Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA HAHOLONGAN.

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Pengen tau aby mau milih mana..

1.pengen lebih dekatin rindu, tapi aby minder dengan keadaan ekonomi.
2.atau malah dengan rani. Aby belum ada rasa ke rani, tapi rani ngejar terus..dan kalo mau diterusin lagi..malah aby bisa dapat satu paket dengan mama rani..

Salam sukses buat suhu
:beer:
Sepertinya kok aby pilih emaknya rany hehehe
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Sambil nunggu lanjutannya..dibaca, dibaca, dibaca lagi buat meraba kejadian apa yang pernah terjadi dengan mamanya tutek dengan Abi.. Dejavu, serpihan reinkarnasi atau ..... Ahh menunggu.. sehat sehat lah kau suhu.. biar cepat lanjut ceritamu..
 
RINDU



RANI



EVA



DESY















part 9




****

Seperti biasa, aku pulang sekolah berboncengan dengan dodi... kali ini, kami berhenti di sebuh warung tak jauh dari lokasi sekolah, di dekat persimpangan tiga jalan raya.

dengan santai, kami duduk sambil minum limun dengan sebatang rokok yang menyelip di antara jari telunjuk dan jari fuck you. kami hanya duduk nyantai tanpa mengeluarkan satu patah kata.

hingga hampir setengah batang rokok yang kuhisap, mataku menangkap satu pemandangan yang tak lazim kulihat. di persimpangan itu, kulihat mereka berhenti menunggu lampu merah.

yang membuat ku heran, mereka bertiga berboncengan diatas satu kereta. tiga dara pingitan., si bunga anggrek ku., desy., dan si mahluk halus nan imut eva..

kubuang rokok ku yang cuma kuhisap setangah batang., sedikit berlari, kuhampiri mereka ke pinggir jalan. aku berhenti tah jauh di samping mereka yang tak menyadari keberadaanku.

'eheemm..' aku berdehem meminta perhatian.

desy yang berada didepan, menoleh kearahku.

" sini...!" ucapku menyuruhnya menepi ke pinggiran jalan tempat ku berdiri. lalu , desy memutar kereta dan berhenti didepanku.

" kog naik kereta..!? bonceng tiga pulak itu..! " . tanyaku ke mereka.

" hehehe.. iya.. tadi kesekolah berdua naik kereta ama eva. kebetulan, indu juga tadi kesekolah naik becak. mobilnya lagi di bengkel. jadi , pulangnya ga di jeput. ya, sekarang jadi boncengan tiga lah..!" ucap desy menjelaskan.

kulihat posisi mereka yang cukup menggelikan. apalagi si eva, dengan tubuh kecilnya, dia terjepit ditengah tengah antara desy didepan nya dan rindu di belakangnya. posisi eva ditengah, duduk mengangkang dengan rindu dibelakang dengan posisi duduk menyamping. sangkin sempitnya, untuk menggerakkan kepalanya menoleh kearahku saja dia tak bisa. aku tertawa melihat dia terjepit di posisi seperti itu.

" abyyy....!" rindu menegurku yang tertawa melihat mereka.

" ngapai berhenti sihh kak...!! mau aja di panggil si gait itu,..!!" kudengar si eva bersuara.

" kalian ga kasian lihat dia terjepit gitu...!! dah la kecil., kenak jepit pulak itu..!! makin lepes ( tipis ) lah dia itu nanti...!! hahahaha...!" kataku tertawa, membalas perkataan si eva.

" abyyy....!" rindu menegurku lagi. aku hanya senyum kuda melihatnya.

" turun..! " ucapku ke desy

" mo ngapai...!? " tanya nya.

" kamu boncengan ama dodi, biar dia yang antar kamu..! " ucapku

" terus. kamu sama siapa,,!? " tanya rindu ke aku.

" desy turun dulu... ! kasian si adek kejepit gitu..!" ucapku tanpa menjawab pertanyaan rindu.

desy menongkatkan kereta lalu turun dan berdiri disampingku.

" dood....!" teriakku memanggil dodi yang ternyata sudah menaiki kereta dan mendekat ke kami.

" boncengkan si desy, ko antarkan dulu orang ni.. " ucapku koe dodi.

" kamunya gimana..? sama siapa..!!?". lagi rindu bertanya.

" aku pulangnya jalan aja.. ga fafa..!" ucapku

" ihhh.. udah ahh ga usah..!! kita bertiga aja, ga fafa kog. .. kamu ama dodi aja...!" ucap rindu menolak.

'' yok des.." ucapnya lagi mengajak desy.

" hehehe.. ga kog.. aku nungguin disini. siap ngantar desy, dodi kemari lagi. jeput aku.." kataku menjelaskan.

" ohh.. ya udah.. kirain kamu betulan jalan pulangnya.." ucapnya lega.

aku melangkah mendekat dan berhenti di hadapan si mahluk halus.

" hati hati.." ucapku sambil mengucek pelan rambutnya.

dia diam tak menggubrisku. lalu aku bergeser memberi mereka jalan.

" tungguin disini..!! jangan pergi...!" ucap rindu ketika eva menjalankan kereta.

....................................

lumayan lama aku menunggu., sekitar setengah jam barulah dodi kembali menjeputku.

diperjalanan, aku sedikit merasa janggal dengan rute yang dilalui dodi. tak seperti rute yang biasa kami lewati.

" mo kemana pek..!? kog dari sini..!? " tanyaku ke dodi. tapi dia diam tak menjawab.

" mo kemana ..? " tanyaku lagi. tapi, lagi lagi dia tak menggubris ku.

' teplakk.!!' ku kasihkan belakang kepalanya sekali

" kog ditanyak itu, jawab pepek..!!" ucapku kesal.

" kerumah desy.. tadi di suruh binik mu singgah ..!" akhirnya dia menjawab.

" kek kambing kau...! sukak di gibal dulu baru menjawab..!'' kataku mengejek nya

" kau nya yang kek lembu., men serodok aja.. ! lagian, mana bisa kambing menjawab, tol..!!!'' jawabnya yang mengejek ku balik.

" mo ngapai disuruh nya singgah..!". lagi , pertanyaanku di acuhkannya

" tadi udah ku gibal kepala mu,. ini, apa mau ku kandaskan dulu kepala mu ke aspal itu baru ko jawab..!!" kataku mengancam.

" ga tau aku ntah mo ngapai..! tak ku tanyak tadi..! kau ajalah nanya nya nanti. "

" dimana rumah nya..!? jauh ya..?.. mo ngapai ya..!? kenapa ga ko tanya tadi..!?? "

" banyak kali lahh pertanyaan kau kontol..!! sekali lagi ko tanya tanya, ku tabrakkan kereta ini ke motor taronton itu.!! mau kau..!!" ucapnya yang kali ini mengancam ku. ( motor taronton = truck kontainer ).

............................

dodi menghentikan kereta didepan salah satu rumah di komplek perumahan elit. lalu, kulihat desy menghampiri, dan membukakan pintu pagar.

dodi pun kembali menjalan kan dan memasukkan kereta ke dalam pekarangan rumah desy.

diteras, sudah ada rindu.. tak lama, eva datang dengan membawa minuman , dan disusul desy membawa gelas.

" ehh.. tau aja dia aku lagi hauss..!! makasih imuuut..!! " ucapku ke eva . dia langsung memajukan muncungnya.

tanpa rasa malu, kutuang minuman dingin itu, dan

' glek.glek glek glek..' one shoot...! aku langsung menghabisakan satu gelas.

" mo ngapai nyuruh kemari..!?' tanpa ba bi bu, aku langsung bertanya ke rindu

" ga ada.. pengen ngumpul aja " ucapnya.

" ohh.. kirain ada apa...! " ucapku sekedarnya.

" tapi, aku ga bisa lama y.. ada kerjaan yang harus ku kerjakan..!" ucapku lagi.

" iyaaaah... ga fafa..! "

rindu menggeser kursinya sedikit. lebih mendekat ke sampingku.

" tapi, makn siang disini yaaa.. " ucapnya megajak ku.

' wadduh..!' ini yang buat aku ga enak hati. makn di rumah orang

" ehh.. ga usah lahh.. ga enak merepotkan..! " tolakku halus.

" ga repot koq.. makanannya di beli.. diana udah pergi beli tadi.." ucapnya yang tak bisa ku elakkan.

dan rupa rupanya, diana juga ikut gabung ama kita..

" siapa yang mau repot repot...!! ga sudi...!! " si eva berucap sambil membuang muka. ' oooww. mulai ngajak gaduh dia..!''

" itu emang bawaan lahirnya udah judas kayak gitu ya...!" tanya ku sedikit berbisik ke rindu, sambil melirik ke arah si eva.

melihatku yang berbisik sambil meliriknya, eva menatapku dengan tatapan nya yang khas..

' pukk..' rindu memukul bahuku pelan

" hihihi... engga lahh.. dia ga gitu kog orangnya.. sama kamu nya aja dia kayak gitu.." ucap rindu yang ikut berbisik

" hemmm.. apa karena aku deketin kamu,,? " tanyaku

" dia ga suka ya kalau aku disini..!? " tanyaku lagi dengan sedikit serius..

" engga..!! bukan ...!! kamu nya aja yang sering jahilin dia..!" ucapnya tersenyum menahan tawa.

sekilas, kulihat desy sedikit berlari ke arah pintu pagar.

" ehh.. kayak nya diana dah datang tuh...!" ucap rindu.

tak lama, nampak diana dan desy menghampiri kami dengan membawa bungkusan

" deeek.. ambilin piring.. sama sendok sekalian.! " desy berucap ke eva

" sama pisau juga ya..!" timpalku disaat eva hendak masuk kedalam.

" ambil sendiri...!!!" ucapnya sinis dan langsung masuk kedalam.

" adeeeeekk....!!!" rindu bersuara memanggil nya

" iyaaaaaahh..." kudengar suaranya menyahut dari dalam. ' hahaha.. pasti dia kesal itu'

"
patuh ya dia ke kamu..!! ga berani bantah..!" ucapku. rindu membalas dengan senyum nya.

" untuk apa pisau..!? " tanya nya kemudian.

" tuh...!. mau ambil daun pisang..!" ucapku. menunjuk pohon pisang di samping umah desy.

" untuk apa...!!? " tanya nya lagi sedikit mengkerutkan kening nya.

aku tak menjawab. aku menatapnya takjub dan terpukau. lagi dia mengkerutkan kening dan menaikkan alisnya , merasa heran dengan tatapan ku.

" ekspresi wajah kamu, mo kekmana aja, tetap cantik ya...!!! " ucapku takjub.

" hahaha... " rindu menutup mulut dengan punggung tangan kirinya. dan tangan kanan nya menepuk bahu ku..

" ihhk.. lain yang di tanya, lain yang di jawab..." ucapnya tersiipu.

" ehhhmmm.. " dody dan diana serentake berdehem. desy hanya senyum senyum kuda.

" hehehe... daun nya buat alas... kita makan nya pake daun aja. biar rame..!" ucapku.

, eva datang dengan wajah juteknya, memberikan pisau padaku. lalu aku menuju pohon pisang dan memotong dua cabang tungkai daunnya. ku belah, dan ku buang batangnya.

" ambilin kain...! basahin dikit ya..! " ucapku ke rindu.

aku membersihkan daun pisang dengan kain yang sedikit basah. lalu, ku tuang semua nasi diatas daun. dan ku alur mengikuti panjang daun pisang. kemudian kutuangkan lagi lauk dan sayuran nya di tengah tengah .

" dah.. !! yok kita makan.. ajak ku sambil duduk. dodi dan diana mengikutiku duduk . tapi, tidak dengan tiga dara pingitan itu. mereka memandang kami heran.

" sini...!" aku menarik tangan rindu, supaya duduk. dia mengikut, turun dari kursinya dan duduk di samping kiri ku. dengan menekuk lutut kesamping, badan nya mepet dan sedikit menyandar di bahu kiri ku.

di ikuti desy yang duduk disebelah rindu. dan eva duduk disamping diana yang duduk berhadapan dengan ku.

kami duduk di lantai teras .

" ehh., bentar.. aku ambil cuci tangan dulu.." desy berkata sambil bangkit dari duduk nya dan masuk kedalam.

tanganku masih memegang tangan kanan rindu. dan kini , berpindah menggengam telapak tangannya.

tak lama, desy datang membawa mangkuk berisi air cuci tangan.

" cemana anak orang mo makan. kalok tangan nya di pegang..!! " tanpa melihatku. dodi bersuara mengejek sambil mengaduk nasi di depannya.

rindu tersenyum dan menunduk.

" husssh..!" aku bersuara menyuruhnya diam.

aku mencuci tangan, lalu mengambil sejumput nasi yang sudah ku campur dengan daging rendang. kemudian, kuarahkan ke mulut rindu. dia agak terkejut. memandangku tanpa membuka mulutnya.

" 'aaaaaakk " ucapku sambil membuka sedikit mulutku.

rindu kembali menunduk, tapi, dia membuka mulutnya. dan aku pun menyulangi nya. setelah makanan di tanganku masuk ke mulutnya, dia kembali memandangku. kuberi dia senyuman manis sebagai ulam ( lalapan).

" oouuwhh.. so swwweeeeeet....!!!" diana bercelotek manja.

dodi menatapku dengan tatapan ekspresi menjijikkan. dan desy menahan tawa dengan menutup mulut dengan tangannya. .

kulirik si eva yang juga menatapku dengan tatapan khas nya sudah meningkat ke level 5. kubalas dengan memandangnya sinis dan angkuh sambil membuang muka.

kembali aku menyuapi rindu, setelah kulihat mulutnya yang berhenti mengunyah makanan.

" aaaa..k.." aku mendekatkan tangan ku ke mulutnya. rindu menyambut dengan membuka mulutnya. dia tak lagi malu malu seperti tadi.

"kamu kog ga makan..!? " tanya nya smbil mengunyah.

" lihat kamu makan cantik gini, aku udah kenyang..!! " ucapku sambil membersihkan rimah nasi di tepi bibir nya..

rani menggigit bibir bawahnya dan mencubil pelan lengan ku. melihat tingkahnya itu, membuat nadi di otak kiriku cenat cenut..!

ku jumput lagi nasi juga lauk. dan kuarahkan ke mulutnya. tapi, rindu menahan tangan ku yang sudak dekat dimulutnya. lalu, diarahkan nya ke mulutku.

" kamu dulu.." ucapnya. akupun menyuapkan ke mulutku sendiri.

" iiiiiiiihhhh....!! aku mau juga digituin....!!" diana bersuara manja.

" doood..! diana mintak suapin tu..! " ucapku ke dodi.

" aaaa..k.." diana membuka mulut kearah dodi.

" ehh..!" dodi terlhat salah tingkah. lama dia mengaduk aduk nasi tanpa menyuapkannya ke diana.

" cepat laaa..." diana kembali bersuara manja sambil menggoyang lengan dodi.

dan kemudian, dodi menyuapi diana. setelah menerima suapan, diana tersenyum ke dodi sambil mengunyah.

" ehemm.. ehemm... cieee.. ciee..!" aku ..desy. dan rindu menggoda si dodi.

tampak dia semakin salah tingkah. dilemparkan nya seketul gori ke arah ku.. ( gori = nangka muda yang di potong potong)

kami tertawa melihat tingkah nya. terkecuali si imut eva.. dia masih jutek sambil sesekali melirik kearah ku.

makn sambil bersenda gurau, tak terasa makanan kami sudah licin. aku melipat daun, alas makanan kami dan membuangnya . lalu kembali duduk dengan mereka di teras. kami masih duduk berselonjor di lantai.

Sambil duduk, kami kembali bercerita sana sini sambil bersenda gurau.
Setelah agak lama, aku merasa waktu semakin sore.

" jam berapa..??" Tanyaku ke rindu yang duduk di sampingku..

" jam setengah lima" ucapnya yang melirik jam di pergelangan tangannya.

" aku pulang yaa.." ucap ku

" he'eem.." ucapnya mengiyakan.
Lalu, tangan nya menangkap telapak tangan ku. Kurasakan, dia sedikit meremas jemari ku.

" mulai besok, kita bareng terus kog.. tiga minggu lhoo.." ucapku yang mengerti arti dari remasan tangannya.
Dia menunduk. Tersipu malu, sambil menyenggolkan bahunya ke bahu ku.

" pulang yaa.." ucapku lagi padanya.

rindu mengangguk sambil menatapku. aku kemudian bangkit dari duduk ku dan diikuti rindu yang juga bangkit dari duduknya.

" kami pulang ya...! makasih atas jamuan nya..! " ucapku pada mereka.

" iyaaa... sama sama...! sering sering kemari ya..! " ucap desy. aku mengacungkan jempol padanya.

" yuk dod..!" kataku ke dodi mengajaknya untuk pulang.

" itu anak orang mo di bawak pulang jugak..!!" katanya ketus. yang ternyata rindu masih menggenggam tangan ku.

aku menoleh ke rindu yang masih menggenggam tangan ku.

" aku antar ke depan.." katanya tanpa melihatku . kemudian kami berjalan beriringan. saat baru beberapa langkah kami berjalan. aku menolehkan pandangan ku ke belakang.

" psssssttt..." aku menoleh sambil mendesiskan lidah ku.

secara serentak, eva., desy., dan diana menoleh. aku melambaikan keempat jari dan mengedipkan sebelah mata ke arah si eva. dia langsung buang muka dan meruncingkan muncung nya.

" hehehe..." aku tertawa pelan melihat ekspresi nya.

" pasti jahilin eva kan..!? " ucap rindu..

tanpa menjawab, aku senyum kuda padanya.

" hati hati ya,," rindu berucap sambil malambaikan tangan, ketika dodi mulai menjalankan kereta.

" pek.. langsung ke pajak ( pasar) aja ko antar aku ya.. dah ga sempat lagi mo ganti maju..!" ucapku ke dodi.

" wookkeh...!!" ucapnya bersemangat..

" mak jaaang..! tumben, semangat kali kau ku tengok menjawab nya..!!" kata ku

" sementang lah tadi ada yang mintak suapin..!" ucapku menggoda nya.

" akhh.. kimak nya lah ni bahh..!! awak diam salah..! awak jawab pun, salah jugak...!! semua salah sama kau kontol..!! " ucapnya jengkel karena ku goda.

" hhahaha.. bukan nya salah...!! aku kan cuma bertanya...!"

dodi diam , tak menjawab perkataanku.

tak lama., kami sudah sampai di pajak, dan berhenti tepat di depan jalan masuk.

" makasih pek...!" ucapku. dodi mengacungkan jempol sambil pergi menjalankan keretanya.

aku berjalan cepat menuju ruko pak buan. aku pun mulai mengerjakan pekerjaan ku seperti biasa.

siap melakukan tugas dan menutup ruko, aku pamit pulang.

" jadi besok berangkat ke medan ..!? " tanyanya padaku. kemarin, aku memberitahukan padanya perihal keberangkatan ku ke medan. dan izin cuti kerja selama aku berada. aku sempat ragu, karena keberadaanku yang cukup lama disana. tp ternyata, beliau mengijinkan nya.

" insya allah, jadi pak..!"

kemudian , beliau merogoh saku celananya, dan memberikan sebuah amplop padaku.

" nihh.. untuk jajan mu disana.."

" ehhh.. aduh pak.. ga usah pak..!" ucap ku sungkan . cemana ga sungkan, dah lha aku cuti nya lama., di kasih duit pulak lagi tu..jadi enak aku..!!

" udaaahhh.. ga fafa, .! nahh..!" ucapnya seraya memasukkan ke dalam saku celana ku.

" terima kasih pak..!" ucapku sambil menyalam dan mencim tangan nya..

" hehehe.. iya.. hati hati kau disana... !"

" iya pak. !!.

.........................................

.........................................

malam ini., aku naik becak kerumahnya. stelah turun dan membayar ongkos, aku melangkah memasuki pekarangan rumah yang dipenuhi dengan berbagai macam bunga ini.

ya... rumah rani. ini sudah yang ketiga kalinya aku datang kerumah ini. memenuhi hajat empunya rumah... tiga malam berturut turut..! setelah tadi siap membereskan segala keperkuan yang akan dibawa besok.

" assalamualaikum..."

tak seperti dua malam sebelumnya, kali ini, di salam pertama panggilanku, pintu rumah sudah dibuka dari dalam. walau masih tetap tak ada jawaban salam dari nya.

kepala rani muncul dari celah pintu yang sedikit terbuka.

" ayang masuk dulu...!" ucapnya yang juga tak menjawab salam ku.

setelah menyuruhku masuk, rani menghilang dari balik pintu.

aku melebarkan ruang pintu yang tadi terbuka sedikit. aku melangkah keruang tamu dan duduk di sofa. aku memperhatikan seisi ruangan. yang kulihat di dalam sini, sangat berbeda dengan apa yang terlihat dari luar.

kalau dari luar, rumah ini terlihat natural eksotis. tapi, didalam sini, terlihat sangat elegant dan modern. dengan lantai dan cieling nya yang berbahan kayu, di padukan dengan dinding tembok beton berwarna putih gading dan creamy. semua perabotannyan juga terlihat luxury.

di dinding belakang sofa tempat aku duduk, banyak terpajang bingkai foto berisikan gambar. aku berdiri, memperhatikan satu persatu pajangan foto yang berjejer panjang hingga ke ruang keluarga.

di tengah tengah, aku berhenti. memandangi salah satu foto yang menarik perhatianku. foto gadis kecil yang berulang tahun.

namun, bukan gadis keci itu yang menarik perhatian ku. tapi, seorang anak kecil yang berdiri di belakangnya. anak kecil yang berpakaian lusuh, sedang berdiri memperhatikan gadis kecil yang sedang meniup lilin berbentuk angka lima di atas kue ulang tahunnya.

aku pernah., bahkan sering melihat gambar ini. tapi, tidak dengan adanya perempuan kecil itu..! hatiku bertanya tanya., dan otak kecilku mencoba mengingat ingat.

" itu foto aku sewaktu masih TK.. umur 5 tahun..!" suara rani membuyarkan lamunanku. dia sudah berdiri di samping dan merangkul sebelah tangan ku.

aroma shampo dan wangi tubuhnya mengumpul di hidung, dan merangkak masuk memenuhi rongga paru paruku.

" habis mandi..!? " tanyaku yang melihat rambutnya sedikit basah.

" hehehe... iya... baru habis ' M ' ... makanya agak lama...! " katanya yang memandangku dengan tawa kecilnya.

" kamu kog....!? " aku memperhatikannya sedikit heran. . tak seperti dua malam sebelumnya. kali ini, dia hanya memakai pakaian rumahan. jenis yang sama seperti waktu aku mengantarnya pulang dari sekolah kemarin.

bedanya, yang ini lebih panjang, sampai ke mata kaki.

" kita disini aja ya....! ga usah keluar... mami ga ada..! pergi keluar sama papi.." katanya yang menangkap pandangan heran ku.

aku mengangguk tersenyum.

" ke samping yok..!" ajaknya.

kami melangkah. dan ketika baru melewati pintu.,

" ehh., bentar ya yang..! katanya, yang berbalik masuk kerumah.

tak lama, dia datang membawa tiga buku tebal, yang ternyata adalah album foto.

rani memencet saklar di dekat pintu. kami berjalan kesamping rumah, menuju gazebo.

.................

rani meletakkan tiga album itu di atas pahaku. dia duduk dengan menekuk kedua lututnya kesamping. dan badannya condong kearahku dengan tumpuan tangan kirinya.

kubuka sampul album foto yang berwarna merah hati tersebut. di lembar pertama, kulihat beberapa foto anak bayi bertelanjang bulat. baru beberapa detik kulihat, rani cepat cepat membalikkannya ke lembar berikutnya.

disitu, kulihat lagi foto anak kecil dengan posisi merangkak dengan di bawah nya terdapat tulisan yang menerangkan umur anak tersebut.

kubuka lagi lembaran berikutnya. dan terpampang satu gambar foto yang berukuran cukup besar. duduk bersila di atas kursi, perempuan kecil berpipi bak pao.

" hihihi...." kudengar suara tawa rani di sampingku.

" endut...!!" kataku, sambil mencubit pipinya.

dia tersenyum dan langsung menyandarkan pipinya di bahuku.

" umur berapa ni..!?" tanyaku.

" dua tahun" jawabnya sedikit tertawa.

" dulu endut.,! kog sekarang kurus..!? " tanyaku lagi.

" ga tauuu...!! emang aku kurus ya..!?

" ga terlalu kurus sihh.. langsing...! " ucapku

" tapi kan., kalu di bandingkan ama yang di foto ini, ga nyangka aja kamu bisa kurus...!" ucapku lagi.

kembali aku membuka lembaran berikutnya. terlihat rani sedang di gendong oleh seorang laki laki.

" itu papi...!" katanya memberi tahu.

" ganteng...!" ucapku yang memperhatikan foto papi nya.

ada sekitar sembilan foto di dua halaman album itu yang berisikan gambar rani di gendongan papi nya.

di lembaran berikutnya, berisikan rani di pangkuan mami. disitu, aku cukup terperanjat.

" itu kamu lagi gendong siapa..!? " tanyaku

dia tersenyum, lalu menggigit bahu ku.

" itu mami...! mirip ya..!? " ucapnya sambil mengelus bahuku yang tadi di gigit nya.

" he' eemm.." aku mengangguk.

aku kembali membuka lembaran berikutnya. di pertengahan hingga akhir, berisikan foto foto ulang tahun, seperti yang kulihat di dinding rumahnya tadi. namun, tak ada satupun kujumpai foto yang berisikan anak laki laki yang kulihat tadi.

ku tutup album foto itu, dan kuletakkan di sampingku. lalu, ku buka satu album lainnya yang ada di atas pahaku.

di lembar pertama. berisikan foto berukuran satu halaman penuh, yang bergambar tiga perempuan berpakaian sekolah. satu perempuan berpakaian putih biru. yang mana dua lagi, berpakaian putih merah.

" ini kak 'ivo' . kakak aku yang paling tua. baru aja merit...!" ucapnya menunjuk gambar perempuan yang berpakaian eS eM Pe.

" yang ini, kak ' debby'. yang nomor dua. masih kuliah..!" ucapnya lagi.

" kalau yang ini..!? " tanyaku dengan senyum jahil. menunjuk gambar perempuan yang satu nya lagi.

" hihihi..." rani hanya tertawa. lalu dia menggigit bahu ku.

" ga banyak perubahan ya wajah kamu.! berarti , dari kecil nya udah cantik..! kataku sambil memandang nya.

memang, kulihat wajahnya tidak banyak berubah. bahkan, sewaktu melihat fotonya masih bayi tadi, aku langsung mengenalinya.

kulihat rani tersipu malu. kembali dia menggigit bahuku. lalu, membenamkan wajahnya disitu.

aku tertawa kecil melihat tingkahnya. ku acak sedikit rambutnya yang mulai mengering dengan tangan kiriku.

di album kedua ini, demuanya berisikan foto rani dan kedua kakaknya ketika dia masih eS De.

dan di album ketiga, berisikan mereka sekeluarga beserta papi dan mami nya sewaktu liburan.

di setiap lembar foto, dia menjelaskan dan menceritakan , siapa yang bersamanya., dimana., dan segala aktifitas aktifitas yang ada di foto itu. aku menjadi pendengar yang budiman.

disaat bercerita, dengan seksama, aku memperhatikan gaya dan ekspresinya yang berceloteh.

kadang sambil tertawa... tersenyum...bahkan , tersipu disaat menceritakan hal yang dianggapnya memalukan.

lama kelamaan, aku menjadi tidak fokus mendengar ceritanya.. suaranya juga menjadi buram dan agak samar di pendengaranku.

aku hanya memandangi wajah beserta isinya.

matanya., yang terkadang berkedip dan sedikit melotot..

keningnya, yang mengkerut beserta alis matanya yang terangkat.

pipi nya..

dan gerak tari bibirnya yang berubah ubah disaat mengeluarkan kata kata.

aku dapat melihat sinar kebahagiaan di iris matanya..

rona keceriaan di pipi dan garis bibirnya..

dan, keriangan di intonasi nada dan suaranya..!

" yaaang....!" panggilnya.

namun, aku tak menggubrisnya. aku masih ingin menikmati forum, mimik, dan ekspresi wajahnya.

" sayaaang...!" panggilnya lagi sambil memegang telapak tanganku dan menggoyangnya.

" yaaa.." jawabku tanpa mengalihkan fokusku.

" ayang kenapaa..!? kog diam aja..!? ' tanya nya.

aku tak menjawab. hanya membalas dengan senyumku sambil menyibak beberapa helai rambutnya yang tergelincir menutupi sebelah matanya, dan kuselipkan kebelakang telinganya.

" ayang melamun ya..!? " katanya.

aku mengangguk meng iya kan.

" berarti, aku dari tadi, cerita ini itu... sana sini, kamu ga dengar..!!? " ucapnya.

kembali aku tak menjawab. hanya mengangguk mengiya kan..

kulihat mimik wajahnya berubah.! langsung dilepaskan genggaman tangannya. di gesernya tubuhnya menjauh dan merubah posisi tubuhnya. wajah dan pandangannya tak lagi mengarah ke aku. tapi, masih dapat kulihat rengutan dan rajukan di wajahnya.

melihat perubahan itu., aku hanya tersenyum geli. ku pegang kedua bahunya, dan kuputar tubuhnya menghadap ke aku. lalu, ku gapai wajahnya.

terlihat ada semburat gelap diantara kelopak matanya.

" abang ga dengar, karena lagi fokus..! abang fokus menikmati wajah cantik ini..! wajah cantik adek ini..!" kataku sambil membelai pipinya dengan jempolku.

' dugg.. eghh...!'

tiba tiba, dia memelukku. lalu, kurasakan beban berat menghimpit kedua pahaku. yang ternyata, dia sudah duduk di pangkuanku.

sungguh erat kurasa pelukannya..

dagunya menopang di pundakku.

" kirain abang menghayalkan dia.. " ucapnya pelan.

" dia...!? dia siapa..!? " tanyaku yang turut melingkarkan tanganku di pinggangnya.

rani diam tak menjawab.

tak berapa lama, kembali kurasakan gigitan kecil di pundakku. lalu, kecupan ringan dileherku, dan kemudian.....

' cup.. cup... cup... cup.!' entah berapa kali dia berulang ulang menciumi pipiku.

" kenapa sihh..!?" tanyaku tersenyum geli.

lagi lagi tak ada ucapan yang keluar dari bibirnya. namun kemudian, dia melepaskan pelukannya dan menegakkan tubuhnya.

di tangkapnya wajahku dengan meletakkan kedua telapak tangannya di kedua pipiku. kami saling bertatapan.

kulihat tatapan sendu dari mata sayunya. lalu, rani mendekatkan wajahnya sampai kening dan hujung hidung kami menempel.

wangi nafasnya menyeruak masuk ke rongga hidung dan pernafasanku.

" ad..." begitu bibirku terbuka ingin mengucapkan sesuatu, bibirnya langsung menangkap dan menjepit bibir bawahku. dan kemudian terlepas. namun, tak sampai sepersekian detik, kembali ditangkapnya bibir atasku. terlepas lagi.. dijepitnya lagi.... lagi..dan lagi..!

setiap di bibir bawahku, dia sedikit menggigitnya, lalu mengkenyot dan kemudian memoles dengan lidahnya yang basah.

'' eeeemmch... eeeemch..!"

rani memiringkan kepalanya. dan tiba tiba, lidahnya yang tadi asyik memoles bibirku, seperti tergelincir masuk kedalam mulutku yang sedari tadi masih membeku. lidahnya menari, seperti menggapai gapai..

tanganku yang melingkar dipinggangnya, secara spontan menarik tubuhnya agar semakin merapat ke pinggangku. dan kepalaku yang tadi tegak lurus, ikut memiring kearah berlawanan.

" eeengmmhhh..!" kembali terdengar erangan lembutnya.

bibirku yang sedari tadi terbuka, langsung mengatup. mengkunci dan menjepit lidahnya yang sedari tadi bergerak liar.

instingku mulai bekerja, menggelitik dan menghisap lidahnya.

" ennghhhh....esshhhh..!" kembali, erangan halusnya menggema di gendang telingaku. memacu hormon yang menggerakkan tanganku, turun kepinggul dan meremas bokongnya.

kutarik bagian bawah tubuhnya lebih menempel kepinggangku..!

entah bagaimana caranya, lidahku sudah masuk kerongga mulutnya. dan gantian, dia yang kini menggelitik dan menghisapi lidahku.

"' eeeemmch... eeeemch.. selllrrup..! enghhh..!' terdengar lagi erangan., desahan dan bunyi decapan lidahnya yang kembali menggerakkan tanganku menuju ke pahanya dan menaikkan kain bajunya yang tersangkut di bawah lututnya.

jemariku membelai pahanya yang terbuka. merambat turun menjalari betis, hingga ke mata kakinya. lalu, naik lagi dan meremas lembut betisnya.

kurasakan pinggulnya mulai bergerak gerak dan menggesek pinggangku.bibir kami masih beradu dan sudah saling bersilat ria. jemariku seperti tak ingin berhenti untuk mengelus dan membelai pahanya yang halus dan licin.

hingga saat jemariku menari nari dan menggelitik lututnya, rani melepas kuluman bibirnya..

" eesshhhhh,,..... sayaaaaaang.....!!!" rani menangkap dan memegangi wajahku. rani memandangku dengan tatapan yang...... aku tak faham arti dari tatapan nya itu, tapi dapat membuat ku merinding ngilu. pinggulnya bergerak cepat, lalu tiba tiba berhenti. dan....

" sayaaang.. oochhhhhhhhhhhh.....hwoohhhh... ssshhh.... hahhhhh...!" . tbuhnya menegang kaku. lalu, memelukku sangat erat.
sampai beberapa detik kemudian, pelukannya sedikit melonggar. keningnya jatuh, melemah bersandar di pundakku.
" haaaahh.. hhhhah..hoohh..." dadanya naik turun. dan nafasnya ngos ngosan.
" abaaaang..." bisiknya lirih di telingaku
" iya..." sahutku
tak ada suara yang keluar dari bibirnya. mungkin masih sibuk mengatur pernafasan nya yang kurasa, perlahan mulai normal.
ku elus punggung dan membelai rambutnya.
' cupp..!' dorongan hati menyuruh ku mencium pipinya.
cukup lama aku menempelkan bibirku di pipinya.
" eenggg... adek....nggg,, adek...". ucapnya terputus.
" kenapa sayang..?" tanyaku lembut.
" adek pipis....!" bisiknya lirih
' haa.. pipis..!?' batinku heran
ku tegakkan kepalanya, dan memandang wajahnya. pipinya bersemu merah. dia tersenyum malu, dengan mata yang menyipit.
" pipis...!?" tanyaku pelan.
rani kembali menjatuhkan kepala dan menyandarkan sebelah wajahnya di dadaku.
" kog ga kerasa...!? kog ga basah..!? " tanyaku yang masih heran. karena tak merasakan rembesan pipisnya di celanaku.
rani makin membenamkan wajahnya. dia menggerak gerakkan kepalanya dan meremas belakang bajuku.
" i..iya... i.ini...pipisnya lain..!" ucapnya pelan.
" lain cemana..!? emang, jenis pipis perempuan bermacam macam ya...!!"
dia diam tak menjawab. kurasakn gigitan kecil di dadaku.
karena tak mendapat jawaban, aku diam, kembali mengelus dan membelai rambutnya.
lama kami terdiam. tenggelam dengan fikiran masing masing. sampai....
" adek masuk kedalam dulu ya...!" ucapnya seraya menegakkan badan hendak berdiri. namun, entah kenapa aku menahannya dan melingkarkan tanganku di pinggang nya.
" mo ngapai...!? " tanyaku bodoh. yang makin mempererat tanganku.
" adek mau bersih bersih dulu..!"
" mo bersihin apa..!? kan tadi baru mandi..! "
" ayaaang.. iihh.... sebentar aja...! adek risih..! dah lengket niihh..!! :
" apanya yang lengket, adeeeek....! risih kenapa...!? " tanyaku masih tak faham. ' risih kenapa..? apanya pulak lahh yang lengket..!?
"
abaaaang...! mmm... adek mau ambil minum.. adek haus...! " katanya tersenyum cantik sambil mencubit pipiku.
aku melepas lingkaran tanganku, dan menggeser tubuhku sedikit kebelakang. kemudian, rani bangkit berdiri.
kuperhatikan dia melangkah menurunu gazebo.
aku duduk menyandarkan punggungku. menekuk sebelah lutut dan meletakkan tangan kiriku diatas nya.
termenung......... memikirkan hal yang baru saja kami lakukan.
termenung......... memikirkan rasa yang baru saja kualami. rasa aneh yang menjalar ke bawah pinggangku. hal yang baru pertama kali kurasakan. bahkan, sampai detik ini, masih kurasakan getar getar dan denyutan aneh disitu..!
cukup lama aku termenung, hingga rani sudah kembali datang. membawa segelas besar minuman. dia naik dan duduk disampingku.
'' ayang haus...? minum dulu nih..!" rani menyodorkanku minuman itu. ketika aku hendak mengambilnya, dia malah menaikkan dan mendekatkan gelas minuman itu kebibirku.
" minum yang..." katanya lagi.
' slruuupp..!' aku menyeruput minuman hangat itu.
' mak jaangg.! enak bahh..! ' batinku
'' lagi...! " kataku yang tak tahu malu.
rani kembali mendekatkan ke bibirku.
" enak...! minuman apa ini..!? " tanyaku bodoh. maklum, tak pernah aku meminum minuman seperti ini.
" coklat... susu coklat mil o..!" ucapnya.
'hmm' pantesan enak.
" abang suka...!? " tanyanya.
aku mengangguk mengiyakan.
'' ya udah.. besok adek bawain kesekolah ya.. " ucapnya menawarkan.
" ehh.. ga usah lahh...!" kataku menolak.
" lagian, besok kan mau pergi..!" kataku lagi.
tiba tiba, raut wajahnya berubah. dia meletakkan minuman itu dan langsung menunduk. nampak jelas kesedihannya.
melihat itu, aku merangkul bahunya dan merapatkan tubuhnya ke aku.
" hei...! kog gitu..! ga suka aku ikut kesana...!? katanya kemarin senang aku ikit terpilih..!" ucapku.
dia diam tak menjawab. tetap menundukkan wajahnya.
" ga boleh gitu lho...! aku mau pergi, tapi kamu kayak ga suka gitu.! kalau kamu merengut gini, nanti, aku perginya jadi ga enak. takutnya nanti di jalan ada kendala.! kamu mau., aku kenapa napa nanti di jalan karena kamu ga mau aku pergi..!!!? "
" ehhh... engga loh yaaang...!! engga..! kamu ngomong nya kog gitu..!? jangan sampai kenapa napa lahh..! " ucapnya panik. dan langsung meringsut, memeluk sebelah lenganku.
" ayang jangan gitu ngomongnya,,!" ucapnya lagi sambil menggoyang goyangkan lenganku dengan nada manja yang bercampur merengek ( termehek).
" kalau ga mau kenapa napa, kamu jangan merengut gitu lahh..! kaya ga senang kalau aku pergi...! " ucapku sedikit emosi.
" hikss.... aku.. hiks... ayang ngomongnya kog gitu...hikss... ayang jangan marah...!.
" aku ga marah... cuma ngasi tau aja..! kamu tu ga boleh seperti ini. jangan merengut...!!! "
" hiks.. huuuuu.... hhhuuuu...." tangisnya sudah tak terbendung.
' hadeeehh.' semakin heran aku.! dibilangin gitu aja, dia sampai nangis. padahal, tak ada maksud memarahinya. hanya saja, aku tak habis fikir dengan reaksinya yang mendengar aku akan pergi.
tak tega juga melihatnya menangis.. entak kenapa, setiap kali melihat nya bersedih, hatiku terenyuh..! seperti ada denyutan yang mengganjal..! dan tiba tiba saja, perasaan syang dan ingin melindunginya kembali memenuhi isi di dadaku.
kuluruskan posisi kakiku yang tadi menekuk. kuraih tubuhnya dan kududukkan di atas pahaku. dengan posisi menyamping, kuletakkan kepalanya di dadaku.
" udah ya... jangan nangis... abang ga marah kog.. " ucapku yang menghapus buliran air matanya. kukecup ubun ubunnya dan kupeluk dia.
" hmmm... ya udah.. kalau memang adek ga rela, abang ga ikut pergi..! ga usah jadi kesana... abang paskibra nya disini aja...! adek jangan sedih lagi ya..! " ucapku mengalah. tak tau entah kenapa, aku tiba tiba kefikiran mengambil keputusan ini.
" ehhh.. jangan..! adek ga mau..! abang ga boleh batalin..!!! abang harus pergi..! " ucapnya. dia menegakkan badan. di pandangnya aku denagn tatapan panik.
" ga fafa...! biar adek ga sedih lagi..! " ucapku.
di pegangnya wajahku, dan diusapnya lembut pipiku.
" adek sedih, bukan karena abang pergi...!! adek bukan ga suka abang kesana.. adek senang abang terpilih..! adek gembira..! adek cuma.... adek...." dia tak meneruskan ucapannya. kembali menundukkan wajah,
melihat raut wajahnya, lagi lagi aku tak sanggup. kuraih kepalanya, dan kusandarkan di pundakku.
" udah... ga usah di omongin.." ucapku mengelus kepalanya
" toh kalaupun abang ga pergi, disini tetap jadi paskibra juga kan...! ucapku lagi. rani menggoyang kepalanya.
" adek cemburu..! " bisiknya pelan. sangat pelan.. hampir tak terdengar.
" cemburu..!? " ucapku.
aku terdiam sejenak. mencoba untuk mencerna, maksud dan itikad dari kalimat 'cemburu' yang di ucapkannya.
" adek cemburu karena ga terpilih..!? cemburu, karena bukan adek yang pergi kesana..!? " tanyaku.
rani tak menjawab. dia hanya menggoyangkan kepalanya.
" adek cemburu sama dia..!! cemburu ama si botimon..!!! " ucapnya.
'hadeeehh..!' makin tak faham aku..! entah apa pun botimon itu..!
"
dia siapa..!? terus, itu botimon., apa itu..!? dari kemarin adek bilang botimon.."
'' BOSAR TINGGI MONTOK...!!! adek cemburu sama dia..!!! si perempuan yang besar tinggi montok itu..!!! " ucapnya dengan nada yang..........
" haaah..!? siapa pulak lah perempuan yang besar tinggi mon....." aku langsung terdiam. karena sudah menangkap siapa yang dimaksudkannya.
seketika, bayangan si bunga anggrek muncul di pelipis mataku.
" abang suka kan, sama dia...!!? " ucapnya langsung. yang dapat membaca perubahan raut wajahku.
' mak jaang..!!! kog dia bisa tau ya..!!?' batinku.
" abang ada hati kan, sama dia..!? tanya lagi.
' dug..deg..dug..deg..dug..deg..dug..deg.....' detakan jantungku sudah macam gendang barongsai.
aku deg degan bukan karena rani tahu, bukan karena aku takut. tapi, karena aku membayangkan senyum rindu... tatapan matanya padaku...
aku diam tak menjawab. . hatiku enggan untuk menerima rangkaian kata yang sudah di transfer oleh otakku, untuk di lontarkan oleh bibirku yang katanya manis berbisa.
ku tak ingin berkata dan berkalimat yang dapat membuat hatinya semakin gundah gulana..
" abang ga mau ngomong..! abang juga ga mau jawab..! tapi, JANTUNG abang ' MENJERIT dan BERTERIAK' mengiyakan..!!!" bisiknya lirih di telingaku.
" udah ya... kalau itu membuat hati adek ga nyaman, ga usah di bahas..! " ucapku yang makin tak enak hati.
" adek ga enak hati, bukan karena abang suka ama dia..! adek ga enak hati, bukan karena abang ada hati ama dia..! ucapnya. lalu, kurasakan kedua tangannya melingkar di punggungku.
dia memelukku sangat erat..!
" adek ga enak hati, karena... dia juga suka ama abang...!! dia juga ada hati ama abang..!
.................................................... bersambung
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd