngabarin biar dia gamarah marah haha”

“berarti kalian tuh udah deket banget yaa haha”

“yaa gimana ga deket coba ahaha. Kosan aja deketan. Kemana-mana bareng. Kalo ada apa-apa bareng. Pokoknya apa yang kami lakuin kebanyakan bareng dehh hahaha”

“kereen kereen. Sayang yaa takdir emang”

“iyaa haha. Gapapalah. aku udah dikasih kesempatan pernah kenal aja udah bersyukur banget”

Aku lihat Rina hanya tersenyum masih terus memandang ke depan.

“kamu sih gimana? Gak galau di selingkuhin gitu?”

“aaahh ngapain galauin orang yang selingkuh haha. Untung ajaa aku belum pernah ngapa-ngapain sama dia. Kalo udah kan aku pasti nyeseeelll bangett”

“emang udah berapa lama sama dia?”

“sebenernya udah setahunan lebih sihh. Cuman aku juga ngerasa kayak bukan pacaran sama dia. Dia tuh gak peduli sama aku apa yaa. peduli pas lagi PDKT doang. Setelah diterima bener-bener berubah dia. Apalagi pas dia ngajak aku gituan. Aahhh gila deh pokoknya. Berantem terus berantem terus. Tapi aku gamau putusin karena sebenernya aku sayang sama dia. Dan barangkali dia mau berubah lagi gitu. eehh tau tau nya malah sama orang lain dassssaaaarrrrrr”

“hahahah. Katanya gak galau. Tapi ceritanya menghayati banget”

“enggaaakk!! Aku gak galau. Biasa ajaa”

Kami berdua hanya tertawa menertawakan satu sama lain. Aku melihat jam yang menempel di dinding ruang tamu sudah menunjukan pukul 23.45. wah sudah mau berganti hari pikirku. Akhirnya aku memutuskan untuk mengajak Rina masuk ke dalam rumah karena udara juga semakin dingin. Setelah itu Rina masuk ke dalam kamar sedangkan aku ke tempat laki-laki tidur. Aku rebahan di tempat yang sudah tersedia dan aku terlelap.

Winda, semoga nanti aku mimpiin kamu. Aku kangen win. Kangen banget.

Bersambung​
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd