Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Untuk sex scene para suhu sekalian lebih suka dari Point Of View siapa ?

  • POV Pria

    Votes: 52 30,8%
  • POV Wanita

    Votes: 69 40,8%
  • Terserah lu Den

    Votes: 48 28,4%

  • Total voters
    169
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
AWKWARD

Hendra menyetir mobilku dan aku duduk di kursi depan di samping Hendra, sementara kedua teman Hendra mengikuti dibelakang kami menggunakan sepeda motor milik Hendra".

Dmn? "
Sebuah pesan dari Riska

"Diluar" Jawabku

" Seharian ga ada kabar kemana aja? " Tanya Riska

" Ada kok, justru aku nunggu kabar darimu, kan biasanya kamu yang mengubungi aku duluan, tau sendiri kan kl aku mah aman, istriku ga pernah buka-buka handphoneku, aku ga berani ngehubungi kamu duluan, kan tau suami kamu lagi ada dirumah"

" Iya iyaaa aku salah mas, kangen akutuh masss"

" Aku juga kangen yank, suamimu mana? "

" Ada lagi ngaso diteras, seharian nempel melulu duhhhh jadi aku ga ada waktu buat berkabar sama kamu mas"

" Tuh, kalo aku ngehubungi kamu duluan, terus dia baca dan tau, bisa gawat urusannya, bisa-bisa aku dimutasi ke Papua nanti hadeuhhhh"

" Skip mas skip, dia datang" Ucap Riska mengakhiri obrolan

Dua puluh menit kemudian kami tiba dijalan Karapitan, aku meminta Hendra untuk menepi di sebuah warung kaki lima, memesan dua porsi pecel ayam dan dua porsi pecel lele.
Selepas makan, aku mengantarkan Hendra pulang.

Pukul duapuluh tiga lebih empat puluh lima menit, aku tiba dirumah, seakan tidak peduli dengan cuaca Bandung yang sedang dingin, aku langsung bergegas mandi untuk melepaskan segala penat yang ada dikepala.
Aku buka pintu kamar, Ajeng dan Salma telah tertidur dengan lelapnya.

Segelas kopi liberika atau yang lebih familiar dengan istilah kopi nangka aku seduh agar bisa menenangkan pikiranku yang tak karuan, sudah sangat lama aku tidak menghajar orang, sehingga menghadirkan perasaan bersalah yang membuatku tak tenang, ah tapi biarlah aku menyiksa seorang bajingan yang memang layak untuk mendapatkannya.

Seperti biasa, aku duduk di teras sambil memandangi kolam, kepulan asap rokok kretek seakan menemani pikiranku yang tengah melayang, satu pekan terakhir menyimpan banyak cerita yang sangat istimewa, kedekatan dengan Riska, bertemu dengan Neng di apartemen, bercinta dengan Riska hingga hal yang baru saja terjadi, menyiksa Yoga.

Aku termenung meratapi jalan hidup, Riska, Neng, Ajeng, Salma bolak balik aku memikirkan mereka tentang bagaimana kedepannya, namun otakku tak sanggup untuk menggapainya, biarlah, jalani dan nikmati saja apa adanya.

Segelas kopi liberika tak sanggup menahan rasa kantukku, aku masuk rumah, mengunci semua pintu, mematikan lampu kemudian tidur diatas sofa ruang tamu, sebenarnya masih ada dua kamar kosong dirumahku, satu kamar ibuku yang lama tak ditempati karena ibuku tinggal dirumah miliknya di Cimahi bersama kakakku, sedangkan satu kamar lagi adalah kamar yang aku persiapkan untuk Salma, namun aku lebih memilih tidur di sofa.

Pukul lima lewat tigapuluh menit, aku terbangun karena mendengar tangisan Salma yang mencari ibunya, Ajeng sedang pergi ke pasar yang jaraknya tak terlalu jauh dari rumahku.
Aku gendong Salma kukenakan pakaian hangat untuknya lalu ku ajak Salma jalan-jalan keliling komplek.
Begitu Salma sudah mulai tenang, aku ajak dia pulang, tak lama berselang Ajeng pun datang.

Aku merawat burung peliharaan ku, membersihkan sangkar, memandikan serta memberikan makanan, lalu ku gantungkan dihalaman, Ajeng memberikanku sarapan empat potong tahu kukus ditaburi sambal kecap diatasnya.

Pukul delapan lewat tigapuluh menit ponselku berbunyi, bos Tom menelponku

"Halo Den"

" Iya bos"

"Lu punya sangkar burung yang ga kepake? Sangkar burung kenari tadi jatoh dan rusak, kalo lu ada gw mau pinjam dulu"

" Ada bos, ga bagus tapi masih layak pake"

" Iya ga apa-apa Den tar lu anter ke rumah ya, jangan terlalu siang ya bro"

" Siap Bos"

Pukul sepuluh aku berpamitan pada Ajeng untuk menuju rumah bos Tom, ada rasa degdegan dalam hatiku bagaimana tidak, aku akan bertemu bos Tom juga Riska bersamaan disaat aku dan Riska telah terlibat dalam satu perselingkuhan.
Jalanan kota Bandung sangat padat, aku baru tiba di rumah bos Tom pukul setengah duabelas.

Begitu turun dari mobil, bos Tom langsung menymbutku dan mempersilahkan masuk.

" Ayo Den masuk, sekalian makan, istri gw masak sayur asem dan ayam goreng"

" Oh ya bos makasih" Jawabku sambil degdegan sumpah perasaanku benar benar tak karuan.

"Mam.. Sekalian ambilkan satu piring lagi buat Dennis" Teriak bos Tom pada istrinya yang sedang berada di dapur.

"Iya pap" Jawab Riska

" Ehh apa kabarnya mas Dennis lama ga ketemu" Ucap Riska menyalamiku lalu meletakkan piring diatas meja

" Kabar baik Bu" Jawabku sambil tersenyum dengan jantung yang berdetak kencang.
Sumpah aku salah tingkah, namun aku berusaha bersikap wajar seolah aku dan Riska tidak ada apa-apa.

" Silahkan Mas dimakan, mohon maaf hanya seadanya" Ucap Riska

" Iya Bu terimakasih banyak, ini sudah lebih dari cukup"

Kami bertiga makan bersama, bos Tom bercerita masalah pekerjaan, sementara aku hanya mendengarkannya sesekali mencuri pandang ke arah Riska, beberapa kali aku dan dia kontak mata lalu tertunduk setelahnya.

" Kenapa lu bro ga enak badan? Dari tadi diem aja" Tanya bos Tom padaku.

" Ah nggak bos biasa aja, kan lagi dengerin bos cerita, sambil nikmati makanan, ternyata bu Riska jago masak juga ya" Aku berusaha mencairkan suasana agar tak canggung

" Ah biasa aja mas, bisanya cuma masak yang mudah mudah aja kok" Ucap Riska sambil tersenyum menatapku

Selepas makan bos Tom mengajakku nongkrong di teras, aku ambil sangkar burung dari dalam mobilku lalu memberikannya pada bos Tom.

" Silahkan mas Dennis, kopi pahit tanpa gula" Ucap Riska memberikan segelas kopi untukku.

" Makasih bu" Aku ambil kopi dari tangannya dengan sengaja aku menyempatkan untuk membelai tangan Riska sambil mengedipkan sebelah mataku padanya.

" Lu sibuk ga hari ini Den ? " Tanya bos Tom padaku

" Nggak bos, kenapa emang? '

" Bisa temenin gw keluar? Ada yg mau gw bicarakan"

" Jalanan macet bos, ga bisa disini aja? " Tanyaku

" Sepertinya harus di luar Den"

" Oh baiklah bos" Jawabku menyetujui ajakannya.

Riska kemudian keluar ikut nongkrong bersama kami di teras.

" Oiya mam, bentar lagi papap mau keluar bentar sama Dennis"

" Owalahh mau kemana pap mbok ya dirumah aja" Ucap Riska

" Bentar doang kok ga apa-apa ya"

" Iyaa dehh " Jawab Riska dengan sedikit merajuk

Tepat pukul satu aku dan bos Tom pergi meninggalkan Riska sendiri, aku lihat raut wajah Riska nampak layu tiada berseri.
ngaronda den?heee biasana nyubuh btw asa curiga bos Tom ngajak kamana nya?
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd