pecinta_ibu
Suka Semprot
- Daftar
- 20 Feb 2016
- Post
- 4
- Like diterima
- 4
Kuliah adalah tempat seseorang untukmenuntaskan cita-citanya. Dan jugamungkin tempat di mana kita akanmengenal sebuah dunia baru. Dunia inibegitu luas, sampai-sampai kita tak sadarbahwa dunia itu sedikit demi sedikitmempengaruhi kita. Kita tak heranbanyak orang-orang yang pergi kuliahpulang ke kampung halamannya sudahberubah drastis. Dari mereka yangsifatnya lugu menjadi sok gaul, darimereka yang sifatnya jelek bisa jadipulang menjadi orang yang alim banget.Inilah yang terjadi padaku, sebuahpengalaman yang entah aku harusmenyebutnya apa. Namaku Gun, sebutsaja begitu. Seorang mahasiswa fakultasTehnik di kampus X, salah satu PTSterkenal di kota Y.Ada perasaan kangen sebenarnya amakampung halaman. Dan perasaan itu punmasih ada sampai sekarang, maklumkarena kesibukanku, aku pulang hanyasetahun sekali. Selain mengikutiorganisasi kampus dan banyakekstrakulikuler, aku juga dihadapkan padajadwal perkuliahan yang padat. Namunpada semester kelima ini, aku maumengambil cuti untuk beberapa waktu.Kabar tak enak datang dari kampunghalaman. Baru saja keluargaku dikampung halaman mendapatkanmusibah, sebuah kecelakaan. Ayahmeninggal dan ibuku mengalami koma.Sedangkan adikku baik-baik saja. Mulaidari sinilah kehidupanku berubah.Ayah yang satu-satunya orang yangmembiayai kuliahku pergi. Sehingga darisini, aku harus membanting tulangsendirian, untuk ibuku, adikku dan dirikusendiri. Akhirnya kuliah ini aku tundadulu. Aku mengajukan cuti satu semester.Waktu cuti itu aku manfaatkan untukmembanting tulang. Aku tak bisamengandalkan dari warisan ayahku.Sebab kalau aku mengandalkannya, akutak bisa membiayai semua keperluankami. Dan syukurlah aku diterima bekerjadi sebuah perusahaan swasta, walaupunberbekal kemampuanku di bidanganalisis data, aku mendapatkan gaji yangcukup.Ibuku adalah seorang wanita yang sangatcantik sebenarnya. Usianya baru 38tahun. Ia menikah muda dengan ayahku.Dan sampai sekarang ia tetap bisamenjaga kemolekan tubuhnya. Pernah sihwaktu masih remaja aku beronanimembayangkan ibuku sendiri. Tapi halitupun tak berlangsung lama, hanyabeberapa saat saja. Dan adikku masihsekolah SMP, namanya Arin. Seoranggadis periang, cantik dan imut. Banyakcowok2 yang tergila-gila pada adikku itu.Dan paling tidak ada salah satu temancowoknya yang pedekate ama dia, tapiyaaa...masih takut-takut.Dua minggu setelah kecelakaan itu, ibukusadar dari komanya. Mulanya ia tak ingatapa-apa, namun setelah tiga hari beradadi rumah, ia pun ingat. Tapi karenakondisinya yang masih lemah, ia pun takbisa berbuat banyak. Aku dan Aringantian menjaganya. Sebagai anak laki-laki satu-satunya beliau benar-benarmenyayangiku. Katanya iamengingatkanku pada ayah. Aku tahu iasangat shock dengan kejadian yang barusaja menimpanya. Aku dan Arin terusberusaha menghiburnya, sampai iabenar-benar sehat.Hari itu seperti hari-hari sebelumnya, tapisedikit istimewa, karena teman-temankuliahku mau mengunjungiku. Ketikapulang kerja, kami sempatkan sejenakuntuk berkumpul. Mereka semua ikutberbela sungkawa terhadap keadaankusekarang. Tapi selain itu mereka mencobamenghiburku, ada-ada saja ulah mereka,yaitu memberiku kaset bokep, danmajalah2 hardcore. Kata mereka, "Inibuat menghibur loe sobat, biar nggakberduka terus". Sialan. Tapi nggak apa-apalah, soalnya juga sudah lama akunggak nonton yang begituan. Namunternyata inilah sumber dari kejadianselanjutnya.Aku pulang dan aku lihat adikku sedangbelajar di kamarnya. Ibuku sudah bisasedikit berjalan, walau masihberpegangan pada apapun yang ada didekatnya."Kau sudah pulang Gun?", tanyanya."Iya bu", kataku."Kalau mau makan, di meja makan tadiadikmu beli sesuatu", kata ibuku."iya", kataku singkat.Singkatnya aku mandi dan mengurungdiri di kamar. Aku pun mulai menontonbokep dan majalah-majalah hardcore.Mulanya sih agak aneh aja aku melakukanhal ini, tapi rupanya sedikit bisamenghiburku. Jam menunjukkan pukulsebelas malam, aku tak sadar kalau sudahlama aku berada di dalam kamarmengocok sendiri punyaku danmenontoni tubuh para wanita itu. Akukeluar kamar dengan maksud hati untukmakan apa pun yang ada di meja makan.Ketika keluar dari kamar, aku melewatikamar ibuku. Astaga, apa yang aku lihatitu? Ibuku yang memakai daster itutampak tersingkap dasternya, sehinggaaku bisa melihat CD-nya. Memangbadannya masih mulus. Aku mulaiberpikiran jorok, ini pasti akibat barusanaku nonton bokep. Wajahnya masihcantik, dan aku bisa melihat wajahnyayang polos ketika tidur. Aku berdiri dipintu kamarnya, memang pintunyasengaja di buka agar sewaktu-waktu kalauia memanggilku aku bisa dengar. Entahsetan mana yang menguasaiku, akupunmengocok punyaku sambilmembayangkan beliau membelaipunyaku. Aku kocok pelan-pelan."Ohh....Mega..", aku panggil nama ibukuberbisik. Aku terus mengocok, makin lamamakin cepat, dan manikumuncrat...CROOT....CROTT..., banyakbanget sampai mengotori lantai, buru-buru aku bersihkan dengan kain pel yangada di sebelah pintu. Entah kenapa akumulai berpikiran seperti itu. Namunrencana jelekku nggak sampai di situ saja.Esoknya, aku libur, sebab hari ini adalahhari sabtu. Kantorku sabtu dan minggulibur. Arin sudah pergi ke sekolah. Akubangun agak kesiangan. Mungkinkelelahan karena peristiwa kemarin. Akupun entah dari mana punya pikiran yanganeh-aneh lagi. Aku berniat memandikanibuku, aku ingin melihat tubuhnya yangutuh. Aku pun ke kamar ibuku, ia sudahbangun dan sedang bersiap mandi."Ibu, ibu mau mandi?", tanyaku."Iya Gun", katanya."Boleh Gun, mandiin ibu?", tanyaku."Nggak usah Gun, ibu sudah bisa sendirikoq", jawabnya."Nggak apa-apa bu, kondisi ibu masihbelum pulih benar", kataku merayu.Tak punya pikiran lainnya, ibuku punmenjawab, "Baiklah".Akupun mengantarnya ke kamar mandi.Inilah saatnya pikirku. Aku melihatnyamelepas daster, BH dan CD-nya satu persatu. Tampaklah dua buah toket yangmasih mancung dan miss-v yang akuingin lihat dari dulu. Aku hanyaterbengong, dan tak terasa tongkolkusudah tengah. Darah mengalir cepat keubun-ubunku."Kenapa Gun?", tanya ibu."Ah..nggak apa-apa ", jawabku."Bajunya dilepas dong Gun, nanti basah",kata ibuku. "Kamu belum mandi jugakan?""I...iya",kataku.Aku pun melepas pakaianku. Ibuku agakterkejut melihat punyaku yang tegang.Lalu dia duduk di pinggir bak mandi.Seakan mengerti, akupun mengambilgayung dan menyiramkan ke tubuhnya. Iamembasuh mukanya, ia ganti mengambilgayung dan menyiramkannya ke tubuhku.Kami benar-benar saling menggayung.Tibalah saat menyabun. Aku mengambilsabun cair. Kusabuni punggungnya.Busanya melimpah, lalu dari belakangaku menyusuri pundak, hingga ke depan,aku agak takut menyentuh dadanya. Takutkalau dia marah. Tapi ternyata tidaki.Akupun sedikit membelai toketnya, danagak meremas. Kami diam, dan hanyabahasa tubuh saja yang saling berucap. Kubasuh dari dadanya, hingga ke perut.Ketika mau menuju miss-v, ibukumenahan."Jangan pakai sabun ini, tidak baik untukkewanitaan", katanya. "Bersihkan dulutubuh ibu".Aku pun menurut, aku guyang ia pakaiair. Sabun yang ada di tubuhnya hilang,lalu ia mengambil pembersih khususkewanitaan. Lalu menyerahkannyakepadaku. Aku mengerti lalu mulaimenyabun tempat itu pakai sabuntersebut. Mulanya aku hanya sekedarmenggosok, tapi lama-lama aku sedikitmenyentuh kelentitnya, ibukumemejamkan mata sejenak. Sepertinya iakeenakan, aku teruskan, namun aku takberani lama-lama. Ia agak tersentakketika aku menyudahinya. Ia menghirupnafas agak dalam, sepertinya ia sedikithorni.Aku mengguyang air di daerahkewanitaannya. Bersihlah sudahsekarang. Lalu giliranku. Aku disabunoleh ibuku. Mula-mula punggung, dadakuyang bidang, lalu perut, dan sampai ditongkolku yang tegang. Ia menguruttongkolku sesaat, lalu menggosok buahpelirku, sepertinya ia tahu bagian-bagianitu. Enak sekali sentuhan ibuku."E...bu...boleh Gun minta sesuatu?",tanyaku."Apa itu?""Gun kan sudah dewasa, dan mengertisoal beginian. Kalau boleh aku ingin ibumengocok punya Gun sebentar bu", akumengatakan hal yang aneh-aneh. Yangmemang tak perkikirkan sebelumnya.Ibuku terdiam."Maaf bu, aku tak bermaksud demikian,hanya saja, aku sebagai laki-laki normalsiapa saja, pasti akan merasakan halseperti ini", kataku."Iya, ibu faham, anak ibu sudah dewasa",katanya.Tangannya yang lembut itu pun akhirnyamengocok punyaku, membelainya.Oh...apa ini? Aku serasa melayang.