Gee13
Pendekar Semprot
- Daftar
- 10 Apr 2016
- Post
- 1.562
- Like diterima
- 3.875
Hepi Bersama
Memasuki usia perkawinan yang ke-3, aku merasa hubungan dengan istriku mulai terasa jenuh. Bukan berarti aku bosan dengan istriku yang bernama Sari (28 Tahun), melainkan di usiaku ke-31 tahun ini, ingin ada suasana baru yang mengisi hubungan rumah tangga kami. Memang kami belum berencana memiliki seorang anak. Padahal, dari kiri-kanan telah menyarankan barangkali kehadiran seorang anak bisa memenuhi kekosongan yang kami cari-cari itu. Di balik canda-tawa dan harmonis hubungan yang berjalan, terkadang ada sedikit pertengkaran kecil, ambek-mengambek, nafsu birahi menyentuh istri justru mengendur. Segala daya-upaya sudah dikerahkan. Aku membelikan beberapa variasi lingerie dan daster seksi untuk dipakai Sari. Awalnya membara, sebulan dua bulan kendur lagi. Muncul opsi dildo dan vibrator hingga pemanasan menonton film porno, hasilnya tetap sama saja.
Sari, istriku, memiliki tinggi badan 163 cm. Rambutnya hitam memanjang ke belakang. Ia merupakan abdi negara di sebuah lembaga negara. Sebelum menikah, bentuk tubuhnya masih langsing dan ramping idealnya para lelaki yang demen wanita berbodi gitar klasik. Namun semenjak menikah, tubuhnya mengembang. Gendut? Tidak. Dia lebih ideal untuk lelaki sepertiku yang menggilai perempuan semok dan molek, apalagi Sari dianugerahi bukit kembar yang besar dan itu pula kuanggap salah satu alasan terpenting merasa bersyukur sekali menikahi Sari. Aku tergila-gila dengan dada perempuan. Biasanya melirik ke sana kemari. Kini aku sudah memiliki Sari, dada perempuan di luar sana jadi tampak biasa pun model-model di TIK-TOK atau INSTAGRAM yang kerap terselubung memamerkan belahan atau ukuran dada.
Dengan segala keunggulan yang dimiliki Sari, di samping dia adalah perempuan yang baik, patuh, dan sholihah (memakai hijab), bisa memasak, pintar berdandan, menampilan sopan, tertutup dan rapi, serta cekatan melayani suami dengan baik, terutama di kasur sekalipun dengan berbagai gaya dan posisi bercinta hampir sudah kami praktekkan, tetapi hantu kejenuhan itu selalu ada. Kami juga sudah berlibur ke luar kota. Sejuknya gunung dan panasnya pantai kami jajal demi menghidupkan menggairahkan kembali hubungan suami-istri. Hasilnya? Sama! Aku masih merasakan kehampaan itu.
Ketika aku tanyakan ke Sari apakah ia merasakan hal yang sama denganku? TIDAK. Dia bahagia hidup bersamaku, aku bertanggung jawab, humoris, nyaris tanpa cela. Oleh karena itu, semua sifat dan sikap baiknya adalah bentuk perwujudan dan kebaikanku sebagai seorang suami yang setia dan sabar. Bagi dia kondisi rumah tangga kami nyaman dan tenteram. Kurang tidak, berlebih pun juga tidak.
Sampai di mana aku berkenalan dengan sebuah forum bernama CEMPRUT.COM Ceritanya menjadi lain......
DAFTAR ISI
PEMBUKAAN HAL.1
LIBURAN HAL. 8[UPDATE]
Terakhir diubah:
bareng om 
