Part VI : Pesona Tante Rahma
Ku cium keningnya dengan penuh cinta, nampak wajah ayu sedang tertidur pulas setelah semalam menghabiskan waktu di club malam. kurenggangkan kakinya lalu kubuka celananya, aku penasaran akan darah haidnya dan kucoba untuk mengintipnya, beberapa tumpukan pembalut melekat pada celana dalamnya dan begitu banyak darah yang menghiasi pembalut tersebut, tak kuat melihat hal tersebut aku pun menutupnya kembali.
"Eeeehhh.. yaaaank !", ucapnya mengerang dengan mata tertutup.
"hi.. bangun, udah jam 10 sekarang, kamu gak kuliah ?", tanyaku.
"males.. !", ucapnya dengan menahan kantuk.
"kamu habis ngapain.. ?", tanyanya dengan nada males.
"cuma penasaran dengan darah haidmu !", ucapku.
"aku pergi ke kamar mei sebentar !", pamitku.
"ngapain ?", tanyanya.
"pinjem pakaian untuk kau gunakan !", jawabku.
Aku pun turun dari ranjang dan melangkahkan kaki menuju ke kamar mei, untuk meminjam baju yang sesuai dengan rina dan juga memastikan apakah shandy sudah berangkat apa belum ke surabaya. ku masukin pintu kamar mereka dan ku lihat mei sedang tertidur pulas dengan posisi tengkurap, dengan hanya menggunakan lingerie seksi warna putih berpadu dengan kulit putih halusnya yang sangat oriental ala wanita chinesse umumnya terlihat sangat cocok dan serasi sekali perpaduan tersebut.
Wanita binal ini benar-benar sangat pintar menggoda nafsu pria termasuk diriku ini, pahanya sangat seksi dan membuat menelan ludah, pantatnya juga begitu menggairahkan. aku mendekatinya lalu ku tarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang sangat vulgar tersebut. namun sentak saja tanganku di tarik olehnya dan tubuhku pun terjatuh tepat di menimpa tubuh mei, dan bibirnya dengan gesit mencumbu bibirku.
Dia gunakan kedua tangannya untuk membelai tubuhku dan menahan kepalaku supaya tidak melepaskan cumbuan ini, kurasakan lidah mei bermain-main dengan lidahku, matanya begitu manja menatapku dan terlihat dia sangat menikmati cumbuan ini. ku tekan bahu mei supaya melepaskan ciumannya, karena aku sangat risih dengan keadaannya yang baru bangun tidur.
"cukup mei.. hentikan !", ucapku dengan sedikit membentak.
"hahaha.. nikmati saja hans !", ujar hans.
"kau terlihat sangat jorok.. !", ucapku.
"makin jorok makin asyik hans... !", celetuknya.
"sudahlah.. aku hanya mau meminjam pakaianmu untuk rina !", ujarku.
"maaf hans... aku tak sudi pakaianku di gunakan olehnya !", saut mei.
"gunakan saja pakaian shandy, tubuhnya juga hampir sama dengan pacarmu itu !", tuturnya lagi.
"dimana pakaian shandy ?", tanyaku.
"tuh..!", ucap mei dengan menunjuk ke buah almari pakaian.
Aku pun segera membuka almari tersebut dan memilih pakaian yang cocok untuk rina gunakan, aku mengambil sebuah celana dalam warna hitam dan bra warna hitam juga, lalu ku ambil dress merah darah yang anggun untuk rina gunakan, pikiranku sedikit berfantasi dengan pakaian yang aku ambil ini. rina pasti sangat cantik menggunakan pakaian ini, tentu saja keseksian tubuhnya akan menjadi daya tarik tersendiri untukku.
"bila ama shandy aku meminjam pakaiannya ini untuk rina ?', ucapku pada mei.
"hei hans.. apa kau tidak ingin menikmati tubuhku lagi !", sautnya.
"ehm... sepertinya aku lupa akan kejadian itu, hehehe... !", ucap dengan mencandainya.
"ayolah hans.. sebentar saja !", rayunya kepadaku.
"lebih baik kau segera mandi mei dan ikut aku ke perusahaan Antrops !", saranku.
"aku kembali dulu ke kamar !", sambungku lagi.
Aku pun segera kembali ke kamar untuk memberikan pakaian ini kepada rina, sesampai di kamar ku lihat rina sudah bangun dan berdiri di pinggir jendela untuk melihat pemandangan kota jakarta di pagi hari, walaupun tidak ada bagus-bagusnya, ahahhaha....
"hi sayank.. mungkin pakaian ini cocok untukmu !", ucapku dengan menunjukan pakaian yang kupegang.
"makasih.. sayank !", ucapnya.
"ya udah.. buruan mandi lalu ikut aku melihat-lihat perusahaan keluarga !", ucapku.
"mandi'in.. !", ucapnya merayuku.
"sudahlah sayank..., aku masih belum menyiapkan beberapa dokumen, mandi sendiri yaa.. !", sautku.
"huft.. !", ekspresinya membuatku tersenyum kecil.
Kulihat dia segera melangkah menuju kamar mandi, aku pun menunggunya di dalam kamar dan tak lupa merapikan pakaianku dan menyiapkan semua yang aku butuhkan nantinya. setengah jam berlalu rina pun keluar dari kamar mandinya, dengan balutan handuk dan di tubuhnya. dia pun menuju ranjang dan membuka balutan handuk tersebut, ku lihat tubuhnya telanjang bulat dan membuat sangat bernafsu untuk menyentuhnya. ku dekati lalu ku dekap tubuh moleknya.
"Aaahh.. minggir ahh, aku mau ganti pakaian tau !", ucapnya dengan judes dan berusaha melepas dekapanku.
"ihh.. judes banget, kenapa seh ?", tanyaku.
"pikir aja sendiri !", celetuknya.
"hahaha.. ya udah nanti sore deh aku mandi'in !", ucapku menrayunya.
"males.. !", sautnya.
Dia pun memakaikan beberapa pembalut di celana dalamnya, lalu dia kenakan, dia mulai mengenakan satu persatu pakaiannya, setelah kita semua rapi dan siap untuk pergi aku pun mengajaknya ke kamar mei dulu untuk mengajak dia ke perusahaan, tapi ternyata dia sudah sangat rapi dan menunggu di depan pintu kamarnya, mirip wanita penggoda yang sedang menunggu lelaki hidung belang.
"yuk.. berangkat !", ucapku kepada mei.
"hans.. apa kau tau kemana shandy pergi ?", tanya mei kepadaku.
"aku menyuruhnya untuk mengumpulkan data di perusahaan, karena kau selalu membantah perintahku jadi shandy berusaha menghandle semua pekerjaanmu !", ucapku penuh sindiran.
"hehehe.. kau tidak bisa bohong kepadaku hans.. !", ucapnya.
"tapi tak masalah jika kau tidak mau bilang kepadaku !", sautnya lagi.
"hahaha... maaf, aku sempat lupa kalau kau adalah teman baikku !", ucapku mengeles.
Aku, mei dan rina berangkat ke perusahaan keluarga, setelah tiba pun kita segera menuju ke ruangan meeting, dimana disana aku di sambut oleh beberapa orang saja karena aku sengaja menyembunyikan acara kunjunganku ini.
"hi siapa namamu ?", ucapku pada seseorang wanita yang menemani kami bertiga.
"nama saya anggi pak !", jawabnya.
"kau sebagai apa disini ?", tanyaku lagi.
"aku sebagai sekretaris perusahaan keluarga bapak hans !", jawabnya.
"baiklah.. aku minta struktur kepemimpinan dari perusahaan ini dan semua data pribadi mereka, lalu bawakan semua repakan keuangan dari perusahaan ini setahun terakhir. ", pintaku.
"aku minta hari ini juga.. tolong yaa !", ucapku santun.
"baik pak, akan saya upayakan !", jawabnya dengan menunduk hormat kepadaku.
"dan satu lagi, tolong siapkan ruangan khusus untuk kami, karena mulai besok kami akan menggunakan kantor ini untuk kepentingan kami !", pintaku lagi.
"baik pak !", jawabnya.
Wanita itu pergi untuk menjalankan perintahku dan meninggalkan kita bertiga di ruangan meeting, aku lah boss perusahaan ini untuk sementara waktu, aku sudah merencanakan semuanya dengan baik, aku harap tidak ada halangan yang berarti.
"kau seperti boss saja hans !", ucap mei kepadaku.
"yaa.. untuk sementara waktu saja !", jawabku.
"ohh.. aku ada sesuatu yang lupa aku kerjakan, aku titip rina kepadamu mei !", ucapku.
"hah.. gak lama kan yank ?", tanya rina kepadaku.
"mungkin sampai sore, hehehe... !", ucapku.
"huh.. tau gitu aku tadi kuliah !', saut rina kepadaku.
"aku akan menceritakan semua kejelekan hans kepadamu, rin.. !", saut mei.
"haha.. ceritakan saja, dengan begitu aku bisa tau sedalam apa cintanya padaku !", jawabku atas ucapan mei.
"ok.. aku tinggal dulu, ohh yaa... sekalian tolong bawakan dokumen yang aku minta kepada wanita tadi !", pintaku kepada mei.
Aku pun meninggalkan mereka untuk menuju ke suatu tempat, akan sangat merepotkan jika membawa rina ke tempat ini, oleh karena itu aku harus pergi sendiri tanpa sepengetahuan dia. karena tempat yang aku tuju adalah perusahaan yang di pegang oleh mamanya rina, Agustina Rahmayanti.
Setibanya di perusahaan itu...
"maaf mbak.. bisa bertemu dengan Ibu Agustina Rahmayanti !", ucapku kepada bagian receptionist.
"dengan siapa saya bicara ?", tanya nya.
"Hans.. Hans Antoline !", ucapku.
"sudah membuat janji sebelumnya, bapak hans ?", tanya receptionist itu.
"ehmm.. belum, aku datang kesini ingin membuat schedule pertemuan antara Ibu Agustina dengan boss saya, bagaimana cara membuat janji dengan beliau ?", tanyaku.
"bisa di sebutkan kepentingan nya apa supaya saya bisa membantu menyampaikannya ke ibu rahma ?", tanya wanita itu.
"ingin menjalin kerjasama, antara perusahaan ini dengan PT. Antrops yang boss saya pimpin !", ucapku.
"ohh.. baiklah pak, tunggu sebentar !", ucap wanita itu
Kulihat wanita itu sedang menelepon seseorang dan beberapa saat kemmudian...
"Bapak hans silakan ikuti saya ke ruangan bu rahma !", ucapnya.
Aku pun mengikuti langkah wanita itu menuju keruangan yang berada di ujung dan nampak besar dari ruangan lainnya. wanita itu membukakan pintu dan mempersilahkan aku memasuki ruangan tersebut, nampak jelas wajah seorang wanita yang cantik dan keibuan sedang duduk di kursi kerjanya, dialah Agustina Rahmayanti seorang wanita yang akan melancarkan misiku, aku akan memperalatnya untuk kepentinganku, aku tidak peduli walaupun dia adalah orang tua dari Rina kekasihku.
"silakan duduk pak hans !", ucapnya sangat tegas.
"perkenalkan saya Agustina Rahmayanti, pemimpin perusahaan ini yang meruapakan cabang perusahaan keluarga suryadharma, kalau boleh tau apa kepentingan anda menemui saya !", ucapnya.
"saya merupakan utusan dari PT. Antrops sebuah perusahaan yang baru berkembang dan ingin menjalin kerjasama dengan perusahaan ini !", jawabku.
"bisa saya lihat semua dokumen perusahaan bapak ?", tanyanya.
Aku pun memberikan semua dookumen yang telah aku siapkan tadi, dan cukup lama juga ibu rahma memeriksa dokumen tersebut, lalu pembicaraan pun dimulai kembali.
"ohh.. lalu apa yang ada bisa tawarkan kepada kami dan kenapa kami harus menerima tawaran tersebut !" tanyanya lagi.
"keuntungan kerjasama berupa materi maupun relasi, secara materi kami akan berikan 70% kepada perusahaan ini, dan perusahaan besar adalah perusahaan yang memiliki begitu banyak relasi atau partner bisnis, hanya itu yang bisa kami tawarkan !", jawabku.
"kepada anda sangat berani memberikan 70% keuntungan itu kepada kami, bukankah perusahaan anda lebih membutuhkannya untuk berkembang lagi !", tanya lagi bu rahma.
"tahap awal yang kami butuhkan untuk berkembang bukanlah hasil yang besar tapi sebuah nama besar, dengan bekerja sama dengan perusahaan suryadharma maka sangat mudah bagi kami untuk bersaing dengan pesaing bisnis lainnya !", jawabku.
"lalu setelah menjadi besar.. apakah perjanjian awal akan berlaku !", tanyanya lagi.
"tentu saja tidak.. jika kedua perusahaan yang sama besarnya saling bekerja sama, bisa di pastikan akan ada yang saling menjatuhkan, oleh karena kita akan menghentikan hubungan bisnis ini jika PT. Antrops sudah menjadi perusahaan besar. ", ucapku.
"ohh.. sangat jujur sekali jawaban anda, tapi ada benarnya juga. tapi bagaimana kalau kita menolak penawaran dari perusahaan anda ?", tanya lagi ibu rahma kepadaku.
"PT. Antrops memiliki prospek yang sangat cerah dengan suatu kreatifitas yang tinggi dan inovatif, mungkin ibu bisa membacanya di dokumen yang saya berikan. dan saya yakin hal tersebut mampu menggoda perusahaan ibu untuk menjalin kerjasama dengan kami !", jawabku.
"ehm.. menurut kacamata saya.. sepertinya perusahaan ini membutuhkan orang seperti anda dari pada menjadikan anda sebagai relasinya, bagaimana ?", ucapnya.
"haha.. terima banyak tapi anda baru mengenal saya, bu rahma.. apakah tidak terlalu cepat penawaran itu !", ucapku santun.
"selama aku memegang perusahaan ini tidak ada satu pun partner bisnis dari perusahaan ini yang begitu terbuka dengan jawabannya, dan anda sangat berbeda. saya tertarik dengan anda !", ucapnya.
"dan satu lain.. panggil saya tante saja jangan ibu, terlalu tua sebutan ibu kepada saya !", ucapnya lagi.
"ohh.. baiklah bu.. ehh tante rahma, maaf tapi saya tidak bisa memberikan jawabannya sekarang karena saya juga baru mengenal anda tante !", jawabku.
"mungkin kita bisa meluangkan waktu sebentar nantinya untuk kita mengobrol lagi.. saya sangat senang dengan pertemuan ini, saya harap ada pertemuan lagi setelah ini !", ucapnya kepadaku.
"ohh tentu saja.. saya juga berharap begitu, tapi bagaimana dengan kerjasama ini !", sautku.
"sama dengan anda pak hans.. saya akan memikirkannya dulu karena saya baru mengenal anda !", ucapnya.
Hahaha.. kita berdua pun tertawa, dia sangat menyenangkan sekali dan sangat obrolan kita juga sangat nyambung sehingga tidak ada kesan jemu dalan pembicaraan kita. awal yang sangat baik dan rencana yang sangat rapih, ke depannya mungkin akan lebih banyak ku habiskan waktu dengan dirimu tante.
Tante rahma sangat mempesona dan begitu kharismatik sekali, aku pun sempat dia buat lupa kalau dia adalah mama dari rina, sangat menyenangkan sekali bertemu dengamu tante.
Next Part : Pertikaian Keluarga