#SemprotOriginalContent
Eps 4
Dinda setuju denganku untuk liburan keluar kota. Sudah lama kita tidak berlibur keluar kota bersama ketika jadwalku pulang. Sebelumnya aku sudah mengontak teman lamaku yg menyediakan jasa CCTV untuk memasangnya di rumahku ketika kami berlibur. Pesanku simple, tidak ada ruangan yg tidak terpantau dan dia menyanggupi.
Aku berencana menginap di sebuah villa daerah pegunungan. Villa ini milik keluarga temanku dan memang biasanya hanya disewakan ke teman-teman saja. Aku sudah beberapa kali kesana tapi Dinda pertama kali dibawa kesana
"Yang, pake yang sexy dong. Biar aku ga ngantuk di jalan" godaku kepadanya untuk mengganti baju saat kami akan berangkat. Aku memang ingin memancing jiwa eksibisionisnya yg selama ini tidak ditunjukan kepadaku tapi ke sang TS. Dinda pun kembali masuk ke kamar untuk ganti baju. Lalu aku memasukan tas koperku dan Dinda kedalam mobil.
[Hide]
[/HIDE]
Tidak lama Dinda keluar dari kamar. Hanya menggunakan tangtop tanpa bra dan rok pendeknya. Penisku langsung bangun melihat Dinda berpakaian senakal itu. Saat aku meraba-raba tubuhnya Dinda menahan tanganku dan berkata "Nanti aja yang, kalo kesiangan jalannya macet loh. Nanti di villa terserah kamu mau apain aku", "Bener ya terserah aku?" Pancingku menggoda. Dinda hanya mengangguk lalu jalan menuju mobil.
Perjalanan biasanya 2 jam dari tempatku tapi aku sampai hanya 1,5jam. Sepertinya aku lebih ngebut karena tidak sabar sampai ke villa. 'Tin..tin!' Aku tekan klakson memberi tahu penjaga villa kalo aku sudah sampai. Seorang pria paruh baya keluar dari dalam rumah.
"Aden Aryo, apa kabar?" Sapa sang penjaga. "Pak Eman, sehat pak. Kenalin ini Dinda istri saya" Dinda mengenalkan diri kepada Pak Eman. Pak Eman pasti menyadari Dinda tidak memakai bra dari cetakan pentil dada di tangtopnya.
Dinda lalu masuk ke dalam villa untuk berkeliling. Aku dan Pak Eman yang sudah lama tidak bertemu mengobrol dulu tentang pemilik villa ini yg juga temanku sekedar menanyai kabarnya. Aku terakhir kesini mungkin sebelum kelulusan dari kampus sekitar 5 tahun lalu. Pak Eman bercerita istrinya yg dulu ikut menjaga villa sudah meninggal. Temanku juga dan keluarganya sudah jarang ke villa ini mungkin sudah lebih dari setahun terakhir. Jadi pak Eman serasa pemilik villa ini mengurusnya seorang diri. Tidak terasa 15 menitan kami bercerita satu dan lainnya.
"Den, maaf malah diajak ngobrol padahal pasti mau istirahat, biar saya bawain bagasinya ya?" Pak Eman mengambil kunci mobilku. Aku pun tidak keberatan lalu masuk ke dalam melihat-lihat villa yg sudah lama aku tidak kesini. Tidak banyak perubahan, paling furniture yg lebih baru. Kolam renangnya pun masih ada dan terawat bersih. "Den tasnya taro dimana?" Tanya pak Eman lalu kuperintahkan diletakan di dalam kamarku dan Dinda.
Lalu tidak lama aku mendengar teriakan kecil dari Dinda. Lalu pak Eman segera keluar dari kamarku. "Ada apa pak?" Tanyaku ke pak Eman. "Anu den, bapak gatau istri Aden baru selesai mandi. Maaf den, bapak ga sengaja" wajah Pak Eman tampak gugup. "Oh gapapa pak, ga sengaja, aku juga yg tadi nyuruh karena gatau kan" ucapku menenangkan pak Eman. Pak Eman lalu pamit dan aku masuk ke kamarku melihat Dinda yg hanya memakai handuk.
[Hide]
[/hide]
"Kamu nakal deh yang, sengaja nyuruh pak Eman masuk ya?" Ucap Dinda yg mencoba terlihat marah kepadaku. "Kata kamu kalo di villa terserah aku?" Godaku menghampiri Dinda. Dinda pun langsung senyum-senyum sange, aku tau dia hanya pura-pura tidak suka tubuhnya dilihat pria lain.
Akupun langsung menyergapnya ke ranjang. Dinda langsung pasrah aku setubuhi. Penisku yg sudah tegang sepanjang jalan langsung mencari sarangnya. "Sayang tutup dulu pintunya.. ahh.. ehhhmm" bisik Dinda di telingaku.
Aku tidak menghiraukannya dan terus memompa tubuhnya. Biasanya Dinda mengerang keras. Tapi kali ini dia mencoba menahan desahannya agar tidak terdengar keluar kamar kami. Vaginanya lebih basah dari biasanya, sepertinya Dinda sangat terangsang dengan situasi dimana ada kemungkinan pak Eman bisa mengintip persetubuhan kami dari pintu kamar yg terbuka.
"Aaaah.. aku nyampe.." ucap Dinda saat menikmati orgasme pertamanya. Lalu aku membalik badannya ke posisi doggy. Sekelebat aku melihat ada seseorang yg mengintip dari pintu. Tapi saat kutengok, bayangan itu sudah tidak ada. Mungkin itu hanya fantasiku Pak Eman melihat persetubuhanku dengan Dinda.
[Hide]
[/Hide]
Kukocok dengan cepat penisku di vagina Dinda dalam posisi Doggy ini. Dinda selalu lebih cepat klimaks dalam posisi ini. Aku pun sudah dekat dengan klimaks. Aku remas dada Dinda dari arah belakang sambil menancapkan penisku lebih dalam dan 'Crooot..crooot..crooot!' Spermaku membanjiri vagina Dinda dan Dinda ikut melenguh panjang tanda dia juga klimaks bersamaan.
Bersambung Page 17