Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Here Comes the Sun ( Lanjutan Gita Cinta Saat SMA )

Status
Please reply by conversation.
Ane kasih gambar ilustrasi, kira-kira kayak gitulah toket Via :D
 
Lanjutan paling update dihalaman 1 ya...
 
Terakhir diubah:
MOD, mau dilanjut lagi...buka thread baru atau dimari aja...mohon saran
 
Moderator, cerita didepan bisa digabung 1 post ga? biar ga kepisah-pisah gitu?
 
Lanjutan dari depan...

Malam minggu pekan itu begitu hampa tanpa kehadiran Deni yang sepertinya sedang asik bermadu kasih dengan istrinya...dan pesan sms masuk di hp Via "Hi Via...keluar yuk, kita mau karaokean, kalau mau kita jemput", isi sms dari temannya yang berprofesi sebagai pramugari. Via sebenarnya tidak terlalu suka dengan karaoke, namun untuk membunuh rasa sepi dia mengiyakan ajakan itu dan segera berganti baju mengenakan celana panjang jeans ketat dan atasan tanpa lengan berwarna hijau. Tak seberapa lama dia turun ke bawah, sebuah sedan putih datang...ternyata Hilda temannya dengan dua orang lelaki paruh baya yang mungkin pantas menjadi ayahnya..."Heh bengong aja...ayo masuk...", seru Hilda yang duduk dibelakang sambil membuka kaca. Via sebenarnya agak enggan mengetahui ternyata Hilda mengajak 2 lelaki asing tersebut, namun dia tidak bisa menolak lagi dan akhirnya mengikuti ajakan temannya duduk dikursi belakang. Dalam perjalanan lelaki yang duduk didepan tak menyetir mengajak Via berbincang-bincang sambil mencelotehkan lelucon-lelucon buruk mengenai segala hal, sementara lelaki pengemudi yang diketahu bernama om Toni tampaknya lebih kalem dan serius memandangi padatnya jalanan malam itu.
Dalam kamar karaoke Hilda duduk disamping om Hendro yang banyak omong sambil bergelayut mesra seperti sepasang kekasih, pemandangan itu sedikit banyak membuat Via rikuh...karena baru kali ini dia menghabiskan waktu bersama lelaki asing yang lebih pantas menjadi ayahnya. "Via mau pesen apa? Suka nyanyi? Pesen lagunya donk", kata om Hendro sambil memeluk Hilda yang sedang memilih lagu..Via hanya tersenyum kecil sambil memilih makanan dan minuman dalam daftar menu. Tidak seperti om Hendro, om Toni lebih banyak diam dan hanya sesekali mengajak Via berbincang mengenai pekerjaan dan keluarga...mereka duduk berjarak sekitar 30 cm, tidak seperti Hilda dan om Hendro yang ternyata saat itu sudah saling memangku...tangan om Hendro terlihat jelas sedang memeras payudara Hilda yang memang ukurannya lebih besar dari Via....Via sangat risih melihat hal itu, apalagi Hilda seperti tidak tahu dan malah asik bernyanyi. "Kamu kenapa Via? Ga enak badan?", tanya om Toni yang melihat Via seperti tampak serba salah...."Oh gpp papa om, cuma ga biasa suara bising saja...jd agak pusing", jawab Via sekenanya...dan tiba-tiba om Toni mendekat pada Via dan memijat pelan kepalanya..."Kalau pusing tuh dipijit sininya....bentar lg pasti langsung plong", kata om Toni sambil memijat lembut kepalanya....Via agak kaget dan berusaha untuk mengelak namun entah kenapa pijatan lembut om Toni memang membuat kepalanya lebih ringan, apalagi sesekali om Toni juga membelai rambutnya seperti yang suka Darren lakukan. Saat matanya terpejam menikmati pijatan dikepalanya, tiba-tiba Via merasakan bibir hangat mengecup pipinya..."Kamu manis sekali Via....", kata om Toni sambil merangkul bahunya..."Ergghhh om...kok gitu sih! Aku ga suka!", elak Via sambil berusaha melepas rangkulan om Toni...namun rangkulan itu begitu kuat dan malah tangan kanan om Toni sudah meraba-raba payudara kanannya..."Lepasin om....!!", pinta Via sambil mencoba meminta bantuan Hilda..dan namun ternyata Hilda sedang sibuk dicumbu om Hendro dipojok ruangan dengan pakaiannya yang setengah terbuka....tampak samar payudara besar Hilda sedang diremas-remas tangan hitam om Hendro. "Maaf ya Via, om pikir Via sama seperti teman-temannya Hilda lainnya...", kata om Toni sambil melepas rangkulannya dan bergeser sedikit..."Iyah gpp...", balas Via yang agak terenyuh dengan kesopanan om yang satu ini. "Om sebenarnya mau cium bibir Via yang mungil itu...mengingatkan om sama pacar om saat sekolah dulu...", om Toni kelihatan melamun jauh ke masa mudanya sambil menatap lembut wajah Via...walau sudah terlihat tua namun om Toni masih cukup ganteng pikir Via, wajahnya menunjukkan ketegasan dan sekaligus kelembutan seorang lelaki yang mungkin merindukan masa mudanya...."Om.....om boleh cium, tapi jangan macem-macem", ujar Via tak sengaja mengalir begitu saja, dia sempat menyesali perkataannya namun bibirnya sudah tertutup penuh bibir om Toni yang melumatnya dengan penuh perasaan....Via hanya memejamkan mata membayangkan Darren kekasihnya...tubuhnya berserah penuh pada dekapan tubuh hangat om Toni dan dia merasakan remasan pelan pada payudaranya yang sedikit membangkitkan gairahnya. Ciuman itu tak berlangsung lama, namun disusul ciuman berikutnya yang lebih bergelora...tangan mungil Via diusap lembut oleh om Toni dan tiba-tiba dia merasakan tonjolan keras pada celana kain yang dikenakan om Toni, rupanya om Toni mengarahkan tangannya untuk menyentuh penisnya yang sudah mengeras...."Via...maafin om, om cuma minta Via bantuin keluarin punya om....", entah kenapa Via tak menjawab dan membuka restleting celana om Toni sambil mencoba menyibakkan cd yang dikenakannya untuk mengeluarkan penis yang sudah tegak mengeras itu...dia tak berkata apapun, hanya menggenggam lembut penis yang ukurannya hampir sama dengan Deni dan mengocokinya perlahan..."Enak om?...", tanya Via sambil menatap wajah om Toni yang tampak kenikmatan..."Ahhhh iyahhh Via...kamu ternyata pinter ngocok..."....tangan om Toni mencoba menjamahi tubuh Via namun dengan tegas Via menolaknya dan malah mempercepat kocokannya sehingga secara reflek om Toni memegang kuat bahu Via dan berteriak kecil..."Arrgghhh Via...om keluar sayang...."...crotttttttt!!! Penis itu memuncratkan sperma yang membasahi telapak tangan Via yang mencoba menutupinya agar tidak kemana-mana.....walau sebagian luber mengenai pangkal paha om Toni. "Aku mau ke kamar mandi dulu om...", kata Via sambil meraih tissue yang ada di meja dan bergegas keluar. Di depan kaca toilet Via menitikkan air mata, betapa dia sudah sangat menyesali apa yang terjadi....dia keluar dari toilet dan segera menuju pintu keluar tempat karaoke itu menyetop taksi dan pulang ke kos tanpa berpamitan dengan Hilda dan kedua om-om itu.

Sesampai di kos Via bergegas ke kamar mengganti bajunya dengan tanktop hitam tanpa bra dan celana pendek, dia mengintip sebentar keluar hendak ke kamar mandi...khawatir masih ada anak kos di ruang tv...dia malas mengenakan bra dan hanya sebenarnya hanya ingin mencuci muka sebentar. Pelan2 takut ada yang terbangun dia berjinjit ke kamar mandi lalu membasuh mukanya....tiba-tiba ada tangan besar membekapnya dari belakang, dia sadar dia lupa mengunci pintu kamar mandi..."Ssshhhh ini aku...", suara Deni perlahan berbisik di telinganya...Via hendak berbalik namun tangan Deni mencengkram kuat kedua payudaranya dari belakang sambil menciumi tengkuk lehernya...."Mas....jangan....kan ada istri mas dibawah...", kata Via perlahan....Deni tidak berkata apapun dan malah menyelusupkan tangannya dari perut ke dua bukit kembar Via dari balik tanktopnya....sambil memilin kedua puting susu Via dia berkata "istriku sdh tidur...pdhal baru skali main...aku kangen ngentot sama kamu Via...."...."Enggak mas...aku gamau...please...", pinta Via dengan lirih saat Deni menurunkan celana pendek dan cdnya....sehingga kedua bongkahan pantat mulusnya menempel dengan bagian kemaluan Deni yang mengeras...entah bagaimana tiba-tiba Deni sudah mengeluarkan penis besar itu dari celananya. Deni mengangkat tanktop Via hingga menyembul keluar dgn puting susunya yang mengeras...."Tetek kamu imut sekali Via....bikin gemas...kamu habis dientot siapa?", tanya Deni tiba-tiba yang membuat Via terkejut dan berbalik menghadap Deni..."Knapa mas tanya gitu?", sergah Via sambil menatap kesal kepada Deni....ternyata Deni melihat ada cupangan kecil bekas perbuatan om Toni di bagian leher Via....Via mencoba menjelaskan namun bibirnya sudah dipenuhi kuluman bibir Deni yang menggila sambil menggesekkan penisnya ke selangkangan Via....dengan cepat dia membalikkan tubuh Via dan memaksanya sedikit membungkuk sehingga kedua tangan Via bertumpu pada bibir bak mandi. Kedua payudara Via diremas kuat-kuat oleh Deni dari belakang dan satu sentakan tiba-tiba menghujam lubang vaginanya...."Arghhh memekmu memang enak...beruntung banget yg habis ngentot sama kamu...", perkataan Deni begitu melecehkan dirinya namun Via hanya terdiam...entah menikmati sodokan-sodokan nikmat penis besar Deni pada vaginanya atau malas berkata-kata lagi.....yang pasti tak seberapa lama Deni meracau dengan ocehan-ocehan kotornya sambil mengaduk-ngaduk vaginanya, Via bergetar hebat mencengram pinggir bak kamar mandi itu kuat-kuat....cairan kenikmatan menetes keluar dari lubang vaginanya yang masih dimasuki penis besar Deni. "Mas...sudah...aku mau tidur, nanti istrinya bangun....", pinta Via meminta Deni menyudahi permainannya...."Gpp...aku lg bayangin ngentot kalian berdua di satu tempat tidur....", racau Deni yang disusul dengan erangan pelan...dan crotttt croottttt crotttt Deni mengeluarkan penisnya tiba-tiba sambil memuncratkan spermanya dibongkahan pantat mulus Via....tampaknya dia menyetubuhi Via sambil berfantasi melakukan threesome dengan istrinya yang konvensional...."Trima kasih sayang...besok kita lanjut lagi...", kata Deni sambil membersihkan penisnya dan keluar kamar mandi.....Via hanya tertegun....dia berusaha mengakhiri hubungan aneh itu...namun....entahlah...dia begitu merindukan Darren yang biasa menyentuhnya.....
Hari Minggu itu Via sedang bermalas-malasan didepan ruang tv sambil membaca novel yang dpinjamnya dari teman satu kantor, cuaca hari itu cukup cerah malah agak sedikit panas sehingga Via hanya mengenakan celana pendek dan tanktop saja. Saat pergi beli makan siang tadi Via tak sengaja berpapasan dengan Deni dan istrinya yang tampak sedang berkemas....istrinya pulang hari itu dan Deni hendak mengantar ke terminal terdekat. Cukup aneh saat Deni memperkenalkan Via siang tadi itu, ada sedikit rasa cemburu...bukan karena perasaan yang dimilikinya pada Deni namun pada kebersamaan yang mereka dapatkan saat Darren berada jauh di sisinya.
Menjelang malam Via hendak tidur lebih awal karena besok pagi ada beberapa pekerjaan yang harus dituntaskannya sebelum makan siang....dia cukup lega mengetahui Deni belum kembali ke kos sejak siang tadi...karena dia tahu keberadaan Deni tanpa istrinya berarti adalah bagiannya untuk menjadi nafsu pelampiasan lelaki berumur 40-an itu. Via agak kesal dengan perlakuan dan perkataan Deni tadi malam saat menyetubuhi dia di kamar mandi....Deni benar-benar kelewat batas dan tidak menghargai keberadaan istrinya! Tok...tok...tok...suara pintu diketuk saat Via mulai memejamkan matanya, suara yang sebenarnya dia tidak harapkan....dia berusaha untuk menghiraukannya namun suara ketukan di pintu malah membuatnya sulit memejamkan mata. Sedikit merengut Via bangkit membuka pintu "Halo...sudah tidur ya? Aku belikan kamu kebab tadi pas jalan pulang...", sapa Deni dengan senyum kebapakannya yang menggoyahkan kekesalan hati Via..."Makasih tp aku udh makan...aku mau tidur dulu mas...", jawab Via dengan sesopan mungkin...."Aku sebenarnya mau minta maaf soal semalam...aku ga bermaksud merendahkan Via...", kata Deni sambil merubah raut muka dengan penyesalan...Via hanya tersenyum simpul sambil berkata "Gpp mas...lupain aja...sampe besok...makasih kebabnya".
Senin selalu menjadi hari yang menjemukkan...kesibukan hari itu membuat waktu berlalu begitu cepat. Via tak sadar sudah waktunya untuk pulang..."Via, ada yang jemput tuh!", teriak Ratna temannya...Via kaget, apakah Darren hendak memberi surprise dengan datang menjemput tanpa bilang-bilang...sejenak dadanya berdegup kencang sambil berlalu pamit dengan teman-teman kantornya. Di luar kantor Via mencari-cari siapa yang menjemputnya...dan tiba-tiba sedan silver melintas didepannya dgn kaca terbuka..."Hi Via...ayo masuk...aku kebetulan lewat kantormu", ternyata Deni yang datang menjemputnya dengan mobil pinjaman dari kantor yang baru dihibahkan kepadanya. Via akhirnya masuk kedalam mobil dan Deni berniat mengajaknya untuk nomat dibioskop dekat kos sambil minta ditemani cari kemeja....awalnya Via menolak dengan alasan capek namun pikir-pikir sudah lama juga dia tidak nonton dibioskop...akhirnya dia mengiyakan ajakan Deni. Acara nonton dibioskop berlalu tanpa ada sesuatu yang istimewa, Deni hanya menggenggam tangan Via sambil sesekali merapatkan tubuhnya seperti seorang kekasih...dan jujur saja Via memang agak kedinginan didalam ruang bioskop dan senang mendapat dekap hangat Deni. Setelah berputar beberapa kali mencari kemeja, akhirnya Deni mendapatkan yang dia mau..namun dia ingin mencobanya terlebih dahulu dengan mengajak Via ikut ke ruang ganti untuk minta saran. Dalam ruang ganti, Deni tampak tak canggung membuka baju saat mencoba beberapa kemeja..dan Via hanya memberikan beberapa komen seadanya dengan isyarat mengajak Deni untuk cepat pulang. Setelah yakin dengan kemeja pilihannya, Deni menatap Via yang sedang merengut minta cepat pulang dan tiba-tiba dia mengecup kening Via sambil berkata..."Bentar ya sayang...kamu tambah manis kalo cemberut gitu....", kecupan itu begitu hangat dan tulus seperti seorang suami pada istrinya...tak lama kemudian tanpa disadari bibir mereka sudah berpagut lembut sambil berpelukan erat. Sambil mendekap erat Via, Deni menggesekan penisnya yang mengeras kebagian vagina Via yang tertutupi celana kain kerjanya...."Mas...jangan disini...nanti ketauan orang...", pinta Via dengan lirih saat Deni mulai menjilati leher jenjangnya...."Hisap tititku sayang...aku janji hbs itu kita langsung pulang", kata Deni sambil meremas-remas payudara Via dan membuka satu persatu kemeja kerja Via..."Ahhh..***mau...nanti ketauan orang....". Nafsu Deni semakin membumbung tinggi, kemeja kerja Via telah terbuka semua dan disibakkannya....kedua payudara Via yang terbungkus bra warna pink begitu menggoda untuk diremas...kebetulan Via memakai bra model tanpa tali sehingga mudah saja buat Deni melepaskan kaitannya dibelakang. Dengan posisi merapat dinding ruang ganti itu, Via hanya dapat mendesah perlahan saat kedua puting susunya dihisap Deni bergantian dengan kasar...sesekali dia menjambak rambut Deni untuk menghentikan aksinya...namun Deni malah semakin menjadi-jadi dengan mencoba membuka restleting celana kain Via..."Mas...cukup! Jgn disini!", seru Via sambil menepis tangan Deni. "Maaf sayang...aku ga bisa nahan ingin ngentot sama kamu...", kata Deni dgn mesumnya..."Ya udah kita pulang tapi bra-nya ga usah dipakai ya...biar gampang sampe dikos nanti...", lanjut Deni sambil memilin gemas puting susu Via yang membuat Via sedikit meringis....
Keluar dari kamar ganti Via agak risih, karena walau sudah merapihkan kemeja kerjanya namun payudaranya serasa terumbar begitu saja karena samar-samar puting susunya yang masih mengeras menonjol begitu menggoda. Saat antri dikasir bahkan ada om-om yang melirik mesum kepadanya dengan senyuman menggoda, cepat-cepat Via mengajak Deni cepat pergi dari tempat itu.
Sesampai dimobil, Deni memandang Via yang bermuka masam...."Kamu marah ya?", tanya Deni sambil menyalakan mesin mobilnya..."Sedikit, aku takut tadi ada yg liat...", jawab Via sambil mendekap tasnya ke dada menghindari dinginnya AC...mengingat saat itu dia tidak mengenakan bra. Deni mengucap sepatah kata maaf sambil bercerita ringan mengenai pekerjaannya untuk mencairkan suasana...dan selang beberapa waktu mereka tiba dikos yang mulai terlihat sepi.
Sambil menggandeng tangan Via, Deni mengantarnya menaiki tangga menuju lantai 3...semua penghuni kos sudah tertidur...dan momen itu dimanfaatkan Deni untuk mendekap tubuh hangat Via ketika tiba didepan ruang TV. "Aku sayang kamu Via....maafin aku...", ujarnya sambil mencium lembut bibir manis Via....dekapannya begitu erat sehingga tubuh mereka saling berhimpitan satu sama lain. "Iya...sudah, aku mau bersih2 dulu...", ujar Via sambil melepaskan dekapan Deni. Mereka berpisah sesaat setelah itu untuk saling membasuh diri, Deni turun ke lantai 2 menuju kamarnya...rasa lelah mendera tubuhnya namun sulit baginya untuk beristirahat setelah membersihkan diri, nafsu birahinya masih tertahan...dan penisnya mengeras mengingat kejadian di mall tadi.
Sementara Via dikamarnya sudah mengenakan baby doll selutut tanpa bra untuk bersiap tidur....dia sebenarnya merasakan sensasi luar biasa saat 'bermain' ditempat umum seperti kamar ganti tadi...ada perasaan sebal namun menyenangkan yang menggelitik perutnya saat mengingat kejadian tadi...dan tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamarnya. "Via...", suara pelan memanggil namanya, suara yang tidak asing lagi...."Ada apa mas?...", jawabnya sambil membuka sedikit pintu kamarnya. Namun tanpa menjawab, Deni bergegas masuk kekamar Via dan langsung menyergap dan menciumi leher Via dengan kasar hingga mereka berdua terjatuh dikasur. Tanpa berkata-kata, Deni menjamahi tubuh Via sambil berusaha membuka baby doll yang Via kenakan..."Mas mau aku telanjang?", tanya Via sambil mendorong tubuh Deni...Deni hanya mengangguk dan selanjutnya membiarkan Via menelanjangi dirinya sendiri sambil duduk menghadap dirinya....payudara bulat Via mengacung indah dihadapannya, siap untuk dinikmati...namun Deni memilih membuka lebar kedua paha Via sambil memandangi lubang kenikmatan yang diincarnya sejak tadi! "Tiduran aja sayang, aku mau nikmati memekmu...", ujar Deni sambil mulai menjilati klitoris merah muda Via yang mengeras. Sapuan lidah Deni dikemaluannya membuat Via mendesah tak karuan...apalagi saat klitorisnya digigiti pelan dan vaginanya dijilati perlahan. Penis Deni yang menegang keras tak kuasa lagi terbendung untuk meloncat keluar dari celana pendeknya....sambil menikmati vagina wanita muda itu dia meloloskan celana pendeknya dan menggenggam penisnya. "Hisap titit mas donk...", pinta Deni sambil mengarahkan penisnya tepat diwajah Via. Awalnya Via tidak mau membuka mulutnya, namun Deni sedikit memaksa sambil terus menyorongkan penisnya kewajah manis Via...sehingga mau tidak mau sebagian kepala penis itu masuk kedalam bibir mungil yang biasa dikecupnya itu! Sambil menikmati kuluman setengah terpaksa, Deni meremasi payudara Via dan meracau tak jelas saat Via menghisap kencang penis besarnya..."Arrhhh...sdh sayang, aku mau memekmu sekarang", ujar Deni tiba2 ketika penisnya semakin ngilu kenikmatan dihisap Via.
Deni segera pindah posisi menindih tubuh Via dengan posisi tubuh berada diantara selangkangan wanita muda itu....tanpa banyak bicara, dia menghujamkan penisnya kedalam lubang vagina Via yang sudah basah dibanjiri cairan kenikmatan...."Ahhh...pelan2 mas...jangan langsung masukin semua", rintih Via saat Deni secara spontan langsung mencoba menusukkan seluruh badan penisnya ke vagina Via. Mengikuti permintaan wanita yang berselisih umur 17 tahun dengannya itu, Deni menggenjot vagina nikmat itu dengan perlahan...setiap senti yang masuk begitu diresapi sehingga mereka berdua saling mendesah kenikmatan. Payudara Via yang terbuka bebas dan bergoncang-goncang saat Deni menggenjot Via, membuat Deni tak kuasa menikmatinya satu persatu...mulai sedotan lembut hingga gigitan kecil yang membuat puting susu Via sedikit lecet....tubuh Via bergetar dan tangannya mencengkram kuat bahu Deni..."Arggghhh...mas...om..Deni...aku sampe...", jerit pelan Via tak karuan yang semakin membuat Deni bernafsu. "Nungging sayang....aku mau nikmatin memekmu dari belakang!", pinta Deni setelah Via mendapatkan orgasmenya. Tanpa banyak komentar, Via mengganti posisi tubuhnya menungging menghadap tembok sambil menggenggam sprei tempat tidurnya....penis besar Deni terus mengoyak vaginanya tanpa henti sementara payudaranya diremas-remas kuat genggaman tangan besar Deni yang leluasa melakukannya dengan posisi seperti itu. Pantat bulat Via sesekali diremas Deni dengan kasar ketika kocokan penisnya semakin cepat...posisi itu memang favoritnya, mengingat istrinya suka enggan melakukan hubungan badan selain posisi konvensial, Deni begitu bahagia bisa mendapatkan kepuasan seks luar biasa ketika melakukannya dengan Via. "Via....aku mau keluar....!", kata Deni tiba2 dan beberapa saat kemudian langsung mencabut penisnya dan menyemburkan spermanya kearea sekitar payudara mungil Via...tetesan terakhir sperma kental itu menetes tak jauh dari puting susu Via yang masih mengeras. Sejenak Deni memandangi wajah sayu Via yang juga baru saja mendapatkan orgasme entah keberapanya sebelum dikagetkan Deni saat penis itu dicabut tiba-tiba....wajah manis Via yang baru disetubuhi membuat Deni selalu terbayang-bayang saat bercinta bersama istrinya...apalagi lelehan spermanya yang hampir memenuhi bagian dada Via dibiarkan begitu saja hingga menetes ke sprei tempat tidur....dia menyukai kepasrahan dan fantasi liar Via yang tidak sekonvensional istrinya.
Dengan bantuan Deni, Via membersihkan sisa-sisa sperma ditubuhnya....dan saat hendak mengenakan pakaian tidurnya, Deni berkata "ga usah dipake sayang...aku mau tidur disini aja...kita tidur telanjang bareng ya..." Via hanya mengangguk pasrah, dan karena rasa kantuk dan lelahnya, dia tidur sambil dipeluk Deni dari belakang, tangan Deni menggenggam lembut payudaranya dan kecupan hangat ditengkuknya menjadi penutup menuju dunia mimpi.
 
Terakhir diubah:
Udah dilanjut mas bro...berikutnya cerita mereka 'maen' ditempat karaoke...aseli kisah nyata...
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd