Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG IBUKU DIRAMPAS DARIKU (UPDATE 22/08/2023)

mending pakai mulustrasi gak? takut kebanyakan mulustrasi bikin lelet loading


  • Total voters
    979

haryhidayat99

Semprot Lover
Daftar
18 Aug 2015
Post
293
Like diterima
3.736
Bimabet

-----------------------------------------------------------------

LIST UPDATE
UPDATE 1 https://v1.semprot.com/threads/ibuku-dirampas-dariku.1474310/post-1908352390
UPDATE 2 https://v1.semprot.com/threads/ibuku-dirampas-dariku.1474310/post-1908373419
UPDATE 3 https://v1.semprot.com/threads/ibuku-dirampas-dariku.1474310/post-1908410231
UPDATE 4 https://v1.semprot.com/threads/ibuku-dirampas-dariku.1474310/post-1908442137
UPDATE 5 https://v1.semprot.com/threads/ibuku-dirampas-dariku.1474310/post-1908611558
UPDATE 6 https://v1.semprot.com/threads/ibuku-dirampas-dariku.1474310/post-1908709587



SENIN 07.00[/B]

sinar matahari mulai menyilaukan mata, menembus jendela kamarku, ketika aku tengah bersiap memakai seragam sekolahku. hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah libur ujian akhir semester genap sekaligus kenaikan kelas. selesai memakai setelan seragam OSIS putih abu-abu, aku memasukkan beberapa buku tulis kosong dan bolpoin baru ke dalam tas sekolah sekolahku. karena hari ini hari pertama masuk sekolah, praktis kegiatan belajar mengajar di sekolah belum efektif sehingga akupun masih bisa sedikit bersantai.

'rinooo, ayo sarapan, ini sarapannya sudah siap'

suara ibuku memanggil namaku menggema dari luar kamar, akupun segera mengambil smartphone samsung yang sedang ku charge di atas meja dari semalam. tidak lupa dompet kumasukkan ke kantong belakang celanaku, meskipun aku tahu di dalamnya tidak ada uang sepeserpun dan hanya berisi kartu identitasku.

'iya buuu, rino udah selesai ini'

setelah memastikan tidak ada yang tertinggal, aku segera berjalan keluar kamar. ibuku sudah siap menunggu di meja makan, sambil mengambilkan nasi dari rice cooker. aku taruh tas sekolahku di samping meja, sementara aku mengambil posisi duduk untuk sarapan.

"mau pakai apa? ayam atau telur dadar?"

tanya ibuku sambil tangannya sibuk mengambil lauk pauk untuk sarapanku.

"telur dadar aja bu"

"yaudah ini, buruan dihabiskan, udah siang ini"

ibuku mengangsurkan piring berisi sarapan untukku dan akupun segera menyantapnya. tidak banyak suara pagi itu, aku masih sibuk dengan sarapanku meski sesekali sambil kubuka smartphoneku, untuk mengecek apakah ada notifikasi yang masuk.

"udah dong mainan hape-nya" ibuku menegur. "nanti telat ke sekolahnya"

"iya bu, ini juga sambil makan"

"kamu kalo ibu kasih tau kok pasti ngejawab terus"

"iya bu, ini hapenya aku kantongin"

"kamu kan sekarang sudah kelas 12, sudah mau ujian kelulusan juga, dikurang kurangin mainnya"

akhirnya dimulailah sesi ceramah pagi hari ini, akupun mendengarkan sambil menggerutu dalam hati.

"kamu belajar yang rajin, apa kamu gak mau lanjut kuliah di tempat yang favorit?"

akupun hanya mengangguk anggukkan kepala, tanda aku mendengarkan ceramah ibuku.

selesai sarapan dan sesi ceramah pagi itu, aku segera memakai tasku dan bersiap ke garasi untuk mengeluarkan motor suzuki satria kesayanganku.

"kamu gak mau bareng ibu aja nak?" ibuku mengajakku untuk berangkat sekolah bersama-sama.

asal pembaca tahu, ibuku ini adalah seorang guru matematika yang kebetulan mengajar di sekolahku. ah bukan, terbalik rasanya, akulah yang kebetulan bisa sekolah di SMA negeri tempat ibuku mengajar. kalo bukan karena ibuku, rasanya tidak mungkin aku bisa masuk ke sekolah yang menjadi favorit di daerahku itu.

"rino malu bu, rino naik motor sendiri aja ya"

"kok berangkat sama ibuknya sendiri malu sih, lagian biar bisa ngirit bensin"

"yah ibu, berangkat sendiri sendiri aja ya"

"yaudah, tapi nanti selesai sekolah langsung pulang ya, ndak usah main kemana-mana dulu"

"iya bu"

kuiyakan saja semua perkataan ibuku sambil berlalu mengeluarkan motor dari garasi rumahku. setelah memanasi motorku, segera kupacu motorku keluar rumah, meninggalkan ibuku yang masih di belakang mengunci pintu rumah.

-----------------------------------------------------------------



21.30 MALAM

aku masih asyik menonton siaran liga sepakbola di televisi, ketika ibuku baru selesai bersih bersih dari belakang. aku yang asyik dengan pertandingan sepakbola tidak menyadari ibuku berjalan menghampiriku.

"sudah malam, ayo tidur, besok kan harus sekolah"

kata ibuku sambil hendak mengambil remote untuk mematikan televisi. akupun refleks mengambil remote yang ada di meja depanku itu.

"sebentar bu, nanggung ini sudah babak kedua, sebentar lagi selesai"

"kamu ini dibilangin kok susah ya"

"sekali ini aja bu, nanti selesai ini rino langsung tidur"

"yaudahlah, nanti jangan lupa lampu-lampu dimatikan semua"

"iya bu" jawabku sambil mataku tetap tertuju ke layar televisi.

"ibu tidur dulu ya" kata ibuku sambil hendak memeluk mencium kepalaku.

akupun menghindar menjauhi ibuku.

"ah ibu jangan, malu ah"

"kok sama ibu sendiri malu sih" kata ibuku sambil menunjukkan raut muka sedikit kecewa yang tidak kusadari saat itu.

"ya kan rino udah gede" jawabku asal.

tanpa berkata kata lagi ibuku pun berbalik berjalan masuk ke dalam kamarnya. sementara aku kembali larut ke dalam layar televisi.



22.20 MALAM

akhirnya pertandingan sepakbola tadi diakhiri dengan skor seri tanpa gol, akupun yang sudah mengantuk segera mematikan televisi dan lampu raung tengah tempatku berada. seisi ruangan menjadi gelap, akupun bergidik takut ingin segera masuk ke kamarku untuk tidur. namun panggilan alam untuk buang air kecil, memaksa ku membelokkan langkah ke arah menuju kamar mandi di belakang rumah.

ketika melewati kamar ibuku, sayup sayup aku mendengar suara erangan wanita. akupun menjadi bertambah ketakutan karena memikirkan hal yang tidak-tidak. akupun sempat urung untuk buang air kecil ketika kusadari suara itu berasal dari kamar ibuku.

ketakutanku sedikit berubah menjadi rasa penasaran pada suara erangan dari kamar ibuku itu. terlebih kulihat ada secercah cahaya lampu bolam dari sela ventilasi atas kusen kayu pintu kamar ibuku. akupun mengambil kursi di sampingku untuk mencoca mengintip dari situ. akupun perlahan naik keatas kursi sambil mencoba menyesuaikan posisi kepalaku agar bisa melihat kedalam.

suasana ruangan tengah yang gelap gulita memungkinkan aku melihat seisi kamar ibuku yang masih sedikit terang dengan mudah. akupun terkejut dengan yang kulihat saat itu. ibuku yang kukira sudah tidur ternyata masih terjaga duduk di atas kasur bersandar pada dinding tembok. daster yang biasanya dipakai untuk tidur sudah terangkat hingga ke atas dadanya.

"shhhhhhhh....ahhhh" suara desis ibuku tertahan.

akupun menyadari apa yang dilakukan ibuku saat itu. kedua payudara ibuku sudah terpampang bebas karena ternyata ibuku sudah tidak memakai bra. kedua tangannya sibuk meremas kedua payudaranya, sesekali sambil memainkan pentilnya. akupun terpana melihat suguhan pemandangan itu. baru kusadari begitu indah kedua buah dada yang dulu dipakai untuk menyusui ku itu. ukurannya yang besar dihiasi dengan lingkaran areola berwarna coklat seukuran tutup gelas. sementara itu diujungnya terdapat pentil berwarna senada yang ukurannya sebesar jari telunjuk orang dewasa.

akupun merasa beruntung dulu sewaktu kecil pernah menyicipinya selama hampir 2 tahun penuh. beberapa saat kemudian ibuku menggerakkan tangan kanannya dari payudaranya ke arah selangkangannya yang masih tertutup celana dalam warna krem. perlahan ditariknya kebawah celana dalam itu hingga ke paha, sementara tangan kirinya kini sibuk bergantian di kedua buah dadanya.

tanpa kusadari juga, tanganku mulai meraba area selangkanganku yang mulai keras. aku tertegun melihat area vagina ibuku yang ditumbuhi jembut lebat, yang entah kenapa membuatnya semakin indah. jari jemari ibuku tampak lincah mengusap bibir vaginanya, sementara wajah ibuku tampak memerah dengan ekspresi keenakan dengan suara desah tertahan.

"nghhhhhhh....shhhh"

perlahan usapan tangan ibuku berubah menjadi gosokan disekujur vaginanya. suara desahan ibuku pun semakin intens seiring dengan meningkatnya tempo gosokan tangan di vaginannya. dari posisiku mengintip terlihat vagina ibuku yang mulai basah dengan cairan bening. melihatnya membuat batangku pun semakin keras dari balik celana ku.

ibuku melenguh perlahan ketika jari jarinya mulai masuk kedalam liang vaginanya. perlahan digerakkan jari jari tangan kirinya keluar masuk, sementara kedua payudaranya terus diremas remas oleh tangan kanannya bergantian. aku yang sudah tidak tahan pun mengeluarkan batangku dari balik celana kolor ku. kukocok perlahan batangku sambil melihat suguhan yang dipertontonkan ibuku malam itu.

setelah beberapa saat mengobok obok liang vaginanya sendiri dengan tempo yang semakin cepat kulihat ibuku terkejang kejang sambil memancutkan cairan dari vaginanya hingga membasahi permukaan sprei. akupun terpaksa turun dari atas kursi menghentikan kegiatan mengocokku saat itu, dan mengembalikannya ke posisi semula, khawatir sewaktu waktu ibuku akan kelaur dari kamar. akupun berlari ke dalam kamar dan langsung berbaring dengan bayang bayang adegan yang baru saja kulihat di dalam kepala hingga akhirnya tertidur.

-----------------------------------------------------------------


Sebelum melanjutkan cerita ini, aku akan mengenalkan diri terlebih dahulu namaku umi rahmawati. Usiaku saat ini sudah menginjak kepala empat alias sudah diatas 40 tahun. Sedikit deskripsi tentang diriku, orang orang menyebutku berpenampilan menarik, jika tidak bisa dibilang cantik. Aku memang rajin merawat diri, baik itu wajah maupun tubuhku. Hal itu kulakukan bukan apa apa tapi hanya sekedar untuk menunjang profesiku sebagai seorang guru pengajar di sebuah sekolah menengah atas di kota tempatku tinggal.

Sehari hari aku memakai baju tertutup dan memakai hijab ketika sedang mengajar atau sekedar keluar rumah, sesuai dengan kepercayaan yang kuanut. Aku memiliki tubuh khas ibu ibu dengan bokong dan payudara lumayan besar, namun masih cukup kencang. Tubuhku yang lumayan kencang meskipun berisi karena aku rutin ikut senam, baik itu yang diadakan ibu ibu disekitar lingkungan rumahku maupun di studio senam yang menjadi langgananku.

Selanjutnya tentang keluargaku, aku adalah seorang ibu dari anak laki laki tunggal yang bernama rino. Rino saat ini sudah duduk di bangku kelas 12 di sekolah yang sama dengan tempatku mengajar. Dia cukup populer diantara teman temannya, karena selain menjadi anggota OSIS dia juga mengikuti ekstra kulikuler bola basket. Tidak heran jika banyak siswa perempuan yang mengidolakannya bahkan mau menjadi pacarnya. Hal itu pula yang menjadi perhatianku selama ini, agar dia lebih fokus belajar terlebih saat ini sudah akan masuk ke bangku kuliah.

Lalu bagaimana dengan suami atau ayah dari rino, anakku? Ya, aku adalah seorang ibu tunggal, tentu saja rino mempunyai ayah seperti anak anak lain. Ayah rino sudah meninggal ketika rino berumur 2 tahun, semenjak saat itu pula aku menjadi seorang janda hingga kini selama lebih dari 15 tahun. Banyak yang bertanya kepadaku kenapa aku tidak menikah lagi. Apalagi dengan penampilanku, sudah barang tentu banyak laki laki yang coba mendapatkan hatiku. Apalagi sebagai seorang wanita normal pastilah aku membutuhkan kehadiran sosok laki laki di sisiku. Maka dari itu lewat cerita ini akan kubagikan perjalanan hidupku yang tidak pernah kuduga duga selama ini.

Aku tinggal di sebuah perumahan yang terletak di pinggiran kota tempat tinggalku. Aku membeli rumahku dengan KPR yang kucicil dengan penghasilanku sebagai guru. Lingkungan rumahku cukup tenang karena memang penghuninya sebagian besar adalah pegawai pemerintahan maupun pengusaha. Banyak yang tidak percaya aku berhasil membeli rumah yang kutempati berdua dengan anakku ini dengan jerih payahku sendiri, selain harus membesarkan anakku seorang diri. Tapi setelah berjuang keras selama 15 tahun ciciloan KPR ku pun akhirnya lunas.

Semenjak kehilangan suami hingga saat ini akulah yang merawat anakku sendiri. Aku memberinya kasih sayang dan perhatian, agar dapat menutupi hilangnya sosok ayah yang tidak sempat dikenal oleh anakku. Dia pun tumbuh menjadi anak yang berbakti dan juga menyayangiku. Akupun sengaja memasukkan anakku untuk bersekolah di SMA tempatku mengajar agar akupun lebih mudah memantaunya. Hanya saja semenjak duduk di bangku SMA perlahan anakku seperti agak menjauh dariku. Entah karena pengaruh lingkungan atau memang sedang mengalami pubertas.


(IBU UMI)


(RINO / ANAK TUNGGAL IBU UMI)

 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd