Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG IYA ITU KAMPUNGKU.By.kontolegois

Status
Please reply by conversation.
Suka Sih Updateannya suhu cuman ya gitu nanggung alias kentang
gak diceritain comot dengn tetehnya kemudian apakah ortunya mendengar rintehan teh helen di kamar.
klanjut lagi hu
 
lanjutan....

Kematian misterius

Pov Rey (comot)

Pagi yang cerah, dimana gw baru terbangun dari tidur nyeyak gw semalam, mungkin akibat habis bertempur dengan sicantik teteh gw Helen, sampai menjelang subuh, jadi hari ini gw bangun nya agak kesiangan, hingga bablas tidak sholat subuh.

Gw langsung buru2 keluar kamar , lalu menuju kedapur untuk mengambil perlengkapan mandi, tapi ada sedikit yang aneh di rumah ini, karena gw tidak mendapati satu orang pun berada di sini.

Sempat gw mencari ke setiap sudut rumah yang memang tidak begitu luas, tapi hasilnya nihil, lalu gw memutuskan untuk mandi di kali saja, karena waktu sudah menunjukan jam 06:05 wib, agar tidak kesiangan berangkat ke sekolah nya.

Sesampainya disana gw sedikit heran, bagaimana tidak, kondisi di kali, khususnya rakit tempat yang biasa di pakai mandi, tidak ada satu orang pun disana.

Gw awalnya sedikit bingung tentang semua ini, tapi karena waktu sudah mepet, akhirnya gw mandi, sekalian mandi dzunub, kan habis bertempur semalam.

Tidak ada hal yang menarik di acara mandi gw saat ini, hanya kicauan burung yang menemani gw mandi, di pagi ini. Setelah dirasa cukup bersih, gw pun memutuskan untuk kembali kerumah.

--------------------------------------------------------------

Dengan sepeda yang gw pakai, gw ayunkan dengan penuh semangat, kala gw menelusuri jalanan yang berbatu tajam, yang menjadi satu satunya akses jalan yang menuju sekolah gw.

Sesampainya di persimpangan jalan, antara jalan menuju sekolah dan ke pusat desa, gw sedikit heran dengan aktivitas masyarakat yang terlihat tidak biasanya.

Hampir semua dari mereka yang lewat, menggunakan pakaian yang rapi dengan peci hitam, begitupun sebaliknya, semua ibu ibunya memakai gamis, dan mengais baskom di pinggangnya.

Karena penasaran, gw pun mencoba bertanya ke salah satu bapak bapak, yang kebetulan lewat di depan gw.

"Punten mang sarip, iyeu teh aya naon nya?, trus mamang bade angkat kamana?".
(maaf mang, ini ada apa ya, trus mamang mau pada kemana?). Gw bertanya.

" Euleuh geuning ari si ujang Rey naha teu apal kitu, pan pak sekdes tos tilar dunya jang...!!!"
(gimana sih kamu rey, emang tidak tahu, kan pak sekdes meninggal dunia). Mang sarip menjawab.

"Iraha mang kajadian na? "
( kapan kejadiannya?). Gw bertanya kembali.

"Keur peuting jang, ari sabab na mah, mamang oge teu apal, ari menurut carita tatangga mah, aya nu maehan, hampir pegat beheung na oge, mamang mah sien puguh".
( semalam jang, kalau sebabnya mamang tidak tahu, tapi menurut keterangan tetangga, katanya ada yang ngebunuh, sampai sampai lehernya mau putus, mamang jadi takut ini). Dia menjelaskan.

"Inallillahi wainaillaihi rojiu'un, teu sangka nya mang".
( gak nyangka ya mang). Gw bicara lagi.

" Eunya puguh mah jang"
(iya mamang juga gak nyangka) dia berkata lagi.

Mang sarip pun berpamitan untuk ngelayat ke rumahnya almarhum.

Gw pun jadi merinding mendengar kabar kematian pak sekdes yang begitu mengerikan, gw jadi berfikir apa kematiannya ada hubungan nya dengan sertifikat itu, kalau benar ada hubunganya, sudah pasti pelakunya......

*

*

*

Suasana di kelas yang riuh, cenderung berisik, pada saat gw berada di ruang kelas, setelah barusan gw mengikuti upacara bendera, yang rutin di adakan setiap hari senin.

Gw terus memikirkan apa yang terjadi pada pak sekdes, hingga gw di kagetkan dengan tepukan tangan pada bahu gw, yang secara otomatis gw langsung tersadar dari semua lamunan.

" Mot, kenapa lu bengong, ada masalah? ". Arman mengagetkan gw.

"Sialan lu man, ngagetin gw aja!!!" gw sedikit kesal.

"Lagian dari sehabis upacara tadi, lu bengong mulu, lu habis coli ya mot?" arman bertanya lagi.

" Tau aja lu" gw menjawab ringan.

" haha, mot...mot, makanya cari cewek, biar gak coli mulu!!!" arman ngeledek gw.

"Anton mana?, tumben gak kelihatan tuh si mesum!!!" gw bertanya.

"Kayanya dia gak masuk mot!!! " Arman menjawab .

Obrolan kami pun terhenti, karena guru kelas kami sudah memasuki ruangan, dan pelajaran pun di mulai, hampir tidak ada pelajaran yang berhasil di serap, karena gw lagi gak fokus mengikuti pelajaran.

Tidak terasa lonceng sudah berbunyi, sebagai tanda pelajaran pun sudah berakhir, semua murid hampir semua berhamburan keluar kelas tidak terkecuali dengan gw.

Di parkiran sepeda gw jadi teringat sesuatu, waktu upacara bendera tadi, gw tidak melihat sosok guru pujaan gw, yaitu bu Neneng, entah kemana dia.

"apa jangan2 dia ikut melayat ke almarhum ya!!".

Gw pun memutuskan untuk langsung pulang ke rumah, karena gw sangat lelah sekali, gw butuh istirahat, atau setidak nya, berada di tempat yang tenang, agar hati dan fikiran gw tidak terlalu ruwet.

Di perjalanan pulang, gw jadi berfikir dengan nasibnya keluarga pak sekdes, terutama Angga, walau gw kurang suka ke dia, tapi dia juga adalah seorang anak, yang butuh keberadaan ayahnya, jadi gw harus ikut bersimpaty terhadap nya.

Sesampainya di rumah, ternyata kondisi rumah sudah kembali berpenghuni, bahkan ada seseorang yang bertamu di rumah gw.

Gw pun langsung mengucapkan salam saat gw memasuki rumah. "asalamualikum"

"waalikum salallam" hampir semua yang ada menjawab salam dari gw.

Gw pun mencium tangan ke dua orang tua gw, tidak terkecuali ke tamu yang berada di sana, ternyata tamu itu bu Neneng guru gw yang tadi tidak kelihatan di sekolah.

" Bu guru, sudah lama di sini?" gw bertanya dengan sopan.

"Baru aja nak Rey, tadi sepulang dari ngelayat dari pak sekdes" dia pun menjawab.

" oh begitu, aku ganti baju dulu ya bu" gw pun pamit.

Setelah selesai berganti baju, gw pun menghampiri mereka di ruang tamu, terlihat mereka sedang berbincang masalah yang serius, kalau gw tebak sih, masalah tentang kematian almarhum kayanya.

Gw pun ikut duduk di kursi kayu yang tepatnya di sampaing bu Neneng, gw berusaha bersikap sesopan mungkin ke bu Neneng, agar kedua orang tua gw tidak curiga, bahwa kami ada hubungan yang special.

" jadi begini rey, ibu sudah berbicara sama kedua orang tua kamu tadi" bu Neneng mulai bicara.

"Masalah apa ya bu, kalau aku boleh tahu?" gw bertanya.

"Masalah kematian pak sekdes" bu neneng bicara lagi.

" maksud ibu bagaimana, coba jelaskan ke pada ku bu?" gw bertanya lagi.

" sebenarnya begini nak" bapak gw menyelak obrolan kami.

Bapak gw menjelaskan apa yang dia dengar dari bu neneng, dan apa yang selama ini bapak gw tahu dengan gamblang, dari masalah kematian pak sekdes, yang ada hubungannya dengan sertifikat tanah, hingga masalah yang terjadi dalam keluarga gw.

Yang lebih kaget lagi, bapak gw menjelaskan bahwa sebenarnya dia juga mengetahui kelakuan bejat pak sekdes dan pak kades terhadap ibu gw, tapi ayah gw tidak bisa apa apa, karena mereka orang yang sangat berkuasa dan sangat kejam.

Kepala gw jadi pusing mendengar semua yang di ucapkan nya barusan, bagai mana bisa seorang suami setega itu, membiarkan istrinya di lecehkan sama orang lain, benar benar di luar dugaan gw selama ini, ternyata bapak gw setega itu.

Tapi gw juga sedikit takut, jangan jangan bu Neneng juga bilang ke bapak gw masalah hubungan kami itu, kalau sampai terjadi bisa gawat.

"Jadi intinya kita harus sama sama mencari solusi masalah tersebut nak" bapak gw mengakhiri ceritanya.

"kamu jangan marah ke bapak mu rey, bapak kamu punya alasan untuk itu" bu neneng menimpali bicara.

" Trus kita harus bagai mana?" gw menatap ke semua yang hadir.

"cepat atau lambat, masalah yang terjadi ke pak sekdes akan terjadi ke kita, kalau saja kita tidak bertindak" bapak bicara lagi.

"Trus apa yang harus kita lakuin pak?" gw bertanya.

"Kamu bujuk Helen agar bekerja sama dengan kita, bukan nya kamu sangat akrab dengan teteh mu itu kan?" bapak bicara lagi.

"Ko aku pak, dan kenapa teh Helen? " gw sedikit heran.

"Karena kakak mu lah, ahli waris yang sah dari mendiang ibunya " bapak berbicara lagi.

"Baik lah, aku akan coba" gw menyanggupi permintaan nya.

"Sertifikat itu ada di kamu kan rey" bapak bertanya lagi.

"iya pak, ada di aku" gw menjawab nya.

"Jangan sampai orang lain tau, bisa bahaya nak" bapak bicara lagi.

Tidak lama setelah kami berbincang, teh Helen pun pulang dari sekolah, dan menyalami kami semua.

Setelah itu bu Neneng berpamitan untuk pulang, karena sudah terlalu lama di rumah gw, dan gw pun mengantar nya sampai ke depan, di perjalan gw bertanya ke bu neneng.

"Ibu tidak ngomong masalah kita kan"

"Dasar kamu ya, jelas tidak lah, bisa berabe urusan nya, kalau ibu bilang punya kamu besar dan panjang, hehe" bu Neneng menjawab gw.

"Kirain, syukur kalau begitu" gw bernafas lega.

"Yang penting kamu bisa terus muasin ibu, rahasia kita aman say" dia menggoda gw.

" Pastinya, ibu sudah pengen ya" gw pun meremas bokongnya yang bohay, sedikit keras.

"Awww...dasar nakal, awas kamu ya" dia sedikit menjerit manja.

Setelah bu neneng pulang, gw pun kembali kerumah, karena perut gw sudah mulai demo.

Biarlah nanti malam gw bicara ke teh Helen, sekalian meneruskan ronde yang kedua.


Bersambung.....

Segini dulu ya gan...moga aja suka.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd