Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Hujan, senja, dan bandung.

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
20 Februari 2017

Senja dan cinta itu mirip. Bagusnya dinikmati saja, tidak perlu kebanyakan diumbar.

15.00

Aku sedang duduk di dreezel cofe, di depan ku menyala layar laptop ku. Di temani secangkir kopi, aku sedang mengerjakan tugas ku.

Dengan rasa penat yang ku rasakan. Aku mencoba fokus untuk mengerjakan tugas ku.

"Woi, ngelamun aja", ada sebuah tangan mendarat di pundak ku.

"ih apaan sih ngagetin aja deh, dasar homo", jawabku lemas kepada hamka.

"haha kenapa sih ? beungeut mu ituloh", katanya duduk di kursi depan.

"ih udah deh, sana sana kerja", jawabku kepadanya.

"hahaha, mending ikut aku, mau gak ?", ajaknya.

"Ikut kemana ? kan lagi kerja", jawabku.

"mau engga ? dunungan mah bebas", timpalnya.

"dih, dasar. Ya kemana dulu atuh ngajaknya, masa main iyain aja, takut di apa2in dih", jawabku kepadanya.

"udah di kasih tahu gak suka cewek, ke tempat yang mungkin kamu belum kunjungi di bandung", jawabnya.

"terus kerja kamu gimana ?", tambahku memastikan.

entahlah, akhir2 ini chat ku sama hamka lumayan insten. Setiap chat sama dia seru aja, orangnya aneh. Apa aja di bercandain.

"Bentar tunggu", katanya sambil beranjak dari kursi di depan ku.

"Eh, tapi ini bukan kencan loh ya", kataku sedikit teriak. Dia hanya mengacungkan jempol nya saja.

Sekitar 5 menit kemudian, dia kembali lagi sudah memakai jacket. Celemek yang dia pakai buat bikin kopi udah lepas.

"Bawa jacket kan ?", tanyanya menghampiriku.

"Bawa nih", kataku menunjuk jacket yang ku simpan di kursi.

"bagus, yuk", katanya.

"Eh tunggu, aku belum bayar sama beresin dulu ini", kataku kaget saat dia langsung ke arah parkiran.

"udah di bayar, cepetan ah", katanya.

Aku langsung membereskan laptop ku. Ku masukan ke dalam tas, lalu aku memakai jacket.

Aku lalu mengikuti hamka yang sudah ada di parkiran sedang menyalakan motor vespa nya.

"Nih helmnya", katanya sambil menyodorkan helm nya.

"Kemana sih ?", kataku sambil naik ke motor vespa nya.

"Gak usah bawel, oke ?", katanya singkat.

Nyebelin deh dasar. Gak jelas banget si homo ini.

Motor vespa lalu memasuki jalan yang di bawah jembatan pasoepati. Aku gak tahu nama jalannya.

Lumayan jauh darisana, motor terus melaju. Lalu berbelok ke arah kiri.

Sekarang udah jam setengah 5 sore. Jalanan yang di lalui kami lumayan membuatku waswas.

Tanjakan, lalu belokan ke kanan kiri.

Suara motor vespa ini menjerit setiap melahap tanjakan nya.

"Mau kemana ih ? Aku takut", kataku teriak.

"Tunggu aja, bentar lagi sampai", jawab hamka.

"ih, moal nanaon ieu vespa ?", kataku lagi. (Engga apa2 ini vepsa ?)

Dia hanya ketawa-ketawa aja saat aku mengulang pertanyaan itu beberapa kali.

Sampai kami sampai di suatu tempat di kota bandung yang baru pertama kali aku kunjungi. Hamka yang membayar tiket masuk ke tempat ini

"Ini dimana sih ? tempat nya apa namanya ?", tanyaku saat mengikuti dia di deretan hutan pinus.

"ini namanya bukit moko, nanti yang kamu tunggu bentar lagi datang", katanya dengan cueknya berjalan.

"ih, apaan sih ? tungguin", kataku.

Lalu sekitar jam setengah 6 sore.

Saat matahari mulai menurun. Hamka mengajakku duduk di sebuah kursi yang menghadap langsung ke kota bandung.

Cukup sepi disana. Mungkin karena hari senin juga.

Masih terlihat ingar bingar di bawah sana.

"Keren yah", kataku yang sekarang ini duduk berdua di sebuah kursi.

"hahaha nah kan keren, suka senja ?", katanya saat biru mulai di balut jingga untuk berganti malam.

"Suka, cantik banget", kataku sambil terus menatap kesana.

"persis kaya yang ada di samping aku", katanya pelan. Namun cukup jelas untuk ku dengar.

"hah ? apa ?", kataku memastikan.

"hah ? engga gapapa", katanya.

Jingga mulai membakar di ujung sana dibalut dengan lembayung yang menari menemani kita.

"Eh, apaan sih ? kataku kan bukan kencan", kataku saat tangan hamka mendarat di pundak ku.

"Hahaha, tangan ku aja yang bandel", katanya sambil cengengesan.

"katanya gak suka cewek, modus", kataku dengan mata masih menatap kesana.

"itu dulu, sebelum aku bertemu kamu", katanya tegas.

"Klise amat jadi cowok ih, satu cara buat deketin cewek biar gampang hu", kataku meledek sambil mata beralih ke hamka.

Dan, entah siapa yang memulai dan siapa yang ingin.

Bibir kami bertemu, di temani lembayung senja yang semakin melebur.

Bukan ciuman pertama bagiku. Tapi, ada yang berbeda ku rasakan.

Bibir kami hanya saling menghangatkan. Tidak ada pagutan lidah disana.

Tanganku malah merangkul kepala hamka untuk tetap bertahan disana.

hmmm.. ahhmmmnn

"Ahmmmm", kataku saat dia melepaskan bibirnya dari bibirku.

Aku diam. Berbalik menatap ke bawah sana. Lembayung berganti dengan cahaya purnama.

"intan, maaf", kata hamka pelan.

"hmm.. iya", kataku singkat. Aku bingung harus bagaimana. Aku tak tahu apa yang harus ku katakan. Semua mengalir begitu saja.

Tanpa aba-aba. Tanpa persiapan.

"Kita pulang aja ?", ajaknya. Dari nada bicaranya dia juga sepertinya bingung untuk berbuat seperti apa.

"Nanti, lihat indah banget kota bandung", kataku sambil menunjuk ke bawah.

Kilauan lampu disana berwarna warni saling menghidupi.

"Aku baru tahu ada tempat kaya gini di bandung", tambahku.

"Emangnya garut aja yang banyak gunung sama bukitnya", jawab hamka.

"haha kan bandung mah paris van java, bukan swiss pan java jadi gak kepikiran ada tempat ginian", kataku.

sikaf kami mulai kembali seperti biasa. Seolah apa yang tadi terjadi hilang seketika.

Hamka yang humoris seakan aku langsung melupakan kejadian tadi.

"Eh, mau mie rebus gak ? Enak dingin2 gini", katanya.

"wah boleh tuh", jawabku.

"Yuk disana, aku traktir", katanya sambil menunjuk sebuah warung, atau cafe. Lah bingung aku nyebut nya apa.

"nyogok nih ceritanya setelah dapetin ciuman dari aku", kataku tegas kepadanya.

"Eh, apaan sih engga juga hehe", katanya salah tingkah.

Sekitar jam 8 malam, kami turun dari tempat itu.

"langsung aja ke kostan kamu ?", tanya hamka.

"Jangan ah, males pulang", kataku menjawab.

Suara motor vespa di malam ini seolah menjadi alunan syahdu menemani ku di atas sana. Entahlah, ada suatu hal yang tak bisa ku sebutkan setelah terjadi hal tadi disana.

"lah, terus kemana ? udah malem, gak takut emang malem2 main sama cowok ?", kata hamka saat motor melaju.

"ih, kalau takut mah gak bakalan aku kasih ciuman atuh, nyebelin deh dasar", kataku sambil mencubit punggung dia.

"Eh eh, geli geli udah nanti jatuh bahaya", katanya dengan tubuh menggelinjang.

"makanya, dasar ih", kataku cemberut.

"dasar apaan?", timpal hamka.

"Dasar bego jadi cowok", kataku singkat.

Motor melaju ke jalan tubagus ismali raya.

"Kemana lagi kita ?", tanya hamka.

"Terserah", jawabku singkat.

Jalanan lumayan lenggang saat itu.

Lalu, suara mesin vespa berhenti. Hamka mencoba menarik tuas gas disana. Namun percuma.

Kami menepi disana.

"ih kenapa sih ini motor", kataku menggerutu.

"Lupa, abis bensin", jawabnya sambil menggoyang-goyangkan motor itu.

"ih dasar, makanya cek atuh", kataku.

"kamu sih tadi jawabnya terserah, jadi kan lupa sama bensin aku", jawab hamka.

"Koq jadi aku ? oh setelah kamu dapet cii", belum sempat aku meneruskan perkataanku.

Tangan hamka menutup mulutku.

"Udah ya intan, sekarang aku mau ke depan dulu cari tukang bensin, kamu tunggu disini sama motornya, biar bisa jalan lagi", katanya lembut.

"ih engga, aku ikut, aku gak mau sendirian disini takut", kataku.

"Aku jalan kaki, kalau ikut cape", katanya.

"gapapa ayuk", kataku.

Lalu.. apa yang terjadi.

Aku jalan kaki di belakang hamka yang menuntun motor vespanya. Menyebalkan sumpah. Kakiku pegel.

"Siniin tas nya, aku yang bawa", kata hamka.

"jangan ah, ini tas cewek", jawabku sambil berjalan.

"udah siniin, disimpen di depan motor", katanya.

Aku memberikan tas ku.

Baru sebentar kami berjalan, ada seorang bapak2 yang memakai vespa menepi dan menghampiri kami.

"Kunaon kang ?", tanya bapak2 itu. (Kenapa kang?)

"Ieu kang, seep bensin haha, di depan pom da nya", jawab hamka. Aku diam di sisi trotoar di dekat mereka. (ini kang, abis bensin haha, di depan ada SPBU kan ya)

"Aya kang, antosan kang ku saya pang meserkeun karunya si teteh na", kata si bapak itu sambil menunjukku. (Ada kang, tunggu kang sama saya di beliin kasian si teteh nya)

"Eh entong kang wios, kan kedah di candak riripuhan heula kang", kata hamka sambil cengegesan kepada ku. (Eh, jangan kang, kan harus di bawa susah dulu)

"cape tahu ih", kata ku melempar kertas ke arah hamka.

"haha atos, antosan heula kang teh nya", kata si bapak itu berlalu. (haha udah, tunggu dulu ya kang teh)

"nih", kata hamka menyodorkan botol minuman dari dalam bagasi vespa nya.

"Air apa ini ? aman kan ?", kataku curiga.

"Aman lah, masa gak percaya tadi aja kasih ciuman biasa2 aja", katanya meledek.

Aku lempar batu kecil ke arahnya.

"Aduduh, galak amat neneng", katanya.

Aku meminum air itu. Setengah botol habis dalam satu tenggukan ku.

Sekitar 5 menit kemudian, bapak2 tadi yang memakai vespa balik lagi. Dengan membawa sebuah plastik berisikan air berwarna biru.

"yeu kang", katanya menyodorkan ke hamka.

"Aduh kang jadi ngarerepot", kata hamka. (aduh kang, jadi ngerepotin)

"haha santai kang, vespa mogok mah aman", kata bapak itu.

"Satu vespa sejuta saudara ya kang", kata hamka sambil menuangkan isi dari plastik itu ke dalam tank bensin nya.

"Tah eta kang, tapi tong babawa si sayang na engke deui mah, karunya", kata si bapak itu menatap ku. (Nah itu kang, tapi jangan bawa si sayang nya kedepan nya, kasian)

"Bukan si sayangnya kang", kataku sama kata hamka berbarengan dan keras.

Aku malu.

"Hahahaha baru jadian ya kang ? Sama lah saya ge ngalamin waktu dulu, yaudah saya pamit dulu kang", kata si bapak itu.

"Eh kang, ieu acis bensin na", kata hamka merogoh kantongnya. (Eh kang, ini uang bensin nya)

"wios kang, santai, saya duluan nya", kata si bapak itu langsung memacu kembali vespa nya.

Setelah hamka isi vespa nya lagi dengan cairan yang aku gak tahu. Kami melanjutkan perjalanan. Sudah sekitar jam 10 kami masih melewati jalanan bandung.

"lapar ih", kataku kepada hamka. Motor sedang melaju melewati jalan siliwangi.

"Haha mau makan lagi ? dimana ?", kata hamka.

"Gara2 tadi jalan kaki ih, terserah kamu", jawabku singkat.

"Di cafe mana yuk ?", tanya hamka.

"jangan ah, beli nasi goreng mas mas aja, tapi tempatnya terserah kamu"

"Oke, aku ada tempat yang enak, moal gagal", katanya.

Kami lalu sampai di warung nasi goreng mas yono. Di jalan sindang sirna.

"Enak disini ?", tanyaku.

"maknyus", kata hamka menirukan gerakan pengamat makanan.

"Koq aku gak tahu, padahal gak terlalu jauh dari kostan", jawabku.

"Makanya, kalau pacaran jangan di cafe mulu, kaya ginian lebih enak", kata hamka. Hanya ada kami berdua disana. Mungkin karena jam sudah menunjukan kaki menuju tengah malam.

"terus ? sekarang kita emangnya pacaran? Gitu ?", kataku.

"Aku gak bilang gitu", kata hamka setelah memesan nasi goreng kikil kepada bapak2 disana. Mas yono nya mungkin.

Kami lalu duduk disana. Aku menikmati teh hangat disana.

Setelah nasi goreng di hidangkan di hadapan kami. Aku langsung mengambil sendok disana.

"Eh tunggu dulu", kata hamka.

"Apa lagi ? udah berdo'a da", timpalku.

"Bukan itu"

"Lalu ?", kataku bingung.

Hamka lalu menatapku. Tatapan nya aneh.

"Intan, mau gak jadi pacar aku ? eh bukan pacar, jadi orang yang menemani aku, aku pun menemani kamu ?", katanya jelas.

"Nembak nih ceritanya ?", jawabku meledek dia sambil cengegesan.

"Jangan di ledekin gitu atuh, kan serius nih. Mau enggak ?", kata hamka.

"Dih, nembak di momen gini, ngaco ih", tambahku.

"hehe, awalnya mau bilang tadi pas nikmatin senja, eh malah terjadi hal hal yang tidaa...

Aku menyela perkataan nya.

"Udah gak usah di terusin kenapa", kataku.

"Jadi ?", tambah hamka.

"Jadi apa ?", jawabku.

"prok prok prok", timpalnya. Aku lempar satu irisan ketimun ke arah dia.

"hahaha, eh gini aja. Kalau kamu nerima aku, makan nasi goreng itu, kalau engga jangan di makan. Deal ya ?", kata hamka menambahkan.

"ih apaan, curang. Momennya salah aku kan lagi lapar", kataku.

"hahaha biarin, ayo gimana jawabannya", kata hamka.

Tanpa ragu2. Aku mengambil sendok dan langsung melahap nasi goreng yang ada di hadapanku. Lapar banget soalnya.

"haha, jadi nerima nih ?", kata hamka.

"Dengan.. sedikit terpaksa", kataku sambil melahap nasi goreng itu.

"hahaha.. udah abisin dulu aja makannya jangan bicara dulu, pamali", kata dia.

"hah, enak banget haduh", kataku sambil meminum sisa teh di gelas.

"Enak soalnya nasi goreng itu kepastian", kata hamka yang juga udah menghabiskan nasi nya.

"Aku gak jadi nerima nya ahh, curang", kataku.

"Kalau gak jadi nerimanya, pecahin tuh piring ke bawah, baru impas. Ya ?", kata hamka.

"dasar daritadi pilihannya memaksakan banget ih", kataku.

"Hahaha padahal gak usah di paksa juga mulai duluan"

"Mulai apaan ?"

"Yang tadi"

"Siapa ?"

"Kamu"

"yang nanya"

Yes.. Aku berhasil. Candaan hamka yang selalu berhasil kepadaku, sekarang telak aku balikin kepada dia.

"Hahah duh, lupa", kata hamka.

"Udah jago aku ge sekarang mah", kataku.

"Jago, karena gaulnya sama aku", kata dia.

"Iyadong, gaul sama monyet mah ya kepaksa jadi kaya monyet juga", kata ku.

"Koq mau sama monyet ?", timpal hamka.

"Monyetnya bisa bawa vespa soalnya", kataku.

Dan, sejak malam itu. Entah siapa yang mulai, entah siapa yang berkomitmen, dan entah siapa yang mau. Aku dan hamka menjalin sebuah hubungan yang lebih dari seorang teman.

Bersambung. Terimakasih yang masih setia membaca cerita ini. Mohon maaf karena akhir-akhir ini jarang banget update. Ada dua kegiatan yang bertabrakan dengan masalah pribadi. Yang membuat intensitas untuk membuka forum jadi sedikit terganggu. Mohon pengertiannya.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Akhirnyoooooo.....
Update jugoo



Mantips om saya selalu menantikan next updatenya.
Sehat selalu sampai tamat om!


:kk::kk::kk:
 
Bagus ceritanya ,alur dan bahasanya simple tapi greget feelnya pdhl klo ane sendiri biasanya ane gak suka cerita yg Tokoh utamanya perempuan, tp yg ini pengecualian.
Ttp :semangat: Dlm berkarya suhu
 
Feelnya dapet nih.
Serasa balik ke jaman muda dulu...
Apalagi pas momen nuntun motor mogok.

:D
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Nyaan resep jalan carita ieu. Hiji sabab carita lumangsung di Bandung jeung breh sabab intan katara sami Hamka sakumaha per ekspektasi abdi. monggo diteruskeun atuh, abdi antosan ...
 
Akhirnya update juga setelah sekian lama menunggu ayo hu semangat
 
Bimabet
Lanjut gan
Nais story gan. ..
Ga bisa komeng. ..
Cuma mau kelanjutan nya. ..
:alamak::alamak::alamak:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd