Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Ibu Terlalu Baik

Ini cerita pertama saya, selamat membaca..
Terima kasih..


Ibu Terlalu Baik


Pendahuluan

Di pagi hari yang indah di Desa Cianduk, Seorang Anak lelaki sedang berusaha melawan rasa kantuknya yang begitu berat dilawan. “ Hoammmmmmm hmm masih jam 6.. tidur lagi ah” katanya dalam hati. Ia pun kembali ke hangatnya pelukan guling kesayangannya



Dia adalah Dodi Hermansyah 18 tahun, masih SMA. Anak desa biasa, dengan tinggi 162 cm.



Duh Jam berapa ini… “ Betapa terkejutnya Dodi melihat jam dinding menunjukan pukul 8. Ia pun Bergegas pergi ke kamar mandi untuk mandi. Namun Dodi terpaksa harus menunggu dulu karena di dalam kamar mandi ternyata ada orangnya.



Rumah dodi tidak terlalu besar, namun memiliki 3 kamar. 2 untuk dodi dan kakaknya, 1 untuk kedua orang tuanya. Dapur dan kamar mandi ada dibelakang. Ada ruang tamu dengan 2 sofa ukuran dua orang dan ruang tv di depan kamar dodi tempat yang juga biasa digunakan untuk makan lesehan. TV nya pun masih TV tabung keluaran 2007, Sebuah rumah yang sangat sederhana.



15 Menit lamanya tak terasa Dodi menunggu, ia mulai tak sabaran, dengan langkah kesal ia ingin mengetuk pintu kamar mandi dan teriak “BURUAN!”, Di depan kamar mandi dodi pun mengetuk pintu ‘tok’ ‘tok’. “BUR…



Hmm? Bur apa??..

Buset..” kata buruan berubah menjadi buset karena ia terkejut oleh sosok jangkung setinggi 171 cm tiba tiba membuka pintunya, Ia adalah Elita Putri Anandita. Kakak perempuan Dodi yang berumur 21 tahun, memiliki wajah cantik yang putih. Primadona desa itu namun tidak pernah ada satupun yang pernah merayunya. Mungkin minder kalah tinggi dengannya.



“Kamu ngapain bengong dek.. sanah minggir!” Ucap Elita dengan kesal. Gimana tidak bengong Dodi melihat kakaknya yang jangkung nan langsing hanya menggunakan handuk dan dihiasi bekas air yang memantulkan cahaya lampu neon, menjadi pemandangan yang sangat indah bagi dodi yang baru seminggu lalu berulang tahun ke 18.

Dengan langkah cepat ia meninggalkan adiknya yang masih mematung heran di depan pintu kamar mandi. Didalam hatinya Elita berpikir “Kenapa sih tuh anak tumben mukanya beda..?”

Didalam kamar mandi dodi masih terbayang indahnya pemandangan tadi, ingin sekali ia untuk segera mengocok batangnya membayangkan kakaknya yang cantik tadi. Namun dengan cepat dodi tersadar bahwa rumahnya belum disapu dan kamarnya masih berantakan, dengan cepat ia menuntaskan mandinya dan melupakan nafsunya



Ya, Dodi adalah anak yang sangat rajin perihal kebersihan dan kerapihan, sesuatu yang cukup jarang ditemui remaja pria berumur 18 tahun. Itu berkat didikan sejak dini kedua orang Dodi perihal hal tersebut. Sudah seperti di program di otak dodi ketika melihat lantai yang kotor pasti ia akan segera mengambil sapu dan ia juga sering membantu pekerjaan rumah ibunya seperti menjemur pakaian hingga mencuci piring. Orang tua mana yang tidak senang.



Namun Berbanding terbalik dengan Kakaknya Elita, ia Gadis yang pemalas dan cuek cuek saja perihal Kebersihan. Apalagi untuk membantu ibunya, ia kerap melakukannya dengan terpaksa dan ogah ogahan. Mungkin karena kesibukan di Pekerjaannya sebagai Kasir Minimarket di Kota. Elita merasa ia sudah cukup letih dengan pekerjaannya.



Hari itu hari sabtu, Hari libur yang sangat dinanti Dodi dan Elita karena mereka bisa bersantai melupakan sejenak kepenatan aktivitas mereka dari senin sampai jumat.

Selesai menyapu rumahnya, Dodi beristirahat sejenak di bangku terasnya, “huff.. tumben banyak gini pagi pagi debunya, abis pada ngapain si semalam”.. gumam dodi



“Dod ayo masuk ini di bawain Nasi uduk nih” Kata seorang wanita di belakangnya,



“Eghh ibu bikin kaget aja.. iya bu entar aku kelarin ini dulu” ucap dodi sambil menyapu dedaunan kering di terasnya



“Yaudah ibu tunggu sama kakak ita yah”



Wanita itu adalah Kartika Anandita, berumur 42 tahun. Ibunda Dodi dan Elita. Memiliki tinggi 2 cm lebih pendek dari Elita yaitu 169 cm, Body montok tidak terlalu kurus dan gendut, Memiliki daya tarik utama di bokong dan payudaranya yang aduhai, Wajahnya pun cantik. Membuat setiap pria hidung zebra terutama Bapak bapak di desa itu pun banyak yang sering curi curi mata ke Bu Kartika.

Menikah dengan Rahmat Hermansyah, 45 tahun. Hubungan mereka berjalan mulus tidak ada orang ketiga dan konflik yang berarti.



Rasa lapar belum sarapan memaksa Dodi menyudahi aktivitasnya dan segera ke ruang tv untuk menyantap nasi uduk kesukaannya. Rumah mereka tidak memiliki meja makan sehingga mereka terbiasa makan lesehan di atas karpet sambil menyaksikan berita di TV yang topiknya itu itu aja.



“Dod ayo sini dimakan dulu nasi uduknya..” ucap Ibunya

“iya bu..” dengan lahap dodi menyantap sarapannya itu

“Ehh dodi kamu itu makannya pelan pelan dong ntar keselek..” ucap kakaknya yang heran melihat dodi begitu cepat makannya sampai terbatuk batuk

“Uhuk uhuk.. Ahh Kak Ita bawel banget sii.. aku kan capek dari tadi beres beres makanya laperr, emangnya Kakak dari tadi main HP doang!...” ucap Dodi rada kesal, memang kakaknya ini rada bawel ke Dodi.

“Ehhh anak kecil berani ngelunjak yaa” Kak Ita terlihat kesal juga



*ADUH ADUH ADUH* teriak kakak beradik itu

“Udah ya kalo makan jangan sambil berantem!, Habisin nasinya terus bereskan ke wastafel!..” omel ibunya kesal mendengar keributan di pagi hari

“Aduh sakit tauu dicubit sama ibu.. kakak sih banyak bacot..”

“Apaan kamu juga ah dek.. ibu cubitnya sakit banget nih.. pasti kukunya belum dipotong 2 minggu ya..” canda Elita.



Hari itu berjalan biasa biasa saja, Rumah terasa sepi ditinggal Bapaknya yang sedang ada pekerjaan mengantar hasil kebun ke kota. Dodi hanya tidur tiduran saja sambil kadang mengecek HPnya melihat lihat kabar terbaru dan Elita sangat sibuk sejak selesai sarapan di kamarnya bermain game online di HPnya sampai tengah hari

Itulah hobinya semenjak ia nyicil HP “Sumsang” keluaran terbaru. Berbeda dengan adiknya dengan HP “ximimi” keluaran 5 tahun lalu, tidak banyak yang bisa dilakukan HP jadul adiknya itu.



Hari sudah sore pukul 17:00, Dodi baru selesai membantu ibunya bersih bersih rumahnya. Elita masih tertidur lelap setelah capek seharian main HP

“huffft capek juga ya bu …”

“iya nak ibu juga lumayan capek ini beresin kamar kakak kamu.. berantakan banget dia jadi cewek..”

“Ah emang bu kak ita kebangetan banget, jadi cewek gitu , pemalas..” ucap dodi kesal

“Hmm iya ibu juga bingung mau ngomong apa lagi.. tapi yang penting dia udah bisa cari uang sendiri dod..”

“Ohh berati kalo aku udah dapet kerjaan bisa nyantai juga gitu dong buu??..”

“Ahh auk ah pusing ibu bahasnya.. ibu mau mandi dulu ya, Jangan lupa pintu dikunci. Udah mau maghrib ini..” ucap ibunya meninggalkan dodi sendirian di sofa.

“iyaa bu siap”

Sambil menunggu gilirannya mandi ia termenung di kursi dapur memikirkan masa depannya, mau kerja dimana nanti setelah lulus.

Cukup lama Dodi menunggu dan akhirnya.. *krek* pintu kamar mandi terbuka dan Ibunya keluar dengan hanya berbalut handuk sebatas dada dan pahanya. “Dod ayo mandi itu udah kosong..” ucap ibunya agak menggigil kedinginan.

Dodi tidak menjawab, terkesima dengan pemandangan yang mirip tadi pagi hanya saja kini lebih indah karena Ibunya lebih montok, memiliki bokong dan payudara yang lebih besar, kulitnya yang putih mulus sangat membuat dodi ingin menjilatnya.

Dodi pun Ereksi untuk pertama kalinya terhadap Ibunya. Entah Setan mana yang merasukinya, padahal ia tak pernah memiliki pikiran jorok terhadap ibunya.



Keesokan harinya..

“kukuruyukkk.. meongg”.

Suara ayam bersahutan dengan kucing tetangga yang kelaparan membangunan Dodi dari tidurnya.

Hari senin ini dia pergi sekolah seperti biasa, Selesai mandi dan sarapan dodi pergi segera pergi ke sekolahnya naik ojek mang yana, Ojek langganan keluarga itu jika ada keperluan, Tinggal di telepon mang yana pasti segera meluncur ke lokasi.

“Pakk Buu! Dodi Berangkat yaa!!..”.. teriak dodi dari depan rumah.

“Iya dod hati hati!..” balas bapaknya yang baru pulang tengah malam kemarin.

“Ayo mang berangkat!! Ngebut ya mang!..”

“Siap dod!! Baru ganti baut juga nih mamang, pasti tambah ngacir ini si jajang..”

“Haha ganti baut ga ngaruh mang ada ada aja..”

Dodi pun pergi berangkat, sementara Elita baru bangun untuk bersiap bekerja jam 8 nanti.

“Sialan itu mang yana norak banget suara motornya.. jadi bangun gue, lagi enak enak tidur..” gumam Elita kesal.



Kelas berjalan lancar dan sudah waktunya pulang, Dodi dan dua teman dekatnya, Dede & Heru sedang nongkrong di depan kantin melepas penatnya usai sekolah.

Mereka berdua sudah bersahabat dengan dodi sejak kelas 1 SMP di desa itu.

Dede adalah anak yang rada usil dan selalu mendapat nilai buruk tidak beda jauh dengan Heru, namun heru doyan makan. Ya sangat doyan makan seperti saat ini ketika dodi dan dede hanya membeli siomay 5 ribuan, heru dengan bangganya membawa semangkok mie ayam komplit ke kantin dari tukang mie ayam depan sekolah.



“Sialan lo her jajan mahal mulu, mana kaga bagi bagi..” ucap dede

“ah bacot aja lo de, makanya minta duit jangan goceng doang..”

“Ah gua mah hemat menabung biar masa depan gua cerah ga kayak lo masa depannya suram coli mulu hahaha..” balas dede

“Eh lu berdua mau ga ntar Sore ngerjain tugas di rumah gue?? Kebetulan juga bapak gue baru balik nih dari kota ada banyak oleh oleh buat di bagi bagi..” ajak Dodi memotong obrolan

“boleh aja di, sekalian lo kan rada pinteran juga.. boleh lah nyontek nyontek dikit hahaha..” kata Dede

Heru pun hanya mengangguk menandakan Oke. karena mulutnya penuh dengan Mie ayam dari tadi.

“Sip lahh entar jam 4 sore ya ke rumah gua lu pada..”

Jam sudah menunjukkan pukul 1 siang mereka pun berpisah untuk pulang. Kata berpisah pun terdengar berlebihan karena mereka tinggal berdekatan satu kampung.



“Buu dodi pulang!..”

“Iya nak.. jangan lupa cuci kakinya dulu sebelum ke kamar!..” Teriak ibunya dari dapur sedang memasak.

Selesai merapihkan tas dodi pergi ke dapur tergoda oleh harumnya tumis kangkung buatan ibunya tercinta.

“Dodi ayu nak makan dulu..”

“Iya buu… hmm harum banget masakan ibu tumben”

“Lah emang selama ini masakan ibu ga harum??..”

“Bukan gitu bu.. gatau ini sejak kemarin aku jadi makin sayang sama ibu hehe..”

Kartika sedikit terkejut mendengar ucapan anaknya itu, Karena sangat jarang dodi bilang sayang ke ibunya sendiri, faktor gengsi anak remaja.

Muka Kartika menjadi agak merah malu mendengar ucapan manis anaknya itu, Di dalam hatinya juga terenyuh.

Kartika tidak membalasnya, hanya senyum senyum sendiri sambil makan.

Dodi pun bingung ia bisa bicara tidak biasanya seperti itu. Seolah hatinya yang menyuruh bukan atas kemauan otak dodi untuk bicara.

Waktu makan siang menjadi canggung, tidak ada percakapan ringan seperti biasanya.

Baju ibunya yang tanpa lengan membuat dodi tidak bisa fokus menghabiskan makanannya, Saat ibunya berdiri untuk pergi ke dapur membereskan piring, dodi melotot melihat pantat besar ibunya dari belakang yang memakai legging, membuat lekukan bulat sempurna yang sangat memancing birahi.

*glek* dodi menelan ludah melihatnya



Setelah selesai makan dodi membantu ibunya membereskan dapur yang kotor, dodi mengelap kompor yang berminyak di samping ibunya yang sedang mencuci piring. Sambil sesekali melirik lirik Ibunya itu. Burungnya ngaceng untuk kedua kalinya melihat ibunya. Apalagi saat itu ibunya memakai pakaian tanpa lengan, pantulan cahaya lampu di keringat ibunya sangat menggairahkan bagi dodi. Cuaca siang hari yang panas membuat dodi menjadi nafsu melihatnya.



Selesai membantu Ibunya, Dodi pergi ke kamarnya untuk beristirahat. Sambil tiduran ia menatap langit langit bambu rumahnya membayangkan tubuh seksi montok Ibunya barusan.

“hmm kayaknya ada yang mau ‘pulang kampung’ nih..”

Gumam dodi sambil mengelus elus burungnya yang masih saja berdiri. Ingin dodi untuk mengocok burungnya itu, namun rasa kantuk sulit untuk dilawan. Akhirnya dodi terlelap dengan tangan di dalam celana kolornya.



Dodi setengah terbangun mendengar suara manis ibunya

“Dod.. bangun nak..”

“Dodi bangun nak itu Dede sama Heru udah nungguin, katanya mau ngerjain tugas..”

“Astagaa,, iya iyaa bu aku lupa ketiduran ini aduhh..” ucap dodi terbangun kaget melihat jarum jam di angka 4



Dengan segera dodi mengambil lembar tugasnya dan menghampiri dede dan heru yang sudah menunggu di ruang tamu.

“Cuyyy aduh sori banget telat gue, ngantuk banget gue tadi siang..” ucap dodi menghampiri kedua temannya yang sudah duduk di sofa ruang tamunya.

“Ah gapapa dod baru nyampe juga gue ini..”

“Haha iya untung dibangunin Ibu lo dod, bisa bisa ketiduran ampe maghrib lo hahaha..” canda Dede dengan suara cemprengnya itu.

Mereka pun segera mulai mengerjakan tugasnya masing masing.





Tak lama berselang, Dari arah dapur ibunya dodi membawa 2 gelas teh hangat untuk heru dan dede.

“Heru, Dede diminum dulu ini tehnya mumpung masih hangat..”

“ehhh iya iya bu ga usah repot repot atuh bu sebentar doang..” ucap dede sedikit terkejut melihat ibunya dodi yang seksi.

Dodi yang melihat hanya ada dua gelas pun cemburu.

“Buu kok aku ga dibuatin sekalian??..”

“Ih kamu apaan sih, kan tuan rumah, ngapain di sediain juga hihi..” balas Ibunya

“huuftt..”



Waktu sudah hampir maghrib dan mereka baru selesai mengerjakan tugas.

“Dod gue balik dulu ya, makasih contekannya haha..”

“haha, eh dede suhendar lu kalo itu jawabannya ngaco jangan salahin gue ya..”

“mana mungkin salah si dod, lu kan murid paling pinter di kelas, yaudah gue balik dulu..”

Baru dede membuka pintu terdengar teriakan dari belakang “Eh tunggu dulu!..”

Langkah Dede dan Heru pun terhenti. Ternyata itu ibunya dodi ingin memberi bungkusan plastik berisi oleh oleh untuk mereka.

Kartika yang saat itu hanya memakai handuk karena baru saja selesai mandi memberikan bungkusan itu kepada Dede dan Heru.

“Nih heru kasih ke bu dinda yah sekalian salam juga..”

“Eh iy-ya b-bu terima kasih..” ucap Heru gagap

“Nih dede buat bu titin yah sekalian bayar utang minggu lalu tolong dikasih tau ibunya..”

Dede tidak menjawabnya. Ia terpatung melihat tubuh seksi ibunya dodi untuk pertama kalinya hanya berbalut handuk, Lengannya yang sekal dan kulit pahanya yang putih membuat burungnya dengan cepat ngaceng.

“Dede?? Kamu kenapa..?..” ucap Kartika bingung

“Adoh adoh adohh apaan si lo dodi nginjek kaki gue..”

“Tuh kan baru sadar.. lagian kenapa lo bengong gitu heh..” ucap dodi agak kesal.

“Eh eh iya kenapa ya hehe, iya bu ntar aku kasih tau mamah, makasih ya bu Kartika..” ucap dede sambil mengedipkan sebelah mata. *clink*



Dede dan Heru pun pulang ke rumah masing masing.

Ditengah jalan mereka bertemu Kakaknya dodi yang baru pulang kerja.

“Ehh Dede, Heru. Kalian abis dari mana ini..?”

“Eh kak Elita, iya ini dari rumahnya dodi.. abis ngerjain tugas..” ucap dede

“Wuih enak nih dikasih oleh oleh juga..”

“iya nih kak alhamdullilah dari ibunya dodi.. mamah dirumah pasti seneng..,”

“Sipp, Kakak pulang dulu ya.. udah adzan maghrib ini”

“Iya kak Elita hati hati di jalan..” ucap Dede sok peduli.



Diperjalanan pulang dede bergumam..

“Enak banget gila si Dodi dirumahnya…Kakaknya Cantik tinggi pula, Apalagi ibunya Montok banget..”

Gumam dede iri.

“Ah gue harus deketin nih.. bisa kali besok main ke rumahnya lagi..”







Bersambung..
Part 2 hal. 8
Part 3 hal. 18
Part 4 hal. 25

By: Asuka_Langley
Mantap. Cerita yg baru n kayak na panjang
 
Ibu Terlalu Baik
Part 4


Mulustrasi

Kartika Anandita 42 tahun, Ibu dari Dodi & Elita


Elita Putri Anandita 21 tahun, Kakak perempuan Dodi



Pukul 15:30 dede mandi sore duluan karena takut kedinginan, apalagi sekarang ia disediakan air hangat untuk mandi oleh bu kartika, sungguh baik hati kartika pada dede.

Di dalam kamar mandi, dede mengocok kontolnya membayangkan tubuh seksi bu kartika, apalagi ia tadi berhasil memancing bu kartika melihat dirinya yang hanya memakai celana dalam, pikiran dede kemana-mana dibuatnya.



“Oughhh mmhhh bu kartika seksi banget bu.. hmmhh..” racau dede semakin dekat dengan ejakulasinya

*clek clek clek clek clek clek clek clek* semakin cepat dede mengocok kontolnya yang hanya 13 cm itu.

“Ouhhhh mhhmmm bu terima peju aku buu… enggghhhhhh!!..” *crot* *crot* *crot*

Dede keluar banyak sekali sore hari itu, pertama kalinya dede masturbasi membayangkan ibu temannya, semua pejunya menempel di tembok kamar mandi.

Awalnya dede ingin membersihkannya namun ia memiliki ide, lebih baik dibiarkan saja agar bu kartika dapat melihatnya…



SIngkat cerita dede telah selesai mandi dan sudah berpakaian lagi, kini ia menunggu dengan cemas apa bu kartika akan ke kamar mandi dan apa reaksinya nanti?..



Dari arah kamarnya kartika datang dan melihat dede sedang melamun di depan TV.

Saat ini kartika memakai baju kaos tanpa lengan berwarna pink berkerah rendah dengan celana legging hitam, membuat penampilannya terlihat seksi sekali.

“Eh nak dede, kamu ngapain melamun gitu??... lagi mikirin cewe ya hihihi..”

“Ehh ibu bikin kaget aja.. ah iya bu bener… Egghh! engga-engga.. umm ini lagi mikirin buat tugas besok..”

“nahh tuh kan hayoo bener mikirin siapa hayo.. awas ya kalo mikirin kakaknya dodi hihi tak jewer ntar..”

“eghh ngga buu ampunn hehe, kak elita pasti udah punya pacar bu di kerjaannya hihi..”

“kata siapa?? Belum kok..”

“Masa sih bu, orang dia cantik banget dan tinggi pula.. siapa yang ga tertarik..”

“belum ada yang cocok.. ibu tau semua de.. dia itu suka curhat cowo idamannya ga perna nembak dia, malah pindah ke lain hati..”

“aduh kasian banget ya kak elita… berati aku aja bu jadi pacarnya kak elita hehe..”

“HAHAHA NGIMPI…” tawa kartika sambil mencubit hidung dede.

“adududuhh sakit bu..”

“ihh bu kartika cemburu kan hehe..”

Seketika wajah kartika memerah. Namun ia cepat menguasai situasi.

“auk ahh mulai ngawur kamu, ibu mau beresin dapur dulu terus mandi…gerah banget ni padahal hujan, aneh..” ucap kartika sambil meninggalkan dede ke dapur.



“YESSS.. ,akhirnya bu kartika mau mandi… pasti nanti dia liat peju gue yang banyak ditembok itu.. hihihi bakal kaya gimana reaksinya nanti ya haha..” ucap dede dalam hati sambil nyengir nyengir sendiri



Namun selancar-lancarnya rencana pasti akan ada hambatannya juga.

Kini pukul 16:00 dan sudah waktunya dodi bangun dari tidurnya dan menghampiri dede di ruang tv.

“ehh bro, gimana kabar si heru de??”

“buset itu muka kusut amat benerin dulu napa dod..”

“biarin aja orang abis ini gue mau langsung mandi..”

“iya itu si heru sakit demam dod.. lagi dirawat dirumahnya, tadi gue ketemu adenya dijalan..”

“oalah cepet sembuh deh.. biar kita ada yang traktir lagi dikantin..”

“iya dod bener banget haha.. ehh t-tapi lu mau mandi??..” ucap dede mulai terbata-bata.

Karena jika dodi yang mandi duluan bisa bisa dodi melihat pejunya dede yang menempel ditembok. Bukan kartika.

“iya emang napa?..”

“ee-eengga iit-tu kan…” ucap dede berkeringat dingin.

“lah kenapa si lo de, aneh gitu..”

“eee-ehh ituuuu… ibu lu tadi bilang mau mandi juga..”

“yaelah mumpung kosong.. ibu gue juga lagi cuci piring itu… dah ah gue mandi dulu..”



“HARGHHhHHhh… gagallll gagalll!!!... dodi goblokkk ngapain pake mandi segala sii arghhhh….” Ucap dede kesal sambil mengacak-acak rambutnya.

Sudah 5 menit dodi mandi dan tidak terjadi apa apa, saat ini dede sedang duduk cemas menunggu apa yang akan terjadi.

Tidak lama kemudian pintu kamar mandi terbuka dodi keluar langsung bertanya kepada ibunya yang masih sibuk membersihkan dapur.

“Buuu.. itu ditembok kamar mandi kok ada odol sihh bu??.. kerjaan siapa itu??..”

“Odol???.. mana ibu tahu, mana coba ibu lihat dod..”

“Yahh udah aku bersihin tadi bu..”

“Ohh.. gatau deh dod, udah sana buruan pakai bajunya ntar kedinginan loh..”

Dodi pun segera ke kamarnya untuk berpakaian.

Dede yang menguping percakapan tadi menjadi lega, karena dodi hanya mengira itu odol, jijik juga dia ketika tahu dodi membersihkan “odol” tadi, berati dia sudah bersentuhan dengan “odol” miliknya.. euwwwww… kata dede spontan ketika memikirkannya.

Rencana dede digagalkan oleh timing yang salah karena pukul 4 sore sudah waktunya dodi bangun tidur.



Singkat cerita sudah pukul 17:30 dan kak elita baru saja sampai dirumah.

Di ruang tamu ia menemui dede yang sedang tertidur lelap karena kecapaian setelah berlari menembus hujan badai selepas pulang sekolah tadi.

Elita merasa kasihan melihatnya, ia berinisiatif menyuruh dede tidur di kamarnya dodi saja.

“hei…dede..” “dede…bangun..” “sana tidur di kamarnya dodi aja gapapa kok..”

“Hengghhh siapa sii dodii gangguin aja luh..” lenguh dede setengah tersadar kemudian kembali tidur

“hey.. dede..dede.... coba dibuka matanya, bangun…emangnya aku dodi??”

“Hmmh..??” dede membuka matanya dan terkejut oleh sosok wanita jangkung didepannya.

“Haghhhh!!!!!..” sontak dede terkejut dan segera membangunkan badannya

“ee-ehh maaf kak elita pulang cepet yah.. ini aku tadi kecapaian makanya ketiduran disini..”

“Iya kakak pulang cepat de, emm.. kamu pindah aja ya ke kamarnya dodi.. takut ada tamu tiba tiba datang jadi ga enak ntar..”

“ohh iya iya kak..maaf ya..”

Dede pun pindah ke kamar dodi untuk melanjutkan istirahatnya. Namun didalam ada dodi yang sedang mengerjakan tugas sekolah di mejanya.

“loh de..udah bangun lu?..”

“ngga dod, gue mau pindah tidurnya ke kamar lu...”

“Lahh emang napa disofa gue?... kan empuk juga”

“Takut ada tamu datang dod kata kakak lu.. jadi disuruh pindah kesini..”

“ohh…. . . Yaudah asal jangan ngompol aja hahaha..”

Dede tidak membalasnya, langsung tiduran lagi saking letihnya.



Pukul 18:30, Mereka makan malam berempat seperti biasa, namun ada yang berbeda kali ini. Wajah dede terlihat pucat dan lemas.

Tidak seperti biasanya yang periang dan banyak bicara. Dede pun makannya lambat seperti tidak nafsu makan.



“dede..? kok kamu makannya lambat??..” tanya kartika.

“iya de tumben lo makannya kaya kukang gitu lambat..” “emang ibu masaknya kurang enak??” tanya dodi

“e-eghhh engga bu, dod.. ini lagi ga nafsu makan aja aneh… badanku juga lemas menggigil..”

“iya muka kamu juga pucat…. aduhh ini pasti gara gara kamu hujan hujanan tadi pulang kesini kan…. Bener kan kata ibu.. jadi sakit beneran deh..”

“coba sini ibu pegang jidat kamu..”

Dede pun menghampiri kartika yang ingin memeriksa suhu tubuhnya.

“Waduh iya panas ini badanmu… persis kayak mangkuk sop ini….gimana ya..”

Dodi & Elita hanya melihat saja tanpa memberi komentar.

“hmmm yaudah ntar kamu minum parasetamol aja ya de..”

“iya bu.. m-makasih..”

“M-maaf ya bu.. aku jadi ngerepotin ibu diss-sini..” ucap dede lemas

“Iya de gapapa.. kamu kan udah kaya anak ibu juga.. kalo kamu sakit ibu jadi ikut sedih de..”

“cepat sembuh ya.. banyak istirahat..” ucap kartika tersenyum manis

Elita yang mendengarnya jadi julid.

“cih ibu baik banget sama ni bocah..” ucapnya dalam hati.

Dodi pun demikian tidak beda jauh.



“bu… emmmm aku boleh minta sesuatu ga?” ucap dede memasang muka melas

“boleh nak dede.. kamu minta apa?..”

“ehmmm…. I-ini aku gamau tidur disofa lagi… dingin banget.. apalagi aku lagi meriang gini, bisa tambah parah...”

“Ohhh itu… iya iya.. benar juga pasti gara gara itu..”

“Yaudah gini aja.. dodi.. malam ini dede tidur bareng kamu ya..”

“Engghhhhh gamau ah bu… kan kasur ku ngepas banget, nanti sempit..” ucap dodi menolak

“Yaudah gimana kalo sama kak elita?..”

“Ihhh ibu apa apaan sih…. Gamau ahh aku seranjang sama cowo lain ihhh..” ucap elita kesal.

“hmmm.. yaudah kalo gitu berati..” ucap kartika sambil pergi membawa piring kotor ke dapur.



Dodi dan elita serentak melotot bertatapan mata terkejut..

“Apa jangan jangan……. dede akan tidur bareng Ibu??!..” pikir dodi dan elita bersamaan.



Pukul 20:15

Di depan TV dede berbaring beralaskan kasur lantai sambil dikompres dengan air hangat dahinya oleh kartika karena suhu tubuhnya tinggi.

Senang sekali dede bisa merasakan kasih sayang seorang ibu yang jarang ia dapatkan dirumahnya, Bu kartika sangat berbeda dengan ibunya dirumah. Bu kartika sangat baik hati dan penyayang, sementara ibunya dirumah kebalikannya.

Saat ini dede menjadi anak paling bahagia di desa itu. Bagaimana tidak, saat ini ia sedang bersama ibu kawannya yang seksi sedang merawatnya hanya mengenakan tank top hitam dan legging, setia menemaninya untuk mengganti air kompres jika sudah dingin. Dan setelah ini mereka akan tidur seranjang.. benar benar anak yang beruntung.

Sebagai catatan, sebelumnya jarang sekali kartika memakai tank top dirumahnya.



Berada sedekat ini dengan bu kartika yang memakai tank top membuat kontol dede mengeras, berkali kali dede melirik lirik ke tubuh bu kartika, dari atas sampai bawah. Apalagi ketika kartika menunduk untuk mengganti air kompres, terpampang di depan hidungnya belahan dada bu kartika yang besar.

Sangat membuat kontol dede meronta ga karu karuan!.

Kartika menyadari dede selalu meliriknya namun ia senyum senyum saja tidak mempermasalahkan nya.

Dodi dan elita sekarang berada dikamarnya masing masing sibuk dengan urusannya. Mereka tidak ambil pusing dengan dede dan ibunya yang sedang berduaan di ruang tv.



Pukul 21:30

Dodi keluar kamarnya untuk sikat gigi dan bersiap untuk tidur, di ruang tv masih ada dede yang terbaring lemas.

“dede.. lu besok masuk kaga?..” tanya dodi

“huftt.. gatau dod.. liat aja besok gue udah fit apa belum..”

“besok kan masih ada ulangan de, masa lu ngga masuk.. bisa makin ancur nilai lu de..”

“yah mau gimana lagi dod, badan gue ga sehat gini…udah nasib..”

“lah bukan nasib, itu pilihan lo tadi bukannya meneduh dulu ke warung di pinggir jalan kan banyak..lu malah gas lari kemari..”

“…….” Dede hanya terdiam tidak membalas

“udah ah gue mau tidur dulu….salah lo sendiri ..” ucap dodi meninggalkan dede tidak mau ambil pusing.



Pukul 21:57

Setelah menunggu cukup lama bu kartika akhirnya datang kembali dari kamarnya.

“Gimana nak dede?.. gimana rasanya…?”

“masih sama bu… cuman ga terlalu pusing aja..”

“haduh..gitu ya udah diminum kan obatnya?”

“udah bu….hoammmm…...ayo bu kita tidur.. aku udah ga sabar…Egghhhh!.. engga maksudnya udah ngantuk…”

“Oh iya iya kamu udah ngantuk ya.. maaf ya lama tadi, Ibu ganti sprei kasur juga soalnya..”

“ehmmm tapi apa ibu ga kedinginan tidur pakai tank top gitu..??” tanya dede

“ahh engga de… gabakal kedinginan kan ada selimut..”

“Oh iya.. entar boleh kan bu aku jadi selimutnya hehe..” ucap dede menggoda bu kartika



“ihh kamu nakal ya.. dah sana cuci kakinya siap siap tidur.. ibu tunggu dikamar..”

“Hehehe siap bu..”

Dikamar mandi dede kegirangan sendiri membayangkan apa yang akan terjadi malam ini, berawal dari melihat bu kartika hanya berbalut handuk di sore hari hingga kini dede akan tidur seranjang dengannya, dede tidak menyangka akan sejauh ini.



Kini saatnya, dengan grogi dede mengetuk pintu kamar bu kartika.

*Tok tok*

Tidak lama pintu terbuka.

“udah de?.. ayo masuk sini..”

“e-eh i-iiya bu..”

Campuran perasaan grogi dan horny membuat dede jadi tidak karuan, langkahnya menjadi lambat.

“Ehh nak dede gausah malu malu sini naik ke kasur…*** perlu malu gitu sama ibu dong..”

“Ehh…. ayo sini…” *puk* *puk* kartika menepuk kasur memberi isyarat untuk naik.

Dede menurut saja dan segera naik ke kasur bersama bu kartika.

“eh dede tolong dikunci pintunya sekalian matiin lampu.. ibu lupa..”

“I-iya bu..” segera dede melakukannya dan kembali keatas kasur.

Suasana kamar yang tidak terlalu gelap karena masih ada sedikit cahaya dari ruang tamu melalui ventilasi dan pintu yang terkunci menambah suasana erotis bagi dede, kontolnya langsung mengeras padahal belum apa-apa.



Malam itu mereka tidak langsung tidur, malah mengobrol-obrol dulu diatas ranjang.

Posisi bu kartika saat ini tidur menyamping menghadap dede sangat dekat dengan badan dede, hanya berjarak 30 cm mereka berhadapan.

Kontol dede kini hanya berjarak kurang dari 30 cm dari liang senggama bu kartika.

Ingin sekali dede langsung menyambar bu kartika dan memeluknya, namun pikirnya belum saatnya. Kini ia akan menikmati pemandangan indah tubuh bu kartika yang memakai tank top didepannya sambil mengobrol.



Pukul 22:40

Cukup lama mereka mengobrol akhirnya kartika menyudahi obrolan mereka.

“dah ah de jangan bahas hantu lagi malem malem.. serem tau..”

“lah ibu tadi kan yang mulai hehe..”

“Oh iya ya hihihi...” tersenyum kartika membuat hati dede meleleh

“Udah udah.. waktunya tidur..”

*muach* cium kartika di kening dede

“selamat tidur dede, cepat sembuh ya..”

Dede terkejut bu kartika mencium keningnya, Dengan reflek dede segera memeluk bu kartika yang masih menghadapnya.

Kartika juga sedikit terkejut namun membiarkan saja dede memeluknya malah ia membalas mengelus elus rambut dede.



Tubuh dede dan bu kartika kini menempel erat, dede dapat merasakan tetek besar bu kartika menempel dibadannya, sangat empuk rasanya dan hangat apalagi kontolnya kini akhirnya menempel dengan vagina bu kartika, ia merasa seperti sudah di surga dunia.

Kini wajah dede berada di dada bagian atas kartika yang telanjang karena memakai tank top. Dede menghirupnya harum sekali badan bu kartika.

Tidak ada protes, dede makin berani melakukan aksinya.

Tanpa basa basi dede langsung membenamkan wajahnya kesana, menciuminya dan menjilatnya bahkan kadang turun kebawah menjilati belahan dadanya.

“slurp slurpp muach.. sluurpp hmmmhh..”

“terima kasih ya bu kartika... sluurpp sluuurpp..” ucap dede sambil menjilat dada bagian atas bu kartika.

Kartika tidak membalas, Dilanda birahi karena sudah lama tidak dinafkahi batin oleh suaminya, kartika malah menekan kepala dede lebih keras.

Dede kaget kepala didorong bahkan hampir tidak bisa bernafas terhimpit dada bagian atas kartika. Cara paling nikmat untuk sesak nafas.

Dede mengangkat kepala keatas untuk bernafas dan melihat wajah bu kartika merem seperti keenakan.

Merasa tidak ada larangan, tangan dede kini aktif mengelus elus tubuh seksi bu kartika sambil tetap berpelukan erat. Terkadang juga menciumi lengan sekalnya.

Dibawah dede merasakan celana bu kartika agak basah, berati benar bu kartika juga sedang sange!

Kini tangan dede memegangi pantat besar bu kartika sambil menekan nekan kontolnya kedepan menggeseki memek bu kartika yang hanya dihalangi celana mereka, hangat sekali rasanya dan basah. Membuat dede semakin nafsu menggesekinya.

Dilanda nafsu birahi yang besar kartika kehilangan akal sehatnya dan tidak canggung mendesah desah keenakan ketika memeknya yang masih terhalang celana ditubruk tubruk oleh dede.

“Ah..ahh..ahh..ughh..emhhh…”

“Ah ah ah ahhh…anhhhhh dede..enak de..” desah kartika tidak canggung didepan dede.

Mendengar kartika mulai mendesah dede semakin menjadi jadi menggesek kontolnya di selangkangan bu kartika.

Tanpa basa basi kini dede melepaskan CDnya dan langsung memasukan kontolnya diantara pangkal paha bu kartika.

Walau sedikit sakit karena menggeseki celana legging tapi tidak terlalu dipikirkan dede, ia malah makin cepat menggenjot kontolnya.

Kartika menyadari dede telah melepas CD nya

“Ahhnn dede..j-jangan dikeluarin…”

“enggghhhh enghh mhmmmm ahh buu…” desah dede juga keenakan

Kini dede memposisikan dirinya menggenjot selangkangan bu kartika sambil menciumi ketiak bu kartika yang berkeringat, dicium dan dijilatinya ketiak bu kartika dengan nafsu.

*sluurpp sluurpp sluuurp* terdengar jelas suara mulut dede menikmati ketiak bu kartika

Kemudian dede mengangkat badannya sambil tetap menggenjot bu kartika.

Kini dapat dilihatnya tetek bu kartika yang naik turun seirama dengan genjotan dede dibawah.

Merasa sudah terlanjur, dede tanpa basa basi memegangi kedua tetek besar bu kartika yang masih terbalut tank top, besar sekali bahkan tidak muat di telapak tangan dede.

Sekitar 5 menit dede menggenjot kartika di posisi menyamping sambil meremas kedua teteknya.

Kini ruangan suasana ruangan itu sangat erotis dipenuhi suara desahan dede dan kartika, tidak peduli dikamar samping ada kak Elita.

Mereka berdua makin berkeringkat mengejar puncaknya. Dede makin mempercepat genjotannya di selangkangan bu kartika.

Nafas dede memburu cepat semakin dekat akan muncrat begitu pula dengan kartika yang akan segera sampai juga.



Genjotan dede semakin kencang *plok* *plok* *plok* *plok* *plok*

Suara selangkangan mereka beradu makin keras tanda akan segera orgasme.

Baju tank top bu kartika kini sangat basah karena keringat dan hanya menutupi teteknya saja, bagian perutnya sudah terdorong menumpuk keatas karena ulah dede.

Pinggul dede bergerak maju mundur sangat cepat sementara mulutnya menciumi ketiak bu kartika yang makin basah karena aktivitas mesum mereka.

5 menit kemudian dede tidak kuat lagi dan merasa akan segera muncrat sambil memeluk erat bu kartika dede mempercepat pompaannya di selangkangan bu kartika.

Desahan mereka semakin terdengar keras menuju puncak birahi.

“Ah ah ah ah ah ahh ahnnn anhhh dede… teruss de…ahhhhnn..”

“Hahh hahh hahh hahh engghhh i-iya bbuu.. aku udah mau sampe… enghh enghh..”

“Hahh hahh hahh enghh buu kartika enak banget bu.. ahh hahh hahh baru gini aja udah enak bu…apalagi kalo…..ahh ahh ughh…” desah dede terpotong.

“Ahh ahh.. m-maksud k-kammu apalagi g-gimana de??...ahh anhh ahhh..”

“ahh ahh a-a-apalagi k-kalo.. enghh enghh ahh.. m-masuk buu!..ahh ahh!..”

“ahhhnn kamu nakal de… ahhhh ahh ah..”

“Lagian tubuh ibu seksi banget..teteknya gede nih..pantatnya juga, tinggi pula..mana tahan aku bu…enghh enghh ahhhh..” lanjut dede menggenjot kontolnya.

“ahh ahh ahh ahh ahh ahh iya dee… terus dee..ughhh ibu bentar lagi sampai de…”

Walau hanya menggesekan kontolnya di pangkal pahanya namun karena gesekan dede yang liar dan cepat cukup membuat kartika hampir orgasme.

“hahh hahh hahh enghhh iya bu aku juga mau sampee…” desah dede makin memeluk erat kartika.

Kini suara selangkangan mereka yang beradu semakin keras terdengar.

Jika ada orang lain yang melihat adegan dikamar ini pasti akan shock, Bagaimana tidak, seorang ibu dua anak yang tinggi dan seksi hanya mengenakan tank top sedang melayani seorang anak SMA yang sedang menggenjot selangkangannya sambil menciumi ketiaknya.



Dede dan kartika sudah dipuncak birahinya, pergumulan mereka makin panas, genjotan dede juga makin kencang.



“buu kartika aku keluar b-buuu…. *crot* *crot* *croot* enghhhh ahhh ahh ah..”

Sambil menyedot ketiak bu kartika, dede mengeluarkan spermanya di pangkal paha bu kartika.

Tidak lama kemudian bu kartika juga ikut orgasme.

“Ahhhhhhhhh dede… ibu juga keluar dee….dasar anak nakall!....ibu kamu apain ini.. dee.. ahhh..”



Dede menyadari kartika sudah orgasme karena tiba tiba kontolnya yang masih dipangkal paha bu kartika terasa basah sekali.

“Hah hah hah hahh..” nafas kedua insan ini tersengal sengal setelah berpacu dengan nafsu.



5 menit mereka beristirahat, saling bertatapan dengan wajah yang masih horny.

Saat kartika ingin melepas kontol dede di pangkal pahanya, dede menahan.

“Bu..aku masih pengen..”

“hah apa dee??..”

“aku masih pengen genjot bu kartika.…”

Tanpa basa basi, dede kembali menaruh kontolnya dipangkal paha kartika dan langsung memeluk erat tubuhnya.

Kartika tidak bisa melakukan apa apa selain meladeni nafsu anak ini.



Malam itu dede dan kartika melakukannya tiga kali. Masih tanpa penetrasi dan tidak melepas baju.

Ronde ketiga berjalan dengan lambat karena dede ingin berlama lama berada di dekapan bu kartika sambil menggenjot kontolnya.

Aktivitas mesum mereka pun berakhir pukul 02:15 dini hari.

Dengan tubuh mereka berdua banjir keringat dan peju yang berceceran di sprei dan legging bu kartika…

Mereka pun terlelap sambil berpelukan dengan selangkangan mereka yang basah kuyup masih menempel.

Malam itu dede akhirnya bisa merasakan hangatnya tubuh bu kartika.





Bersambung…



By: Asuka_Langley
Bayangin dalam cerita ini ane. Sama ibu kos ane gan. Waktu masih kuliah dulu
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd