Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA HAHOLONGAN.

Status
Please reply by conversation.
part 18




P.o.v. Rindu safhira.





Flash back<<<<< beberapa hari yang lalu.

" deeek.,! kaak..! Mama sama ecy keluar sebentar. Mau beli kado..! Kalian jaga rumah sebentar ya..!" Mama cindy berujar pada ku dan eva.

" iya maa.. " aku dan eva menjawab serentak.

Kulihat mama cindy berpenampilan sedikit berbeda. Mengenakan jilbab modis dan gamis jenis streetcond ( gamis yang tak terlalu besar dan tidak menjubrai. Sedikit mengikuti lekuk tubuh. Namun, tidak ketat. ) beliau terlihat lebih feminim dan anggun.

Jilbab..!?? Mama cindy pakai jilbab..!? Tapi kan......??

Ya... mama cindy seorang wanita muslim. Mama cindy dan papa rony ( papa nya ecy) menikah beda agama. Dan ecy, mengikuti agama papa nya.

Pernah suatu ketika, aku iseng bertanya perihal pernikahan mereka. Dan jawaban mama cindy, sungguh membuatku terharu.
' karena CINTA'

perbedaan itu tak menjadi penghalang untuk menyatukan cinta mereka. Dan perihal ecy yang mengikuti sang papa, tak menjadi masalah buat mama.
' selama itu bisa membuat ecy aman dan nyaman' ucap beliau.
Dan , itu terlihat dari kehidupan rumah tangga mereka yang damai dan harmonis. Saling menyayangi dan menjaga.

Hmmm.. sekarang, tinggal aku dan si mungil ini disini. Dan , teman teman yang lain juga seperti nya tidak datang.

" deek...! Kakak mo bersihin halaman belakang rumah.." ucapku ke eva. kerena merasa bosan, aku memutuskan tuk membersihkan halaman belakang. Itung itung, si bosan ini bisa pergi.

" adek baring aja ya... ngantuk..! "
" ga fafa ya, adek ga bantu..!" Ucapnya memelas.
Aku mengangguk mengiyakan.

" ciuumm...!" Pinta nya manja, sambil memajukan bibirnya.
Kebiasaan nya dari dulu, setiap mau tidur dan bangun tidur, pasti minta cium.
Aku membungkuk. Lalu, mengecup ringan bibir nya.
..........................

Saat aku mengambil sapu di depan teras, kulihat seorang lelaki berdiri di depan pagar. Sambil tersenyum, dia melambaikan tangan padaku. Dengan berat hati, aku datang menghampiri nya.

" dari mana...?? Koq sendiri..!?" Tanyaku. Karena, dia ga pernah pernah nya datang sendiri. Kalau ga berdua, ya bertiga dengan teman nya yang lain.

" boleh masuk ga..? Aku kangen ama mu..!" Ucapnya. Tak menjawab pertanyaan ku.
Aku sebenarnya berat untuk membiarkan nya masuk. Karena, ga ada orang lain disini. Mana si adek dah tidur. Dan juga, aku tau maksud dan tujuan nya datang kemari.

" boleh ya... sebentar aja..!" Pinta nya lagi.
' huuhh... ni anak ga ada cepak nya, dah berkali kali juga dah aku bilang. Aku ga ada rasa ke dia. Tapi, masih aja..
Dengan berat hati, aku pun membuka pintu pagar.

" makasih..!" Ucapnya, yang langsung melangkah masuk.

" kamu duduk di depan teras dulu. Aku mau nyapu halaman belakang sebentar..!" Ucapku, seraya berjalan ke halaman belakang.

Belum selesai aku menyapu, kulihat dia datang menghampiri.
" roby....! Kan aku dah bilang, kamu tunggu di depan..! " ucapku tak suka.

" sebentar.. ada yang mau aku omongin.." ucapnya, tak mengubris perkataan ku.

" iya... ngomong nya nanti aja didepan. Jangan disini..!! " ucapku lagi. Tak nyaman bila hanya berdua dengan nya si sini.
Namun, dia tak mengindahkan seruannku. Malah melangkah semakin mendekat.
Niat hati ingin menghalau nya dengan sapu yang ku kibaskan di depan nya. Tapi sialnya, kibasanku sedikit kebawah. Dan mengenai tumpukan pasir dan debu yang tadi ku sapu. Akibatnya, pasir dan debu tersebut berhamburan, dan mengenai mata ku.
" ouchh...!" Dengan reflek, tanganku melepas sapu dan sekop. Dan langsung mengkucek kucek mata ku.

" jangan di kucek...! Nanti makin perih..!! " dari volume suaranya, seperti nya dia berdiri di depan ku.
" sini ku lihat..!" Ucapnya lagi.

Aku sedikit mundur, dan menepis tangannya yang hendak memegang kapala ku.

" ga usah dekat dekat...!" Ucapku.

" biar ku embus (tiup) dulu. Nanti mata mu makin perih..!" Ucapnya .
Memang, mataku semakin lama semakin perih dan gatal. Dan seketika itu juga, dia sudah berdiri rapat di depan ku.
" aku embus ya.. biar debu nya keluar..!" Ucapnya lagi.

" tapi, ga usah pake pegang pegang..!"

" iyaa.. " ucapnya. Lalu,
'Pffuhhh.....!' Roby langsung meniup mataku. Namun, secara reflek aku mengelak. Dan tiupan nya sedikit melenceng.
" jangan bergerak..!" Ucapnya.
Air mataku sudah meleleh. Akibat menahan perih dan gatal.
" aku pegangin kepala mu ya..! Biar ga bergerak..!"

Karena sudah tak tahan, mau tak mau aku membiarkan nya memegang kepala ku. Toh, kepalaku tertutup jilbab. Dan mudah mudahan, ini hanya sebentar.
Saat roby sudah memegang kepalaku, aku seperti mendengar suara langkah kaki. Namun, fokus ku lebih ke mata ku yang perih dan gatal.
' mungkin si adek.' Batin ku.

" jangan berkedip.!" Ucap nya lagi. Lalu , Roby memiringkan kepalaku sedikit ke kiri. Dan..
'' Pffuuuuhhh.... pffuuuuhhh...!" Dua kali dia meniup mataku.
Beberapa detik kemudian, aku tak lagi merasakan sesuatu yang mengganjal di dalam kelopak mataku. Rasa perih dan gatal itu juga sudah berkurang.

" terima kasih..." ucapku, atas bantuan nya. Lalu aku mengusap usap mataku dengan kain jilbab. Menghilangkan sisa sisa perih dan gatal yang masih ada.

Melihat dirinya yang masih berdiri dekat di depan ku, aku bergeser menjauhi nya.

" aku mau ngomong ama kamu...!" Ucapnya lagi, yang melihat ku menjauhi nya.

" udah lah rob..! Ga ada yang perlu di omongkan lagi..! Aku tau koq , apa yang mau kau omongkan..!
" lagian, dari kemarin kemarin juga dah aku bilang. Bahkan, di jauh jauh hari sebelumnya pun aku udah jelaskan ke kau..!
" aku ga...

" kau serius ama 'anak itu'..!!? " tanya nya memotong ucapan ku.

" yaa...!" Jawabku.

" apa kali dia rupanya..!!? Apa kali rupanya kelebihan nya di bandingkan ama ku..!?? "
" kurasa, semua orang tau..!! Bahkan, anak kecil juga juga tau perbedaan dan kelebihan, antara aku dan dia..!!"
'' sama 'kuli' aja koq sampai segitu nya...!" Ucap nya sinis dan merendahkan.

Dadaku langsung bergetar mendengar ucapan nya. Salah satu dari sekian banyak sifat dan sikap nya yang dari dulu membuat ku mati rasa dengan nya. Namun, aku mencoba tuk tetap tenang.

" iya... betul apa yang kau bilang. Bahkan anak kecil tau, perbedaan antara kau dan dia.."
" dia mempunyai semua kelebihan yang sangat 'jauh' di atas mu..!"
" mau tau...!?? " tanya ku.

" heehhh....!!" Senyum dan cengiran nya terlihat sangat meremehkan

" dari tampang dan fisik, kurasa dia masih jauh diatas mu..!
" materi...!??? .. dia mempunyai duit, lebih dari yang kau punya!" Ucap ku

"Cihhh.. berapa banyak rupanya gaji kuli sorong..!!??" Ucapnya meremehkan.

" hmmm... dia bisa membiayai kehidupannya sehari hari..!! Makan..? Minum..?? Beli ini., beli itu..!? Dia penuhi dengan duit nya sendiri..! Duit dari hasil nya jadi 'kuli'..! "
" pendidikan..!? Sekolah..!?? Dia biayai dengan duit nya sendiri. Hasil dari dia menjadi 'kuli'.!! "
" coba bandingkan dengan dirimu.!!"
" mobil yang kau bawa.!?? Kereta(motor) yang kau pakai..!?? Pakaian yang kau kenakan..!?? Sepatu..!? Jam tangan..!?? Kau beli pakai duit mu sendiri..!?? Enggak kan..!?? Pakai duit Orang tua mu yang beli kan..!?? "
" bahkan mungkin, untuk beli CELANA DALAM mu aja, kau mesti merengek rengek minta duit ke orang tua mu..!!!"
" di sekolah..!?? Apa prestasimu yang melebihi dirinya..!?? "
" kalau dia..?? Ku rasa, satu sekolah mengenal dia..!
" dia masuk empat besar di sekolah.!! DI SEKOLAH loh ya.. bukan di kelas..! "
" lah, dirimu...!? Jangan kan di sekolah, di kelas mu aja , kurasa kau ga masuk sepuluh besar ..!! " ucapku panjang dan lebar.

Dengan wajah yang ketat seperti sempak baru, dia pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun .
Aku berkata seperti itu, bukan untuk merendahkan nya. Tapi, berharap. Kedepannya, dia dapat merubah sikap dan sifat nya yang suka memendang rendah kepada orang lain. Dan juga, supaya dia tak lagi berharap lebih pada ku. Karena aku sudah mempunyai tambatan hati.!.

Sepemergian nya, aku kembali melanjutkan pekerjaan ku.
Selesai halaman belakang, kulanjutkan ke halaman samping dan depan.
Saat menyapu halaman depan, mama cindy dan ecy pun pulang.

" rajin nya anak mama.....!" Puji beliau, begitu keluar dari dalam mobil. Aku hanya tersenyum mendapat pujian dari beliau.

" si adek mana..!?" Tanya ecy.

" sik boboq kayaknya..." jawab ku.

Mereka berdua langsung masuk ke dalam rumah. Aku pun kembali lanjut menyapu.
..................

Selesai menyapu, aku masuk ke kamar ecy. Kudapati si mungil masih tertidur telungkup. Membenamkan wajahnya ke bantal.

" deeek... adeeek...! Bangun yoq.. dah mau maghrib loh ini..!" Aku menggoyang pelan tubuh mungil nya.

" hhmmm...." sahut nya dengan menggumam.
Kemudian, dengan gerakan cepat, eva memindahkan kepalanya ke atas pahaku. Menempelkan wajahnya di perutku, dan memeluk pinggang ku.

" sayangkan adek....!" Pinta nya dengan suara yang sedikit serak.
Aku pun mengelus pelan kepala dan membelai rambut nya.

Setelah merasa puas, eva bangkit dan duduk di depan ku.
" cium...!" Pinta nya lagi. Masih dengan mata terpejam.
Aku pun kembali menuruti permintaan nya. Mengecup kedua pipi, dan pinggiran bibir nya.
Setelah itu, dia membuka mata dan memandang ku. Kulihat kelopak mata nya agak sembab dan sedikit membengkak.

" isshh.. kan..! Lihat tu., gara gara kelamaan tidur, mata adek jadi bengkak kek gitu..!" Ucapku memberitahu . Dia malah merengut, dan kembali memelukku.
Kemudian, kulihat ecy keluar dari kamar mandi.

" dahh.. mandi dulu gih..!" Aku menyuruhnya mandi, agar bengkak di matanya berkurang.
Dengan agak malas, eva turun dari tempat tidur. Dan melangkah ke kamar mandi.

.................................
.................................

Esok Paginya disekolah., aku belum melihat keberadaan dirinya. Dari semua siswa di kelas ini, dua sahabat itu yang belum nampak batang hidung nya.
Tapi tak lama, mereka berdua muncul dari balik pintu kelas. Secara naluriah, bibirku bergerak membentuk sebuah senyuman. Berharap jika dia menoleh ke arahku, dia akan melihat senyum rindu ku untuk nya.
Tapi, sepanjang dari pintu hingga dia duduk di kursi nya, dia tak menoleh sama sekali. Bahkan ke arah mana pun dia tak menoleh. Ekspresi nya juga nampak datar. Tak seperti hari hari biasanya.
Selama jam pelajaran di mulai, sesekali aku menolehkan pandangan ku ke arah nya. Dia nampak terlalu serius.

DiSaat jam istrahat , dia tak ikut dengan dody mampir ke kantin. Padahal, aku berharap dia datang.

Pun begitu juga di jam istrahat kedua..

Dari awal pelajaran, hingga kini pelajaran hendak usai, tak sekalipun dia menegur atau menyapaku. Bahkan, untuk menoleh sekedar memberikan senyum pun tidak.
Aku merasa agak janggal dengan tingkah laku nya hari ini.
Selama dekat dengan nya, tak pernah dia bersikap seperti ini. Hatiku menjadi bertanya tanya. Apa gerangan yang membuat berperilaku tak seperti biasanya. Apa dia menghadapi masalah.!? Di rumah..? Di tempat kerja.!?

' tteeeeeeeeeeeett.....!!' Suara jeritan bel membuyarkan ku.

Saat melangkah di tengah lapangan, aku merasakan kehadiran seseorang di samping ku. Hatiku langsung bersorak riang. Namun tak berlangsung lama. Karena, yang berjalan di samping saat ini bukan aby. Tapi roby..!
' apa lagi maunya anak ini..!' Batinku.

" nanti malam, aku main ya kerumah mu..? " ucapnya pelan.

" ga usah..! " tolak ku.

" kenapa.!? Kamu mo kencan ama 'dia'..!?

" iya.. mo keluar. Jalan jalan ama dia..!? " jawab ku sekenanya.

Dia langsung terdiam. Tak lagi bersuara. Sekilas, ku lihat dia menoleh ke belakang. Dan tak lama, dia pergi ke arah teman teman nya.

Sampai di depan gerbang, dia( aby) tak kunjung menampakkan diri nya.
' kemana sihh..!?' Batinku bertanya.

" beib..! Zayn mana..!?" Tanya diana ke dody. Mewakili pertanyaan hati ku.

" tadi masih di kelas. Ntar lagi kemari nya tu..!" Jawab dody.
Namun, hingga mobil jeputan ku datang, aby tak jua kunjung menampakkan diri.

...................

Di dalam mobil.,

" adek kenapa...!? Koq dari tadi murung terus..!" Tanya ecy ke eva.

" ehh... enggaaa... adek ga kenapa kenapa...!" Ucapnya. Namun, raut wajah nya memang terlihat beda dari biasanya. Sama kaya aby tadi di sekolah.
Aku menatapnya, meminta kepastian. Melihat aku menatapnya, eva mengapit sebelah lenganku. Dan menyandarkan kepalanya di bahu ku.

" adek ga enak badan..!?" Tanyaku, menyentuh kening dan lehernya dengan punggung tangan ku. Dan merasakan suhu badan nya yang normal.
Eva menjawab dengan anggukan pelan.

" pusing dikit..!" Ucap nya.

" kita ke dokter..!?" Tanyaku.
Eva langsung menggeleng cepat.

" beli b***ex aja nanti.!" Ucapnya, menolak tawaran ku.

" ya udah., nti abis makan, langsung di minum ya...!??" Aku mengingatkan nya.
Kembali dia mengangguk lemah.

..............................

Esoknya di sekolah, hal itu terulang lagi.
Selama di sekolah, aby tak pernah menyapaku. Bahkan menoleh atau memandangku juga tidak.
Tapi, aku mencoba untuk tidak berfikir yang aneh aneh. Mungkin dia memang lagi ada masalah.

Dan ini, kali kedua dia tidak ada disini. Di saat kami menunggu jemputan datang.

.......................

Esoknya lagi, di sekolah. Hal itu terulang lagi. Bahkan kali ini, aby melakukan hal yang di luar kebiasaan nya.
Aby keluar kelas, sebelum jam istrahat. Dan masuk nya, bersamaan dengan guru.
Bahkan ketika pulang, dia langsung nyelonong duluan keluar. Ga pernah pernah nya dia seperti itu. Dan itu juga menjadi pertanyaan oleh teman teman yang lain.
Hal itu berlangsung terus menerus.

" beib.. ! Kamu Ada masalah dengan zayn..!? Kalian gaduh..!??" Tanya diana ke dody. Yang juga menyadari perubahan aby.

" engga..! Kita baik baik aja..! " jawab dody.
" memang, beberapa hari ini aku ga pulang ama dia. Karena, kalian juga tau. Dia langsung pergi.!"
" tapi, kalau berangkat sekolah , kita tetap sama.! Tadi pagi juga berangkat sama. Aku jeput dia tadi..!" Dody menjelaskan.

" kamu ga tanya, dia kenapa..!??" Tanya diana lagi.

" dia bilang, dah lama ga pulang jalan kaki..! Kangen dia suasana nya..! " ucap dody.

Namun, aku merasakan sesuatu yang....... membuat perasaan ku menjadi tak karuan.

" kalau ama indu..?? Kalian ada masalah ga..!?" Kali ini, diana bertanya padaku.

" ehh.. haa..! Enggaaa...! Kita ga ada masalah.! Kita baik baik aja koq..!" Ucapku. Karena memang, kita ga ada masalah sebelum nya.
Kulihat eva menatap ku.
" terakhir kita ngumpul, waktu hari senin. Di kantin ! Kalian ingat kan..!? Ga ada apa apa kan..!?? " ucapku mengingatkan.
" disitu, dia masih kayak biasa. Malah, dia sempat godain si adek..!" Ucapku lagi, sambil menoleh ke si imut yang sedari tadi menatapku dengan tatapan yang.....

" hai semua....!!" Kak rani, dengan senyum cerianya menyapa kami.
" jemputan belum datang.!?" Tanya nya, sambil memeluk eva dari belakang. Dan..
'Cupp..! ' mengecup pipi nya.

" belumm... kayak nya bentar lagi.!" Jawab ecy.

" ohh iya..,! ' macho man ' ( sebutan kak rani untuk aby.) mana..!? Koq beberapa hari ini ga ada nampak..!??" Tanya nya lagi, yang juga menyadari ke alpaan aby di antara kami.

" nggg.. tadi dah pulang duluan.. ada keperluan mendadak katanya...! " jawab dody, memberi alasan sekena nya.
Kak rani manggut manggut. Lalu, kembali mencium pipi si adek.

...........................
...........................

Dirumah, aku betul betul gelisah. Fikiran ku menjadi tak menentu. Dadaku berdebar tak karuan. aku kembali kepikiran dengan perubahan sikap aby. Aku merasa, dia seperti menghindariku.

Ku raih gagang telefon, dan mulai menekan nekan nomor.

" hallo... " suara ecy terdengar, menyapa dari seberang.

" ecyy... ke rumah aku ya.. ajakin si adek..! Perasaan aku ga enak ni...!"

" iyaa.. ini kita juga juga mau kesana koq.. si adek juga udah disini..!"

"
belikkan ice cream ya..! " pintaku.

" iyaaah...."

"
ya dah.. titi dj.. ( ti ati di jalan).! "

.........................

" koq perasaan aku ga enak ya..!" Ucap ku.
Saat ini, kami berada di dalam kamar ku. Duduk di atas tempat tidur.

" aby..!? " tanya ecy langsung.

" iya...!" Jawabku sambil mengangguk.

" kenapa..!?" Tanya nya lagi.

" koq aku ngerasa, aby seperti menghindari aku..! " ucapku.

" indu yakin, ga ada masalah ama aby..!? " tanya ecy.

" ya , memang ga ada..! Sebelum ini, kita juga baik baik aja..!"
" cem yang aku bilang tadi, terakhir kita kumpul ama dia tu, di kantin kan..!?
" kalian juga lihat..!" Kembali aku menjelaskan.

Tiba tiba..

" hik.. hiks..!! " eva menangis senggugukan.

" lohh.. adek kenapa..!??" Tanyaku dan ecy bersamaan. eva tak menjawab. Dihapus nya air matanya. Lalu, memandangku dengan lekat.

" kakak, jadian ya ama roby..!?" Tanya nya.

" haa..!? Jadian ama roby..!?? Jadian apa..!??" Tanyaku pula dengan heran.

" kakak pacaran ama roby...!?? " tanya nya lagi.
Mendengar pertanyaan eva, ecy menatapku serius.

"Haa...! Engga.. enggak..! Kakak ga pacaran ama dia..! Ga ada jadian ama dia..!" Ucapku tegas.

Ecy mengalihkan pandangan nya ke eva.
" kenapa adek nanya gitu..!? Tanya nya ke eva.

" hikss..! karenA... hikss..! Hikss...! " eva tak bisa melanjutkan ucapan nya karena isak tangis nya. lalu....

'' hhuuuu....hhuuuuu....hhhuuu.....!" tangisnya langsung pecah.

aku dan ecy saling pandang. tak pernah dia menangis seperti ini.
Melihat dia seperti itu, batinku kembali merasakan sesuatu.
Ku rangkul tubuhnya, dan membawanya menyandar ke tubuh ku.
Ecy juga tak tinggal diam. Mengelus pelan punggung nya.

setelah agak lama, eva sudah mulai sedikit lebih tenang. isak tangis nya juga mulai berkurang. walau masih ada.

kemudian, eva menegakkan tubuhnya. mengusap pipi dan sebagian wajahnya yang tadi di banjiri air mata. lalu...

" aby melihat kakak ciuman ama roby..!!! " ucapnya.

' duarrr....!!' bukan seperti mendengar petir di siang bolong. tapi , aku seakan akan mendengar suara jantungku yang meletup.

' astaghfirullah aladzim....!! aby melihatku berciuman..!!? dengan roby..!?? fitnah apa ini ya tuhan...!!! '

ecy juga tak kalah terkejutnya. dia memandangku dengan tatapan,,,,!

'' indu......!!'' mulut nya bersuara memanggil nama ku, ekspresi wajahnya menunjuknya keterkejutan luar biasa.

aku hanya bisa menggeleng. mulutku tak mampu bersuara.

" adek serius....!! aby ngomong ke adek..!?? adek percaya,,!!?? " tanya ecy. mengalihkan pandangan nya ke eva.

eva mengusap matanya yang kembali mengeluarkan air mata. lalu menggeleng.

" adek ga percaya..! adek juga ga mau percaya..!! tapi, adek juga melihatnya..! adek.. hiks..! abyy... kita berdua melihat kakak ciuman ama roby....!!" ucapnya.

' astaga...!'

ecy kembali menolehkan pandangan nya ke aku.

" ga...! ga mungkin..! kalian pasti salah lihat..!"

" sumpah...!! sumpah demi apapun..! ga mungkin aku berciuman dengan dia(roby). ga mungkin aku melakukan hal itu dengan dia..!" ucapku. suara dan bibirku bergetar, akibat menahan getaran dan goncangan di dada ku.

" ecyy...! adeek..! kalian kenal ama roby kan..!? kalian tau dia seperti apa kan..!? dan juga, kalian udah kenal aku kan..!? kalian tau pandangan aku ke dia seperti apa kan..!? lanjutku

" jadi, tolong kalian percaya,! kalian harus percaya..!! aku ga mungkin melakukan hal seperti itu..!!" aku hampir menangis saat mengatakan ini.

" adek percaya kan ama kakak..!!"

eva kembali menangis. air mata nya kembali berjatuhan.

" kapan kalian melihatnya..?? dimana..!? '' ecy kembali mengalihkan pandangan nya ke eva. disini, aku melihat ekspresi wajahnya (ecy) sangat tenang. sikap dan sifat dewasa nya mulai terlihat.

" dirumah kak ecy..!" jawabnya.

" waktu itu....."

eva pun mulai menceritakan waktu dan tempat kejadian saat mereka melihatku dengan roby.

dimulai dari eva menyuruh aby datang kerumah ecy. dengan maksud untuk menyuruh aby menemuiku. sekedar untuk melepas rindu. dan ternyata, aby menyanggupi nya.

namun, mereka malah melihat ku dengan roby.

" dia fikir. hikss..! aby berfikir, adek sengaja memprlihatkan 'itu' ke dia.

" aby mengira, kalau adek ga suka kalau kakak dekat dengan dia.!"

" dia bilang.. hikss..! dia bilang ke adek, dia ga akan mendekati kakak lagi..!!

" dia., hiks..! aby bilang, dia ga akan gangguin kakak lagi..! karena , dia mengira adek ga suka kakak dekat dengan dia...!!" lanjut eva menjelaskan.

' astaga...!' ternyata, kejadian yang mereka lihat itu sewaktu dirumah ecy.

'hhuuuffffft..!' walau dengan dada yang masih berdebar, setidaknya aku sudah dapat bernafas dengan lega. karena, kejadian itu tak seperti yang mereka lihat.

ecy kembali menatapku, meminta penjelasan. aku pun membalas tatapan nya dengan anggukan dan sedikit senyuman.

sebelum berucap., aku lebih dulu memeluk si mungil. mencoba tuk menenangkan hati dan peraaan nya.

' cupp..!' ku kecup sayang sebelah pipi nya.

" mau dengar penjelasan kakak..!?? " ucapku bertanya.

eva mengangguk pelan.

aku pun mulai bercerita, dan menjelaskan kronologi kejadian yang sebenarnya kepada mereka.

" kakak ga bohong kan..!?? " tanya eva, setelah mendengarkan ceritaku.

" sumpah...!! itulah kejadian yang sebenarnya..!" ucap ku.

eva langsung memelukku. isak tangisnya kembali terdengar. kulihat ecy tersenyum pada ku.

" kalau gitu, kakak jelasin ke aby ya...! biar dia ga salah faham lagi..!" pinta eva.

" yaa.. besok kakak jelasin ke dia..!" ucap ku.

.............................................................

selesai makan malam, ecy dan eva pamit pulang ke orang tua ku.

" papa.. mama..! malam ini, kakak bobok dirumah si adek ya..??" pinta ku ke orang tua ku.

kedua orang tua ku tersenyum mengijinkan.

" adek bawa mobil kan..!? " tanya ku ke eva.

eva mengangguk.

aku bergegas masuk kamar. menyiapkan peralatan dan kebutuhan untuk sekolah besok.

............................................

" koq kakak tumben, hari sekolah boboq di rumah adek..!? " tanya eva tanpa menoleh ku. sambil satu tangan nya memegang tongkat porsneling. matanya fokus ke arah jalan.

" kakak mau ajak kalian ke pajak, besok..!" jawab ku.

eva langsung menoleh ke arah ku.

" mo ngapai...!? " tanya ecy yang duduk di kursi belakang.

" ada yang mau aku tunjukin..!" jawab ku.

" ecy ikut ya...?? " pintaku ke acy.

" iyaaa...." ucapnya tersenyum.

........................................................................

pukul empat subuh kurang, aku terbangun. lalu , setelah selesai shalat sunnah, aku membanguni kedua sahabat ku itu. badan mereka menggeliat, dan langsung bangkit terduduk. lalu, secara serentak mereka berdua menoleh ke jam dinding. kemudian, menatapku heran.

.......................................

" ngapai jam segini kepajak...!" tanya si imut dari balik kemudi. memandangku sekilas, lalu kembali fokus ke jalan.

" ada yang mo kakak tunjukin." jawabku.

" apa..!?" tanya nya lagi.

" aby..." jawabku pula.

eva menolehku dengan dahi berkerut.

" kenapa dengan aby...!?" tanya ecy dari belakang.

" aku mau tunjukin. alasan, dia ga bisa atau belum ada waktu buat aku.." ucapku

eva kembali memandangku, lalu menoleh ke ecy.

tak lama, dari kejauhan, aku melihat aby dan bibi ( mamaknya aby) . berjalan berdua, menjinjing buntalan di atas kepala mereka.

" adek., pelanin dikit..!" ucapku ke eva. menyuruhnya agar melambatkan laju mobil kami.

" kalian lihat dua orang di depan..??" tanyaku.

" iya... " jawab si imut. ecy yang duduk dibelakang, mencondongkan tubuhnya kedepan. sejajar dengan posisi ku dan eva.

" itu aby sama mamak nya...!" ucap ku.

'chhiiitt..!' eva ngerem mobil secara mendadak.

" isshhh... adek..! pelan pelan..! '' ucap ecy.

" iya kaak.. maaf...!" ucap eva. lalu, dia menatapku dengan pandangan penuh keraguan.

" iya... itu aby..!'' ucapku lagi. mayakinkan nya.

" itu, buntalan di atas kepala mereka itu sayuran. mo dibawa ke pajak..! mo di jual..!" sambung ku.

mereka terdiam, dengan pandangan fokus ke depan melihat dua orang yang berjalan di depan kami. aku tak tau, apa yang ada di fikiran mereka saat ini.

" dah yok...! jalan..! " ucapku. menyuruhnya kembali menjalankan mobil.

" tapi. kita dari jalan yang lain aja. kakak ga enak melewati mereka..!" lanjutku.

eva memutar mobil. masuk ke persimpangan jalan yang tak jauh kami lewati tadi.

tak lama, mobil kami sudah memasuki kawasan pajak. lalu menuju ke parkiran. kemudian, aku membawa mereka ke warung yang pernah aku dan orang tua ku singgahi, sewaktu pertama kali melihat aby di pajak ini.

hampir sepuluh menit kami duduk dan minum teh, barulah aku melihat aby dan mamak nya masuk ke pajak.

" tuh mereka..!" ucapku ke ecy dan eva. memberitahukan keberadaan aby dan mamak nya.

mereka kembali termangu. memandangi aby dan mamak nya yang berjalan di antara orang orang.

" aby jualan...!?" tanya si imut.

aku menggelengkan kepala.

" mamak nya yang jualan. aby ada pekerjaan yang lain..!" jawab ku.

" kerja apa..!? " tanya nya lagi.

" ntar lagi adek tau koq, aby kerja nya apa..!" ucapku.

sepuluh menit kemudian, aby kembali terlihat. sudah membawa kereta sorong nya.

" tuh dia..!" tunjuk ku.

kami kembali terdiam. mengamati kegiatan aby yang sedari tadi bolak balik menyorong dan mengangkut barang.

" adek tau ga, sayuran yang mereka jual itu, mereka tanam sendiri. di halaman belakang rumah mereka.

" sepulang sekolah, aby lah yang mengurusi kebun sayur mereka"

" sore hari, dia kembali ke pajak ini. bantu bantu dan menutup toko di tempat dia bekerja. dan malam nya, dia kembali sibuk. menyiapkan semua sayuran yang hendak di bawa ke pajak ke esokan hari nya..! " ucapku, menjelaskan.

" itu lah makanya, kakak ga mau memaksa aby untuk selalu bersama kita. atau juga, buat sekedar kencan ama kakak..!

" kakak ga mau mengganggu kegiatan dan aktifitas yang menopang kehidupannya sehari hari..! " lanjutku.
" inilah, alasan kenapa aby ga punya waktu banyak buat kakak. Buat kita..! " ucapku lagi.

" maaf..!" Eva menggenggam tangan ku, dan menatapku dengan mimik sedih nya.
Aku membalas ucapannya dengan senyuman.

" indu dah lama tau...!??" Tanya ecy, yang sedari tadi terdiam. Saat menanyakan ini, dia tak menolah ke aku. Matanya fokus ke aby yang tengah menggeret kereta sorong yang berisikan barang barang .

" mmm... lumayan sih.. sebelum kita masuk esem a..!" Jawabku.

" tepatnya..??" Tanya nya lagi

" dua bulan sebelum kita ebtanas .!" Ucapku.

" tau dari mana..!?" Tanya ecy lagi. Masih tanpa menolehku.

" ga sengaja..! Waktu itu , di ajak mama ama papa. Belanja kemari."
" kita juga beli sayur ke mamaknya.!" Ucapku. Eva langsung menoleh ku

" berarti, kakak dah lama kenal ama aby..!??" Tanya si imut.

" engga....! Kakak cuma tau dia aja. Kalau kenal nya, sama kayak kalian. Sewaktu disekolah..!" Ucapku menjelaskan.

" disaat kita masih terlelap, dia sudah berjibaku dengan pekerjaan nya.."
" disaat kita bersantai di siang dan sore hari, dia tengah sibuk dengan pekerjaan nya."
" dan , disaat kita berkumpul di malam hari, dia juga masih beraktivitas dengan kegiatannya..!" Ucap desy.
Saat mengatakan itu, tak dapat ku baca ekspresi dari wajahnya.

" kenapa dia ga ngomong.!?? Kenapa dia ga kasi tau langsung ke kakak. Kalau alasannya nya adalah ini..!!" Ucap si imut.
Aku hanya menaikkan kedua bahuku.

" apa dia malu...!?"
Kembali aku menaikkan kedua bahuku.

" bukan..!! Bukan karena dia malu..!" Tiba tiba saja, suara dari belakang mengejutkan kami.
' astaga..!!!'
Kami bertiga langsung menoleh ke belakang.

" dia ga kasi tau, karena dia ga mau kita merasa kasihan padanya. Dia ga mau, kita ber empati ama dia.!" Ucap dody, yang sebelah tangan nya di apit mesra oleh diana. Kemudian, diana melepaskan diri dari dody. Lalu memelukku dari belakang dan mencium pipi ku.

" kalian, subuh subuh dah pacaran..!!" Ucapku seraya tersenyum.

" dah lama..!" Tanya ecy.

" lumayan lama, untuk bisa mendengar obrolan kalian..!" Jawab diana.
" aku juga baru ini tau.! " lanjut nya.

" so... dah tau kan, alasan aby apa..!?" Ucap dody ke eva, sambil mengucek pelan rambut si imut.
Eva membalas dengan mengangguk pelan.
" tapi aku minta, kamu jangan berubah ke dia..! Tetap seperti biasa..! Galak dan judes.!" Ucap dody lagi ke eva.

" kenapa..!?" Tanya eva.

" cem aku bilang tadi. Dia Ga mau, kalian ber empati padanya. Apalagi kasihan..!"
" kata kata itu sangat 'haram' bagi nya.!" Ucap dody"

...................................
...................................

Paginya disekolah., aku bertekad untuk berbicara dengan nya (aby). Menjelaskan keadaan sebenar nya.

Sama seperti hari hari sebelum nya. Pandangannya tak pergi kemana mana. Hanya fokus kedepan papan tulis.
.......................

' kemana sih...!?? Cepat kali hilang nya..!' Batinku bertanya, dan mataku mencari cari keberadaan nya. Saat ini, aku mengitari seluruh wilayah sekolah. Dan, saat aku melangkah ke perpustakaan, aku melihat kak rosa. Dia tersenyum dan mendekati ku.

" nyari aby...!??" Tembaknya langsung, dan benar.

" i.. iya kak..!" Ucapku malu.

" tadi kakak lihat, dia ke mushola di seberang jalan depan itu.!" Ucapnya memberitahu.

" ooh... makasih kakak.! Aku lihat kesana dulu ya..!"
Beliau mengangguk tersenyum

" hati hati nyebrang jalan..!" Ucapnya.

" iya kaaak..!"
Aku pun segera melangkah, menuju lokasi yang tadi dikasih tau kak rosa.

Saat aku sudah tiba di depan mushola, masih tak dapat kutemukan keberadaan nya. namun, saat aku melangkah sedikit ke bagian samping mushola, aku melihat satu sosok di taman belakang mushola. Dia tengah duduk menyendiri di atas kursi panjang yang terbuat dari beton. dari sini, aku dapat mengenali postur tubuh nya yang duduk membelakangi ku.
Dengan perlahan, aku melangkah mendekatinya. Dan Ketika aku sampai di satu sisi hujung tempat dia duduk, aku menghentikan langkah ku. Aby tak menyadari keberadaan ku. Ku lihat dia menadahkan wajahnya ke atas, dengan mata yang terpejam.
" aby..." dengan volume suara yang sedikit pelan, aku memanggil nya. Tapi, dia tak bergeming. Seperti tak mendengar suara ku.

............................
............................

P.o.v. zayn aby.

' ya tuhan..! Bahkan aku dapat mendengar suara nya diantara hembusan semilir nya angin ini. Apakah karena aku yang teramat sangat merindui nya..!? '

" abyy......"

' degh..! Suara ini, begitu sangat jelas dan nyata. juga.., sangat dekat.!'
Secara perlahan, aku membuka mata. Dan melalui ekor mataku, secara samar aku melihat seseorang berdiri tak jauh di samping ku. Aroma 'spring orchid' nya begitu kuat menusuk lubang hidungku.
Aku tak berani menoleh ke arahnya.
Fikiran dan batinku berkecamuk....
Batinku bertanya tanya, kenapa dia bisa tau aku berada disini.!? Apa yang membuat nya datang ke tempat ini..?? Apakah dia ingin mengakui..!?? Apakah dia ingin berterus terang..!??
Sementara itu, fikiranku berputar putar dan mencari. Mencari KATA..! Kata yang akan ku ucapkan padanya.

Secara perlahan, dia melangkah mendekati ku. Kemudian dia duduk di sampingku. Tepat di sampingku. Aku masih tak ingin., atau tak mampu, bahkan mungkin tak berani untuk memandangnya.

" ngapai disini, duduk sendiri..??" Tanya nya.

'Fffuuuuhhh...!' Aku menghembuskan nafas panjang. Mencoba menetralisir semua kegundahan hati.
" lagi pengen menyendiri. Menenangkan hati..!" Jawabku.

" menenangkan , atau berlari sembunyi..!??" Tanya nya lagi.
Mendengar ucapannya itu, jantung ku langsung saja berdegup kencang. Aku mengepalkan kedua tangan ku yang bertopang diatas paha. Emosiku perlahan merangkak naik.
" kamu lari dari aku..!?? Kamu menghindari aku.!?? "
" kenapa..!??" Tanya nya.
Seketika itu juga aku menoleh padanya. Dan, kami langsung beradu pandang.
Sebisa mungkin aku menahan emosi ku. Tak ingin kata kata yang tak mengenakkan keluar dari mulut ku. Akibatnya, tangan ku yang terkepal sedikit bergetar. Hingga, dia melakukan hal yang tak kuduga sama sekali.
kedua tangannya meraih dan menarik sebelah tanganku . Kedua telapak tangan nya menghimpit dan menggenggam tangan ku yang terkepal . Lalu..
" si adek (eva) dah ngomong.! Dia dah cerita ke aku, tentang apa yang kalian lihat..!" Ucapnya.
Aku langsung mengalihkan pandangan ku dari nya.
Dia terdiam sejenak. Kemudian..
" aku juga sudah jelaskan ke dia. Dan sekarang, aku ingin menjelaskan ke kamu..!" Ucapnya.

' ffuuuhhhh...!' Aku kembali menghempaskan nafas panjang. Mencoba mengkuatkan hati, tuk mendengar pengakuan nya.

" sebenarnya., waktu itu aku dan .. " indu menggantungkan kalimatnya sebentar. Kemudian.
" abyy.. lihat aku dulu..!" Ucapnya, menyuruh ku untuk memandang nya. Namun aku tak bergeming. Tak ingin menatap nya .
" abyy.....!" Panggil nya lagi, sambil menggoyangkan tanganku yang masih berada dalam genggaman nya.
Melihat aku tak merespon, dia langsung terdiam. Hingga, kurasakan elusan jempolnya di punggung telapak tangan ku. Kemudian...

" sayaang.....!" Suaranya sangat lembut dan mendayu.
Mendengar itu, kepala ku langsung berputar menoleh nya.
Kulihat dia tersenyum menahan malu. Wajahnya juga sedikit memerah. Dan juga, jempol nya tak berhenti mengelus elus punggung tangan ku yang membuat telapak tangan ku yang tadi terkepal kuat menjadi lemah.
" dia... laki laki yang kamu lihat bersama ku waktu itu, nama nya roby. Anak kelas..."

" aku ga mau kenal, dan ga kepingin kenal ama dia...!!" Potong ku.
Indu kembali tersenyum, lalu..

" kita memang udah lama kenal. Sejak es em pe. Dan memang, dari dulu dia berusaha mendekati ku. Tapi, aku nya ga mau ama dia.!" Ucapnya.
" waktu kamu lihat itu., sebenarnya...." indu pun mulai menceritakan dan menjelaskan kronologi nya.

Mendengar penjelasan nya, aku hanya terdiam. Antara percaya dan tidak.
" kamu ga bohong..!??" Tanyaku ragu.

" sumpah, demi apa pun..! Itulah yang sebenarnya terjadi..! " ucap ny, berusaha meyakin kan ku.

Aku kembali terdiam, sambil menatapnya. Dan, di balasnya dengan senyuman cantik nya. Lalu,
Indu menganggkat telapak tanganku dan menempelkannya di pipinya.

" ini..." indu mengelus eluskan punggung telapak tanganku di pipinya.
" cuma tangan ini yang ku izinkan untuk menyentuh ku..!"
" cuma jemari ini yang ku inginkan untuk membelai ku..!" Ucapnya sambil menatapku.
" abyy... kamu percaya kan, sama aku..!??"
Aku tak menjawab. Hanya saja , jari ku memberi respon. Dengan mengelus lembut pipi nya yang halus.

Melihat respon ku, indu tersenyum. Kemudian..
'Cupp..! Cupp..! ' di kecup nya punggung telapak tangan ku. Setelah itu, dia berdiri. Masih menggenggam telapak tanganku.
" yoq.. kayak nya waktu istrahat dah mo habis..! " ajaknya, sambil menarik tangan ku untuk berdiri.

Sambil melangkah, indu masih menggenggam tangan ku. Sesekali, dia menolehku sambil tersenyum.

ketika kami sudah di sekolah, dan berjalan di tengah lapangan, aku menghentikan langkah ku.

" kenapa ..!? " tanya nya heran.

" kamu duluan ke kelas ya... aku mo ke toilet dulu...!" ucap ku.

sambil tersenyum, dia mengangguk. dan kembali melangkah, secara perlahan genggaman tangan kami terlepas.

....................................................................................

....................................................................................

selepas pulang sekolah, aku menjalani rutinitas seperti biasa. mengurusi kebun sayur., setelah itu, sore nya lanjut ke pajak. beda nya, kali ini aku lebih bersemangat. setelah mendengar penjelasan dari si bunga anggrek, hati ku kembali tenang dan bahagia. ternyata, apa yang aku lihat tak seperti apa yang aku asumsikan. disini, aku merasa bersalah ke indu. bersalah karena sempat meragukan hati dan kepribadian nya . rasa bersalah ku tidak hanya kepada imdu saja. tetapi, kepada si mahluk halus juga. terlebih, aku sempat marah dan emosi kepadanya. dan itu, membuat interaksi kami menjadi kaku saat menunggu jeputan mereka sepulang sekolah tadi. selama menunggu jeputan mereka, tak ada kudengar sepatah kata pun yang keluar dari bibir nya. ekspresi wajahnya juga tak seperti hari hari biasanya. dia juga tak berani untuk memandangku. bahkan untuk sekedar menoleh padaku. begitu juga dengan diriku. ada rasa canggung dan malu, walau sekedar untuk memandang nya.

...............................

Malam ini, si manja kembali mengunjungi ku. Berawal dari ketika dia mendatangi mamak ku ke pajak. Semenjak itu, hampir setiap malam rani datang ke rumahku. Membantu kami mengikati sayuran. Ketika selesai, kami memanfaatkan waktu yang ada. Walau cuma hanya setengah jam, kami pacaran di bale bale belakang rumah.

...................................
...................................



P.o.v. RANI




Sepulangnya dari rumah si abang, entah kenapa tiba tiba saja aku kepikiran dengan ucapan si abang beberapa hari yang lalu. Aku tak menyangka, bahwasanya dia belum pernah ' nakalin' si indu. Bahkan belum pernah mencium indu. Dan yang parahnya, mereka belum pernah kencan berdua.
Pertemuan dan perjumpaan meraka, hanya di saat bersama teman teman yang lain.

Aku membandingakan nya dengan diriku yang termasuk beruntung. Aku sudah beberapa kali kencan dengan si abang. Kami juga sudah beberapa kali tidur berdua. Bahkan, kita juga sudah pernah mandi bersama.
Disini, aku merasa tersanjung. Karena aku merasa, kalau si abang lebih memprioritas kan diriku. Tapi, sekaligus aku merasa kalah untuk kedua kali nya dengan indu.
Kalau yang pertama aku kalah dengan body nya. kini, aku kalah dengan pemikiran dan perasaan nya.
Kalah dengan cara berfikirnya, yang mengerti dengan keadaan si abang. Kalah dengan perasaan nya, yang sabar 'menanti' si abang. Dan sekaligus juga menambah rasa bersalah dan berdosa ku padanya.

Bersalah, karena tak pernah berfikir untuk membagi atau memberi waktu kepada nya (indu). Padahal, 'waktu' itu pernah ada. Sewaktu si abang menjaga rumah ini selama seminggu.
Kalau saja saat itu aku tau, aku tak akan menahan si abang untuk terus berduaan dengan ku. Kalau saja saat itu aku tau, aku akan dengan senang hati memberikan 'waktu' itu buat mereka.

Berdosa, karena entah sudah berapa kali aku menduga , kalau dia lah yang menyita waktu si abang untuk nya. Padahal, justru malah sebalik nya. Akulah yang lebih sering menyita waktu si abang.

Memikirkan itu, membuat ku ingin memeluknya ( indu). Mengurangi sedikit kegelisahan hatinya, yang ku tahu ia juga pasti sangat merindukan si abang.
Aku menjadi sangat gelisah. Mataku tak bisa terpejam. Keinginan itu semakin kuat kurasa. Keinginan tuk memeluk tubuh nya.
Entah kenapa juga, semakin lama aku mengenalnya, perasaan ku padanya semakin melekat. melihat tatapan mesra dan perlakuan nya ke si abang, Aku merasa, ingin selalu berada dekat dan bersama dengannya. Melihat ketulusan hati dan perasaan nya ke si abang, membuat aku juga begitu menyayangi nya( indu).

Aku melihat jam di dinding yang menunjukkan pukul sebelas kurang. Seketika itu juga aku turun dari tempat tidur dan bergegas keluar. Aku sudah tak tahan. Ke inginan itu semakin membesar.

Ku langkah kan kaki ku menuju meja telefon.

" hallo..." terdengar sahutan dari seberang telefon.

" ya.. hallo maa.. ini rani maa..." ucapku memberi tahu.

" ya... kenapa sayang.!?" Tanya beliau yang mungkin heran, karena aku menelfon selarut ini.

" mmm.. rindu udah tidur, maa..!? " tanyaku.

" sebentar ya, mama lihat dulu...!" Ucap beliau.

Tak lama..,

" hallo kaak.. " kembali terdengar suara sapaan dari sana.

" iiinn....belum boboq kan..!? Maaf ya, kakak ngganggu..."

" iyaaah..."

"
mmm... kakak boboq dirumah indu ya..?? " pintaku.

" ehh.., sekarang..!?? Kenapa..!? " tanya nya heran.

" ga boleh ya...? Ya udah lah kalau ga boleh..!

" isshh, bukan ga boleh kakak ku sayaaangg..! Tapi ini kan dah tengah malam.! Ga fafa, kakak keluar jam segini..!? "
" lagian, besok kan sekolah. Ecy ama eva juga ga ada. "
ucapnya memberitahu.

" iya.. ga fafa.. kakak minta antar sama papi..! " ucapku.

" oh, ya udah.. aku tunggu ya..! " ucap nya.

Selesai menelfon indu,, aku kembali ke kamar ku. Mengambil tas dan buku pelajaran , Juga pakaian sekolah untuk esok. Setelah itu, aku bergegas ke kamar orang tua ku.

' tok.. tok..Tok..!'
" piii.... papiii...!!" Aku mengetuk pintu dan memanggil beliau.

" ya deek...!" Beliau menyahut dari dalam. Dan tak lama, pintu tebuka.

" ya sayang..! Kenapa..!? " tanya si mami, yang membukakan pintu.
" ehhh...! Adek mau kemana..!? " tanya beliau lagi, karena melihatku menenteng tas sekolah.

" antarkan adek ke rumah indu.. adek mo boboq disana..!" Ucapku memberitahu.
Si mami menoleh ke dalam kamar, ke arah si papi yang tengah duduk bersandar sambil membaca buku.

" iya.. sebentar ya... Papi pakai baju dulu.!" Ucap si papi menyanggupi.

...........................
...........................

P.o.v. Rindu safhira.

' kak rani kenapa ya.!? Tumben dia mo boboq dirumahku.! ' aku membatin.
Sebenarnya, dia sering koq tidur dirumahku... dirumah ecy dan eva juga. Tapi, tidak diwaktu hari sekolah. Kita biasanya tidur sama ketika malam libur. Tapi, ketika tadi dia menelfon dan memberitahu ingin boboq dirumahku, aku sedikit heran.

Tak lama....
' tok tok tok...!!' Kudengar suara ketokan pintu kamar ku. Lalu.
" iinn....!" Kudengar suara nya memanggil.
Aku segera turun dari tempat tidur dan membuka pintu.
Begitu masuk, kak rani langsung memasukkan tas nya ke dalam lemari. Seperti biasa, wajahnya selalu dihiasi dengan senyum ceria nya. Aku menatapnya dengan pandangan bertanya.

" koq gitu ngelihatin nya..!? " tanya nya yang menangkap pandangan ku.

" mmm... ga fafa. Heran aja..!" Ungkap ku.

" ya udah lah, kalau kamu ga suka. Aku pulang aja..!" Entah serius atau berpura pura, ekspresi wajahnya menjadi sedih.

" isshhh... bukan gitu loh kaaak..!!"
" koq jadi sensi gini..!! ? Lagi 'dapat' ya..!? " canda ku.
Aku langsung memeluk nya. Dan tak kusangka, dia membalas pelukan ku dengan begitu erat.
" aku heran aja..! Dah tengah malam gini, tiba tiba datang kemari..!"
" kakak ada masalah di rumah..!??" Tanyaku sambil sedikit melonggarkan pelukan.

" engga...!" Ucapnya sambil menggeleng.

" terus, kenapa..!?" Tanya ku lagi.

" dah ahh... ! Boboq yoq..! Kakak dah ngantuk..!?" Ucapnya, seperti menghindari pertanyaan ku.
Dengan rasa masih penasaran, aku mengikuti nya naik ketempat tidur.

Dengan posisi telentang, aku mulai memejamkan mata ku. Sementara kak rani, posisi tidur nya miring menghadapku. Namun, aku merasa seperti nya kak rani memperhatikan ku. Dan, betul saja. Ketika aku membuka mata dan menolehnya, aku melihat dia tengah memandangiku.

" kakak kenapa..!?? Ada masalah di rumah..!?" Tanyaku, yang merasa sedikit aneh dengan tatapan dan mimik wajah nya.

" enggaak.. kakak ga faga ..! Ga ada masalah juga..!" Ucapnya.

" hmm... ya udah, kalau memang ga fafa..!" Ucapku , seraya mengambil posisi miring membelakangi nya.
Tak lupa, aku meraih satu tangannya agar memeluk ku.
Ketika menarik tangannya, kak rani merapatkan tubuhnya ke aku.
Sedari pertama kali ketika dia tidur sambil memelukku, entah kenapa aku merasa sangat nyaman saat dipeluknya.

" iinn...." panggil nya.

" iyaaah.... " sahut ku.

" maaf ya... tengah malam gini gangguin kamu..!" Ucapnya.

" ga fafa...!" Sambil mengelus lengannya.
Setelah itu, tak ada lagi suara nya terdengar. Hingga, di saat aku mulai terlayang..

" iinn..." panggil nya lagi dengan pelan.

" hemmm...." sahut ku. Lalu...
' cupp..!' Kurasakan sebuah kecupan di pipi ku. Dan..

" kakak sayang indu...! Kakak sayang kalian...!!" Ucapnya.
" terima kasih, kalian menerima keberadaan ku di antara kalian..!"
" terima kasih, dah mau menjadi adik adik ku..!" Ucap nya.
Mendengar ucapannya , aku langsung membuka mata dan memutar tubuhku menghadapnya.
Kulihat matanya penuh dengan kubangan air.

" koq nangiis...!" Ucap ku, sambil mengusap kelopak matanya .
Bukan nya menjawab, dia malah mencoba tuk tersenyum.

' cupp..! Cupp..!' Ku kecup kedua kelopak mata nya.
" aku juga sayang kakak.. !" Ucap ku.
Kemudian, kak rani memelukku.

Entah keinginan dari mana, sebelah tanganku membuka kancing piyama nya hingga ke perut. Lalu, menyandarkan wajah ku di tengah tengah gundukan payudara imut nya yang tak memakai bra. Aku menggesek pelan dan menyentuhkan pipi ku ke kulit buah dada nya yang halus dan licin.

...............................................

P.o.v. Zayn aby.

Sepulang dari pajak, aku melihat perempuan itu. Di seberang jalan di depan rumahku, dia berdiri di samping kereta nya.
Aku terus melangkah, berpura pura tak melihat dia yang tengah memandangiku.
Sepintas, kulihat mamak ku menoleh sebentar ke arah nya.
Sambil membuka pintu, mamak ku bersuara.

" kayak nya, mamak kenal sama perempuan itu..!" Ucap beliau.
Aku langsung masuk ke rumah. Tanpa menanggapi ucapan mamak ku.

Selesai mandi dan sarapan, terdengar suara si putri malu di depan rumahku.
" aby pergi mak.!" Aku pamit, sambil mencium tangan mamak ku.

Begitu kereta berjalan.,
" tadi aku selisih ama kak ros..!" Dody membuka percakapan.
Aku diam, tak merespon ucapan nya.
Lalu, begitu kami keluar dari persimpangan, kulihat si amellia rosa berdiri di samping kereta nya. Persis seperti di seberang jalan rumahku tadi.

" tuh dia..!" Ucap dody, yang juga menyadari keberadaan si rosa.

" ngapai ko singgah...!!?" Ucap ku pelan dan tak suka. Saat dody menepikan kereta, Menghampiri rosa.

" kenapa kak..!?" Tanya dodi ke rosa. Tanpa memperdulikan ucapan ku.

" abis minyak..!" Ucapnya, yang tak kupercayai. Karena, perempuan ini terlalu banyak akal akalan nya.

" ohh.. ya dah., tunggu bentar ya. Biar ku belikkan dulu..!" Dody menawarkan bantuan.

" sory ya, merepotkan..!" Ucapnya ke dody.

" ga fafa kak..!
" ehh.. kau mo ikut atau nunggu disini..!? " tanya dody ke aku.

" ikut..!" Jawab ku cepat.

Sampai di warung yang menjual bensin ketengan...
" aku nunggu disini aja..!" Ucapku ke dody. Menolak untuk kembali menghadap ke perempuan itu, yang aku merasa ada sesuatu di sebaliknya.

Sambil menunggu, aku membeli rokok sebatang.
Hingga, belum habis rokok yang ku hisap, dody sudah datang menjemputku.

Ketika dia berhenti, aku langsung naik ke boncengan. Namun, dody tak langsung menjalankan kereta. Dia malah menoleh ke arah ku. Lalu..

" dah ko kasi 'racun' dia ya..!?? " tanya nya.
Aku diam tak menjawab. Faham , maksud dari 'racun' yang di ucap kan nya.
" dia tu ga kehabisan minyak..! Waktu aku mengisikan minyak nya tadi, tangki nya masih berisi..!" Ucap dody.

" dah lah.. jalan..! Nanti kita terlambat..!" Ucap ku. Tak ingin membahas lebih lanjut.
Dody pun memulas gas kereta.

Ditengah jalan, dody kembali bersuara.
" jangan lah ko tebar lagi 'racun' mu itu..! Ga tahan ko nanti menghadapi nya..!"
" cukup lah yang dua itu aja..! Dah bisa di bilang sempurna tu , perempuan yang dua itu..!" Ucap nya, memberi masukan dan nasihat.

" ga ada aku ngasi racun ke dia. Dia tu yang meracuni dirinya sendiri..!" Ucapku membantah.

" kuharap, tak ada 'penjelasan panjang lebar' tentang dia 'nanti'..!" Ucapnya lagi.
Aku hanya menghembuskan nafas panjang.

..............................
.............................

aku melangkah pergi, menjauhi ruko pak buan dengan perasaan riang dan gembira. satu tangan menyangga satu goni beras yang kutaruh di pundak, dan yang satunya lagi menenteng kerdus yang berisikan minyak goreng., gula., teh., dan juga kopi.

hari ini aku gajiann....!!!!

pak buan, dengan kebaikan hatinya menambahkan bonus yang berupa bahan sembako yang sekarang ini ku bawa menuju lapak parkiran becak.

langsung ku taruh di becak omm pardi yang lagi parkir menunggu sewa.

" kau ga ikut...!??" tanya nya yang masih melihat ku berdiri di samping becak nya.

" ga omm..! " tolakku. entah kenapa, aku berkeinginan jalan kaki pulang kerumah. padahal, aku bisa ikut dengan nya yang membawa barang barang ku ke rumah. mungkin karena sudah menjadi kebiasaan ku yang pulang berjalan kaki kerumah.

" ok lahh... ! " ucapnya. dan langsung menjalankan becak nya.

aku pun melangkah, meninggalkan area pajak.

seperti biasa saat pulang dari pajak, aku berjalan melewati emperan toko yang masih buka. melihat lihat barang dagangan dan pajangan. hanya bisa melihat, dan menekan perasaan juga keinginan untuk membeli.

di tengah perjalanan, aku berhenti sejenak. kalau biasanya, aku akan memilih jalan pintas. melewati belakang belakang pekarangan rumah penduduk, agar lebih cepat sampai kerumah. namun tapi kali ini entah kenapa, aku sangat ingin lebih lama untuk sampai kerumah. akhirnya, aku pun memutuskan untuk tetap mengukuti jalan utama, tanpa harus lewat dari belakang rumah penduduk. dan, saat itu juga, mataku menangkap sosok perempuan yang sangat ku kenal. badan mungil nya terlihat kepayahan mendorong kereta. Dengan sedikit menunduk dan tanpa menoleh kesana kemari, wajahnya yang di banjiri peluh, terlihat frustasi . sampai sampai, dia tak menyadari keberadaan ku, yang hanya berjarak +- 5meter di depan nya.
Ketika dia betul betul sudah berada di depan ku, tangan ku menahan kereta nya.

" kenapa..!??" Tanyaku.
Dia yang menyadari seseorang di depan nya, langsung menaikan wajahnya.
Ketika melihat ku, tampak ekspresi wajahnya yang sedikit lega bercampur dengan terkejut dan kaku.
Dia tak langsung menjawab pertanyaan ku. Mengambil oksigen sebanyak banyak nya, sambil mengatur nafas nya yang ngos ngos an. Baru setelah itu..
" ban bocor..! Habis minyak jugak..!" Ucapnya lemah dan sedikit bergetar, Seperti hendak menangis.
Kulihat juga kedua tungkai kaki nya yang berdiri lemah.

" jauh tadi mendorong nya..!?" Tanyaku.
Dia hanya mengangguk kan kepala, sambil satu tangannya seperti menghapus air mata.
Sedari tadi, dia seperti tak berani untuk menatap ku.

Tanpa berkata, aku menggantikan posisi nya memegang kereta lalu mendorongnya. Saat berjalan di samping ku, jalan nya seperti tidak normal. Dan ketika ku perhatikan, ternyata tali sendal nya juga putus.

" bukak aja sendal nya, ga usah di pakek.!" Ucap ku.
Dia pun menuruti ucapan ku. Berhenti sebentar, lalu melepas sendal dari telapak kaki nya.
Setelah itu, kami sama sama diam. Tak lagi mengucapkan sepatah kata pun, sampai kami di tempat bengkel tambal ban.

" tempel bang..!" Ucap ku ke si abang bengkel.
Beliau mengangguk.

" sabar nunggu ya bang. Masih ada dua lagi tuh..!" Ucap nya sambil menunjuk dua kereta yang parkir di depan.

" ok bang..!" Ucap ku.
Setelah itu , aku menyuruh si mungil untuk duduk di kursi panjang yang di sediakan tukang bengkel untuk menunggu. Sementara itu, aku langsung menyeberang menuju ke salah satu kedai. Membeli dua botol air mineral, dan juga sandal jepit ber merek swallow.

" nih minum..!" Aku menyerahkan satu botol air mineral pada nya.
Setelah itu, aku berlutut di depan nya. Meraih dan memegang pergelangan kaki nya. Kemudian membasuh dan membersihkan telapak kaki nya yang kumal. lalu, lanjut membersihkan kaki nya yang satu lagi.
Setelah itu, aku membuka bungkusan sendal jepit yang tadi ku beli. Lalu memakaikan di telapak kaki nya.

" dari mana? Mau kemana..?? " tanyaku, sambil berdiri di depan nya.

" dari rumah. Mo beli bakso " jawab nya lemah, seraya memandang ku sebentar. Lalu, kembali menundukkan wajah nya.

" dah di beli bakso nya..!?"
Eva menggeleng pelan.

" lapar..!?? " tanya ku lagi.
Masih dengan wajah tertunduk, dia menganggukan kepala. Sekilas, dia menyeka kedua matanya.
Seketika itu, muncul rasa iba ku. Membayang kan dia yang tengah lapar, harus mendorong kereta dengan tubuh mungil nya yang mungkin berjarak lumayan jauh.
Tanpa ada maksud apa apa, satu tangan ku menangkap belakang kepalanya. Lalu, menyandarkan wajah nya di perut ku. Sambil mengusap usap pelan rambut nya.

" disitu ada jual bakso koq..! Yoq..!" Ajak ku. Teringat, ada warung bakso yang berjarak tak sampai 300 meter dari tempat kami ini.

" tinggal dulu ya bang..!" Ucap ku ke si abang tukang tambal.
Tanpa menoleh ku, beliau mengacungkan jempol nya.

Eva berdiri, dan mengikuti langkah ku.

..........................

Melihat ramainya pengunjung dan pelayan yang lumayan sibuk melayani pembeli, aku berinisiatif untuk memesan ke meja kasir.

" porsi jumbo..! Minum nya limun..!" Ucap si mahluk halus, begitu melihat ku berdiri dari kursi ku.
Aku berjalan mendekati meja kasir dan memesan pesanan kami.
.
.
.
.
.

' ggeeeeekkk....!!'

mendengar suara sendawa nya yang lumayan keras, hampir semua pengunjung di dalam warung ini menoleh kearah kami.

eva yang menyadari semua mata tertuju padanya, hanya cuek bebek sambil lanjut meminum limun nya.

'' yah., namanya kenyang..! pasti sendawa lah , ya kan..!" ucapnya santai.

aku tak bisa menahan tawa ku. melihat tingkah cuek nya yang tak perduli dengan orang orang.

anak satu ini memang tak pernah jaim. tak seperti perempuan kebanyakan yang 'pura pura' menjaga adab nya di saat makan.

setelah dia selesai menghabiskan bakso porsi jumbo nya, aku membiarkan kan nya istrahat sebentar. setelah itu, aku mengajaknya kembali ke tukang tambal ban.

begitu kami sampai, ban kereta nya sudah selesai di tambal.

" sekalian bensin nya satu liter bang...!" pinta ku ke abang bengkel yang juga menjual bensin ketengan.

.

.

" hati hati...!" ucapku, ketika dia sudah duduk di atas kereta.

" kau pulang naik apa..!?" tanya nya.

'' jalan kaki. ga jauh lagi kok..!" ucap ku.

si mungil ini terdiam sejenak. lalu..,

" sama aku aja. biar sekalian aku antar..!" dia menawarkan tumpangan.

" ga usah...! dah maghrib. aku singgah ke mesjid dulu..!" tolak ku. yang kebetulan saat itu sudah terdengan adzan maghrib berkumandang.

dia kembali terdiam. namun, tak juga menjalankan kereta nya.

" kalau kau nungguin aku shalat, nanti kau kelamaan..! kasian yang dirumah nyariin ..!" ucapku , menduga asumsi dia yang ingin menunggui ku.

melihat dia tak juga pergi, aku kembali meraih kepalanya dan menempelkannya di antara perut dan rusuk ku.

" udaah...! serius ga fafa..! aku dah biasa koq jalan kaki..!" ucapku lagi, sambil mengelus rambutnya. menghilangkan rasa tak enaknya yang akan meninggalkan aku berjalan kaki.

selesai berkata, aku menjauhkan tubuh ku dari kepala nya. kemudian, dia pergi tanpa mengucapkan sepatah kata.

..................................................

..................................................

malam nya, saat aku dan mamak ku melakukan rutinitas seperti biasa, si manja muncul dari depan. peluk dan cium pipi mamak ku seperti biasa.

'' abang belum mandi..!??" tanya nya , yang melihatku hanya mengenakan celana pendek tanpa baju.

" nanti.. selesai ngikatin sayur dulu..!" jawab ku.

" isshhh... mandi dulu gih...!!" ucapnya , seraya mendekat dan menarik tangan ku agar segera bangkit.

" nanti aja deek...! nanggung nih...!" tolakku , sambil menahan tarikannya.

" sekarang abaaaaang...!" paksa nya lagi tak mau kalah.

aku melirik ke mamak ku, yang memberisakan isyarat agar aku menuruti keinginan si manja.

mau tak mau, aku pun bangkit dan berjalan ke kamar mandi.

.

.

.

.

selesai mandi, aku keluar dan kembali bergabung dengan mereka. namun, si manja kembali menarik tanganku.

'' pakai baju..!! tuh dah adik siapin..!" ucapnya, yang menarik ku masuk ke dalam kamar ku.

di atas tilam, aku melihat baju., celana.. sempak dan sepatu yang sudah di persiapkan. itu adalah pakaian yang di berikan si mami kemarin. yang belum pernah aku pakai.

" kalau adek mau kita jalan jalan, nanti aja ya.. abang siapkan kerjaan ini dulu...!" ucapku, yang merasa dia hendak mengajak ku jalan jalan. berhubung ini memang malam minggu.

" enggak... adek ga mau jalan jalan..!" ucap nya.

" lahh.. terus..! masa abang pake baju ganteng, ngikatin sayur...! " ucap ku heran.

aku menoleh ke mamak ku, yang di balas nya dengan menaikkan kedua bahu nya.

" issshhh...! pake aja dulu ..! nanti adek jelasin..!" ucapnya, seraya mendorong tubuhku dan menutup pintu kamar ku dari luar.

aku, yang masih heran dan tak habis fikir dengan tingkah nya hanya bisa menuruti keinginan nya.

...........................................

" ishhh..! bibi..! tengok anak bibi itu..! macho kan..!? " ucapnya dengan berseri seri, sambil menggoyangkan bahu mamak ku, begitu melihat ku keluar dari dalam kamar.

si mamak hanya tersenyum geli melihat tingkah dan celoteh nya.

" nih kunci kereta..!" rani menyodorkan kunci kereta padaku.

" mo ngapai adeeeek.....!!???" tanya ku semakin heran.

" mmm..." sedikit bergumam, kemudian dia menoleh ke mamak ku yang berpura pura tak tahu kalau tengah di perhatikan.
" tadi, dody nelfon kerumah. Katanya, nyuruh abang datang. "

' datang kemana..!?' Batinku bertanya heran. Terlebih, karena selama ini, dody tak pernah menitipkan pesan ke siapa pun. Kalau pun dia mau mengajak ku pergi, dia pasti akan datang sendiri. Apalagi, dia juga tau dengan kesibukan ku.
" ga bisa laah..! Ni abang lagi sibuk. !" Tolak ku.
" besok abang jelasin ke dia..!" Ucapku lagi.

" mmm.. abang pergi aja. Biar adek yang bantuin bibi disini..!" Ucapnya.
Aku melirik ke mamak ku, yang juga memandang ku dengan pandangan bertanya.

baru saja aku ingin berbicara, rani dengan cepat menarikku sampai keluar. dan berhenti di samping kereta.

aku tak langsung naik ke kereta. masih menatap nya heran dan bertanya tanya dengan tingkah laku nya yang membingung kan.

'' adek bohong kan..!? dody ga ada nelfon adek kan..!? " tanya ku dengan serius.

rani mengangguk dan tersenyum.

" terus., maksud nya apa..!?? " tanya ku lagi

" kerumah indu..! " ucapnya.

" ajak dia kencan..! jalan jalan ...! pacaran...!" sambung nya.

" haaa..!?" aku tercengang. tak percaya dengan apa yang ku dengar.

" kemarin abang bilang, selama ini ga pernah kencan ama dia kan,..!? ga pernah jalan jalan berdua kan,....!? " ucap nya sambil bertanya.

aku mengangguk

" ya udah..! sana pergi..! kencan ama dia...!" ucapnya dengan gaya mengusir ku.

" adek serius...!??" tanya ku.

" iyyaaaa...!" jawab nya.

" tapi kan.........!! adek... " aku sampai tak tahu harus berkata apa.

" adek ga fafa baang..!! selama ini, kita dah sering kencan kan...? dan juga, beberapa hari ini kita pacaran nya setiap hari kan disini..!" ucapnya.

" jadi.., ga ada salahnya , satu malam dalam seminggu, itu waktu nya indu bersama dengan abang.!" tambah nya

" kenapa...!?? " hanya itu pertanyaan yang bisa aku lontarkan.

dengan tersenyum, rani meraih satu telapak tangan ku. meletakkan nya di dada nya. di tengah tengah antara kedua buah dada nya.

" adek juga perempuan. sama seperti dia. yang sayang , dan juga mengiginkan abang..! "

" adek juga perempuan. yang memiliki hasrat dan keinginan yang sama dengan dia. untuk bisa bersama dengan abang.!"

" adek tau dan mengerti. apa keinginan nya saat ini..! ucap nya.

kembali aku termangu , mendengarkan kata kata yang tak ku sangka akan di ucap kan nya.

sepintas, aku melihat bayangan mamak ku dari balik pintu yang sedikit terbuka.

'' abang hati hati ya, di jalan..!" ucapnya, lalu mengecup punggung telapak tangan ku yang tadi berada di dada nya. kemudian, dia berbalik dan melangkah menuju pintu rumah ku.

namun, saat aku menghidupkan mesin kereta, rani kembali menghampiri ku.

" jangan lupa, si indu di cipok..!! kalau bisa, di 'nakalin' juga...!" ucapnya , yang membuatku semakin tercengang.

' astaga...!'

setelah mengucapkan itu, dengan sedikit berlari, rani masuk kedalam rumah ku. sekilas, kudengar suara cekikikan tawa nya.

kemudian, aku pun memulas gas kereta...

di jalan, aku masih tak habis fikir dengan apa yang dilakukan rani untuk ku dan juga ke indu.

'setulus itukah dia..!?' batin ku bertanya tanya.

saat berhenti di persimpangan, aku baru teringat sesuatu.

' rumah nya indu dimana..!!?'

berhubung karena aku memang tak pernah kerumah nya.

' hadeeehh..!' aku jadi bingung sendiri.

' hmmm... kerumah ecy aja dulu. mana tau mereka ngumpul disana ..!' batinku.

.

.

.

.

.

.

aku memarkirkan kereta di depan pagar rumah yang tertutup. keadaan didalam juga terlihat sepi.

aku memencet bel yang ada di tiang pagar. berharap mereka ada di dalam.

namun, setelah berkali kali aku memencet bel, tetap tak ada manusia yang nongol. hingga, saat aku menaiki kereta, kulihat pintu rumah nya terbuka.

seorang perempuan yang masih memakai mukenah, keluar dan menghampiri ku.

" maaf bu..! ecy nya a......"

'' ecy tadi keluar ama eva. kerumah indu. katanya tadi mereka diajakin papa nya nya indu jalan jalan ..!" belau langsung memotong ucapan ku.

" ohh., iya bu. makasih..!" ucapku.

" kamu mo jumpai ecy atau indu..!?" tanya beliau.

" mmm.. saya mo jumpai indu. tapi saya ga...

" ya udah..! cepat pergi, kerumah indu..! " lagi, beliau memotong ucapan ku.

aku merasa, beliau seperti tak menyukai ku datang kemari. terlihat dari cara nya sedari tadi memotong ucapan ku. dan juga cara dia menyuruhku agar cepat cepat pergi.

' hmm..! aku memaklumi nya. biasa lah kan.. orang kaya, ga suka melihat orang asing datang kerumah nya.

'' makasih bu., permisi...!" ucapku, sambil mencoba tuk memaksa tersenyum sewajarnya.

" ehhh..!! tunggu tunggu..!! kamu jangan pergi dulu..!! " ucap beliau tiba tiba.

" tunggu ya..!! jangan pergi dulu...!" kembali dia mengulangi ucapan nya tadi. sejurus, beliau melangkah dengan cepat masuk ke rumah nya.

hampir sepuluh menit aku berdiri di luar pagar. sambil menahan rasa dongkol dengan perilaku nya yang jauh dari kata ramah dan bersahabat.

bagaimana tidak, membuka pagar saja dia tak mau.

lalu, kulihat beliu keluar dan kembali menghampiri ku.

kali ini, beliau membuka pagar yang terkunci.
Begitu pintu pagar terbuka, beliau langsung meraih dan menggenggam kedua tangan ku.
" mama minta maaf..! Bukan bermaksud mengusir kamu" ucapnya, yang kali ini sangat ramah dan lembut. Juga membuatku sedikit heran. Karena membahasakan dirinya sebagai 'mama' padaku.
" mama takut kamu kelamaan sampai ke rumah indu, mereka nya dah
kadung pergi.!"
" makanya, tadi mama juga buru buru masuk kedalam. Nelfon ke rumah nya indu. Ngasi tau, kalau kamu mau kesana..! " beliau menjelaskan. Sekaligus mematahkan asumsi buruk ku kepadanya.

"Ohh.. iya tante, makasih..!" Ucapku merasa tak enak. Karena sudah berburuk sangka pada nya.

" ishh.. malah manggil tante..! Ya udah sana..! Nanti indu kelamaan nungguin kamu..!"

" mmm.. masalh nya, saya ga tau rumah indu dimana, tante..! " ucapku.

" sekali lagi manggil tante, mama jewer tuh bibir kamu..!"
" lahh... masak rumah pacar nya ga tau..! Cemana ini..! " ucap beliau, berpura pura marah pada ku.
Aku menggaruk kepalaku yang tak gatal.
Tanpa menungu lama, beliau memberitahukan alamat, letak dan juga warna cat rumah indu.

" makasih tan, ehh..Mama..!
" saya pergi sekarang ya..!" Ucapku, pamit ke beliau. Lalu, menciun telapak tangan beliau yang sedari tadi masih menggenggam tangan ku.

" kamu hati hati di jalan ya..!" Ucap beliau, dan melepaskan genggaman tangan nya.
.
.
.
.

Memasuki kawasan perumahan dinas pemerintahan, aku melambatkan laju kereta. Mataku mencari cari, ciri rumah yang disebutkan perempuan tadi.
Tak lama, aku pun menemukan nya.
Melihat pintu pagar yang tak tertutup, aku langsug memasukkan kereta sampai ke depan teras.

Begitu aku berhenti dan menongkatkan kereta, pintu depan rumah nya terbuka. Menampak kan sosok perempuan yang selama ini membuat detak jantungku berantakan.
Aku semakin tertegun, saat mendapati nya tanpa mengenakan jilbab. Tersenyum, yang semakin membuat peredaran darah ku mengalir tak beraturan.



" hai..!" Aku menyapa, sambil melangkah mendekat. Dan berhenti tepat di depan nya.
Aku tak sempat mencegah kelancangan tangan ku yang bertindak dengan semena mena. Memegang wajah di kedua sisi pipi nya.
" kenapa kamu bisa selalu terlihat cantik..!?" Ucap ku.

" mungkin karena ingin selalu kau goda..! " jawab nya. Sambil menatapku.
" kamu tau ga, aku mungkin bisa gila karena selalu kau goda.! Tapi, aku bisa lebih gila lagi, jika sehari saja tanpa mendengar kau menggoda ku.!
" aku suka di goda oleh mu..!" Ucap nya.
Mendengar ucapan ny, entah kenapa aku merasa gugup dan malu.

" yang lain kemana..!?" Tanya ku. Menepis rasa malu dan gugup oleh tatapan nya.

" dah pergi..!" Jawab nya.

" maaf..! Aku mengganggu malam kalian.."
" maaf juga., aku datang di waktu yang tidak tepat.!" Ucapku , sungguh sungguh merasa tak enak. Karena sudah mengganggu acara mereka.

" aku malah merasa, kalau kamu datang di waktu yang tepat..!" Ucapnya, yang mungkin hendak menepis rasa bersalah ku.
" kalau kamu mau, kita bisa menyusul dan bergabung dengan mereka."
" sebentar" sambung nya.
" setelah itu, kita bisa melanjutkan acara kita"
" berdua." Tambah nya.

" ok..!" Jawabku.

" aku pakai jilbab dulu ya.." indu pamit, hendak masuk kedalam rumah.

" kamu pakai jilbab. Tapi, yang ini tetap tinggal disini ya.. biar aku pegangin..!" Ucapku, kembali menangkap wajah nya.

" hihihi...!" Indu terkekeh, sambil mencubit pelan perut ku.

...............................

Aku menghentikan kereta di tempat yang ditunjukkan nya.
Setelah memarkirkan kereta, indu menggandeng tanganku masuk ke salah satu cafe yang ku tahu tempat nya orang orang berduit yang menghabiskan duit untuk sekedar makan malam. Terlihat dari barisan segala jenis mobil yang parkir di depan kawasan cafe yang lahan nya memang cukup luas.

Begitu kami sudah melewati pintu masuk, aku melihat seseorang melambaikan tangan nya ke arah kami.

" tuh ecy..!" Indu menunjuk ke arah orang yang melambaikan tangan.
Kami melangkah mendekati meja mereka.

Di meja bulat yang sudah dipenuhi berbagai hidangan, ecy., eva., dan juga kedua orang tua indu sudah mulai menyantap hidangan.

Aku mendekat ke orang tua indu, dan salim ke mereka.

" makan ya... atau, kalian mau nya apa, pesan aja lagi..!" Ucap mama nya indu.
Indu meraih dan membolak balek buku menu.

" kamu mau pesan apa..!?" Tanya nya, sambil menunjukkan menu makan dan minuman padaku.

Pelayan cafe datang san mencatat pesanan kami.

" dah berapa lama kenal ama indu..!?" Papanya indu bertanya padaku, setelah dia menenggak habis minuman nya.

" sekitar lima bulan, tulang.! " jawab ku.

( disini, saya selaku TS, sengaja sengaja membuat aby memanggil tulang ke papa nya indu. Agar para reader tidak terlalu bingung. Karena, jika mengikut tutur dan adat orang karo, seharusnya aby memanggil papa nya indu dengan sebutan mama ... dan ke mama nya indu, dengan sebutan mami. )

Ps. Mama = sebutan untuk saudara laki laki dari pihak ibu. Atau untuk mertua laki laki. Bisa juga untuk laki laki yang se marga dengan ibu. Walau tanpa ada hubungan darah sekalipun. Kalau untuk orang batak, panggilan nya, tulang. Kalau untuk orang jawa, mungkin pak lek atau pak de. ( mohon di koreksi jika saya salah.)
Mami = sebutan, untuk istri dari laki laki tersebut. Atau mertua perempuan. Kalau untuk orang batak, panggilan nya nantulang.

Ok., kita kembali ke story.

" hmm... tapi, kenapa saya ga pernah lihat kamu main kerumah.!" Tanya beliau lagi, dengan logat karo nya yang sangat kental.

" mmm.. belum berani tulang.!" Aku memberikan alasan sekena nya.

" berarti, sekarang udah berani..!??" Tanya beliau dengan ekspresi wajahnya yang serius dan...

' aduh mak..! Salah jawab..' batin ku.
Ku lirik sekilas mama nya indu yang tersenyum senyum.

" saya ga pernah melarang atau membatasi anak saya bekawan dengan siapa pun. Asal, masih dalam dalam tahap yang wajar dan positif"
" sering koq kawan kawan nya yang lain datang kerumah. Apalagi, kalaw malam minggu kek gini..!"
" ya kan deek..!" Ucap beliau lagi, mengarahkan pandangan nya ke si mahluk halus yang masih mengunyah makanan nya. Dan di balas nya dengan anggukan.

" mmm... sebenarnya, lebih ke waktu dan kesempatan aja sih, tulang.." ucap ku.

" maksud nya..!?" Tanya beliau.

Di saat aku hendak menjawab pertanyaan nya, pelayan cafe pun datang membawa pesanan ku dan indu tadi.

" ada kesibukan dirumah. Yang membuat saya belum ada waktu dan kesempatan buat main..!" Jawab ku. Setelah pelayan tadi pergi.
Beliau pun manggut manggut mengerti.
Aku mengkoyak hujung roti bakar yang di olesi dengan selai srikaya, lalu memasukan ke dalam mulutku.

" tapi, saya lihat.." beliau menjeda ucapan nya sebentar.
" dari semua kawan kawan nya yang pernah datang, cuma ama kamu aja dia mau jalan keluar berdua.."

" sampai, tadi dia rela menunggu dirumah sendirian."

" apakah ada sesuatu..!??" Tanya beliau menyelidik. Sambil merubah gestur tubunya. Melipat tangan di depan dada, dan menyandar kan punggung nya di kursi.

" papa....!!" Indu mendelik manja ke arah papa nya.
Aku menelan ludah, sambil melirik ke arah ecy dan eva yang memandangku dengan tegang.
Aku menyeruput jus alpokat dingin ku, sambil menenangkan diri.

" kamu mau jawab...!??" tanyaku ke indu.

kini, mata nya mendelik padaku. melihat respon nya itu , aku tertawa pelan.

"mungkin karena indu percaya ama saya."

" sebelumnya., saya minta maaf, kalau itu membuat tulang kurang nyaman."

'' saya juga minta maaf, karena saya belum minta izin ke tulang, tau tau, saya udah membawa indu jalan ke luar..! dan ke nantulang juga."

" jadi,.. sekarang ini saya minta izin ke tulang dan nantulang. "

" izinkan saya, untuk menjadi 'teman dekat' indu..! atau mungkin, lebih dari teman dekat..!

"disaat indu bersama saya, izinkan saya..... untuk selalu menjaga nya..!" ucapku sungguh sungguh, sambil menatap papa nya indu. ke arah matanya.

" sampai nanti... . dia tak menginginkan saya untuk berada di dekat nya lagi..!" kali ini, aku mengucapkan itu dengan memandang ke indu yang duduk di sampingku. dan, indu merespon dengan menggelengkan kepala nya pelan.

" kalau., seandai nya saya tidak mengizin kan nya..!" ucap beliau, yang membuat satu detakan jantungku berbunyi cukup keras.

" paaa.....!" indu menoleh papa nya dengan pandangan memelas.

" kan tadi papa bilang seandainya, nak ku...!" beliau memandang indu dengan tersenyum.

" alasan nya..!? kalau saya boleh tau" balas ku.

" sebelum saya sebutkan alasan saya. saya ingin tau alasan kamu.'

" alasan , kenapa kamu mau dekat dan menjaga anak saya.!" ucap beliau.

sebelum menjawab pertanyaan beliau, aku mengambil udara. dan mengatur pernafasan. aku tak ingin, beliau melihat ke gugupan ku.

" saya tak menafikan, paras cantik nya lah yang pertama kali membuat saya terkesima dan mendekati nya. lalu.., di ikuti dengan sifat dan karakter nya yang tak kalah cantik nya.." ucapku.

kulihat indu menunduk, sambil menggigit bibir bawah nya.

" juga, karena dia dikelilingi oleh orang orang yang baik!" sambil melihat ke ecy dan eva

" di tambah lagi, indu bersal dari keluarga dan orang tua yang baik." kembali menoleh ke beliau.

"dan juga cantik..!" tambahku, menoleh ke mama nya indu.

" kamu godain istri saya..!!" beliau tak lagi menyandarkan punggung nya. namun, masih melipat kan tangan di depan dada.

" ehh..!" aku yang tersadar, langsung mengalihkan pandangan ku dari mama nya indu.

indu kembali mendelikkan mata nya pada ku. lalu..

'nyyuutt..!' aku merasakan cubitan yang lumayan pedas di paha ku.

" maaf...! bukan..., bukan bermaksud .. maksud saya.. !' aku tak tau macam mana hendak melanjutkan perkataan ku.

" memang mama kamu cantik kan...!" ucap ku ke indu.

indu menunduk sambil menggeleng.

eva melongo..

sementara ecy, menutup mulut menahan tawa nya.

........................
........................

Kami jalan beriringan. Keluar dari cafe. Menuju lokasi parkiran , dan berhenti di samping mobil mereka.

" kalian juga ikut pulang, atau...?? " beliau sengaja menggantung kalimat nya.

" kita jalan jalan dulu. Boleh kan..??" Indu pamit dan izin ke papa nya.

" jangan kelamaan pulang nya..!" Ucap beliau.

" makasih tulang..!" Ucapku. Menyalam, dan menempelkan punggung telapak tangan nya ke kening ku. Begitu juga ke mama nya.

" tulang jalan duluan ya. Kalian hati di jalan.
Aku mengangguk dan tersenyum lega. Lega karena beliau sudah membahasakan dirinya dengan sebutan 'tulang' pada ku.

' lampu hijau..!' Batinku senang.

.....................................

" aku ga nyangka, ayah mau ngomong panjang lebar ke kamu.!"
" ga pernah lo, dia kayak gitu ke teman teman aku yang lain..!" Ucapnya dari belakang ku.
Badan nya menempel di punggung ku yang dapat merakan kekenyalan bongkahan buah dada nya. Dan kedua tangan nya di letakkan di atas paha ku.
Aku sengaja melambatkan jalan kereta. Agar kami dapat ngobrol dengan santai.

" i think i'm the 'special' one..!" Ucapku, sembari tersenyum sambil sedikit menoleh ke belakang.

Sambil tertawa pelan, indu mendorong pipi ku.

" yang aku paling ga nyangka, kamu berani ngomong gitu ke papa.!"
" kalau teman yang sering datang kerumah, jangan kan ngomong, mo negur papa aja takut takut..!!" Ucap nya.

" ohh came on..!" Aku berucap sedikit jumawa
" i'm not those men..! I'm a ."

" iya. Iyaaa... tauuu...!" Indu memotong ucapan ku
" you're the special one..!" Bisik nya di telingaku.
Tangannya yang tadi di atas pahaku, kini melingkar di depan perut ku.

" sangkin berani dan specialnya, kamu sampai godain mama aku juga..!" ucap nya masih berbisik.

" ehh..!' aku langsung menekan pedal rem.

" ga... bukan.. ! aku bukan godain mama kamu..! " ucapku merasa bersalah.

" iyaah.. aku tau..."

" dah ahh.. jalan..!" ucapnya menyuruhku menjalankan kereta.

kami pun melanjutkan perjalanan. lima belas menit berjalan tanpa arah, kami melewati salah satu tempat di jalan pratokol yang mengadakan acara. yang salah satu acaranya di isi dengan perform band band lokal.

kami memutuskan untuk singgah sebentar. kami menyaksikan acara itu dari atas kereta. dan, saat salah satu band di panggilkan, aku seperti mengenal salah satu personel nya. setelah ku amati dengan cermat, ternyata betul. dia adalah laki laki yang kemarin hari aku lihat dengan indu di belakang rumah ecy.

' hmm.. anak band ya..!' batinku.

wajar sih.. secara dia anak horang kaya. ke sekolah aja, dia naik kereta yang pada masa itu berhasil menggeser RX KING, sebagai salah satu kereta paling keren se sumatra. apalagi kalau bukan k***saki NINJA.

" kalau kamu ga suka, ga usah di lihat. kita pergi aja...!" ucap indu, yang melihat aku memperhatikan anak itu sengan seksama.

aku memegang telapak tangan nya, mengangkat ke atas dan menempelkan ke bibir ku.

" cupp..!" ku kecup lembut.

" ga,, aku bukan mo melihat dia. aku mo tau, perform mereka seperti apa..!" ucap ku. menampik asumsi nya.

tak lama, mereka pun membawakan salah satu lagu dari band yang fenomenal saat ini. dan secara keseluruhan, aku menikmati perform mereka. walau terlihat masih amatir, tapi... yah, not bad lah...

selesai melihat mereka membawakan satu lagu...

" pulang yoq..!" indu mengajak ku pulang.

" pulang..? kamu dah ngantuk..!? " tanyaku. padahal, aku berharap untuk bisa bersamanya lebih lama lagi.

" kita nongkrong di rumah aku aja..!" ucapnya.

" ga mau ngabisin waktu di luar.!

" mo pacaran. berduaan ama kamu..!" bisiknya, yang membuat tungkai kaki ku menggeletar.

.

.

.

.

.

.

..

.

Aku menekan pedal rem, dan berhenti tepat di depan pagar rumah nya.
Indu turun dari kereta, lalu membukakan pintu pagar.
Aku memasukkan kereta, dan berhenti di depan teras rumah nya.

" kita ke samping aja.." ajaknya. Menarik pelan lenganku, sesaat setelah aku menongkatkan kereta.
Indu membawa ku ke halaman samping rumah nya, yang kulihat suasana nya lebih kurang seperti halaman rumah si manja.
Walau tak selebar dan seluas halaman rumah si manja, terdapat benerapa persamaan. Salah satu nya, di penuhi dengan tanaman bunga. Dan juga, di dominasi dengan tumbuhan bunga anggrek.

Baru saja kami menghenyakkan pantat di kursi kayu ini...

" kakaaaaak...." terdengar suara dari depan rumah nya.

" ya deeek.." indu menyahut panggilan itu.

" kakak dah pulang.?" Pertanyaan yang sangat menggelikan.
Indu yang juga mendengar itu hanya bisa tersenyum geli.

" iya.. kakak di samping ni..!" Indu memberitahu keberadaan nya.

Setelah itu, tak ada lagi terdengar suara si imut itu.

" malam ini, kita bertiga boboq disini."
" biasa sih, ber empat. Ama kak rani. Ga tau kenapa malam ini dia ga datang."
Aku terkejut. Mengetahui, bahwasanya si manja ternyata sering tidur dengan merekA.
Aku diam, tak ingin tersalah cakap.
Karena saat ini, simanja berada di dirumah ku.

" aang..." sambil menoleh dan menyentuh sebelah tangan nya.

" iyaaah.." indu menyahut. Membalas tatapan ku.

" aku.."

" kakaaak..." suara si mahluk halus kembali terdengar. Memotong ucapan ku.
Aku mendengus, sedikit jengkel.

" pigi lahh.. urus dulu adek kesayangan mu itu..!" Ucap ku. Agar dia dapat mengkondisikan mahluk halus itu.
Indu mengangguk, dengan tawa nya yang sedikit tertahan.

" aku jumpai dia sebentar ya.." sambil menggenggam tangan ku. Lalu berdiri dan melangkah meninggalkan ku.
.
.

Sambil menunggu indu kembali, aku berdiri lalu melangkah. Mengamati dan melihat lihat tanaman bunga.

Tanpa sadar, kini aku sudah berada di belakang rumah nya. Aku berdecak kagum. Melihat halaman belakang rumah nya yang di penuhi bunga anggrek.
Terdapat banyak lorong, yang memisahkan barisan antara berbagai macam warna tanaman anggrek.

" cantik kan..!?" Tiba tiba dari belakang ku, suara yang sangat ku kenal sedikit mengejutkan ku.
Tanpa menoleh, aku mengangguk mengiyakan ucapan nya.
" semua tanaman yang ada disini, mama sendiri yang menanam dan mengurusi nya."
" pun begitu juga dengan susunan dan tata letak nya" ucapnya yang kini sudah berdiri di samping ku.
Kemudian, indu menarik sebelah tangan ku. Dan berjalan memasuki salah satu lorong .
" di antara semua tanaman bunga anggrek yang ada disini.." indu jeda sebentar. Lalu..
" aku suka yang ini..!" Dia menghentikan langkah nya. Dan menunjukan barisan anggrek yang berwarna ungu, bercak merah muda bercampur putih susu.
" aku merasa, ini yang paling cantik dan indah..!" Sambung nya.
Jari telunjuknya, menyentuh ringan kelopak bunga anggrek tersebut.

Saat aku menoleh nya, kembali aku di buat terpana.
Ini kali ketiga, aku melihatnya tanpa mengenakan jilbab.

" kalau kamu, suka yang mana..!" Tanya nya.

" di antara semua anggrek yang pernah aku lihat.." sambil melihat ke sekeliling. Kemudian, aku sedikit bergeser. Mengambil posisi tepat di hadapan nya.
Menangkap wajahnya
" ini adalah anggrek yang paling indah dan menawan..!!" Sambil mengelus pipinya dengan jempol ku.
Dia terdiam , hampir seperti terpana. Sampai beberapa detik kemudian, dia seperti tersadar. Lalu mengembangkan senyum sumringah. Dan..
'Bugh.. bugh..!'
" gombal..! Gombal..! Gombal..!"
" dasar tukang gombal..!" Kedua tangan nya terkepal. Memukul mukul dada ku dengan lembut.
Aku meringsek kedapan. Merapatkan tubuh ku. Sedikit menempel ke tubuhnya.
Tangan nya yang tadi memukul ku, berhenti. Tak bisa bergerak. Terjepit di antara dada ku dan dada nya. Mata kami saling beradu pandang.
Secara bersamaan, aku menarik wajahnya dan mendekatkan wajah ku. Hingga..
'Cupp..!'
Aku mengecup bibir nya. Menempelkan nya sampai beberapa saat, lalu melepaskan nya.
Saat ciuman ku terlepas, kulihat indu masih menatapku. Bibirnya yang tadi mengatup, kini sedikit terbuka. Seakan , ingin meminta lebih..
Aku kembali mencium bibir nya. Menjepit lembut bibir atas nya. Kemudian berpindah ke bibir bawah nya. Kulakukan berulang ulang, secara gently. Pelan., dan lembut.
Jemariku, secara perlahan dan lembut menggores sisi pipi dan tulang rahang nya. menyisip helaian rambut tebal nya, lalu beralih ke tengkuk. Tepat di leher belakang nya.

"Hhheemm..." suara lenguhan nya terdengar diantara lumatan bibirku. di saat jempol ku dan sekutu nya, menari dan bergerak liar di sela sela leher dan tulang rahang nya.
Kedua tangan nya yang tadi didadaku, berpindah. Melingkar di belakang pinggang ku. Dapat kurasakan, tarikan tangan nya. Membawaku, lebih rapat dan menempel ke tubuhnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

P.o.v. desy handayani.

' srekk..! Srekk..!' Sedari tadi, dia selalu mengganti posisi tidur nya. Telentang.. tak lama, berubah memunggungi ku. Baru beberapa detik, berganti lagi menghadap ke aku. Telentang lagi. Tubuhnya seakan tak mau diam. Seperti cacing kepanasan.

" adek kenapa..!? " tanyaku. Yang merasa sedikit terusik dengan gerak tubuh nya.
Seketika itu juga, dia kembali mengganti posisi menghadap ke aku.

" kak indu ngapai..? Koq lama..!? "

'Hihihi...' batinku tertawa geli. Mengetahui punca kegelisahan hati nya.
" kan lagi pacaran, ama aby.." ucapku.

" koq lama..! Ngapai..!?" Eva mengulangi pertanyaan nya.

" kakak mu itu lagi sayang sayangan.. manja manja an..!" Ucapku.
" lagi pelukan.. atau mungkin...
" ciuman..!" Bisik ku. Sengaja memanas manasi nya.

" isshh....!!" Seketika, raut wajah nya nampak kesal. Dia langsung bangkit. Duduk menyandar di kepala tempat tidur. Eva menoleh ku dengan bibir yang sangat panjang.
Hatiku tertawa puas melihat reaksi nya.

" dah ah.. biarin..! Namanya orang lagi pacaran.! " ucap ku.

" tapi kan.. ini dah malam.! " sambil berkata, dia menoleh ke jam dinding.
" dah mo jam duablas itu..! Masa ga siap siap pacaran nya..!" Ucapnya bertambah gelisah.

" ini kan malam minggu deeek. Besok libur. Ga sekolah..!"

" tapi kan...."
" kalau kak indu nanti di apa apain ama 'dia' , cemana..!!??"

" kakak yakin, aby orang nya ga kayak gitu..!"
" lagian, kalau kakak mu itu yang mau 'di apa apain' , ga fa fa kan.!
" namanya juga pacaran..!" Ucapku, semakin menyulut sumbu kompor.

" isshhh..! Kak ecy ihh...!" Tampang nya terlihat semakin kesal.

" dah.. boboq..!" Aku menarik bahunya. Untuk segera tidur.
Belum sempat eva bergerak, terdengar suara mesin kereta. Tak lama, suara kereta itu menjauh dan menghilang.
Lalu, terdengar suara pintu di buka dan di tutup, yang Diiringi dengan suara 'ceklek' terkunci.
Tak sampai satu menit, pintu kamar terbuka. Menampak kan sosok sahabat ku yang cantik jelita.
Aku bangkit. Mengikuti posisi duduk eva di samping nya.

Melihat kami yang memandangnya, indu terdiam. Berdiri mematung di balik pintu yang sudah tertutup. Hingga beberapa detik kemudian, senyum sumringah terpatri di lekukan bibir nya. Lalu, sesuatu yang tak ku duga terjadi. Di tengah senyum manis nya, air mata nya jatuh berderai.

Aku memberikan senyum ku padanya. Karena aku tau, itu bukanlah air mata sedih ataupun luka.
Itu adalah air mata bahagia...!!

Tapi, tidak dengan si kecil kami.
Melihat kakak nya menitiskan air mata, dia langsung turun dari tempat tidur . Menghampiri indu.

" kakak kenapa kaaak..!?"
" kakak di jahatin ama dia..!?"
" kakak di kasarin ama dia.!?" Tanya nya dengan beruntun.

'Hikss..!'
Indu menggeleng, sembari tersenyum. Air matanya tetap menetes.

" kakak mu lagi bahagia..!!" Ucapku.

.................
.
.
.
.
.
.
.

P.o.v zayn aby.

" assalamualaikum..!" Aku memberi salam, sambil mengetuk pintu.

" kum salam..!" Terdengar sahutan yang takblengkap dari dalam.
Tak lama, pintu rumahku terbuka.
Melihat siapa yang membukakan pintu, aku langsung meraih tangan nya.

" maaf ya.. abang kelamaan..!" Ucapku penuh penyesalan. Karena, selama bersama dengan si bunga anggrek tadi, aku melupakan dirinya.
" abang senang..?? Bahagia..!??" Tanya nya. Yang semakin membuat perasaanku semakin bersalah dan tak enak.
Aku langsung memeluk nya.
" maaf...!" Pinta ku lagi.

" ishh.. koq minta maaf..!?" Ucapnya.
Aku tak menjawab. Memandang , masih dengan rasa bersalah. Kulihat dia malah tersenyum.

" kalau abang senang, adek juga senang..!! Kalau abang bahagia, adek juga bahagia..!" Ucapnya. Lalu mengecup ringan bibir ku.

" ehhmm...!" Terdengar suara deheman, tak jauh dari posisi kami saat ini.
" keluar ga ingat waktu..! Si adek ditinggal sampai jam segini..!" Ucap mamak ku sedikit memasang wajah marah nya. Pun begitu, tersungging senyuman di bibir nya.

" ga fafa bi..! Si abang jangan dimarahi..!" Rani membelaku. Menggeser tubuhnya, berdiri di depan ku.

" iya.. iyaa.....!" Ucap beliau.
" . antarkan si adek pulang gih..! Dah tengah malam ini..!" Sambung beliau.

" iya maak.."
" yoq.." ajak ku, sembari menarik pelan lengan nya.

Baru saja kami keluar dari pintu..
" byyuurr.. ssaarrrrrr...!!" Tiba tiba, dan tanpa ada aba aba, hujan turun dengan lebatnya.

" lahh.. hujan..!" Gumamku, lalu menoleh ke belakang. Ke mamak ku yang masih berdiri di belakang kami.
Kulihat beliau menghela dan menghembuskan nafas panjang.

" mami kamu tau, kamu kemari..!?" Tanya beliau ke rani.

" iya bi.. tadi awak izin nya ama mami, main kemari..!" Ucap nya memberitahu.

" hmm.. ya dah, kamu tidur disini aja.
" sama bibi..!" Beliau menekankan ucapan terakhir nya.
Rani merespon dengan senyum lebar nya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

' tok tok tok..!'
" abyy...!" Terdengar suara mamak ku memanggil. Padahal, aku hampir saja terlelap.

" ya maak.." dengan agak malas, aku berjalan kepintu. Saat ku buka, kulihat mamak ku dan si manja berdiri disitu.

" masuk..!" Ucap beliau ke rani.

" hahh..!" Aku terkejut mendengar seruan mamak ku. Beliau menyuruh si manja masuk ke kamar ku.

" mamak dah ngantuk, tapi dia nya ga tidur tidur..!

" dari tadi ngajak kombur aja..! nanyakin kamu terus..! " ucap mamak ku memberitahu. ( kombur = ngobrol)

" bibi........!" si manja menyenggol lengan mamak ku.

" dah... masuk sana..! tidur...!"

" tapi ingat., ! jangan macam macam..!

" kalau macam macam, mamak sunat kau sekali lagi...!'' ancam beliau sambil menoleh ke arah si ucok.

" jangaaan....!" dengan cekatan, rani menutupi selangkangan ku dengan telapak tangan nya.

entah sadar atau tidak, telapak tangan nya malah menyentuh si ucok .

melihat itu, mamak ku hanya menggelengkan kepala. lalu berbalik dan masuk ke kamar nya.

........................................................

" tadi, pacaran nya kemana aja..!? " tanya rani, sambil memelukku. menjadikan lengan atas kanan ku sebagai alas kepalanya.

" jalan jalan bentar. abis tu nongkrong dirumah nya..!" ucapku.

" berdua kan..!? " tanya nya lagi.

" iya.." ucapku mengangguk.

" ngapain aja..!?"

" ga ngapa ngapain..!! cerita cerita aja..."

" isshhh... kog cuman cerita cerita aja....!" ucapnya sedikit kesal.

" trus, mo ngapain..!?" tanya ku heran.

rani bergeser. separuh tubuhnya menindih ku. dan dagu nya berlabuh di atas dada ku.

" udah di cipok belum..!?" kembali dia bertanya.

aku memandangnya, sambil mengangguk. langsung saja bibirnya menyunggingkan senyuman.

" cemana rasa nya..!? enak ga ..!? lembut ga bibir nya..!? "

aku menatapnya , heran dengan pertanyaan nyeleneh nya.

" abaaaaaang...!" sambil menggoyang goyangkan badan nya. memaksaku tuk menjawab pertanyaan nya.

" iya... enak..! lembut..! kenyal juga...!" jawab ku.

kembali bibirnya merekah kan senyuman.

"kenapa nanya nanya...!? " tanyaku heran.

rani tak menjawab. dia malah melumat bibirku. dan aku pun langsung membalas lumatan nya. hanya sekedar membalas lumatannya. tanpa ada embel embel lain. begitu juga dengan rani. bahkan, tanpa menjulurkan lidah sekalipun.

setelah merasa puas, kami sama sama menyudahi. kemudian, rani kembali ke posisi semula. menjadikan lengan atas ku sebagai bantal. memelukku, lalu memejamkan matanya.

'cupp...!" ku kucup sayang kening nya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

..

.

.

.

ke esokan pagi nya...

p.o.v third.

' baaaang.. sarapan nya dah siap. Makan dulu yoq..!" Terlihat perempuan muda, yang umur nya berkisar di awal tiga puluhan. Menggendong anak kecil perempuan yang comel dan montok. Berdiri di depan pintu rumah nya yang sudah reot. Memanggil suaminya yang tengah sibuk mengelus elus becak nya yang sudah karatan tak tertolong.

" ya sayang...!" Sahut nya, begitu mendengar suara sang istri.
Dia mengikuti langkah istri nya yang sudah duluan masuk kedalam.

" tadi bang tyo nelfon. Katanya, hari ini ngumpul di tempat biasa.." ucap sang istri.
Laki laki itu mengangguk, sambil mengunyah makanan nya.

" sampai kapan orang abang terus seperti ini..!" Tanya sang istri.
Si suami menghentikan kunyahan nya. Lalu memandang istri nya.

" kenapa..!? Adek dah capek..?? Dah bosan..!??" Dia kembali bertanya ke istri nya.
Mendengar pertanyaan sang suami, dia langsung menggeser kursi nya ke samping suami nya. Lalu merangkul nya dengan mesra.

" enggak loh abang..! Bukan gitu.! " ucapnya. Memberi pengertian ke suaminnya.
" awak kasian lihat abang.." ucapnya iba.

" kalau di bandingkan dengan mereka, tugas abang ni ga ada apa apa nya sayang.!"
" di balik pekerjaan tetap, mereka harus di sibukkan dengan mengurus pabrik dan perusahaan. Belum lagi mengurusi lahan lahan yang lain..!"
" terlebih bang andre.! Dia tu jarang dirumah. Harus ninggalin istri dan anak nya..! " ucapnya panjang.
Si istri mengangguk. Mengiyakan ucapan sang suami.

" apalagi kak irma kan bang..! Kasian awak lihat nya di pajak itu." Ucap si istri.

"Hmm... perjuangan nya untuk anak nya..!"
" tapi, kalau melihat pertumbuhan si aby., semua nya terasa terbayarkan. Tidak sia sia..!"
Mendengar perkataan sang suami, si isteri kembali manggut manggut.
.
.
.
.
.

' treeeeenng..teng .teng tenngg......!! ' suara becaknya sangat sumbang, dan sungguh tak enak di dengar.

" da dahh suamiku..! Semoga dapat banyak sewa (penumpang) ya..!" Ucap si istri sembari tertawa. Sengaja menjahili suami nya.
.
.
.
.
.

Lelaki pembawa becak itu membawa becaknya melewati jalan yang di penuhi orang orang yang baru saja berhamburan keluar dari rumah ibadah gereja. Kemudian, becaknya berhenti tepat di depan dua pasang suami-istri yang berdiri di pinggir jalan.

" kak.. pinjam suami klian dulu ya..! " ucapnya, ke pada dua perempuan yang merupakan istri dari dua lelaki yang sudah naik ke atas becak nya.

kedua perempuan paruh baya itu mengangguk tersenyum.
" becak ko ini, makin lama makin bahaya ku tengok ini bahh...!" ucap salah satu penumpangnya.
" steril ga ini...!!??" ucap penumpang yang satu nya lagi.
kedua lelaki itu duduk merapat. enggan menyandarkan badan nya ke body samping becak.
.
.
di jalan..
" kak mey, makin lama, makin gesit aja ya...!" si pengemudi becak bersuara.
" plakk..!' satu tamparan mendarat di belakang kepalanya.
sambil nyengir, satu tangan nya mengelus belakang kepalanya.
" kak liza juga makin imut...!" ucapnya lagi.
' plakk....!'
satu tamparan lagi berhasil mendarat mulus di kepala nya. di iringi dengan tatapan sinis dua penumpang nya.
.
.
.
.
setelah melakukan perjalan yang memakan waktu 30 menit, si pengemudi menghentikan becak nya di depan sebuah rumah ber cat hijau.
dimana di depan teras rumah tersebut, dua laki laki paruh baya lainnya menunggu kedatangan mereka.




bersambung.........
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd