Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Himpitan Ekonomi

Pov Umi Pipit
Aku akhirnya pulang dari pabrik tempat bu Yenti bekerja, pagi hari berangkat dengan semangat akhirnya harus pulang dengan rasa kecewa, bagaimana tidak harapan dapat pekerjaan yang sangat aku butuhkan sekarang pupus begitu saja, ya aku juga tidak bisa menyalahkan mereka (Mr Kim dan Pak Rojak), kondisi saat ini memang sedang sulit. Namun aku masih tak habis fikir dengan tawaran pekerjaan di tempat terapi itu, aku tidak pernah dengar ada tempat terapi seperti itu. Aku kira istilah terapis itu hanya gimmik mereka mungkin hanya memanfaatkan wanita saja untuk kepuasan laki laki. Tapi melihat kesungguhan bu Yenti, mungkin memang benar benar ada yang berobat kesana. Tapi orang seperti apa dan penyakit bagaimana yang berobat ke tempat seperti itu. Aku terus memikirkan itu sepanjang perjalan pulang kepalaku rasanya berat.

"lah teh ko udah pulang lagi sih?" tanya Hani
"teteh gak di terima han" jawab ku lesu
"ko bisa sih, teteh kan punya pengalaman kerja di konveksi"
"iya, cuma kata bosnya tadi produksinya lagi turun, belum butuh orang tambahan"
"sabar teh mungkin belum rejekinya"
hibur hani padaku

Sore hari seperti biasa aku mengajar ngaji anak-anak sampai menjelang magrib, diperjalanan pulang ke rumah aku lihat ada kerumunan warga di salah satu rumah, karena penasaran aku pun bergegas kesana untuk mencari tahu. Disana ternyata ada seseorang yang sedang di introgasi, aku kira awalnya maling, tapi ternyata bukan.

"salamikum, maaf ada apa ini bu?" aku bertanya ke salah satu warga yang ada disana
"eh umi walikumsalam, itu mang Ade ketangkep basah lagi ngintip"
"hah ngintip? Ngintip apaan"
"ngintip yang lagi mandi ummi"
"eeeh"
aku kaget ko bisa ada yang nekat berbuat kaya gitu dan siapa yang di intip tanyaku dalam hati

dari yang kudengar disana, bukan kali pertama mang ade ini ngintip warga yang sedang mandi. Aksinya sudah dilakukan beberapa kali. Mengingat sebagian besar rumah disini masih terbuat dari kayu dengan dinding bilik bambu jelas ia bisa dengan mudah mengintip. para warga mulai hawatir takut jika ini di biarkan mang ade akan nekat dan berbuat lebih jauh. Namun dari sanggahan mang ade ia berkelit jika ia tak punya niatan buruk sama sekali. perbuatannya itu dilakukan semata-mata untuk meningkatkan gairah seksual saja. Mang ade bahkan mengatakan jika nafsunya sudah benar benar naik setelah mengintip dia hanya akan melampiaskan pada istrinya. Istrinya mang ade bahkan ada disana dan dia tak mengatakan apapun ia hanya tertunduk malu, ku fikir istrinya sudah tau kelakukan suaminya itu. Mau bagaimana pun perbuatanya tetaplah tidak baik, dan para warga hanya kasih peringatan saja, dan memintanya agar tidak mengulangi perbuatannya tersebut. Namun diakhir introgasi ada satu pernyataan mang ade yang membuatku kaget. Saat salah satu warga menanyakan siapa saja yang sudah dia intip dan apa saja yang sudah ia lihat mang ade tanpa rasa malu dan dan bersalah langsung saja menyebutkan nama-nama korbannya

"ada banyak, teh fitri, teh rohmah, bu nenden, mba' narni, neng elah, neng siti, teh Yenti, ummi pipit sama adiknya.... Yaa udah keliatan semuanya sih memek sama susunya apalagi kan lagi pada mandi pasti keliatan, yang paling yahud sih ummi pipit sama teh rohmah memeknya tembem gak ada bulunya, bu nenden sama neng siti susunya paling gede hehe"

DEG, diantara nama nama yang mang ade sebutkan diantaranya ada namaku dan bahkan juga Hani, sama bu yenti, ia bahkan menyebutkan bagian-bagian sensitif kami dengan entengnya. Para warga yang mendengar sontak tertawa girang teruma bapak bapak yang ada disana. Ingin sekali kulabrak mang ade saat itu juga, namun aku tidak berani. Aku sudah keburu malu disana, bisa-bisanya mang ade mendeskripsikan kemaluanku di depan orang banyak. Tanpa kata-kata aku langsung bergegas pulang ke rumah, aku benar benar malu sekali, bisa bisanya ada orang lain yang melihat tubuhku bahkan mengatakannya di depan orang banyak. Ingin sekali aku melaporkannya ke polisi, ini pelecehan... perbuatanya sudah keterlaluan. Aku menyayangkan warga yang cuma kasih peringatan aja, mang ade memang cukup supel dan suka bercanda dia bisa dengan mudah mencairkan suasana yang tegang tadi. Mungkin karena itu dia bisa terbebas dari hukuman berat dan cuma dapat peringatan.

Akhirnya aku pulang dengan perasaan yang tidak nyaman. keesokan paginya saat anak anak sudah berangkat ke sekolah, aku menceritakan tentang kelakukan mang ade kemarin, hani tampak kaget. Sama halnya dengan ku dia tak mengira ada yang nekat melakukan hal seperti itu

"hah ada yang ngintipin kita teh?"
"iya mang ade yang rumahnya deket pos ronda itu" jawab ku
"ih pantes kemarin setiap mandi aku merasa kaya ada yang merhatiin"
"teteh juga merasa gitu, kesel banget rasa nya"
"aduuuh, jangan jangan mang ade lihat aku pas....."
hani terlihat bergegas menutup mulutnya
"pas apa? Hayo kamu ngapain di kamar mandi" selidik ku
"gak ngapa-ngapain teh, cuma mandi aja... sambil elus elus dikit hehe"
"heh jangan kaya gitu kamu han, gak baik... udah punya suami juga"
"kan lagi jauh jauhan hehe"
"dasar"


saat asik mengobrol dengan hani, kami mendengar suara salam dari luar, dari jendela ku lihat itu bu iim istrinya mang ade. ada apa dia kesini? Walau tidak terlalu akrab aku sudah cukup lama mengenal bu iim, orangnya baik dan ramah, ya aku tidak bisa marah padanya hanya karena kelakukan suaminya. Akupun mempersilahkan ia masuk. Setelah berbasa basi bu iim pun mengatakan maksud kedataganya kesini, ia secara langsung ingin meminta maaf padaku dan hani atas kelakuan suaminya. Walau dalam hati masih sangat kesal aku bias merasakan ketulusan permintaan maaf bu iim.

"iya bu gak apa apa, toh udah terlanjur terjadi mau bagaimana lagi, saya berharap mang ade bisa berhenti dan tidak mengulangi perbuatannya lagi" ujar ku
"iya ummi makanya saya mewakili suami benar benar minta maaf, saya merasa tidak enak sama ummi. Apalagi suami saya malah ngomong gitu kemarin.. duh itu mulutnya gak bisa di jaga "
"sejujurnyasaya juga masih syok dengan ucapan mang ade kemarin, saya tidak menyangka ada yang nekat berbuat seperti itu, tapi kalo boleh tau bi, apa sebelumnya bu iim sudah tau kelakuan mang ade seperti itu?"
tanya ku

Terlihat bu iim tampak ragu, namun akhirnya ia mengatakan yang sejujurnya pada kami, aku dan hani hanya terbengong mendengar penjelasan bu iim. ia mengaku di usianya yang hampir mendekati 50 ia merasa berada di masa puber kedua nya, setiap hari ia selalu merasa ingin di jamah oleh suaminya. Namun hal sebaliknya justru terjadi pada mang ade, entah karena bosan atau gimana, mang ade selalu merasa ogah ogahan saat diajak berhubungan intim oleh bu iim. bu iim bahkan mengatakan ia sempat prustasi dan kesal pada suaminya ia bahkan kepikiran untuk berselingkuh saja guna melampiaskan hasratnya tersebut. Namun satu waktu semua berubah, pada malam itu mang ade tiba tiba tampak bergairah, setelah sekian lama ia kembali menjamah tubuh bu iim, mencium dan menjilat semua bagian tubuhnya, Mereka berdua pun melewati malam yang panas saat itu. Bu iim yang heran pada suaminya lalu bertanya kenapa tiba tiba bergairah seperti itu. Mang ade pun bercerita pada bu iim jika sore hari sebelum pulang dari sawah mang ade berjalan melewati samping rumah ku yang memang terdapat jalan setapak disana menuju area pesawahan. Pada saat itu mang ade mendegar suara deru air dari bilik kamar mandi ku. Awalnya ia tak ada niatan apapaun namun karena melihat gamis dan pakaian dalam ku yang tergantung di bilik kamar mandi (bilik kamar mandi tanpa atap) mang ade tiba tiba merasa penasaran dan mulai mengintip aku mandi, itulah kali pertama mang ade melihat tubuh polosku dan jadi awal mula kelakuan mengintipnya. Aku fikir sudah cukup mendengar cerita bu iim namun adik ku yang entah kenapa malah meminta bu iim menceritakan detailnya.

"ooh jadi gegara ngintip the pipit suaminya mang ade langsung bergairah sama bu iim gitu"
"iyah the, duh saya sampe kewalahan, gak biasanya kaya gitu, biasnya sekalinya mau di ajak juga ogah ogahan waktu itu mah beda"
ujar bu iim yang tampak senang
"bedanya emang gimana bi cerita atuh hihi"

aku tidak sempat menyanggah bu iim, ia keburu melanjutkan kembali ceritanya. Karena ia tampak antusias dan semangat aku pun kembali hanya mendengarkan cerita. Malam itu saat anak anak mereka sudah tidur, seperti biasa bu iim pun bergegas tidur juga. Saat itu ia hanya mengenakan tangtop celana dalam dan lilitan kain di pinggangnya, katanya ia memang sudah terbiasa seperti itu saat hendak tidur. Saat hendak akan tidur ia mendengar suaminya pulang sehabis nongkrong bersama warga lain di warung. Mang ade lalu menyapa bu iim yang sedang tiduran di kasur, memastikan istrinya sudah tidur apa belum, tanpa bertaya lagi mang ade langsung melepaskan lilitan kain yang dipakai bu iim, mang ade lalu perlahan mndekatkan wajahnya pada paha bu iim, meciumi bagian dalam pahanya, bu iim tampak kaget dengan kelakuan suaminya, namun ia hanya berdiam saja pasrah menunggu menunggu apa yang akan suaminya lakukan lagi. Memasti Ciuman mang ade mulai menyesar dari sekitar lutur sampai pangkal paha, kaki kiri dan kana bergantian di ciumnya. Mang ade mulai mengarah ke selangkangan bu iim, sedikit demi sedikit mang ade memberi kecupan permukaan celana dalam bu iim, tanganya bergerak naik keatas meraih kedua payudara bu iim, "aaahhhh...ssshh" bu iim mendesah meraskan remasan kuat pada payudaranya, seteleh puas mencium dari luar celana dalam mang ade bergegas meloloskan celana dalam bu iim, seperti orang lapar tanpa rasa jijik mang ade melahap vagina bu iim, lidah mang ade bergerak menjilati bibir vagina bu iim, menekan masuk kedalam lalu secara kasar menariknya keatas melewati klitoriasnya, "ooochh.... Terus disana a" gerakan tersebut terus dilakukan berulang oleh mang ade, sesekali mang ade mengemut dan menghisap klitoris bu iim. jujur saja aku tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya diperlakukan seperti itu, aku dan mendiang suamiku tidak pernah melakukan hal seperti itu dulu. bu iim bahkan memperagakan bagaimana dia mendesah sat itu, Tidak cukup sampai disitu saat lidah mang ade asik dengan klitoris bu iim, tangannya tanpa henti terus meremas payudara besar milik bu iim. Beberapa menit berselang tangan bu iim menekan kepala mang ade makin rapat kedalam selangkangannya, kakinya terbentang lebar membuat mang ade makin leluasa, Tidak lama setelah itu bu iim tampak menghentakan pinggulnya, cairah vaginanya mengalir deras keluar. "ooochh udaaah paaa" desah bu iim.

"wah belum dimasukin aja bu iim udah keluar ya" ujar hani
"duh iya teh, setelah sekian lama akhirnya lepas juga, sampe bergetar sekujur badan teh" jawab bu iim

aku sedikit menatap hani dengan tajam namun ia hanya senyum senyum saja seakan sangat paham dengan cerita bu iim, melanjutkan ceritanya, setelah itu mang ade bangkit berdiri, ia segera meloloskan semua pakaian yang ia kenakan, begitu juga dengan bu iim yang bergegas menelanjangi tubuhnya, mang ade lalu duduk di samping bu iim yang sudah telanjang bulat, ia mereka mulai berciuman mesra, tangan mereka masing masing mulai bergerak aktif, tangan mang ade kembali meraih bulatan besar dada bu iim sementara tangan bu iim mulai beraih batang besar milik suaminya. Saling bercumbu, meremas dan mengocok selama beberapa menit, mang ade memberi isarat pada istrinya untuk turun dan berjongkok, bu iim yang paham langsung paham dan mulai berjongkok. Wajahnya kini tepat berapa di depan kemaluan mang ade yang masih terduduk di pinggir ranjang. Sebari tanganya leingkah ke pinggung mang ade mulut bu iim mulai mejilat dan melumat penis suaminya. Perlahan bu iim mulai mengulum kepala penis mang ade, dengan gemas ia terus mengulum batang milik suaminya itu. Aku benar benar tidak nyaman mendengar cerita bu iim, di usia mereka yang sudah tidak muda lagi banyak sekali hal yang mereka lakukan yang menurutku tabu dan aneh. aku pernah sekali diminta mengoral oleh a safri dulu namun tidak lama aku langsung
muntah dan aku tidak pernah melakukanya lagi.

Namun bebeda dengan bu iim, dari penuturanya ia sangat menikmati detik detik saat menghisap dan menjilat penis suaminya. Setelah dirasa cukup basah dan keras mang ade lalu menarik tubuh bu iim agar berdiri, mang ade lalu memeluk tubuh istriya mulutnya kini mulai menyusul pada bu iim, di hisap dan di emit kedua putting bu iim secara bergantian di permainkan leh mang ade, tangan mang ade mulai turun dan meremas kedua bongakan bokong bu iim. Mang ade lalu mearik tubuh bu iim ke tengah ranjang, sebari melebarkan kedua paha istrinya mang ade mulai mengambil posisi didepan tubuh bu iim, kepala penisnya mulai ia gesekan kelubang vagina bu iim, perlahan kepala penis itu menerobos masuk kedalam vagina bu iim, "aaaacchh paak gede banget pak" desah bu iim yang walau sudah puluhan tahun bersama ia masih merasa batang penis milik suaminya terasa besar dan tebal. Mang ade pun mulai menggerakan pinggulnya perlahan, beberapa menit dalam tempo lambat mang ade mulai menambah kecepatan, hentakan nya dirasa makin cepat dan keras "aaah pak oooch, terus pak...ssshhh punya bapak gede banget, ibu sukaa pak aahhh" mang ade terus saja menggenjot tubuh istrinya samper lebih dari 20 menit, "pak terus pakk ooch, terus pak..... ibu mau sampe pakk" ucap bu iim sebari menikmati tusukan penis suaminya, "ayo keluarin bareng bu, bapak juga mau sampe oh" ujar mang ade, bu iim mulai merasa penis suaminya makin mengerasa petanda mang ade akan segera mencapai klimakasnya, dirasa makin besar dan keras vagina bu iim sudah tak tahan lagi pahanya kembali bergetar "paaaaaa ibu gak kuaaat aaahhhh" desah bu iim, "bapak juga buuu, ahhh bapak keluar buuu" saut mang ade. Selangkangan pak ade menekan keras vagina bu iim, kedua tubuh mereka bergetar meraskan kenikmatan masing masing. Malam it mereka terus melakukanya beberapa kali sampe hampir jam 3 pagi. Namun lagi lagi pernyataan tidak terduga di keluarkan bu iim.

Di tengan tengah ronde mereka, saat sedang mengambil nafas, bu iim bertanya pada pak ade, kenapa malam itu ia begitu bernafsu. Mang ade mengatakan ia sangat bernafsu saat melihat ku mandi, terutama ketika malihat vagina ku, menurut pak ade vagina ku masih terlihat rapat dan tebal, menurut dia itu kali pertama ia melihat vagian wanita selain milik bu iim.



Ummi pipit saat mandi di intip mang ade

Bahkan dalam ronde ronde selanjutnya mang ade menyetubuhi bu iim sebari menyebut nyebut namaku. Dalam hati aku berfikir jelas saja masih rapat kedua anak ku kulahirkan secara secar, sementara yang paling besar adalah anak sambungku yang di bawa a safri saat menikah dengan ku dulu. Otomatasi vaginaku sama sekali belum pernah mengeluarkan anak. Entah aku harus marah atau senang saat area pribadi ku di puji orang lain. Bu iim pun berterima kasih padaku karena berkat aku mang ade bisa kembali bergairah dan mau lagi bercumbu dengannya. Akupun hanya mebalas ucapan bu iim dengan senyuman saja, aku tidak tau mesti berkata apa.

Tidak lama setelah itu, bu iim pun pamit pulang meninggalkan aku dan hani berdua. Jujur saja aku mulai merasa gelisah mendengar cerita bu iim, entah kenapa aku dadaku tiba tiba berdebar membayangkan mang ade memanggil manggil namaku saat menyetubuhi istrinya, apa saat itu ia membayangkan sedang menyetubuhi ku? Tak kerasa area selangkangan ku terasa basah, sepertinya dibawah sana mulai rembes. Apa aku mulai birahi?

"han, punya kamu pernah di jilat sama suami mu?"
"eh ko tiba tiba tanya gitu?"
"ya teteh aneh aja ko mang ade sampe menjilat milik bu iim segala, kenapa gak langsung dimasukin aja"
"hmmm emang teteh belum pernah?"
"belum"
jawab ku sebari menggelengkan kepala
"yeee, enak tau teh" jawab hani
"kamu udah pernah?"
"ya bukan pernah lagi, udah sering malah, udah jadi ritual wajib itu mah teh, enak tau geli geli
gimana gitu hehe
"
"yeee jorok ihh" ujar ku
"ya kan di cuci dulu, pake perawatan juga biar wangi"
"ya tetep aja jorok, kan itu tempat keluar najis, mau maunya si tomi jilatin punya kamu"
"huuus sembarangan, tanpa diminta juga malah dia yang mau kali jilatin punya aku... teteh kali akali mesti nyobain"
"hus ngawur, sama siapa coba"
"eeehhh ooops, lupa.... Mau minta a tomi jilatin punya teteh juga?"
"astaga hani.…........."
ujar ku sedikit kesel pada hani

malam hari aku masih kepikiran tentang bu iim dan mang ade, gimana bisa hanya dengan melihat tubuhku, mang ade kembali bergairah dengan istrinya. Padahal jika di perhatikan postur tubuh ku dan bu iim tidak jah bedea malah ukuran dada kurasa lebih besar bu iim. Mungkin pak ade punya kelainan. Dan baru sembuh setelah melihat tubuh telanjang ku.
TIIIIIIIIINGGGG
tiba tba terlintas dalam fikiran ku, mungkin ini tujuan tempat terapi itu, untuk mengobati orang orang seperti mang ade, mungkin mereka benar benar mengobati seseorang, Mengembaikan hasrat laki laki yang mulai hilang pada istrinya. bukan cuma mempertontonkan kemolekan tubuh wanita. Melihat bu iim dan mang ade jelas terlihat sekali hanya dengan mengintip ku bahkan niat selingkuh bu iim langsung hilang dan hubungan dengan suaminya kembali harmonis. Dalam lamunan ku tiba tiba aku di kagetkan oleh anak kedua ku

"ummi ini tas aku talinya putus, kayanya udah mesti ganti" ujar anak ku menunjukanm tas
sekolahnya yang rusak
"ya udah nanti kita ganti ya nak, tapi jangan sekarang... ummi ngumpulin uang nya dulu ya..
sementara biara ummi jahit dulu"
ujar ku
"ummi kaka udah mesti beli buku lembar tugas lagi... mesti beli 9 buku... satunnya 15rb totalnya jdi 135rb" ujar anak ku yang paling besar
"kita belinya nyicil aja ya nak, nanti beli satu satu dulu aja..."
"iya ummi"
"kakak tolong ambilin kotak benang sama jarum di laci ya, ini ummi mau jahit tas adeknya dulu"
pinta ku pada si kakak
"ummi kata bu guru minggu depan mau ada outing class, ke kebun raya, ini suratnya undanganya" ujar anakku yang paling kecil, kenapa SD jaman sekarang sering sekali jalan jalan belajarnya fikir ku

banyak sekali kebutuhan untuk anak-anaku, sekilas akupun teringan dengan anak anaknya bu yenti kemarin sewaktu aku ke rumah nya. Tas mereka tampak bagus dan baru, peralatan sekolah mereka cukup lengkap. Apa aku mesti terima tawaran kerja di tempat terapi itu? Tapi apa kata orang nanti aku yang seorang guru ngaji, lulusan pesantren justru bekerja mempertontonkan auratku sendiri. Mungkin aku harus membicarakannya dulu dengan hani besok, siapa tau dia punya pandangan lain.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd