Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Istriku............kebinalan yang terungkap

Keluar dari kamar mandi sesudah membersihkan diri, kulihat ketiga pemuda itu sudah duduk di sofa dengan berpakaian lengkap... wajah mereka nampak cerah walau kelelahan masih nampak.... dan sesaat kemudian istriku dengan santai melangkah menuju kamar mandi....

“Pak boleh nanya..?” tiba tiba Andre berkata, sesaat setelah aku duduk dekat mereka
“Boleh mau nanya apa..?” jawabku santai
“Tapi maaf sebelumnya.... kalau kalau Bapak tak berkenan...” Kata Andre lagi agak ragu
“Mau nanya ya nanya saja ... kan sudah tahu sifatku selalu terus terang” jawabku lagi santai tapi tegas
“Kok Bapak ijinkan sih ibu sebebas itu ? maksudnya seperti yang tadi barusan kita lakukan..” akhirnya Andre mengungkapkan pertanyaannya... setelah sesaat ragu ragu

Aku tersenyum, lalu menjawab
“Gini...tapi prinsip dan pandangan tiap orang beda beda ya...” kataku lalu kuteruskan
“Singkatnya begini, dalam sebuah perkawinan, salah satu faktor penting itu adalah sex..., tapi sex itu sendiri sebenarnya terbagi dalam tiga tujuan, pertama sebagai upaya mendapatkan keturunan, kedua sebagai relasi intim suami istri... dan yang ketiga sebagai rekreasi”
“Nah.............” lanjutku
“Pada point ketiga kita bisa mengexplore itu, dengan satu syarat... kepercayaan dan keyakinan perasaan si pasangan kepada kita..., sex nya sendiri ya sebagai sarana rekreasi, senang senang dan mendapatkan kenikmatan... tapi perasaan si pasangan tak boleh berubah ...” jelasku panjang lebar

“Jadi dalam point itu nggak ada istilah baper atau main perasaan... jadi cinta atau sayang atau sejenisnya dan ingin memiliki..” aku melanjutkan lagi penjelasanku

“Misalnya kalian rekreasi ke pantai... senang dan gembira karena ganti suasana... tapi bukan berarti kalian lalu menjadi tinggal dan melanjutkan hidup di pantai kan..?, faham kan..?” aku menutup penjelasanku.

Ketiga nya mengangguk ...
“Tapi bagaimana dengan perasaan pak ?, misalkan apa nggak cemburu...?” kali ini Wisnu yang bertanya
“Pertanyaannya seberapa yakin kita akan perasaan pasangan kepada kita ?” tanyaku mejawab pertanyaan Wisnu

“Kalau kita yakin bahwa cinta dan perasaannya takkan berubah.., cemburu bukan menjadi alasan lagi kan ?” jawabku

Pembicaraan kami terhenti saat Lina keluar kamar mandi... rambutnya basah.... dan masih dalam ketelanjangannya tangannya memegang handuk.. berusaha mengeringkan rambutnya...
“ada yang punya hair dryer nggak..?” tanya istriku... yang dijawab Wisnu dengan bangkit dan mengambil sebuah hair dryer di kamar satu nya..
“I..ini bu..” katanya sambil menyerahkan apa yang diminta istriku

“Pa.. ambilin tas mama dong..” pinta istriku.. dan melangkah ke kamar sambil membawa hair dryer yang dipegangnya sementara aku mengikutinya membawakan tas nya ..

“Aku lalu keluar kembali duduk dengan ketiga pemuda itu sementara istriku mengeringkan rambutnya

“Kalian kalau ada komen, atau ada hal yang ragu.. bilang saja blak blakan... sepenjang bisa kujawab, pasti ku jelaskan..” kataku melanjutkan pembicaraan sebelumnya, sambil mengambil kaleng minuman yang langsung kuteguk isinya

Tak lama kemudian suara dengung hair dryer berhenti... dan hampir 5 menit kemudian istriku keluar dari kamar... dengan make up tipis dan rambut kering.. nampak sangat cantik....

Kembali aku mencatat dalam hati, dalam ketelanjangannya istriku nampak sangat santai... sama sekali tak ada kecanggungan... berjalan, duduk dan mengambil minum dengan gerak gerik biasa saja, seperti sedang berpakaian lengkap...

“Bu.. kayaknya bajunya sudah kering deh...” kata Wisnu ... yang di iyakan oleh Lina..

Kembali dengan santainya istriku berjalan kekamar membawa pakaian yang tadi digantung didepan AC karena basah...., sama sekali tak terburu buru.. diikuti pandangan ketiga pemuda itu yang memandang pantat dan pinggulnya bergoyang saat melangkah

Tak lama kemudian, setelah Lina berpakaian, kami lalu pamit dan pulang ke rumah

“Pa.. makasih ya...” kembali istriku mengucapkan terima kasih dalam perjalanan pulang.
“Kok makasih makasih terus..kayak apaan aja sih ma..” jawabku sambil tertawa
“Iya... papa udah ngijinin mama sampai sejauh ini, malah bukan hanya dengan satu cowok tapi tiga sekaligus ..” jawab istriku sambil mengusap tangan kiriku

“Asal mama suka, puas dan senang kan papa udah bilang nggak keberatan.. malah jadi berguna untuk memacu kinerja mereka kan..? jawabku lagi

“Tapi pa...sejak pertama nyoba dengan Yogi itu... terus sampai sekarang ini, nafsu mama tinggi terus deh..., sebelumnya kan biasa biasa aja ..., nggak tahu kenapa..” kata istriku berterus terang

“Ya kan nggak apa ma...” jawabku
“iya... Cuma kadang kayak orang ketagihan aja..”kembali Lina menjawab
“ketagihan kontol...” jawabku sambil tergelak yang dibalas dengan cubitan

Selanjutnya seperti biasa... segala sesuatu kembali ke kehidupan rutin..., hubungan kami juga semakin mesra dan terbuka... juga usahaku berjalan cukup lancar

Kami juga banyak membahas soal sex, dan beberapa aturan yang kami buat untuk menjaga agar semua berjalan baik, misalkan untuk tidak berhubungan dengan orang yang rutin bertemu dalam keseharian, terutama di lingkungan rumah, juga misalkan menabukan anal sex, karena betapapun juga hal yang mengundang penyakit sebaiknya dihindari....

Hampir dua minggu berlalu setelah acara terakhir itu, hubungan kami semakin harmonis, sama sekali tak ada lagi hal yang ditutupi, semua fantasi dan apa yang ada dipikiran diungkapkan, bukan hanya soal sex semata tetapi juga dalam banyak aspek lainnya

Sore itu, saat aku sedang bekerja, tiba tiba komputer yang biasa kugunakan bermasalah, entah apa sebabnya. Sebenarnya mudah saja aku memanggil salah satu anak buah yang bekerja di kantor, namun mengingat banyaknya data yang merupakan rahasia perusahaan aku mencoba mencari alternatif lain.

Masih dalam upaya mencari jalan keluar untuk memperbaiki laptopku tiba tiba HP ku berbunyi, dan sebuah nomor yang tak tercantum dalam kontak ku muncul

“Nak Rio ya..?” sebuah suara berat dengan logat jawa yang kental terdengar saat aku menerima panggilan itu

“Iya... dengan siapa ini pak ?” tanyaku

“Iki Pak De ... Pak De Marto..” jawab suara itu

Untuk sesaat aku mengingat ingat nama yang disebutkan itu...

“Pak De Marto yang di Klaten..?” tanyaku setengah menebak sesuai ingatanku
“Nggih....” Jawab suara itu dengan nada terdengar senang karena aku berhasil menebak tepat

“Oh.. tumben Pak De... sudah lama sekali ndak jumpa ya.. gimana kabar Pak De dan Bu De ?” tanyaku

Sambil bicara ingatanku merambah ke masa lalu, Pak De Marto masih saudara sepupu dengan ayahku, namun tinggal di lain kota, dan kecuali di hari hari raya kami sebenarnya jarang bertemu, seingatku belaiu memiliki 3 orang anak, 2 wanita dan 1 laki laki

“Baik... sehat semua Nak Rio..”kembali suara berat itu menjawab
“Gimana disana semua sehat kan ?” tanya nya
“Alhamdulilah sehat Pak De..” jawabku
“Gini.. Nak Rio..” lanjutnya sebelum aku sempat bertanya hal lain
“Nak Rio ingat Anto ? anak Pak De itu..?” tanyanya

“Oh ya ingat Pak De... gimana kabarnya Anto..?” tanyaku

Teringat olehku bocah kecil kurus agak kehitaman namun cerdas saat kecil itu

“Anto kuliah di Jakarta .., kuliah di komputer, katanya sudah mau skripsi” Jawab Pak De cepat

Aku tak mempermasalahkan ‘kuliah di komputer’ karena faham keterbatasan pengetahuan Pak De

“Wah hebat ..” jawabku
“Ini gini Nak Rio, Pak De mau minta tolong, kalau kalau Nak Rio bisa terima Anto kerja di tempat Nak Rio atau kalau nda, bisa tolong masukin Anto kerja di kenalan Nak Rio, soalnya di desa makin berat keadaannya, Pak De hampir nda kuat membiayai lagi” terang pak De panjang lebar

Sejenak aku tercenung, memang dulu saat aku kecil, keluarga Pak De Marto termasuk keluarga berada untuk ukuran desa, dan alm. Ayahku yang hanya pegawai di perusahaan kecil selalu kesulitan dalam masalah ekonomi dan bukan sekali dua kali Pak De Marto membantu kami

“Baik Pak De... coba minta Anto hubungi saya ya, nanti coba saya lihat apa yang bisa saya bantu” jawabku lugas...

Setelah basa basi sejenak mengenai keadaan keluarga masing masing percakapan pun kami akhiri



Tak sampai satu jam kemudian, kembali HP ku berdering,

“Selamat malam Mas Rio” sebuah suara terdengar diujung disana, sesaat setelah aku menjawab

“Dengan Anto disini” kembali suara itu memperkenalkan diri

Kami sedikit berbasa basi dan aku mulai menanyakan tentang pendidikan dan pengetahuannya, ternyata Anto kuliah di tehnik informatika kurusan system analyst, dan agak surprise karena perguruan tingginya cukup terkenal karena mutu lulusannya

Tiba tiba aku teringat soal problem komputerku......’salah satu cara mengetest kemampuan anak ini’ pikirku...

“Okay, begini to... “ aku langsung memanggil namanya saja

“Sebelum aku bisa memutuskan, kalau bisa coba ke rumah.. kebetulan komputer yang biasa kugunakan bermasalah, dan isi datanya sangat penting, pastinya bukan sekedar masalah biasa, karena kalau hanya install ulang atau sekedar masalah ringan bisa kuatasi sendiri” kataku lebih lanjut.

“Siap mas... “ Jawab Anto cepat
“Kapan Anto bisa datang mas..?” tanya nya kembali
“Secepat yang kamu bisa, makin cepat makin baik, soalnya ada pekerjaan yang harus kuselesaikan” jawabku
“Baik mas.. Anto meluncur sekarang saja.. kebetulan sedang tak ada kegiatan” jawabnya cepat

“Ok, dan nanti kita diskusikan lebih lanjut soal pekerjaan setelah di rumah ya” kataku mengakhiri pembicaraan

Anto datang beberapa saat setelah kami selesai makan malam, dan berbeda dengan bayanganku, anak kecil kurus kehitaman pemalu, yang dahulu itu telah berubah menjadi seorang pemuda bertubuh atletis, wajahnya merupakan perpaduan Pak De dan Bude, sehingga cukup menarik untuk dilihat dengan tata krama yang cukup baik

“Ma.. ini Anto, anaknya Pak De yang barusan papa cerita itu” aku memperkenalkan Lina istriku dan sebagaimana umumnya laki laki, pandangan kagum akan kecantikan istriku terpancar dari matanya.

“Jangan sungkan ya, anggap rumah sendiri saja ya Anto...” kata Lina ramah setelah menerima salam dari Anto, dan meminta anak anak memberi salam kepada Anto yang mereka sebut Oom Anto

Tak terlalu lama, setelah sedikit ngobrol bersama dan meneguk minuman yang dihidangkan, aku lalu mengajak Anto ke ruang kerjaku.

“Wah..problemnya di VCS ini mas... version control system, jadi jembatan kolaborasi yang terhubung pada database administrator nya yang seharusnya mengontrol agar tak terjadi benturan dan miskomunikasi konflik mas..” kata Anto menjelaskan setelah sekitar setengah jam memeriksa komputerku

“Bisa kamu perbaiki..?” tanyaku langsung
“Bisa, tapi lumayan juga waktunya, bisa seharian dan ada beberapa software yang Anto perlukan, soalnya ini bukan hal umum...” jawab Anto tanpa ragu

“Ok, catat saja apapun yang dibutuhkan besok malam sudah ada disini” jawabku .. dan “kira kira kapan kamu bisa mulai kerjakan ?” tanyaku lagi

“Besok lusa ya Mas, soalnya lumayan panjang waktunya bisa setengah harian, jadi Anto bisa mulai siang..” Jawabnya.. dan aku mulai menyukai pemuda ini, yang ternyata selain memiliki kemampuan juga memiliki logika berpikir yang baik.

Kamipun kembali ke ruang tamu.., dan melanjutkan obrolan, sesekali Lina ikut nimbrung dan setiap kali aku bisa melihat kalau pemuda itu sesekali mencuri pandang istriku yang malam itu nampak santai dengan kaos longgar dan bawahan ledging ketat yang membentuk pinggul dan pantatnya

“Jadi besok lusa, Kamis Anto akan perbaiki komputer papa ma..” kataku kepada istriku yang dijawab dengan senyum manisnya.

“Sudah punya istri..?” tanya Lina tiba tiba
“Uh belum mbak... kuliah saja masih belum selesai, baru menyelesaikan skripsi” jawab pemuda itu cepat
“Istri belum, pacar banyak” kataku memotong yang disambut tawa
“Mau selesaikan kuliah dulu mbak..., baru mikir kesana” jawab Anto lugas...

Masih beberapa saat kami ngobrol macam macam dan seperti biasa, akhirnya justru istriku dan Anto yang banyak saling bertukar cerita dan akhirnya Anto pun pamit.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd