Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG HITAM DALAM GELAP

Status
Please reply by conversation.
Lanjutan part J

³rd


Tante Rika dan Denis kini berada di ruang tamu rumah mewah milik papa Denis
Tante Rika duduk di kursi bersebelahan dengan Denis, Tante Rika sendiri masih bingung dan selalu bertanya dalam benaknya kenapa Denis membawanya ke rumah itu
Tak lama berselang papanya Denis keluar dari sebuah ruangan lalu menghampiri Denis

"Sudah lama Den," papa Denis berbicara dengan Denis
"Lumayan pah " jawab Denis

"Ikut papa sebentar" lanjut papanya Denis

Kemudian papanya Denis berbalik menuju sebuah ruangan pribadi tempat papanya Denis
Sebelum Denis pergi mengikuti papanya, Denis telah berpesan pada tante Rika untuk menunggunya dan jangan pindah dari tempatnya sekarang
Setelah memasuki ruangan dan memastikan pintu ruangan terkunci serta aman papanya Denis memulai pembicaraan dengan Denis

"Ini target mu selanjutnya," ucap papanya Denis kemudian menyerahkan dua lembar foto

Denis terlihat terkejut namun hanya sesaat lalu Denis tersenyum licik setelah melihat foto yang di berikan oleh papanya

"Bagaimana kamu sanggup" papanya Denis berkata

"Sanggup pah," jawab Denis jumawa

"Susunlah rencana dengan baik, dan jangan terlalu lama kamu di sini papa sudah tidak tahan ingin menikmati tubuh montok wanita yang bersamamu tadi," lanjut papanya Denis

"Baiklah pah, Kania mana pah,"tanya Denis pada papanya
(Kania Fransiska T :167, usia sebaya Denis, mahasiswa yang cantik dan populer di kampus Denis karena masuk daftar salah satu bunga kampus, )

" Tadi sebelum kamu dateng, Om kamu membawanya pergi, kamu pasti tahu sendiri lah mau di apakan sama Om mu," jawab papanya Denis

"hahahaha iya pah Denis ngerti, Bagaimana pah mantep g" lanjut Denis

" Mantep Den, puas papa, hahahahhahaha" jawab papanya Denis
"Masih ingin kamu gunakan buat umpan lagi" lanjut papanya Denis

"Tidak tahu pah, sampai saat ini Fikri belum memberi tahu Denis ingin menikmati tubuh Kania lagi atau tidak" jawab Denis

"Kalau begitu setelah Om mu selesai dengan Kania nanti, biar Kania tinggal disini saja, bila sewaktu-waktu Fikri butuh kamu lebih mudah menjemput dan mengantarkannya " lanjut papanya Denis

" Oke pah, kalau begitu Denis pergi dulu pah " jawab Denis

Akhirnya Denis dan papanya keluar dari ruangan tersebut dan bersama menuju tempat di mana tante Rika menunggu sendirian

" Maaf lama menunggu, ini kenalin papanya Denis," sapa Denis pada tante Rika

"Billy, salam kenal," ucap papanya Denis dengan menjulurkan tangan kanan untuk bersalaman pada tante Rika
(Billy Aditya T:169 : usia paruhbaya sedikit tambun dan beruban , dengan kulitnya kuning langsat dan berwajah halus dengan pipi sedikit cubby )

"Rika pak " jawab tante Rika menerima uluran tangan papanya Denis

"Begini tante Rika, Denis langsung keintinya saja, plaaaaaak " Denis berkata dan langsung menampar pipi tante Rika

Tante Rika terkejut dengan tindakan Denis dan tidak menyangka Denis akan menamparnya
Denis tak menghiraukan reaksi tante Rika dengan nada penuh mengancam Denis berkata

" Denis mau pergi, Tante Rika tetap disini dan layani papa Denis dengan baik, nanti kalau papa Denis sudah puas, Tante Rika akan Denis jemput kemudian baru Denis antar pulang" ucap Denis

"Tap... Tap.. tap"

Sebelum tante Rika menyelesaikan perkataannya, Denis langsung mencekik tante Rika dan berkata

"Denis g mau tau lonte " bentak Denis

Dengan lemah dan sesungukan akhirnya tante Rika mengangguk

Denis kemudian keluar dari rumah tersebut dan pergi, sedangkan tante Rika ditinggal untuk melayani papanya
Papanya Denis merangkul tante Rika dan membawanya keruangan dimana ia juga pernah menikmati tubuh Kania di sana

......... .... ... ... ....

Pov tante Rika

Aku memasuki sebuah kamar dengan di rangkul dari samping kiriku oleh Pak Billy papanya Denis
Setelah pintu di kunci oleh Pak Billy, dengan sedikit kasar pak Billy langsung melumat bibirku penuh nafsu dengan kedua tangannya memegangi kepalaku
Aku berusaha menghindar akan tetapi pegangan kedua tangan pak Billy sungguh kuat
Sehingga dengan buas pak Billy terus melumat bibirku
Mendapati usahanya yang tidak membuatku membalas lumatannya
Akhir pak Billy berhenti melumat bibirku, kemudian dengan pelan pak Billy melepaskan pegangan tangannya
Aku mengira pak Billy akan berhenti akan tetapi aku sungguh terkejut dengan tindakan pak Billy selanjutnya
Kedua tangannya silih berganti menampari pipiku dengan kasar, aku mengaduh penuh rasa sakit dikedua pipiku
Aku menangis dan meminta ampun namun pak Billy tak mengubrisnya
Dan tanpa kusadari kaki kanan pak Billy dengan telak menghujam perutku, hingga membuatku tersungkur di lantai kamar namun Pak Billy ak berhenti sampai di situ saja
Silih berganti tangan dan kaki pak Billy terus memukuliku tanpa ampun
Dan pada saat aku benar diabang batasku pak Billy berhenti menyiksaku kemudian melangkah kearah kursi dan mendudukinya

"Kesini dengan merangkak dan cium bibirku atau lu akan ngerasain yang lebih parah lagi lonte" perintah pak Billy padaku

Aku begitu takut dengan ancaman pak Billy, kukuatkan diriku kemudian aku merangkak kearahnya setelah sampai aku berdiri lalu dengan memberanikan diri dan sedikit membungkukkan badanku kucium bibir pak Billy
Pak Billy merespon dengan merangkul leher kepalaku dengan tangan kanannya serta melumat bibirku penuh nafsu

( Aku terpaksa melayani pak Billy atau aku akan di siksanya lagi, seperti itulah yang ada dalam benakku ketika pak Billy melumatku penuh nafsu)

Kubuat diriku senyaman mungkin dan mulai meladeni lumatan pak Billy
Tangan kiri pak Billy memainkan kedua payudaraku bergantian aku hanya mendiamkannya saja karena aku takut akan ancaman pak Billy padaku bila aku mencoba menghindar
Setelah puas pak Billy berhenti dari aktifitasnya kemudian berdiri dan membuka seluruh pakaiannya hingga menyisakan celana dalamnya saja

"Buka seluruh pakaianmu hingga telanjang lonte" perintah pak Billy padaku

Aku hanya mengangguk lemah dan perlahan mulai membuka seluruh pakaianku hingga telanjang
Pak Billy menarik dan mendorongku hingga aku terduduk di kursi tempatnya duduk tadi

"Hei lonte gua mau ngentotin lu dan kalau lu g mau ngelayani gua, lu tau kan apa akibatnya " bentaknya padaku

Aku benar - benar ketakutan dengan bentakannya, aku hanya diam dan menggangguk
Pak Billy berjongkok dan mengarahkan kedua tangannya pada bagian bawah tubuhku lalu membuka kedua kakiku lebar-lebar.
Ketika kedua pahaku terbuka terpampanglah vaginaku yang ditutupi rambut-rambut halus di hadapan pak Billy .
Pak Billy kemudian mendekatkan mulutnya ke liang vaginaku untuk kemudian mencium dan menghirup aroma vaginaku .
Perlahan mulut pak Billy hinggap di vaginaku
Kemudian pak Billy julurkan lidahnya dan menjilati klitorisku dengan ujung lidah nya
Aku hanya memejamkan mataku ketika lidah pak Billy mulai menyeruak masuk ke dalam kemaluanku.
Pak Billy menjilati seluruh pinggiran vaginaku, aku mencoba untuk memundurkan pinggulku
Namun pak Billy terus menekan bibir dan lidahnya di liang kewanitaanku .
Sejatinya aku adalah wanita normal bahkan sebelum aku kesini aku sempat dikerjaii oleh Denis dan Denis menunda orgasmeku ,
Perlahan birahiku bangkit akibat ulah pak Billy, namun aku tetap berusaha untuk menolaknya bahkan aku mencoba menahan untuk tidak mendesah dan mencoba memundurkan pinggulku karena kegelian.
Namun tekanan dan jilatan bibir pak Billy yang tiada henti membuat pinggulku terdesak dan mau tak mau menerima apa yang pak Billy lakukan pada vaginaku

“ahhhhh uhhhhh pelaannn pelaaann ahhh” desahku

Pak Billy tak perduli,pak Billy terus menjilati vaginaku sesekali menghisap klitorisku.
Sementara cairan tanda birahiku telah bangkit terus keluar dari vaginaku
Aku yang menyerah dengan birahiku perlahan mulai menikmati apa yang pak Billy lakukan.
Pinggulku yang sebelumnya mencoba menghindar kini naik turun mengimbangi jilatan pak Billy sedangkan tanganku berpegangan pada bagian belakang kursi

“Slerrrp slerrppp emmmmmmm sruuuupppppppp srupppppp” (suara sedotan mulut pak Billy pada vaginaku)

Tindakan pak Billy tersebut membuatku semakin tidak bisa menahan gelombang orgasmeku yang akan segera datang.

“Ahhhhhhh.. pppaaakkkkkk... paakkk Billy, Riiikaaa tidak taahhhaaaaannnnn sreeerrrtt srerrrtt aaaahhh” desahku penuh kepuasan

Cairan orgasmeku tumpah dari liang vaginaku dan terus dijilati hingga tiada yang tersisa oleh pak Billy

Usai menjilati liang vaginaku , pak Billy memintaku untuk mengulum penisnya.
Aku kemudian beranjak dari kursi tempatku duduk dan berlutut membuka celana dalam Pak Billy
Kontol pak Billy mengacung keras dan nampak sedikit lebih besar dari Denis, kemudian kupegang batang kontol pak Billy yang sudah mengeras itu
Tangan kanan pak Billy kemudian memegang kepalaku diarahkan kontolnya kearah bibirku .
Mau tak mau aku membuka mulut dan melahap batang kemaluan pak Billy
Tangan kanan pak Billy menekan dan memaju mundurkan kepalaku dengan mulut terisi batang kontol pak Billy

“Kulum terus lonte oooohhhhh oooohhhhh hisap kontol ku, oohhhh..... enakkk banget sepongan lu lonte ohhh” Pak Billy meracau

Tak lama kemudian pak Billy melepaskan pegangannya dari kepalaku .
Sedangkan aku dengan sendirinya terus memaju mundurkan mulutku dan sesekali aku menghisap kontol pak Billy

“emmmmm emmmm emmmm sruupp srupp”

Pak Billy menarik kontolnya dari mulutku lalu pak Billy melewatiku dan duduk di kursi tempatku mencapai orgasmeku tadi

"Ayo entotin gua" perintah pak Billy,

Aku hanya mengangguk kemudian membalikkan tubuhku mengadap kearah pak billy
Kuposisikan vaginaku di atas Kontol pak Billy, lalu kuturunkan pinggulku
Vaginaku yang sudah basah tak perlu waktu lama menelan seluruh batang kemaluan pak Billy.
Batang kontol pak Billy telah masuk seluruhnya dalam vaginaku
kemudian perlahan aku menggoyangkan pinggulku dengan tempo pelan .

“Ohhhh ooohhh enak bangeeett lonte teruss lonte teruss lonte goyaannngg ahhhhh” desah pak Billy

Birahiku bangkit lagi akibat permainanku pada kontol pak Billy dan mulai mempercepat tempo goyangan pinggulku

“Paaaakkk kontolnya keraass bangeeet ahhhhh..... ahh.. ah.. ah.. ” racauku sambil menggoyang pinggulku .

Pak Billy tak tinggal diam kedua tangannya mendekap tubuhku dan mulutnya menyambar payudaraku dan memainkan putingku dengan mulutnya

“aaammmmmm.... urghhhhhh..... slerrrp.... slerrrp emmmmmphhhhh... ssrrupppppp emmmm sruupppp” (mulut pak Billy melumat dan menghisap putingku secara bergantian ) .

Semakin gencar goyanganku pinggulku akibat permainan mulut pak Billy
Aku terus menunggangi pak Billy dan mendesahh menggelengkan kepalaku tak karuan

"Aahhhh pak ahhhhh pakkk ahhhhhh.. uuhh.... uuhhh....... " desahku dengan tetap menggoyangkan pinggulku

Pak Billy menggenjot penisnya dalam vaginaku berulang-ulang sehingga membuat pinggulku yang sedang bergoyang beradu dengan keras

“plakk plaaak plakkkkk plaakkk”
(suara pertemuan paha kami)

Aku mendesah tiada henti, aku begitu menikmati perlakuan pak Billy padaku

“Ahhhhh pak ahhhhhh... ahhhhhh....... ” desahku

Pak Billy lalu melepas mulutnya dari putingku dan mempercepat hujaman kontolnya terhadap vaginaku

“Uuurgghhhhh uuuurgghhh aaahhh aaahh..lonte memek lu enak bangeeet urghhh ahhh tetek lu yahuut aaahhhh.ahhhhhh.... ahhhhhh." racau pak Billy

Tak lama kemudian Pak Billy mendekap tubuhku kepalanya ia sandarkan di leherku dan mencumbui leherku yang berkeringat
Aku tak berdaya dibuatnya dan kedua tanganku kemudian berpegangan pada punggung pak Billy
Kepalaku terkadang mendongak ke atas dan mendesah penuh kepasrahan

“Ahhhh pakkk ahhhhh ahhh truss pakkk genjooott memeekk ku paakkk aahhh” racau kebinalanku

“Urghhhh iyaaaa lonte.... kontol gua ngentotin memek lu lonte urgggggghhh aahhh” sahut pak Billy

Hingga tak berapa lama hujaman kontolnya dalam vaginaku tiba - tiba berhenti
Kemudian Pak Billy mengangkat tubuhku dan membawaku ke kasur dengan keadaan kontol pak Billy yang tetap menancap dalam memekku.
Direbahkan tubuhku di kasur, kemudian pak Billy mulai menggoyangkan pinggulnya
Secara perlahan pak Billy menyodokkan kontolnya pada vaginaku dan tangan pak Billy di letakkan di samping kedua lenganku

“Uhhhh uuhhh..... ahhhhhh..... ahhhhhh ahhhhhh... ahhhhhh..... bener-beneer manteeepp nih memek lonte uhhh padahal udah di pake anak gue urgghmm... ahh.. ahhhhhh ” ucap pak Billy sambil menggenjotku

Aku hanyaa menggelengkan kepalaku menerima hujaman pada vaginaku yang semakin cepat temponya

“Urgggggghh.. urgggg...ah.. ah... ah ah auuh ... urggggg aghh aghhhhh” desahku akibat goyangan pak Billy yang gencar

Pak Billy memeluk tubuhku aku semakin bernafsu dan kurespon hujaman pak Billy dengan memeluk tubuhnya, kemudian kami saling menggoyangkan kemaluan kami dengan cepat.

“Urghhhhh ahhhhhh uaahhh ahhhhh pakkkkAhhhhh pakkk Rika keluaarrr pakkk ahhhhh. aku tidak kuat laagggggiii ahhhhh... aaaaaaaaaaaaahhhhhhh", desahku dengan orgasme yang melanda

Tak berselang lama dengan satu hentakan keras dan menekan

"aaarrghhhhh.... aaaaahhhhhhhhhh nyampe gua lonte ughhhh urgghhhhh” erang pak Billy yang sudah mencapai klimaksnya

Aku merasakan semburan peju dalam rahimku sekitar tiga kali semprotan
Pak Billy melumat bibirku, aku hanya pasrah dengan apa yang di lakukan oleh pak Billy
Tak lama kemudian pak Billy mencabut kontolnya dari vaginaku dan meminta ku membersihkannya dengan mulutku
Kukira setelah kubersihkan kontol pak Billy, ia akan mengakhiri permainan ini
Namun perkiraanku ternyata salah kembali ia memasukan kontolnya dalam vaginaku
Aku hanya bisa pasrah dan mencoba menikmatinya walau aku tidak tahu sampai kapan Pak Billy akan menjamah tubuhku

....... ............ . ... .....
..... ...
......
...
..
.
 
Part K

³rd


(Beberapa hari kemudian)

Kegiatan belajar mengajar disebuah kampus sedang berlangsung tertib, terlihat Fikri sedang serius belajar walau kedua temannya Embun dan Denis sedang tidak masuk,

Fikri sempat merasa khawatir dengan Embun karena cukup lama Embun tidak masuk secara berturut-turut

Dan rasa khawatirnya segera di hapusnya mengingat Embun pernah seperti ini sebelumnya

.................... ......

Sementara itu diruang tamu rumah Fikri, Denis tengah duduk di sofa dengan keadaan tidak menggunakan celana dan masih menggunakan kaos
Dihadapannya duduk bersimpuh tante Rika dengan keadaan telanjang sedang menyepong kontol Denis

"uhhhhhhhhmm...slrepppppppp....sreppppppppp"
'emmmphhhhhh...slreppppp' (suara jilatan dan hisapan mulut tante Rika)

"oh terus eemmmmmmmhh enak tante " desah Denis

Kontol Denis bergerak maju mundur dalam mulut tante Rika yang sedang menyepong kontolnya

" ohhh...terus lebih cepat lagi tante" racau Denis

"Sreepp ....srepppp...ehmmmmm"

Denis yang sudah tidak sabar mencengkeram kepala tante Rika dan menggerakkan pinggulnya makin lama makin cepat.

"Ohhhhhhh... ohhhhhhh...akhhh terus sedot yang kuat tante " perintah Denis

" aaaaaaaaaaaahhhhhh...cretttttttt crettttttttttt creettttttttttt" (Denis mencapai klimaksnya dan menumpahkan pejunya dalam mulut tante Rika)

Denis terus menekan penisnya dalam- dalam dan memaksa tante Rika menelan seluruh pejunya

Setelah klimaksnya reda Denis lalu menuntun tante Rika untuk duduk disofa dan memposisikan tante Rika bersandar di kursi sofa itu.

"Buka pahanya tante " ucap Denis

Tante Rika dengan terpaksa membuka paha, ketika paha tante Rika telah terbuka sepenuhnya, Denis membuka kaosnya kemudian berjongkok dan mulai menciumi vagina tante Rika

Denis menempelkan mulutnya pada gundukan vagina tante Rika dan lidahnya mulai menjilati vagina tante Rika

"slreeeeppp...slreeeppp... slereeeeeep... slreeeppp" (suara jilatan Denis)

Tante Rika hanya bisa diam memejamkan mata ketika lidah Denis menjilati vaginanya

Denis terus menjilati dan menghisap vagina tante Rika
Perlahan birahi Tante Rika mulai bangkit dan mulai menikmati rangsangan yang diberikan Denis pada vaginanya, jari - jari tangan Tante Rika meremas kursi sofa

Sementara itu dua jari tangan kanan Denis masuk dalam vagina tante Rika
Jari - jari tangan Denis mulai mengaduk aduk vagina tante Rika sambil sesekali menyentil klitorisnya.

"uggghhhh ahhhhh... ahhhhh. ahhhhh.... ahhhhhhh" (suara tante Rika karena sudah tak kuat menahan untuk tidak berdesah)

Tangan kiri Denis mulai meremas dan memainkan puting di kedua payudara tante Rika

'akhhhhhhh Denis aakhhhhh..... tante mau keluar Den" desah tante Rika

Denis pun semakin cepat mengocok jari jari tangan kanannya dalam vagina tante Rika, sementara remasan tangan kirinya semakin kasar.

"Aaaaaakkkkkkkkkkhhhhhhh....('serrrrrrr...seeerrrrrr)

Cairan orgasme tante Rika tumpah membasahi jari jari tangan Denis yang masih ada di vaginanya.

Setelah memberikan tante Rika waktu untuk meresapi orgasme , Denis berdiri dan menarik tubuh tante Rika untuk berdiri
Setelah tante Rika berdiri Denis menekan pundak tante Rika hingga duduk bersimpuh
Kepala kontol Denis diarahkan kemulut tante Rika
Tante Rika membuka mulutnya dan mulai melahap kontol Denis
Setelah kontol Denis berdiri dan mengeras , Denis meminta Tante Rika untuk duduk di sofa kembali dan mengambil posisi berada di antara paha tante Rika

Denis menempelkan kepala kontolnya di belahan vagina tante Rika, kemudian Denis menekan masuk kontolnya kedalam vagina tante Rika dengan satu dorongan kasar.
Tanpa jeda Denis mulai menggerakkan penisnya dalam vagina Tante Rika dengan gerakan pinggul maju mundur dan sesekali menggoyangkannya.
Tangannya memegang paha tante Rika, birahi tante Rika mulai naik kembali dan mulai mengimbangi permainan Denis dengan ikut menggoyangkan pantatnya.

"Aakhhhhh ....... ahhhhh...... sshhhhh..... ah... ah.. ah.. ah..... ssshhhhhhh" Tante Rika mendesah

"ahkhhhh.. akhh.. akkhhh ..... ya terus aakhhhhh..... sshhhhh.... ah.. ah." racau tante Rika

Denis terus menggenjot vagina tante Rika dengan kasar dan tak beraturan .

"aaaaaaaaaaahhhhhhhkkkkkkkkkkkkhhhh..." desah tante Rika mencapai orgasmenya

Denis terus menggenjot tante dengan kasar untuk mengejar klimaksnya

"Terima pejuku tante ....terima pejuku lonte.aaaaaaaaaaakkkkkhhhhhhhhhhhhhhh.
........ (srettttttt crooooottttttt... crroooootttt) " Denis mencapai klimaksnya dan menembakkan pejunya dalam vagina tante Rika

Setelah cukup beristirahat Denis kembali bangkit dan mulai menjamah kembali tubuh tante Rika

Sedangkan Tante Rika hanya bisa mengeluh dalam hati dan pasrah akan keadaannya serta berharap cepat selesai

...... ...... ....... ..... ...... ...... ..... .... ..... .... ...

Pov Susan

Aku berada di sebuah rumah sederhana yang jauh dari pusat kota , rumah ini sangat rahasia keberadaannya dan hanya beberapa orang saja yang tau karena di sini kakak perempuanku yang kupanggil mbak Laras berada dalam keadaan lemah dan tak bergairah hidup
Karena rasa bersalah yang begitu besar dan mendalam yang selalu mengahantui pikirannya, Mbak Laras memutuskan untuk menyiksa diri sendiri dan menikmatinya hingga ajalnya datang demi menebus rasa bersalahnya

Kami yang menyayanginya berusaha membujuknya untuk bangkit dan menatap masa depan akan tetapi semua yang kami lakukan sia-sia karena Mbak Laras keras dalam mengambil keputusan dan hanya satu orang yang bisa menggoyahkan keputusan dan pendiriannya

Yang jadi masalah adalah orang yang mampu menggoyahkan keputusan dan pendirian Mbak Laras justru sumber penyebab Mbak Laras mengambil keputusan tersebut

Sehingga kami hanya bisa berharap agar Mbak Laras mau merubah keputusannya dan kembali menatap masa depan

Walaupun kecil kemungkinannya namun aku tetap yakin saat itu akan tiba

Sebenarnya Mbak Laras telah dinyatakan meninggal dunia akibat kecelakaan yang menimpa nya.

Mbak Laras pernah mengalami kecelakaan namun selamat dan dibawa kerumah sakit, akan tetapi ketika Mbak Laras tertidur setelah diberi obat penenang ada beberapa orang yang mencoba untuk mencelakainya namun gagal oleh seorang perawat yang berteriak minta tolong ketika Mbak Laras akan dicelakai

Karena kejadian itu aku menjadi panik sehingga aku memutuskan untuk menjaga Mbak Laras secara langsung

Pada saat aku tengah menunggui Mbak Laras, aku yang duduk disamping ranjang perawatan dan tangan kananku mengusap rambut kakakku

Tiba-tiba dikejutkan dengan suara lembut seseorang untuk memintaku menutup pintu dengan rapat dan menguncinya

Setelah kutahu kalau itu suara Mbak Laras, Rasa keterkejutanku sirna namun berganti dengan rasa heran dan penasaran atas permintaan Mbak Laras , akan tetapi segera kuusir semua itu dan langsung melakukan permintaannya karena aku yakin akan segera mendapatkan penjelasan darinya

Setelah aku yakin pintu terkunci aku kembali kesamping ranjang Mbak Laras

Mbak Laras pun menceritakan semua padaku tanpa ada satupun yang ditutupi
Setelah menceritakan semua padaku, Mbak Laras memintaku untuk tidak mengkhawairkannya, karena bagi Mbak Laras hidupnya sudah mati

Namun tidak bagiku Mbak Laras adalah saudara kandungku, aku harus mencari dan membalas apa yang telah mereka lakukan

Pertama - tama yang kulakukan adalah meminta pendapat kepada orang yang kupercaya karena saat itu aku masih kecil belum bisa berbuat banyak dan demi melindungi nyawa Mbak Laras

Maka dibuatlah status palsu bahwa Mbak Laras telah meninggal dunia akibat kecelakaan

Kami memindahkan Mbak Laras jauh dari pusat kota demi melindunginya dari incaran kelompok yang menginginkan sesuatu dari Mbak Laras

...... ....... .... .... ... ... ... ..

Perlahan langkahku meninggalkan rumah sederhana itu

Aku merasa sedih dan kecewa karena apa yang tengah aku kerjakan tidak ada kemajuan sedikitpun apalagi keadaan Mbak Laras yang semakin memprihatinkan

Namun aku tidak akan menyerah untuk kali ini aku harus berlaku nekad, semuanya akan kupertaruhkan jangankan harga diri kehilangan nyawa sekalipun aku siap karena cukup sudah sekian tahun aku hanya menunggu, dan semakin lama dendam ini akan semakin menyiksa batin ku.

" Serakah....!!! kalian telah melakukan sesuatu yang tidak termaafkan terhadap malaikat kami maka tunggulah pembalasanku jahanam" (teriakku penuh emosi)
" Aku berjanji akan kubalas apapun resikonya " sumpahku dalam tangis

Aku tengah mengendarai mobil dan melaju dengan kecepatan sedang menuju ke pusat kota

Ketika aku memasuki wilayah pusat kota aku mengarahkan mobilku kesebuah mall

Kuparkirkan mobil yang kukendarai, setelah keluar dari mobil kutolehkan kepala kekanan dan kekiri memastikan keadaan aman

Setelah yakin aku masuk ke dalam mall dan berjalan dengan tenang
Setelah memasuki mall langkah kakiku kuteruskan hingga kepintu keluar yang berseberangan arah dengan tempat parkir

Setelah berada di luar mall aku menghentikan sebuah taksi, setelah masuk kedalam taksi aku meminta sang supir mengarah kesebuah halte

Setelah sampai di halte tujuanku, aku menghampiri dan masuk kedalam sebuah angkot yang sudah berada di sana sebelum aku sampai

Tidak ada penumpang satu pun di dalamnya karena memang angkot ini sedang menunggu kedatanganku

Setelah aku masuk dan duduk angkot berjalan dengan kecepatan normal

"Maaf bang lama menunggu" ucapku pada sang supir

"Hehehehehehhehe, tidak apa - apa San," jawab sang supir

"Bagaimana keadaannya sekarang" tanyaku pada sang supir

"Sudah siuman San, dan masih dalam perawatan luka - luka nya cukup parah" ucap sang supir

Angkot terus melaju ke tempat tujuanku dan aku hanya terlibat obrolan ringan dengan sang supir
............ ....... ...... ....... ..... ..... .... ... ...

³rd


Susan memang telah berhati-hati akan tetapi Susan tidak tahu bahwa selama ini ia telah diintai seseorang

Sang pengintai cukup sabar dalam menjalankan aksinya bahkan terlalu sabar namun kesabaran itu telah membuahkan hasil

Setelah apa yang menjadi targetnya terpenuhi serta memastikan berkali - kali maka sang pengintaipun akhirnya menghubungi seseorang via handphone

"Halo, nyonya" kata sang pengintai

"Halo, bagaimana, ada kabar terbaru" jawab sang nyonya

"Iya nyonya, hari ini sudah saya tegaskan benar orang tersebut sama seperti foto yang nyonya berikan" ucap sang pengintai

"Baiklah kalau begitu, kamu akhiri dulu pengintaian dan menghilanglah sejenak, masih ada urusan yang tidak bisa kutinggalkan saat ini, nanti kalau sudah saatnya akan kuhubungi " perintah sang nyonya

" Baiklah nyonya, kalau begitu saya permisi dulu "

Dan sambungan telpon terputus, sang pengintaipun dengan patah mengikuti arahan dari sang nyonya
......... ....... ..... ..... .... .... ... ... ... ... .. ... ... ...

Pov Denis

Baru saja aku keluar dari rumah Fikri sehabis menggarab mamanya

Sebelum Fikri pulang dari kampus aku memutuskan untuk menyudahi aksiku menggagahi mamanya

Karena kalau sampai ketahuan Fikri bisa repot dan rencanaku untuk selanjutnya semakin sulit, bahkan bisa gagal dan kalau rencanaku gagal pasti papaku akan marah besar padaku

Kukendarai mobilku menyusuri jalan raya dan mengingat kembali keterkejutku dengan salah satu foto yang di berikan papa padaku untuk menjadi target kami selanjutnya

Foto itu adalah foto Silvi yang menjadi incaranku sedari awal kuliah dan sebelum Kania menjadi budakku namun Silvi menolakku dan membuatku beberapa kali harus menahan malu

Yang menjadi kejutan selanjutnya ternyata mamanya Silvi yang bernama Deswita itu cantik dengan tubuhnya yang menggiurkan tak kalah dengan tante Rika

Sekarang Silvi dan mamanya telah menjadi targetku dan akan kujadikan budakku, Akan kusiksa ibu dan anak itu sampai aku puas

Sebelum aku menggali lebih jauh apa yang menjadi keinginanku sebenarnya tepatnya keinginanku dan papaku
...... ..... ..... ..... .... .... ....

...... ........... ...... . ......
 
lanjutan part K


³rd
(Malam hari)

Disatu pemukiman padat penduduk angkot yang di naiki Susan tengah memasuki sebuah gang

Angkot berhenti di depan sebuah rumah paling ujung di gang tersebut
Rumah cukup sederhana terlihat bersih dan rapi dengan lampu teras yang temaram semakin nampak keindahannya
Susan turun dari pintu tengah angkot dan sang supir turun dari pintu kemudi

"Langsung masuk aja San," ucap sang supir

"Abang tidak masuk sekalian" tanya Susan

"Tidak San, aku ingin memastikan keadaan untuk berjaga - jaga agar situasi aman " jawab sang supir

" Iya bang, Susan masuk dulu ya bang " ucap Susan

Sang supir hanya mengangguk dan melangkahkan kakinya untuk menyusuri seluruh gang
Langkah kaki Susan berhenti didepan pintu lalu Susan mengetuk pintu rumah tersebut dengan tangan kanannya
Tak lama berselang pintu terbuka, terlihat seorang laki-laki dewasa berusia 38 tahun membuka pintu rumah tersebut

....... ......... ....... ........ ..... .....

Pov Susan

" Malam bang Adi " sapaku pada laki-laki yang membukakan pintu untukku

"Malam juga Susan, mari masuk" jawabnya

Akupun melangkah masuk kedalam rumah, dan mengikuti bang Adi dari belakang
Bang Adi adalah kakak Tiri dari supir angkot yang mengatarku kerumah ini, istri bang Adi bernama Tini,sedangkan yang mengatarku tadi bernama Tedi

Tedi sendiri adalah pimpinan sebuah kelompok walau tidak besar dan disegani namun sangat kompak, setelah kejadian penyerangan terhadap Mbak Laras Tedi berniat Membantuku

Karena Aku dan Mbak Laras adalah saudara Mbak Tini yang tidak lain adalah iparnya
Tedi beralasan karena baginya aku, Mbak Laras dan Mbak Tini sekarang adalah keluarganya

Semula aku bingung bagaimana caraku akan membalas dendam,namun Bang Tedi meyakinkanku dan untuk membantu maka keberanikan tekadku dan belajar secara otodidak apa saja yang dibutuhkan untuk membalas dendam
Dalam massa pembelajaran dan menyusun rencana aku tetap mencari informasi siapa saja yang terlibat dalam penyerangan Mbak Laras

Bang Adi dan Mbak Tini berumah tangga sudah lima tahun dan mempunyai satu anak laki - laki berusia tiga tahun lebih
Waktu masih kecil Mbak Tini, aku dan Mbak Laras tinggal serumah di pinggiran kota

Pada usia lima tahun kedua orang tua Mbak Tini meninggal dunia dan sejak saat itu Mbak Tini tinggal bersama kami dan menjadi bagain keluarga kami

Bang Adi adalah mantan preman yang sekarang bekerja sebagai buruh pabrik dan mempunyai posisi yang cukup mapan

Sedangkan Mbak Tini berprofesi sebagai dokter umum dan berkat Mbak Tinilah kami bisa memalsukan kematian Mbak Laras yang kebetulan ketika Mbak Laras di rawat sehabis kecelakaan,adalah tempat Mbak Tini bekerja

Ketika bang Adi memasuki sebuah kamar aku terus saja mengikutinya, setelah aku masuk kekamar tersebut, kulihat Mbak Tini sedang berbicara dengan seorang laki-laki yang kukenal
Dengan keadaan penuh luka memar disekujur tubuhnya di atas kasur kamar

Aku langsung menghampiri Mbak Tini dan memeluknya erat untuk beberapa saat, lalu kemudian kusapa laki-laki yang berada dikasur kamar tersebut

"Hai Adam, Bagaimana keadaanmu" tanyaku

"Kam.... kamu kenapa bisa di sini " jawab Adam terkejut tak percaya

" Adikku menemukan dan membawamu kesini ketika kamu dibuang didalam tumpukan sampah yang diperkirakan oleh yang membuangmu sudah mati" potong Bang Adi memberi keterangan pada Adam
"Adikku sengaja mencarimu atas permintaan Susan "lanjut bang Adi

" Bagaimana keadaan Adam Mbak Tini" tanyaku pada mbak Tini

"Badannya memar dan seperti yang kamu lihat wajahnya bonyok karena dipukuli dan sendi kaki kanannya sedikit begeser tapi sudah diobati oleh spesialis tulang dan sekarang dalam tahap penyembuhan, " jawab mbak Tini
" jikalau Tedi terlambat sedikit saja menemukan dan membawanya kerumah sakit serta memberikan donor darah pada Adam, mustahil Adam akan selamat " lanjut mbak Tini

" Maksud Mbak bagaimana " tiba - tiba Adam memotong pembicaraanku dengan Mbak Tini

" Menurut cerita Tedi, ketika dia dan teman-temannya mencarimu, kamu di ketemukan dengan beberapa luka sayatan pada kulit sehingga banyak darahmu yang keluar, " jelas mbak Tini
" Ketika Tedi memeriksa denyut nadimu, ternyata masih ada tanda kehidupan sehingga Tedi dan teman - temannya cepat membawamu kerumah sakit dan setelah sampai dirumah sakit ternyata kamu sudah banyak mengeluarkan darah sehingga kamu perlu donor darah, kebetulan saat itu Tedi dan dua orang temannya memiliki golongan darah yang sama sepetimu, jadi mereka mendonorkan darahnya agar kamu terselematkan " lanjut mbak Tini

" Aku harus mengucapkan banyak terima kasih karena telah menolongku dan berhutang nyawa pada mereka, termasuk juga padamu San " ucap Adam

" Jangan terlalu dipikirkan masalah itu, ada baiknya kalau kamu beristirahat agar cepat pulih " ucapkku

" Tapi ak... "

"Pulihkan keadaanmu terlebih dahulu, aku tahu siapa yang membuat keadaanmu seperti ini, dan pasti kamu ingin membalas dendam, bagaimana mau balas dendam bila keadaanmu sendiri seperti ini " Tegasku memotong ucapaan Adam yang belum selesai

(Adam diam dan nampak sedang berfikir)

" Baiklah " jawab Adam lesu

Adam akhirnya mengikuti saranku, kemudian memejamkan matanya untuk beristirahat , sedangkan aku dan Mbak Tini serta Bang Adi keluar dari kamar
Kami menuju ruang tamu kemudian kami saling bercengkrama, aku menceritakan bagaimana keadaan Mbak Laras pada Mbak Tini dan menyampaikan permintaan maafku kepada Mbak Tini dan Bang Adi serta adik iparnya karena sudah banyak merepotkan mereka
Mereka menjawab yang intinya mereka tidak merasa direpotkan karena mereka tahu keadaannya bagaimana, mereka berniat akan selalu membantuku
Karena mereka merasa sudah menjadi keharusan dan Mbak Tini mengatakan bahwa ia kangen dengan Mbak Laras dan ingin menemuinya.
Aku mengatakan silahkan saja asal tidak mengganggu waktu Mbak Tini sendiri
Setelah cukup lama kami bercengkrama aku akhirnya pamit undur diri kepada Mbak Tini dan Bang Adi.

.......... ...... ...... ..... .... .... .... .... .... ... ... .. .. ..

Sebulan setelah kecelakaan yang menimpa Embun

³rd

Di sebuah pondok kecil tak berdinding namun terawat , dengan penerangan yang remang dan beberapa tanaman yang tumbuh dengan asri
Terlihat seseorang selaku pemimpin pertemuan duduk ditengah pondok didampingi oleh dua orang dikiri dan kanannya serta beberapa orang mengelilingi pondok dengan jarak bervariasi namun tidak kurang dari 5 meter
Mereka yang mengelilingi pondok berada dibalik cahaya sehingga tidak ada satupun yang bisa mengenali mereka selain mereka yang tengah berkumpul di tempat itu
Dengan kewaspadaan tingkat tinggi dan tak segan membunuh bila ada yang datang atau secara tidak sengaja berada di tempat itu selain dari bagian kelompok mereka
Suasana yang hening dan membisu sudah bisa dipastikan situasi saat ini benar - benar genting
Hingga akhirnya sang pemimpin buka suara

"Bagaimana hasil kerjamu Barat," tanya sang pemimpin

"Sudah aku pastikan beberapa kali dan orang tersebut mengaku tidak melihatnya" jawab yang ditanya.

"Bagaimana dengan pekerjaanmu Air " sang ketua bertanya pada orang yang berbeda lainnya

" Seperti yang ditugaskan dan semuanya telah siap " jawab yang ditanya

"Baiklah kalau begitu, pertemuan ini hanya singkat saja dan selanjutnya terus berkomunikasi lewat telpon " sang ketua berkata
" Kita yang mengaku ditakuti dan tak kenal ampun serta mengaku mempunyai kesetian yang tinggi tapi bisa kecolongan, aku secara pribadi benar - benar malu dengan keadaan ini "lanjut sang ketua

(Semua hanya diam mendengarkan sang ketua tak ada satupun yang berani mencela karena meraka tahu saat ini sang ketua benar - benar marah)

Setelah sang ketua memutarkan pandangannya berapa saat untuk melihat respon anggotanya , sang ketua pun melanjutkan perkataannya

" Sekarang kerahkan seluruh kekuatan cari keberadaannya dan lenyapkan siapa saja yang mencoba menghalangi " ucap sang ketua
" Perhatikan baik-baik foto yang akan kalian terima tidak menutup kemungkinan mereka semua berhubungan dengan keberadaannya " lanjut sang ketua

(Seseorang yang dipanggil Air oleh sang ketua seketika berdiri lalu melangkah membagikan sebuah amplop berisi foto yang di maksud ketua mereka)

" Kalian bekerjalah dengan cepat dan selalu laporkan hasil pada Jarum.... mengerti " tegas sang ketua

Tak ada yang menjawab mereka semua hanya mengangguk dan pergi begitu saja kesegala arah dan hanya menyisakan sang ketua serta dua orang tadi yang mendampingi sang ketua
Tak berapa lamapun mereka bertigapun pergi tanpa ada sepatah katapun yang terucap dari bibir mereka

......... .... .... .... .... .. .... ... ... .. ... .

Keesokan harinya, (Malam hari pukul ± 20.00)
.. ... ..

Tante Deswita kedatangan tamu seorang pemuda dan untuk kesekian kalinya tante Deswita terpaksa menemani sang tamu berbicara dirumahnya , selaku tuan rumah yang baik Tante Deswita selalu berbicara dengan lembut dan sopan walaupun risih dengan tatapan nakal sang pemuda
Sebenarnya sang pemuda ingin menemui anak gadisnya akan tetapi setiap kali sang pemuda datang bertemu, anak gadis Tante Deswita menanggapinya dengan jutek serta lebih memilih berdiam diri dan tak mau keluar dari kamarnya
Tante Deswita sendiri tahu maksud sang pemuda karena biar bagaimanapun Tante Deswita pernah muda akan tetapi Tante Deswita tidak bisa berbuat banyak karena dia juga tahu bagaimana sifat anaknya
Karena ingin menghormati tamu yang datang berkunjung jadilah Tante Deswita yang selalu menemani sang pemuda berbicara setiap kali datang untuk bertamu
Pemuda yang bertamu itu bernama Denis Aditya teman sekampus anak tante Deswita yang bernama Silvi Putri Deswita (Silvi)
Obrolan Tante Deswita dan Denis terhenti ketika Denis menerima telpon dari seseorang,
Denis meminta diri untuk menerima telpon diluar , dan sekembalinya Denis dari menerima telpon Denis menemui Tante Deswita untuk pamit pulang
Tante Deswita mengiyakan dan mengatar Denis hingga keluar rumah, dengan mengendarai mobilnya Denis pergi meninggalkan rumah Tante Deswita

........ ...... ..... ..... .... .... ... ..

Pov Deswita

Aku bingung dengan keadaan anakku, entah kenapa akhir-akhir ini sering terlihat murung
Pernah kutanyakan kenapa ia terlihat murung, dia hanya menjawab tidak ada apa - apa
Apalagi kalau pemuda yang bernama Denis main kerumah sikap anakku semakin sewot dan jutek tidak karuan
Dan yang membuatku semakin takut adalah,terkadang anakku terlihat senyum-senyum sendiri, menangis tanpa sebab bahkan beberapa kali terlihat berbicara sendiri
Yang membuatku tak habis pikir hari libur kuliah seharusnya menjadi hari yang ditunggu kebanyakan mahasiswa termasuk anakku tapi saat ini justru anakku tidak menyukai hari libur cenderung membencinya
Aku selalu bertanya - tanya apa yang menyebabkan anakku menjadi seperti itu, apakah anakku tengah dekat dengan seseorang atau di sakiti seseorang
Sempat aku mencari tahu dengan bertanya kepada teman-temannya, dan menurut temannya tidak ada yang dekat dengan anakku dan untuk yang menyakiti pun tidak ada
Aku bingung harus bagaimana menghadapi anakku, ingin rasanya aku cerita dengan sahabatku Tasya, siapa tahu dia bisa membantuku
Akan tetapi Tasya sedang tidak bisa diganggu karena ada pekerjaan yang tidak bisa tinggal dan sebenarnya aku bisa menebak apa yang sedang dikerjakannya
Aku sendiri tidak bisa memaksa dan terlalu menuntut mengingat usahanya untuk mencari cintanya yang aneh menurut kebanyakan orang itu sedikit menemui titik terang
Apa lagi aku pernah memberikan sedikit harapan padanya namun harapan itu tak tahu keberadaannya sehingga untuk memaksa ingin bertemu melepas rindu pun rasanya tidak enak
Sudah satu bulan aku tidak bertemu dengan Tasya, aku rindu ingin bertemu dan di sentuh olehnya.

........ ....... ...... ... .... ... ...

Pov Silvi

Kalau aku tahu begini keadaannya ,takkan kebiarkan langkah kita terpisah saat itu, akan kupeluk erat dirimu saat itu dan kuikuti setiap langkahmu
Dan bila ciumanku saat itu menjadi yang terakhir untukku bertemu denganmu aku benar akan membeci diriku saat ini
Bagaimana tidak setelah saat itu aku tak pernah melihatmu lagi, tidak ditempat biasa dirimu menghabiskan waktu tidak juga ditempat lainnya
Aku bertanya kepada Fikri, yang kudapat hanya jawaban kebingungan Fikri mencari tahu keberadaan dirimu
Dan terlebih lagi yang membuatku semakin kesal akhir-akhir ini adalah, semakin gencarnya Denis PDKT padaku, walau kutanggapi dengan jutek Denis tetap saja berusaha bahkan beberapa kali bertamu kerumahku, namun bagiku usahanya hanya sia-sia saja karena apapun yang dimiliki dan dengan cara apapun Denis mendekatiku, aku tidak akan memberikan respon sedikitpun
Karena hati dan jiwaku telah dimiliki dia, seseorang yang tanpa harus bersusah payah untuk merayu dan menggodaku.
Dia yang telah berhasil membuatku mencintai dan menyayanginya dan menyerahkan segenap jiwa dan ragaku tanpa syarat
Tidak terbilang tahun hanya sebulan saja aku tidak bertemu dirimu, tidak berjuta kata saat kita berbicara tapi sudah cukup membuatku merindu hingga kerelung kalbu, bahkan untuk saling menatappun hanya terjadi beberapa saat tapi sudah lebih dari cukup membuatmu memilikiku , dimana dirimu wahai yang kurindu dengan segenap jiwa dan emosi cintaku
Saat ini mungkin aku hanya bisa menunggumu kehadiranmu, ditempat dirimu selalu menghabiskan waktu dalam kesendirian, takkan kuperdulikan perkataan orang terhadapku bila aku bertemu denganmu nanti
Entah seperti apa keadaannya akan kupeluk erat dirimu dan kukatakan bahwa aku sangat, sangat, dan sangat mencintaimu
Mungkin dirimu tidak mencintaiku atau benar tidak mencintaiku akan tetapi aku mohon setidaknya jangan pernah melarangku untuk mencintaimu EMBUN..........


....... ....... ...... ..... ..... ...... ..... ...... ..... ..... ....

Pov Denis

Saat tiba-tiba telponku berbunyi yang membuatku sedikit kesal karena menggangguku yang tengah asik menikmati pemandangan tubuh dari salah satu targetku yaitu tante Deswita
Setelah kulihat dilayar handphoneku ternyata itu telpon dari papaku
Aku kemudian permisi kepada Tante Deswita untuk menerima telpon diluar, setelah kutekan tanda menerima di handphoneku


"Halo, papa" jawabku

"Halo Denis, cepat temui papa sekarang OM kamu ingin berbicara penting, " ucap papaku

"Iy pa, Denis segera kesana "

Dalam benakku berkata sepertinya sesuatu yang tidak bisa di tunda, aku harus segera menemui papa dan OM
Karena sangat jarang OM mendesak ingin berbicara padaku apalagi melalui papa
Biasanya selalu menghubungiku langsung, karena tidak mau banyak menebak akhirnya aku putuskan untuk pulang menemui papa namun sebelumnya aku harus pamit terlebih dahulu kepada tante Deswita.
.............
....
..
..
 
Ceritanya Bagus Gan
Hanya bagi saya yang telmi perlu mikir dan bolak balik bacanya bagi Gan.
Saran ... mungkin plot dari Pov nya yang buat bingung. Sebaiknya hanya dari Tokoh Utama saja.
Thanks atas updatenya ya
Keep Semproot
Lancroootkan
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd