#####
minggu pagi, rumah ambar terlihat begitu ramai dengan orang yang bertamu, sebagian besar adalah anak anak seusia andi.
hari ini adalah perayaan ulang tahun andi yang ke 13, dan banyak teman teman andi yang diundang datang untuk merayakan.
ambar sendiri tampak sibuk mengatur semua keperluan acara yang tidak sedikit, dia kesana kemari memeriksa kesiapan acara.
ambar mengurusi semuanya sendiri karena suaminya sudah tidak ada di rumah, seminggu yang lalu suaminya kembali berangkat mengurusi proyek.
kali ini sang suami mendapat jatah proyek pembangunan kawasan industri di pulau sumatera tepatnya di propinsi riau.
saat mengantar suaminya bersama andi di bandara minggu lalu, suaminya berpesan kepada ambar untuk menjaga kehamilannya.
suaminya menyuruhnya agar tidak bekerja terlalu keras dan menjaga asupan gizi pada makanan yang dia konsumsi untuk bayi di perut ambar.
namun berbeda dengan saat ditinggal suaminya untuk mengerjakan proyek di kalimantan, ambar justru tidak terlihat murung saat ini.
bukan apa apa, selain karena dengan kepergian suaminya berarti dia bebas untuk menikmati penis penis perkasa milik selingkuhannya.
mengingat kemarin sewaktu suaminya berada di rumah, ambar kurang leluasa untuk bisa memuaskan hasrat seksualnya dengan pak sis dan pak heri.
bahkan ketika suaminya menjanjikan untuk pulang setidaknya sebulan sekali, ambar justru melarangnya dengan alasan yang di buat buat.
kembali ke acara ulang tahun andi, undangan sudah mulai banyak yang hadir sementara ambar masih sibuk kesana kemari dengan perutnya yang mulai membesar.
usia kehamilan yang menginjak tiga bulan cukup membuat gerakannya menjadi sedikit tidak terlalu bebas dan gesit.
'mas ini tolong kadonya ditaruh di atas meja itu saja'
'baik bu'
'mbak nanti kuenya jangan di keluarin dulu kalo belum waktunya tiup lilin'
'iya bu'
'mas itu makanan dan minuman yang buat undangan sering sering di cek ya jangan sampai kehabisan'
begitulah ambar dengan cekatan mengatur segala sesuatunya sendiri, sebagai kepala divisi di sebuah perusahaan bukan hal sulit untuk melakukannya.
setelah semuanya sudah berjalan sesuai rencana, ambar berpindah ke depan untuk ikut menyambut tamu yang datang.
ambar dengan senyum khasnya menyalami satu persatu undangan yang kebanyakan teman andi itu dengan ramah.
mendekati waktu acara di mulai,ambar melihat tamu yang berdatangan sudah mulai berkurang jumlahnya.
baru saja dia akan bergabung dengan undangan yang berada di halaman belakang tempat acara di gelar.
tiba tiba munculah sesosok laki laki yang sudah tidak asing bagi ambar, tamu itu tidak lain adalah pak heri.
pak heri datang dengan pakaian santai berbeda dengan penampilannya yang selama ini ambar lihat di kantor.
'selamat pagi ambar'
'ah selamat pagi pak'
'wah ibu cantik sekali hari ini' kata pak heri basa basi.
'ah bapak ini bisa saja'
ambar lalu memanggil andi yang sibuk berbaur dengan teman temannya yang datang sebagai undangan di acara ulang tahunnya.
'dik...adik sini dulu dik'
'iya bu'
andi pun segera berlari menghampiri ambar yang berdiri di samping pak heri, yang masih asing baginya.
'oiya dik kenalin ini atasan ibu,namanya pak heri'
'ini anak saya pak andi namanya'
'ayo salim dulu'
andi pun segera bersalaman dengan pak heri dan tidak lupa mencium tangannnya seperti yang ambar ajarkan selama ini.
'ini tho yang namanya andi'
'iya pak hehe'
'sudah gede ya, ulang tahun yang ke berapa ini'
'tiga belas pak'
'oohhh...yasudah ini kado dari saya'
'terima kasih'
'katanya andi sebentar lagi mau punya adik ya?'
entah darimana pak heri tiba tiba berpura pura menanyakan soal kehamilan ambar yang sedikit membuat ambar sedikit terusik.
'iya'
'ibunya dijaga baik baik ya, jangan sampai kecapekan'
'baik pak, bu andi kesana dulu ya'
'iya, ati ati ya dik'
andi berjalan meninggalkan ambar dan pak heri tanpa mengetahui kenyataan tentang hubungan antara ibunya dan atasan ibunya itu.
'akh bapak ini kok pake tanya tanya begitu sih'
'lah kan benar kan kamu harus jaga diri, jangan sampai kecapekan'
'bapak ini yang suka bikin saya jadi capek'
'capek tapi seneng kan hehe?'
'akh bapak ini...oiya pak pak sis mana kok ndak ikut kesini?'
'itu siswanto ndak mau dateng malu katanya'
'malu kenapa?'
'kan sebagian besar yang dateng kesini kan temen anakmu di sekolah, iya tho?'
'iya ya pak, yuk pak kita kesana acaranya sudah mau mulai'
'eh iya, tapi nanti jangan lupa'
'iya pak hihihi'
#####
acara hari itu sampai pada pucaknya yaitu peniupan lilin dan pemotongan kue tar yang berukuran cukup besar itu.
'ya silakan kue nya dibawa keluar'
pembawa acara memberi aba aba agar kue ulang tahun yang sudah dihias sedemikian rupa itu dibawa keluar ke tengah tengah acara.
'tiup lilinnya tiup lilinnya sekarang juga sekarang juga'
'panjang umurnya panjang umurnya ~ ~ ~'
semua undangan ikut bernyanyi menirukan suara pembawa acara yang menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk andi.
setelah lilin lilin di atas kue yang berjumlah 13 belas itu ditiup semua sampai mati, waktunya pemotongan kue.
lagi lagi suara nyanyian pembawa acara mengiringi acara potong kue yang akan dilakukan oleh andi itu sendiri.
'potong kuenya potong kuenya ~ ~ ~'
selesai andi memotong kue para undangan bertepuk tangan riuh dan mengucapkan selamat pada andi yang berulang tahun.
'ini potongan kuenya mau dikasih siapa?'
'ini buat ibu'
andi pun menyerahkan potongan kue pertama yang diletakkan diatas piring kertas itu pada ibunya.
ambarpun menerimanya dengan sumringah dan segera memberinya ciuman di dahi serta membarinya nasihat.
'adik udah gede, udah mau punya adik ndak boleh nakal ya'
'iya bu'
####