Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Apakah anda penasaran dengan kelanjutan cerita ini?

  • Iya

    Votes: 322 92,8%
  • Tidak

    Votes: 25 7,2%

  • Total voters
    347
Status
Please reply by conversation.
Wajib lanjut nih
 
[UPDATE]
[Yuni Mandi]

Dengar-dengar kemaren ada yang ingin mendengar aku cerita ya? Baiklah, hari ini aku aja ya yang cerita. Perkenalkan dulu deh, namaku adalah Yuni Astarani Hanifah. Aku dilahirkan di sebuah desa kecil di pelosok kota S. Aku dilahirkan oleh orang tua yang keadaanya kurang mampu. Ayahku kerja sebagai buruh pabrik, sedangkan ibu hanya di rumah saja.

Aku punya saudara kembar bernama Yana Astarani Hanifah. Kemana-mana kami selalu bersama. Selain Kak Yana, aku juga punya adik laki-laki lo. Adik laki-lakiku bernama Abi Wahyu Pamungkas. Mungkin kemaren si pencerita itu lupa kali ya. Dek Abi sekarang kelas 1 SMA. Aku sayang sekali dengan dia, dan dia juga sayang sekali dengan aku. Dia lebih dekat dengan aku daripada dengan kakaku.

Di rumah kami biasa tidur bertiga sekasur. Hingga kelas 3 SMP Dek Abi ini selalu saja manja dan ingin tidur dalam pelukanku. Akupun juga senang jika dia tidur dalam pelukanku. Aku merasa Dek Abi masihlah dek Abi yang dulu. Masih kecil dan imut. Semenjak aku kuliah Dek Abi tidak pernah lagi tidur dalam pelukanku. Dia sudah SMA dan dia biasa tidur di ruang tengah. Aku dan Kak Yana juga tinggal di Asrama jadi kami jarang bertemu.

Aku itu orangnya agak penakut, apalagi jika sedang sendiri. Pernah suatu hari aku ditinggal pergi oleh ibu dan kak Yana ke pasar. Waktu itu liburan kelulusan SMA. Ayahku pergi kerja dan Dek Abi sedang ujian di sekolah. Aku kebagian tugas untuk bersih-bersih rumah. Aku sudah menyapu seluruh dalam rumah, luar rumah dan mencuci. Capek sekali rasanya. Aku ingin mandi tapi Ibu dan Kak Yana belum datang. Aku takut ke kamar mandi.

Hingga pukul 09.30 Ibu dan Kak Yana belum juga datang. Aku sudah sangat gerah ingin mandi. Akhirnya aku putuskan untuk mandi saja tanpa menutup pintu kamar mandi. Soalnya aku takut jika harus menutup kamar mandi sedangkan di rumah tidak ada orang. Aku mengambil handuk dan mulai masuk kamar mandi. Aku nyalakan keran kamar mandi. Aku gantungkan handuk kemudian aku melepas hijab warna hitam yang aku kenakan. Meski dirumah aku lebih sering memakai hijab. Setelah itu aku melepas kaos kuning yang aku kenakan dan langsung melepas kaitan BHku. Terpampanglah payudaraku yang putih mulus dengan puting susu berwarna pink. Aku remas-remas sedikit payudaraku. Rasanya geli. hehe. Setelah itu aku pelorotkan celana training dan celana dalamku, hingga muncullah vaginaku yang ditumbuhi rambut yang sangat lebat. Aku garuk-garuk sebenar rambut vaginaku. Setelah itu aku ikat rambutku yang panjangnya sebahu dengan karet. Kemudian aku ambil gayung dan mulai menyiram tubuhku dengan air. Hmmm.. Dingin sekali, tapi segar. Aku siram tubuhku dari atas hingga ke bawah. Setelah itu aku mengambil sabun dan mulai menyabuni tubuhku mulai leher, payudara, perut, vagina, paha, betis hingga ujung kaki. Aku sabunan sambil menyanyi, dan tidak sadar kalau pintu rumah sudah ada yang membuka pintu depan.

Tiba-tiba saja ada orang di depan pintu kamar mandi yang membuat aku sangat kaget dan langsung menutupi bagian dada dan vaginaku. Dan setelah aku perhatikan orang itu ternyata dia adalah Dek Abi. Akhir-akhir ini mataku memang kurang jelas. Mungkin sudah waktunya aku memakai kacamata. Begitu tahu itu Dek Abi, aku langsung membuka payudara dan vaginaku. Bagiku sudah biasa Dek Abi melihatku dalam kondisi tanpa busana seperti ini. Aku tidak pernah berfikir macam-macam. Aku masih menganggap dia sebagai adik kecilku yang lucu dan imut.

Aku: “Dek Abiii. Kamu ngagetin kakak aja.”
Abi: “Maap kak, rumah sepi banget kak. Aku kebelet pipis kak. Cepetan mandinya.”
Aku: “Pipis aja, kakak habis ini masih mau shampoan. Cepetan pipisnya.”

Dek abi melewati aku yang masih berlumuran sabun dan menuju kloset yang ada di pojokan kamar mandi. Kepalanya menunduk seakan tidak mau melihat tubuhku yang penuh busa tapi tanpa busana. Setelah tiba di sana, dek Abi mengeluarkan kontolnya yang kecil kemudia pipisnya diarahkan ke kloset. Saat masih dia masih pipis, aku mengguyur badanku dengan air untuk menghilangkan busa-busa yang menyelimuti tubuhku. Karena kamar mandinya kecil tentu saja dek Abi terkena cipratan air hingga bajunya basah. Dia balik badannya dengan kontolnya yang masih belum dimasukkan. Kontol kecilnya itu tidak membuat aku nafsu sama sekali. Aku sudah biasa melihat kontol itu sejak kecil. Dia perhatikan tubuhku yang putih segar, basah dan sudah tidak berbusa.

Abi: “Kakak gimana sih mandinya. Basah nih bajuku.”
Aku: “Alah, gitu aja marah dek. Besok kan bajunya tidak dipakai.”
Abi: “Tapi kan basah kak.”

Aku lalu menggodanya dengan dengan menyiram air ke tubuhnya. Hingga dia basah kuyup.

Abi: “Kakak jahil banget sih.”
Aku: “hahaha”.

Aku hanya ketawa melihat adikku yang basah kuyup. Tak sengaja kuperhatikan kontolnya makin besar dan tegak. Saat itu aku masih belum tahu yang namanya ereksi. Aku ajak dek Abi mandi sekalian aja.

Aku: “Ayok mandi sekalian aja.”
Abi: “Ndak mau ah.”

Dek Abi malah buru-buru memasukkan kontolnya dan pergi keluar kamar mandi. Aku lanjutkan mandiku dengan membasuh rambutku dengan air, setelah itu aku bubuhkan shampo dan mulai shampoan. Pintu kamar mandi masih dalam keadaan terbuka. Aku shampoan menghadap ke bak mandi. Kalau di lihat dari depan pintu kamar mandi, posisiku menyamping.

Di depan kamar mandi adalah tempat mencuci. Baju-baju kotor biasanya juga di taruh di situ. Di depan kamar mandi ternyata ada dek Abi yang sudah ganti pakaian dan hendak meletakkan baju kotor. Dia memperhatikan aku dari luar kamar mandi tanpa aku sadari. Aku sadar setelah aku selesai membasuh rambutku.

Aku: “Ada apa dek? Kok liatin kakak kayak gitu? Mau ikut mandi?”
Abi: “Endak kak, cuma mau naruh baju basah.”

Dek Abi menjawab dengan gugup. Entahlah, aku tidak peduli dan aku segera menyelesaikan acara mandiku. Aku lap tubuhku dengan handuk, kemudian aku keringkan rambutku yang basah. Aku gosok-gosok memekku biar kering. Aku lilitkan handuk dan aku menuju kamar untuk ganti baju.

Di kamar ada dek Abi yang sedang tidur memeluk guling. Aku mencari baju ganti di lemari. Aku melepas handukku dan memakai baju ganti. Tidak lupa aku mengenakan hijab terusan yang menutup hingga ke dada.

Setelah kejadian itu aku merasa dek Abi tidak pernah mau tidur bersamaku lagi. Dia lebih sering tidur di ruang tengah. Ketika aku ingin tidur memeluknya dia bilang kalau dia sudah dewasa, bukan anak kecil lagi. Entahlah.

Demikian cerita dari aku. Selanjutnya aku kembalikan kepada penulis ya.

Terima kasih ya Yuni sudah mau cerita.
Demikian tadi cerita dari Yuni.
Tunggu cerita selanjutnya ya.
Ceritanya pelan, mudah-mudahan suhu-suhu dan agan-agan tidak bosan dengan ceritaku.
Jangan lupa like dan komen ya.
Terima kasih banyak.
Maap ya, komen-komennya belum sempet saya bales.
Buka forumnya diam-diam soalnya. hehe
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd