Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT I LOVE YOU HANDSOME part II : REBELION [by Arczre]

Status
Please reply by conversation.
Sejujurnya gue udah cinta mati sama karakter ghea cii, jangan dibikin mati yahh

Tapi kalo boleh mau ngajakin kopdar nih buat para fans lo cii hahahaha
Tapi ngomong2 lo dimana nih? JKT?

ganArc ada di bumi ongis nade CMIIW
 
Sam arczre update lah sam wes gak sabar iki ayas ... ;) wapik soale ceritoe ;)
 
Ntar tengah malam ya gaes ;)
Siapin kopi aja
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Udah begadang nungguin update, malah terlempar ke page 2 ini kisah. Mungkin Arci ketiduran.
 
BAB DELAPAN BELAS

Diva dan King sudah berada di kamar. Mereka berdua sedang berpagutan. Tak tahu siapa yang memulai, tapi yang jelas di antara mereka sekarang sudah ada sesuatu yang disebut dengan chemistry. King membelai rambut Diva yang baunya sangat wangi, parfum feromone yang sering dipakai oleh Diva makin membuat mabuk King. Dia sekarang mulai meremas buah dada Diva yang masih terbungkus.

"Kamu yakin serius denganku?" tanya King.

"Dokter sendiri?" tanya Diva balik.

"Aku selama ini tak pernah serius dengan perempuan. Satu hilang, satu datang, begitu seterusnya. Apa kamu yakin kalau misalnya nanti ada yang aneh dengan diriku?"

"Aneh bagaimana dok?"

"Yah, kamu tahu sendiri. Sebagai dokter kadang aku menangani organ-organ manusia. Kadang kala aku mengoperasi mereka dan biasanya wanita takut dengan darah."

"Dokter itukan tugasnya mulia, membantu orang. Bagaimana aku tak yakin?"

"Hmm.."

"Tapi,... sekarang pertanyaannya aku ubah. Dokter uuhh...," Diva tersentak sedikit ketika tangan King sudah masuk ke dalam bra-nya dan memelintir putingnya. "...dokter tahu profesiku...nggak...aahh..."

"Aku tahu."

"Dokter nggak jijik kan? Kalau aku jadi pacar...dok..ter... ak....khu...re....aahhh... berhenti dokkh... uuhhhh!"

"Baiklah, mulai sekarang, kamu menjadi Nyonya King."

"Ahh...dokter....hhmmmmhh.."

Kembali keduanya berpagutan. King mulai membuka baju Diva satu persatu, Diva pun membantu membuka kemeja King. Keduanya dalam waktu singkat sudah dalam ketelanjangan. Pagutan demi pagutan King kemudian beralih ke jilatan dan ciuman di kulit Diva. Leher Diva menjadi sasaran utama. Dengan gemas King menghisapnya, cupangan berwarna merah membekas di leher Diva. Diva lagi-lagi mendesis ketika putingnya dimainkan oleh King. Kini bukan dengan tangan tapi dengan bibir dan lidah. King mulai mengenyot puting susunya yang sudah mengeras.

King makin mabuk kepayang dengan buah dada Diva yang putih dan seksi. Seksi mungkin sebutan yang tepat. Bentuknya bulat sempurna, tidak turun, namun begitu disentuh sangat lembut, empuk dan kenyal. Tapi di ujungnya sebuah puting kecoklatan mengeras, mengajak duel sehingga mau nggak mau harus disentil dengan lembut, terutama dengan lidah, lalu dikulum, dikenyot sehingga membuat Diva makin terangsang. King pun kemudian memangku Diva.

Punggung Diva digelitiki oleh King, dia memakai kukunya untuk menggaruk halus punggung Diva. Diva menggelinjang, dadanya makin menekan ke tubuh King. King kembali menjilati leher Diva, sementara itu batang kemaluannya sudah mulai berada di belahan vagina Diva yang mulai basah.

King mengangkat sedikit pantat Diva, seolah mengerti keinginan King maka Diva pun memposisikan liang senggamanya untuk diterobos oleh kepala penis King yang sudah mengeras dengan sempurna. Tanpa halangan, tanpa alang rintangan yang berarti, penis keras itu sudah bersemayam di dalam ruang gelap dan berlendir. Diva dan King berpandangan, mulut Diva menganga ia seperti dimasuki benda yang keras namun nikmat. Ia pun tak sabar ingin menggerakkan pantatnya naik turun. Suara kemaluan mereka yang becek pun kini mulai terdengar setiap kali mereka bergerak. Diva benar-benar berada di surga ketika rongga kemaluannya digesek oleh King, luar biasa baru kali ini ia bisa bercinta dengan penuh cinta, bukan sekedar nafsu.

Diva mungkin terlalu naif, tapi ia tak bisa menyembunyikan diri kalau ia memang sudah jatuh cinta kepada dokter ini. Dia rela memberikan sekedar tubuhnya untuk teman tidur. Andainya tidak dicintai ia tetap akan melakukannya kepada King. Ah, ini gila. Tapi ia memang benar-benar pecinta gila. Bisa saja sebenarnya ia cari klien yang berduit, tapi tidak pernah ia bisa merasakan perasaan cinta gila kepada seorang lelaki kecuali kepada King.

Dokter bedah ini mulai menggoyang dengan goyangan cepat, hal ini membuat Diva tak sanggup menerima hentakan-hentakan dari penis perkasa King. Ah, kenapa dia cepat keluar? Padahal para kliennya biasanya bisa ia layani. Tidak, ini beda. Dia bercinta dengan orang yang ia sukai. Dan tak pernah ia bercinta seperti ini. Diva mencium King, mereka berpagutan sambil kedua selakangan mereka bergoyang mencari-cari gesekan dan sudut kenikmatan.

Relung-relung dahaga birahi mereka makin lama makin terisi. Terbakar dalam sebuah aktivitas nakal, penuh gairah dan fantasi. Diva makin erat memeluk King. Ia membiarkan lehernya bercupang lagi kali ini, ia tak tahan lagi dengan gelombang orgasme yang sebentar lagi datang. Padahal tak biasanya seperti ini.

"Aku keluar King....!" jerit Diva. King tak peduli. Ia terus menggoyang-goyangkan pantatnya. Kepala Diva menoleh kiri dan kanan, wajahnya meringis nikmat dan pelukannya makin erat. Seluruh bulu kuduknya merinding ketika kesempatan itu datang. King menghentikan goyangannya lalu menekan sedalam-dalamnya batang penis kerasnya. "AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAKKKKKKKKKKKHHHH!" Mengalirlah semprotan-semprotan cinta dari liang senggama Diva. King menikmatinya.

"Kamu cantik sekali Diva," kata King.

Diva lemas. Pria yang ia ajak bercinta ini benar-benar membuat dia lemas. Padahal baru saja mereka bercinta ia sudah kalah duluan. Argh, ini tak adil. Ia ingin bisa menaklukkan pria ini. King membantu dia untuk rebahan, kemudian tubuh Diva dibalik hingga posisinya menungging. Seolah mengerti keinginan King Diva pun menurut ketika dirinya kini dengan posisi yang sangat seksi menyerahkan pantatnya yang empuk kepada King. Pria ini tak langsung menusuk Diva, ia menjilati bibir vagina Diva yang telah basah oleh lendir. Diva menjerit dan pantatnya terangkat, tapi ditahan oleh King. King menghisap lendir yang keluar itu, ia menelannya.

"AAahhhkk! Ohhh!" Diva melenguh. Gelombang kenikmatan sekali-kali datang. Lidah King menari-nari menelusuri bibir kemaluannya hingga celah yang ada di bawahnya, garis pantatnya juga dijilat. Diva kegelian tapi ia membiarkan King berbuat semaunya. King terus menyeruak liang senggamanya dengan lidah hingga Diva kembali menjerit orgasme. GILA! Dia squirt!

"King...ahhh...sudaah....jangan siksa aku masukin saja!" pintanya.

King menyudahi aksinya, ia kini kembali menempatkan penisnya yang perkasa di depan liang senggama Diva. Cuma satu dorongan dan penisnya tertelan sempurna di lubang kecil itu. Dorongannya pelan hingga kepala penisnya mentok menabrak rahim si Diva. Wanita itu menjerit kecil, ia kembali mendapatkan mainannya yang perkasa. Perlahan-lahan King bergoyang maju mundur, mengocok penisnya di dalam liang senggama Diva. Buah dada Diva yang menggantung kadang diremas-remas oleh King. Diva juga tak sabar karena hanya King yang bekerja menyodok dia dari belakang. Pantatnya pun digerakkan maju mundur untuk menambah kenikmatan.

King membelai punggung Diva, dia terkadang juga harus sedikit menjambak rambut wanita itu dan hal itu malah disukai Diva. Pantat Diva yang putih ditamparnya beberapa kali, hal itu membuat sentakan-sentakan dan cengkraman-cengkraman kecil di bibir vaginanya. Penis King serasa diremas-remas.

King sebagai seorang psikopat menyadari bercinta dengan wanita seperti Diva sudah biasa. Ia sudah bercinta berkali-kali dengan wanita seperti Diva dan korbannya tak terhitung jumlahnya. Mulai dari pasien hingga orang yang tidak pernah ia kenal sebelumnya. Dan sebagian besar masuk ke dalam freezernya.

King kemudian menghentikan gaya doggy stylenya. Dia membalikkan tubuh Diva, telentang. Lalu dia masukkan lagi batang kemaluannya melesak ke dalam liang senggama kakaknya Asyifa ini. Diva memejamkan mata. Ia mengerti ini sepertinya akan jadi momen-momen terakhirnya dalam bercinta. King menarik dan mendorong pelan. Penisnya benar-benar keras, King juga merasa demikian bahwa ini adalah akhir dalam sebuah ritual intim yang mereka lakukan. Penisnya sudah gatal ingin mengeluarkan milyaran sel sperma. Tapi saat-saat seperti inilah King ingin mencari tahu kesungguhan dari Diva. Apakah benar Diva mencintainya dan apakah ia cocok untuk jadi orang yang ia cintai.

"Katakan kepadaku, kamu suka?" tanya King.

"Suka sekali," jawab Diva. Matanya masih terpejam.

"Kamu mau kalau misalnya kita bercinta terus dan terus?" tanya King.

"Aaahh...kamu masih ingin terus?"

"Iya"

"Lakukanlah sepuasnya....!"

"Jujur, baru kali ini ada wanita seperti kamu. Kamu benar ingin hidup bersamaku?"

"Iya. Aku mau."

"Baiklah, aku akan keluar. Kita tak pakai pengaman. Dan aku tahu ini masa suburmu."

"Ah,... aku lupa belum minum pil!" Diva sedikit tersentak, tapi ia menghela nafas. "Ah...tak apa-apa, lakukan saja sesukamu. Di dalam atau di luar sama saja."

King makin cepat menggoyangkan pinggulnya. Dan tak perlu lama-lama bagi dia untuk sampai ke puncak. Semburan spermanya mengejutkan Diva. Diva menekan pantatnya, kemaluan King makin masuk ke dalam. Rahimnya benar-benar disiram oleh cairan sperma hangat dari King. Diva pasrah, ia tak mampu menghindar. King menghisap puting susunya sesaat, setelah itu ia menarik penisnya yang kini sudah berbalut lendir. King kemudian berbaring di sebelah Diva. Diva beringsut ke dada King dan dengan nyaman tidur di atasnya.


oOo


Ryuji menerima telepon. "Paman Kenji?"

"Ryuji, madam ditangkap," kata Kenji.

"Hah? Bagaimana bisa?"

"Aku menginstrusikan kepadamu untuk menghapus seluruh dokumen. Ini perintah madam!"

"B-baik."

"Aku akan mengumpulkan beberapa orang untuk membahas ini. Nanti sore kita bertemu dengan Big Boss."

"Baik."

Setelah itu Kenji menutup teleponnya. Ryuji baru saja bangun setelah tadi malam benar-benar bersemangat bercinta dengan Leli, entah berapa kali mereka orgasme. Dia memakai bajunya, lalu menyelimuti tubuh Leli. Ryuji kemudian keluar dari kamar, dia terkejut ketika di ruang tamu tampak Bianca duduk sambil menghisap rokok. Wanita itu menatap pemuda berdarah Jepang ini.

"T-tante ...?" Ryuji terkejut.

"Puas dapat perawan?" tanya Bianca.

"I-itu...."

"Ah, sudahlah. Tak usah pura-pura, aku tak melarangmu berhubungan dengan anak tiriku. Hanya saja, kamu serius dengannya atau tidak?"

Ryuji menghela nafas. "Aku masih mencintai tante. Aku tak bisa mengatakan kalau aku sudah tidak mencintai tante. Tidak, aku tidak serius dengannya."

"Dasar laki-laki semuanya sama. Habis manis, sepah dibuang."

"Tante dengar dulu!"

"Pergi! Aku tak mau melihat mukamu lagi!"

Ryuji menghela nafas. Ia tahu harus melakukan apa, akhirnya ia melangkah pergi.


oOo


Diva merasa tenggorokannya kering. Dia terbangun dan perlahan-lahan turun dari ranjang. Rasanya tubuhnya lemas, pegal. Aktivitas bercinta malam ini benar-benar melelahkannya. Tapi dia mendapatkan kepuasan tersendiri. Kepuasan yang tak pernah dia dapatkan sebelumnya. Diva tak mengambil bajunya, ia berjalan keluar kamar, menuju dapur.

Dia mengambil gelas. Setelah itu menuju ke kulkas untuk mengambil sebotol air mineral. Dia tuangkan air itu ke dalam gelas, lalu ia minum. Ah....lega rasanya.

Diva cukup kagum dengan rumah ini. Modelnya klasik. Dia menutup kembali kulkas itu sambil melihat sekeliling. Tapi ada sesuatu yang membuat dia penasaran. King memang lelaki yang menarik. Dokter, pandai memasak, perlakuannya juga lembut kepada wanita, gagah lagi. Ah...memikirkan King saja membuat dia basah. Ia benar-benar jatuh cinta sekarang.

Tapi dia tertarik kepada satu hal. Sebenarnya daging apa sih yang dihidangkan oleh King tadi? Rasanya enak, tapi sedikit lebih renyah daripada daging kambing, sedikit lebih empuk dari daging sapi, tapi rasanya lain. Bukan daging sapi, bukan daging kambing. Lemaknya berasa, namun baunya harum. Ia pernah mencium bau itu, seperti jagung yang dibakar. Atau seperti bau arang.

Ketika Diva sibuk berfikir ia menoleh ke sebuah kotak freezer besar yang ada di dapur. Ia pun penasaran. Mungkin di sana daging itu berada. Ia ingin melihat. Tak ada salahnya kan melihat?? Setelah itu ia tutup lagi.

Ah, bisa jadi itu daging rusa! Pikirnya ketika otaknya sibuk menerka-nerka. Diva berjalan mendekat ke freezer. Saat mendekat ke freezer itu, Diva tak mengetahui bahwa King ada di belakangnya. Rasa penasaran Diva makin meningkat dan dia pun perlahan-lahan membuka freezer itu. Pintunya dibuka ke atas.

Diva mengamati dengan seksama apa yang ada di dalam freezer itu. Ia melihat potongan-potongan daging yang besar. Potongan itu berbentuk kotak. Lalu di sebelahnya ada potongan panjang seperti paha, di sebelahnya ada sesuatu benda bentuknya seperti bangun setengah lingkaran, tapi seperempat bagiannya telah hilang. Dan di permukaannya berkerut-kerut. Warnanya abu-abu pucat dengan warna putih lebih dominan sebenarnya. Diva merasa mual sekarang. Dia tahu daging-daging yang ada di freezer ini bukan daging biasa. Ini daging manusia.

"Diva?! Kuharap kamu tidak membukanya," kata King.

Diva tersentak.

BUK!

Tubuh Diva ambruk setelah kepalanya dipukul dengan keras oleh King. King menghela nafas.

"Padahal aku mulai suka kepadamu," ujar King.

King mengangkat kaki kanan Diva, kemudian menyeret tubuh wanita itu. Ya, diseret. Kemudian setelah sampai di sebuah pintu yang menuju ruang bawah tanah, dia mengangkat tubuh Diva. King berjalan menuju ke bawah, satu per satu anak tangga ia turuni, lalu tangannya meraih saklar, lampu menyala. Di ruang bawah tanah ini ada tambahan ternyata. Ada kerangkeng-kerangkeng di sini. Dan di dalam kerangkeng itu ia melihat ada penghuninya.

"Mamaaaaa! Papaaaa!" tampak jeritan dari penghuni kerangkeng itu. Ya, penghuni kerangkeng itu adalah anak-anak kecil. Total ada sepuluh kerangkeng. Karena kerangkeng itu tingginya hanya satu meter, otomatis mereka berjongkok. Mereka rata-rata masih kecil, berusia sekitar 7 sampai 12 tahun. King hanya tersenyum saja.

Diletakkannya tubuh Diva ke sebuah altar. Setelah itu tangan dan kaki Diva diikat dengan sangat kuat.

"Kalian bisa diam?" tanya King.

Serentak seluruh anak-anak itu diam. Mungkin mereka tahu apa yang akan dilakukan oleh King kalau mereka tak menurut. Bau kotoran dan kencing serta amis darah menyengat sekali di ruang bawah tanah itu. Bagaimana tidak kondisi anak-anak itu, mereka buang air di dalam kerangkeng yang telah dipersiapkan oleh king. Setelah Diva diikat, King kemudian berjalan menuju ke kerangkeng. Anak-anak itu ketakutan.

King kemudian menunjuk ke arah mereka seperti hendak memilih. Kemudian pilihannya jatuh kepada seorang gadis kecil. Gadis itu menggeleng-geleng.

"Kamu tahu apa yang terjadi kalau tidak patuh kan?" tanya King.

Gadis kecil itu gemetar dan dia pun mengangguk. King membuka kunci kerangkeng itu, lalu dia mengambil gadis kecil itu. Digendongnya sang gadis itu yang masih memakai baju gaun warna biru.

"Marisa!? Yang sabar ya!?" kata anak kecil yang lain.

"Tenang saja, Marisa tidak aku apa-apakan koq," kata King. "Ayo, ikut om sebentar!"

Di salah satu sudut kerangkeng itu tampak seorang anak kecil berpakaian kotak-kotak berwarna biru menatap tajam ke arah King. Dia tak banyak bicara, tapi dia tahu apa yang akan terjadi kalau dia tidak segera keluar dari kerangkeng ini.

o o o bersambung o o o

Turut berduka buat coach Suharno, pelatih Arema. Semoga arwah beliau diterima oleh Yang Kuasa. :ampun: :ampun: :ampun:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd