Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Gratifikasi donat

Bimabet
[size=+2]JR DoNut[/size]


[post=1889851618]Donat Kentang[/post]

[post=1889884793]Gratifikasi Tawa[/post]

[post=1889955625]Croisant DONAT[/post]

[post=1890207695]B A L A S A N[/post]

[post=1890414173]Aktor Pengganti[/post]

[post=1890453186]S e d e r h a n a[/post]


[post=1890677776]update 26Februari2015[/post]

[post=1890938478]update 13April2015[/post]

[post=1891204700]update 3Juni2015[/post]

[post=1891210079]update 4Juni2015[/post]

[post=1891223395]update 6juni2015[/post]

[post=1891309760]update 23juni2015[/post]

[post=1891362728]update 3juli2015[/post]


[post=1891613570]Final_update
18agustus2015[/post] New!


¤¤¤¤​
 
Terakhir diubah:
:ampun::ampun:
maap, bang
ane tlah lancang
di thread abangJR

iseng-iseng nunggu waktu imsak:malu:
bukan maksud ane buang sampah
kalihatan nya ini buang limbah
:Peace:
 
Terakhir diubah:
:ampun::ampun:
maap, bang
ane tlah lancang
di thread abangJR

iseng-iseng nunggu waktu imsak:malu:
bukan maksud ane buang sampah

kalihatan nya ini buang limbah
:Peace:

limbah yang sangat berguna... makasih bang
 
[size=+2]JR DoNut[/size]


[post=1889851618]Donat Kentang[/post]

[post=1889884793]Gratifikasi Tawa[/post]

[post=1889955625]Croisant DONAT[/post]

[post=1890207695]B A L A S A N[/post]

[post=1890414173]Aktor Pengganti[/post]

[post=1890453186]S e d e r h a n a[/post]


[post=1890677776]update 26Februari2015[/post]

[post=1890938478]update 13April2015[/post]

[post=1891204700]update 3Juni2015[/post]

[post=1891210079]update 4Juni2015[/post]

[post=1891223395]update 6juni2015[/post]



¤¤¤¤​

terima kasih banyak Agan Mtroyes atas bantuannya yang tak terhingga dengan indeks ini. ane sangat merasa terbantu dengan bantuan indeks dari Agan Mtroyes makasih banyak ya Gan.
 
WARNING

SEBAIKNYA DIBACA SETELAH BERBUKA PUASA KARENA MENGANDUNG KONTEN KEKERASAN MAUPUN SEKSUALITAS. KEBIJAKAN PEMIRSA DISARANKAN.


Para Pembaca,

Pada Bulan Ramadhan tahun ini ane mengucapkan permohonan maaf lahir batin kepada Para Pembaca sekalian apabila ada kesalahan yang tidak berkenan di hati. Juga ane mengucapkan selamat menunaikan Ibadah Puasa kepada seluruh Pembaca. Selanjutnya, dengan lanjutan Gratifikasi Donat yang akan segera pembaca lihat, maka cerita ini akan segera berakhir. Hanya tinggal dua atau tiga kisah lagi sebelum kisah ini tamat. Terima kasih banyak ane ucapkan kepada para pembaca sekalian yang telah memberikan dukungan penuh terhadap jalannya kisah ini.

Hormat Nubie

J R


LANJUTAN

" Bisa tolong jelaskan pembicaraan tadi??"

Pertanyaan khas penyidik keluar dari bibir pria tegap berkumis lebat dengan jenggot tebal yang menutupi dagunya. Bukan sebuah pertanyaan yang menyenangkan bagi dirinya sendiri. Jika saja boleh memilih, ia lebih senang berada di medan pertempuran garis depan. Bertempur, bahu membahu bersama rekan-rekannya para pejuang. Bila saja boleh memilih ia tidak ingin berada di Rumah Sakit pengap ini.

Masalahnya ia hanyalah seorang prajurit. Tepatnya seorang Prajurit Pasukan Anti Teror pilihan yang harus mematuhi perintah Komando dengan sebaik-baiknya . Perintah yang diterimanya di Bandara tadi berkaitan dengan pencarian orang hilang. Bukan sembarang orang hilang. Tapi seorang Anggota Anti Korupsi yang dilaporkan menghilang dan sedang ramai diberitakan media. Istilah menghilang apalagi dalam tugas bukanlah kata-kata yang menyenangkan bila terdengar di telinga pria tegap berjenggot.

Sang Komandan, di Bandara tadi, memberinya tugas khusus mencari keberadaan si gadis yang menghilang. Tambahan tugasnya secara khusus dibisikkan oleh Sang Komandan ; " HARUS LEBIH CEPAT DARI POLISI"

Ego diantara kedua Institusi sangatlah tinggi. Bagi pria jenggot yang telah terbiasa menjalani tugas tempur, perintah dari Sang Komandan berikut tambahannya sangatlah sepele. Sebuah tugas yang hanya cocok diperuntukkan bagi anak-anak kecil.

Lihatlah sekarang langkah pria jenggot yang dengan mudah menggali informasi dari ahli autopsy forensik.

" Sekarang kita lihat mayatnya!," ujarnya dengan nada tegas memerintah.

Bagaimana pun tanpa harus menyebutkan identitasnya pria jenggot yakin ahli autopsy dihadapannya sudah tau pekerjaannya. Pria jenggot tidak merasa harus menyembunyikan identitasnya. Dia bukan intel kacangan. Tidak! ia tidak boleh merendahkan dirinya hanya untuk mengorek informasi sebanyak-banyaknya. Alih-alih begitu ia harus menunjukkan dari Kesatuan mana sebenarnya ia berasal. Tak Perlu menyebutkan! cukup dari gerak gerik saja. Inilah cara mereka. Cara Pasukan anti Teror yang penuh kebanggaan pada diri mereka sendiri dan tak rela merendahkan dirinya.

" Ini mayat korban pembunuhan tadi malam!"

" Dengan cara apa ia mati??"

" Tebasan golok!," ahli autopsy masih heran karena pria jenggot sama sekali tidak terlihat mual melihat mayat.

Berlainan dengan sikap orang awam yang pasti ketakutan melihat mayat dengan perut terburai keluar, pria jenggot malahan mendekatinya dengan penuh keberanian. Tangan Pria jenggot mengukur baik-baik lebar luka yang tampak dan diambil beberapa sisa usus yang terburai melalui alat yang telah tersedia dalam tasnya.

" Dari genk mana dia??," si jenggot mengalihkan wajahnya dari mayat tanpa ekspresi langsung mengeluarkan pertanyaan tak terduga.

Pertanyaannya tentu membuat lawan bicaranya terkejut.

" Genk? genk??"

Ahli autopsy tergagap.

" Pria ini!," tunjukknya ke mayat disebelahnya " Bapak jangan pura-pura tidak tau! dari kelompok preman mana dia??"

" Saya tidak tau...saya hanya...."

" Jangan berbohong!"

Ahli autopsy terdesak.

" CEPAT KAMU TELPON SATUAN KRIMINAL! SAYA TUNGGU!"

Ahli autopsy gemetar hebat. Ia terpaksa mematuhi kemauan pria jenggot. Ditelponnya rekan-rekannya yang bekerja di satuan kriminal guna mendapatkan informasi yang diminta.

" Dari...dari genk Rajawali," ahli autopsy memberi informasi.

" He," Pria jenggot tersenyum. " Itu kalian bisa!," lanjutnya sambil tersenyum.

" Apanya yang lucu??," ahli autopsy terheran.

" Kalian selalu lambat, " ada nada melecehkan dari suara pria jenggot.

" Selain itu, Nama genk itu sama dengan nama sandi saya. Ini pertanda yang baik," si jenggot tersenyum simpul lalu beranjak cepat meninggalkan si ahli autopsy.

Dia tidak perlu diberi tau dimana lokasi genk rajawali. Informannya di lapangan maupun rekan satu timnya pasti bisa memberitahunya informasi itu lebih cepat daripada ahli autopsy di ruang mayat.

***

" Tok..tok..tok "

Bunyi ketukan di pintu kamar mengagetkan Firman. Seketika aktifitas pengintipannya terhenti. Maklum saja lokasi mengintipnya sangatlah dekat dengan lokasi orang-orang yang berani mengganggu Juki di tengah persenggamaan dahsyatnya. Sejenak Firman menyeka sisa-sisa cairan putih kental diantara selangkangannya. Begitu nikmat pengintipannya barusan. keperkasaan Juki dalam memberi kenikmatan kepada gadis anti korupsi benar-benar membuat ejakulasinya berlangsung maksimal.

Mengendap-ngendap kemudian Firman menuju ujung teras tempatnya mengintip. Lokasi kamar Juki memang berada di lantai dua. Tempat Firman mengintip sebenarnya berada di serambi kamar yang terhubung langsung ke jendela. Namun tidak ada jalan penghubung antara teras dengan lorong datangnya orang-orang pengganggu. Satu-satunya penghubung hanyalah melalui kamar yang kini terkunci rapat.

Firman masih sempat melihat ke lubang intip menyaksikan ekspresi penuh kemarahan Juki saat harus menghentikan permainan panasnya. Juki masih sempat membelai rambut si cantik yang lehernya masih terbalut selendang putih. Deru nafas si molek Sheila yang tetap memburu menandakan gelombang orgasme dahsyat masih terus melandanya.

Juki terlihat memandangi betinannya dengan begitu takjub. Firman melihat, dimata Juki Sheila adalah lawan main yang sebanding. Seorang wanita muda dengan gairah seksual meledak-ledak serta mampu melayani kedahsayatan permainannya.

Dengan raut wajah merengut Juki akhirnya turun dari medan pertempuran syahwat, mengenakan kembali celananya lalu melangkah ke pintu. Firman mengikutinya sambil tiarap perlahan-lahan menuju lubang serambi. Bagaimana pun Firman sangatlah ingin tau kabar apa yang sebenarnya dibawa oleh orang-orang di depan pintu.

" Ckleeekk," bunyi pintu dibuka.

" PLAAAAKKK," Firman seketika mendengar bunyi tamparan keras.

" AHHHHH," pekik kesakitan dari seorang laki-laki menyusul terdengar.

" PLAAAAAKKK," bunyi tamparan kedua. " BUUGGG...PRAAAAKKK...BRAAAAUUUKKK," dilanjutkan irama pukulan keras bertubi tubi.

Firman dapat mendengar Juki mengamuk dan melampiaskan emosi sejadi-jadinya kepada anak buahnya tanpa mendengar terlebih dahulu kabar apa yang akan disampaikan.

" SUDAH KUBILANG...BRRUUGGG," Juki menghardik masih memukuli orangnya.

" JANGAN PERNAH GANGGU BILA AKU ADA DI KAMAR INI! PRAAAAKK PRAAAKKK"

Firman harus menyumbat telinganya agar tidak mendengar suara perih yang terdengar.

" Paman.....," suara anak muda yang Firman yakin adalah keponakan Juki mencoba bicara menahan sakit. " Dengarlah dulu...."

" BUUGGG...BUUUGGG...BUUUUGGG"

Juki menyambut ucapan keponakannya dengan hujan pukulan. Nalurinya yang tanpa belas kasih memang terdengar jelas kala memperlakukan si keponakan.

" APALAGI KAMU! DASAR MONYET! BERAPA KALI PAMAN HARUS BILANG HAHH??"

Sang keponakan terdengar menggelepar-gelepar di lantai.

" Paman...wanita yang Paman...maksud Adi....wanita yang kita bawa itu....anggota anti korupsi," suaranya lirih.

Hening.

Firman mendengar kesenyapan menghinggapi ruangan.

Emosi Juki seketika terhenti mendengar kabar buruk dari keponakannya. Baru saja dalam persenggamaan dahsyat antara Juki dan si cantik, Juki mendengar nama Sheila disebut. Tapi, Firman berani bertaruh, Juki pasti tak menyangka Sheila adalah anggota anti korupsi yang sedang dicari-cari.

" Paman harus bunuh dia...," si keponakan berusaha bicara sambil menahan sakit.

" APA???MEMBUNUH SEORANG ANGGOTA ANTI KORUPSI??", teriakan kembali terdengar. " PLAAAKK BRRUUGG BRRUUG"

" AMPUNNN AAAMMPUNN PAMANN JANGAN PUKULLL LAGI AMPUUUUNNN"

Firman kembali berusaha menutup telinganya tak tahan dengan bunyi kesakitan yang didengar.

Hening lagi.

Suara gesekan antara kain baju dengan lantai menandakan beberapa diantara mereka berusaha berdiri.

" Berdiri kalian semua!," suara Juki mulai terdengar tenang.

Ia menunggu, orang-orangnya bisa berdiri terlebih dahulu sebelum melanjutkan.

" Mungkin kalian pernah lihat, aku membunuh wanita penghibur yang pernah melayaniku!," Juki bicara. " Tapi wanita di dalam kamar... membunuhnya berarti bencana buat kita semua"

" Trus bagaimana Bos??"

Keponakan Juki tidak berani lagi buka suara.

" Aku sama sekali tak menyangka dia dari anti korupsi," kata Juki.

Dugaan Firman tepat.

" Kalian turun saja dulu ke ruang bawah! dan JANGAN BERANI LAGI NAIK-NAIK KEMARI BILA TIDAK KUSURUH!," nada suara Juki kembali meninggi. " Biar kupikirkan dulu masalah ini. PERGI KALIAN!"

Bentakan Juki membuat anak buahnya, termasuk sang keponakan, berlari tunggang langgang meninggalkannya sendirian di depan pintu kamar.

" CKLEEEKK"

Bunyi pintu ditutup kembali. Juki kembali memasuki kamar.

Firman kembali mengendap-ngendap menuju lubang intip. Tak sabar ia ingin menyaksikan ekspresi kemarahan Juki. Terlihat oleh Firman pria paruh baya itu sudah tidak emosional namun bimbang. Juki memandangi tubuh telanjang Sheila yang masih terikat erat di atas ranjang. Kejantanan yang sebelumnya Firman lihat mengacung tegak kini telah layu sebelum sampai klimaksnya. berita buruk yang barusan diterimanya pasti menghilangkan gairah Juki.

Sekarang Juki melangkah menuju televisi besar yang terletak tak jauh dari ranjang. Dinyalakan televisi itu lalu dicarinya cepat saluran berita nasional. Beberapa channel sudah dilihat namun berita yang ditayangkan hanya konfrensi pers di rumah sakit daerah kabupatennya.

Juki baru berhenti memindahkan saluran televisi saat melihat kilasan berita di running teks bawah layar.

POLDA MULAI MENGINTENSIFKAN PENCARIAN TERHADAP SHEILA ANGGOTA ANTI KORUPSi YANG MENGHILANG.

Tulisan besar di running teks televisi pastilah membuat Juki bertambah gusar. Membayangkan yang mencari si cantik adalah lembaga kepolisian besar membuatnya harus berfikir keras. Rupanya hobi mengoleksi dan meniduri para wanita cantik mulai berdampak buruk bagi Juki.

***

Sang Komandan memerintahkan supir berhenti di sebuah jalan kosong yang ditumbuhi banyak sekali pohon rindang.

" Kamu turun dulu! nanti saya panggil kalo sudah mau jalan!"

" SIAP KOMANDAN," sang supir menghormat lalu bergegas keluar dari mobil.

Diperhatikan baik-baik apakah supirnya mematuhi perintahnya. Ketika dilihatnya supir yang masih muda itu menjauh dari mobil lalu bergerak ke dekat jalan raya yang lokasinya cukup jauh, barulah senyum di bibirnya mengembang.

Sekarang baru ia bisa menikmati kecantikan Febi tanpa gangguan dari siapa pun. Pemandangan kecantikan seorang wanita cantik, apalagi dengan tubuh sexy, merupakan anugerah tak terhingga bagi seorang tentara tempur seperti dirinya. Barangkali, karena efek latihan keras setiap hari hormon testoteronnya selalu melimpah ruah sehingga mudah "bangkit" bila melihat sosok wanita cantik.

Lagipula pemandangan barak dengan segala kekumuhan serta aroma tak nyamannya telah membuat sang Komandan muak. Salah satu pelarian terbaik untuknya adalah seks. Ia sangat suka bersenggama dengan para wanita yang pernah menjadi pacarnya. Sebagai seorang Perwira tentu bukan kelasnya bila hanya bermain dengan wanita murahan. Ia mampu mendapatkan berbagai macam wanita papan atas yang bisa ditiduri.

Febi barangkali salah satu pengecualian. Wanita cantik didepannya memang selalu membuatnya penasaran. Dahulu, pernah dalam perjalanan hidup mereka berdua, seksualitas menjadi menu utama. Dipicu oleh latihan berintensitas tinggi yang memicu stress tidak berperi, Sang Komandan menemukan seorang Perwira Polisi yang memiliki satu kesamaan ; mereka sama-sama stress dan memerlukan pelampiasan.

Jadilah momen pacaran mereka berdua yang hanya berjalan seumur jagung dijadikan sebagai sarana pelampiasan stress. Setiap ada waktu mereka bertemu dengan gairah yang sama meluap-luap. Tapi walau mereka memiliki gairah meluap-luap, Febi tak pernah mengijinkan batang kejantanan Sang Komandan memasuki liang kenikmatannya. Ini satu hal terutama yang membuatnya makin penasaran.

Kata Febi, waktu itu, meski ia sudah menjadi seorang anggota Polisi, penilaian keperawanan tetap menjadi pemeriksaan rutin yang mempengaruhi kenaikan pangkat. Febi tak ingin mengambil resiko. Pelampiasan stress diantara mereka berdua hanyalah diisi dengan peting panjang hingga berjam-jam. Sang Komandan sendiri heran bagaimana ia yang terbiasa menyetubuhi wanita dengan cara; " tancap, keluar dan langsung pergi" sanggup menghadapi cara bersenggama seperti itu.

Seakan tak percaya, Sang Komandan tadi mendengar Febi menjanjikan kepadanya sesuatu yang tak pernah ia peroleh dahulu. Sang Komandan tentu sangat gembira dan rela berkorban apa saja guna mewujudkannya. Apa saja termasuk mengerahkan tim terbaiknya guna menuntaskan misi yang menurutnya sendiri hanyalah misi omong kosong. Sebuah tugas anak-anak yang tak layak diselesaikan oleh pasukan tempur dengan kualifikasi tempur setinggi mereka.

Melihat Febi sekarang yang makin cantik molek, membuat Sang Komandan mengutuk dirinya kenapa tidak berjuang mempertahankan cintanya dahulu. Febi terlihat makin cantik, molek dan memancarkan aura wanita sejati. Padahal ia berkecimpung di dunia laki-laki, tapi dunia para jagoan ini tak sanggup merubahnya. Bahkan dalam tidurnya si manis terlihat makin cantik.

Sang Komandan tak tahan hanya memandangi saja kecantikan luar biasa ini. Diciumnya bibir Febi dengan sebuah kehausan syahwat seorang laki-laki. Kehausan ingin mencicipi madu nikmat seorang wanita molek. Tidak ingin mengulang kesalahannya dahulu yang selalu menyia-nyiakan momen berciuman, Sang Komandan melakukan ciuman dengan perlahan.

" Mmmmmm"

Febi terbangun. Kesigapaannya sebagai seorang Polwan terlihat kala tangannya berusaha menghalau penyusup asing yang membangunkannya.

" Teeeepp"

Seandainya laki-laki yang menyerbunya bukan Sang Komandan, pastilah ia bakal terjengkang menerima sapuan tangan Febi. Sayangnya sapuan itu berhadapan dengan sosok laki-laki dengan ilmu bela diri yang lebih tinggi. Begitu mudah Sang Komandan menjinakkan sapuan tangan kanan Febi yang berusaha mencengkram lehernya. sebelum bisa menyentuh leher, tangan tersebut sudah tercengkram dan dibawa naik ke atas kepalanya.

Demikian pula serangan tangan kiri Febi yang berbau putus asa bisa dipatahkan dengan mudah. Kedua tangan Febi dibawa naik ke atas kepalanya cukup dengan satu tangan sang komandan. Laki-laki ini begitu kuat dan bertenaga. Febi memerlukan waktu beberapa detik untuk sadar siapa pria yang tengah menindihnya. Ketika kesadarannya kembali, perlawanan Febi bangsur surut. Inilah konsekuesnsi dari penawarannya. Demi mencari keberadaan sahabat karibnya Febi rela menggadai tubuhnya.

Sejarah masa lalu mereka membuat Febi terlihat lebih nyaman sekarang. Ciuman sang Komandan tidak dilawannya lagi. Mereka berdua mulai berpagut bibir saling hisap menikmati jalinan kebersatuan yang mulai terbangun. Meski mulai mengendurkan perlawanan, Sang Komandan tetap memegangi tangannya di atas kepala.

Mereka berdua memang terlatih mengantisipasi keadaan. Bagai dua pemain catur, mereka saling memperkirakan dua hingga tiga langkah selanjutnya. Sang Komandan menyadari kecenderungan Febi melawan dengan keras. Ia lebih memiih menjinakkan si cantik terlebih dahulu.

Meski satu tangannya harus terus memegangi kedua tangan Febi, Sang Komandan tetap intens memberikan cumbuannya. Kepalanya saja sekarang condong ke kanan guna mencari posisi paling nyaman untuk mencumbu Febi. Bibir mungil Febi yang sensual memang telah membuatnya jatuh cinta.

Bibir Febi sangatlah sensual. Sebagai wanita yang tidak pernah menyentuh rokok, bibir Febi berwarna kemerahan segar. Selama perjalanan jauh, Febi tak pernah membubuhi lipstick pada bibirnya. Sang komandan menduga Febi tak ingin berdandan mempercantik dirinya agar tidak membangkitkan libidonya. Tapi apa mau dikata?? bahkan dalam keadaan tidak berdandan saja Febi tetaplah menggoda.

Sang Komandan tengah belajar mencadi seorang pencium yang baik. Ia tidak ingin lagi hanya mencium sekedarnya lalu meninggalkan bibir sang kekasih dan hinggap di payudara atau pantat. Sekarang ia sangat ingin bisa mencium dengan benar. Dihirupnya nafas dalam-dalam agar ia tidak terpancing melakukan tindakan yang terburu-buru. Bibir atas Febi dihirupnya dengan kedua bibir, lalu dilepasnya sejenak kemudian dihirup lagi.

Dari bibir atas, sang Komandan menuju bibir Febi yang bawah kemudian menyentuhnya sejenak lalu menghisapnya. Lama ia menikmati bibir bawah Febi. Sensasi yang timbul dari ciuman perlahan rupanya tak dapat diremehkan. Pelan namun pasti kejantanannya bangkit meminta segera dipuaskan. Sang Komandan berulang kali harus mengingatkan dirinya akan niatnya semula.

Alih-alih mencopot celananya, Sang Komandan memilih menjauhkan tangannya dari area itu. Ia lebih memilih membuka kedua bibir Febi dengan bibirnya dan memasukkan lidahnya untuk bermain di dalam. Lidah sang komandan mulai menjelajahi bagian dalam mulut Febi menari-nari berusaha memberikan kepuasan.

Mendapat perlakuan yang " tidak biasa" membuat Febi terkejut.

Tadinya sang Polwan cantik menganisipasi sebuah persetubuhan ala binatang dari laki-laki yang kelebihan hormon testoteron di atasnya. Namun perlakuan berbeda yang ia terima mulai membuat naluri kewanitaannya bangkit. Wanita senang diperlakukan lembut dan penuh penghargaan. menerima perlakuan itu dari laki-laki yang telah membuatnya sempat putus asa, membuat Febi terlihat mulai bisa menerima ciuman Sang Komandan.

Mata sang Polwan cantik yang tadinya mendelik kini bisa terpejam menikmati sensasi yang mulai datang. Terus dibawa oleh sang Komandan dalam tempo lambat penuh nuansa romantis, membuat Febi membiarkan tangan laki-laki ini mulai hinggap di payudaranya yang masih terbalut pakaian lengkap.

Bibir sang Komandan tidak pernah lepas dari pertama kali ia mencumbu. Terus ia nikmati pertukaran cairan yang terjadi diantara mereka berdua. Siapa sangka pertukaran air dibibir mereka bisa mencairkan segala batu penghalang yang pernah terbentang. Ibarat air yang mampu melubangi batu keras, pertukaran cairan diantara mereka bisa melumerkan sekat tebal yang menghalangi.

Sekarang giliran Sang komandan memejamkan mata. Ia sendiri tersihir dalam irama ciuman yang penuh gelora. Ciuman ini begitu indah dan ia tak pernah ingin mengakhirinya seandainya saja supirnya tidak mendekat seperti membawa sebuah berita penting. Sigap ia melepas ciumannya dan membantu Febi duduk dalam posisi semula.

" ADA APA"

Nada tegasnya bernada rasa kesal.

" MOHON IJIN KOMANDAN, ADA BERITA DARI RAJAWALI SATU. KAMI HARUS SEGERA MELAPORKAN KEPADA KOMANDAN SEBUAH BERITA PENTING"

" APA ITU??"

" RAJAWALI SATU TELAH MENEMUKAN TITIK PENCARIAN"

Berita yang didengar membuat mereka berdua saling memandang.

" Kita lanjutkan nanti cantik," Sang Komandan kembali tidak seperti biasanya, mengeluarkan kalimat pujian diberikan langsung pada Febi.

" sekarang akan kubawa kamu ke temanmu yang menghilang," dielusnya rambut pendek sang Polwan. "setelah itu kamu milikku!"

Mau tidak mau Febi harus mengangguk dengan takjub. Ia tak pernah menyangka laki-laki dihadapannya bisa berubah.

***

Rajawali Satu duduk di dahan pohon tinggi yang menjulang di depan sebuah rumah megah. Informasi dari kawanan preman yang telah dia "paksa bicara" membawanya kemari. Gerak cepat merupakan gaya penugasan yang telah membawanya mampu melacak keberadaan terduga penculik dalam waktu teramat singkat. Identitasnya sebagai Anggota Pasukan Anti terror telah terbukti.

Rumah yang diamatinya begitu besar. Sebelumnya rumah ini begitu sepi, namun rajawali satu melihat iring-iringan mobil tiba-tiba datang masuk langsung ke dalam rumah. Naluri tentaranya membawa laki-laki tegap ini memanjat pahon tinggi lalu mengeluarkan teropong jarak jauh yang barada ditasnya.

Pemandangan seorang laki-laki keluar dari kamar dengan begitu emosional terlihat olehnya dengan jelas melalui teropong. Laki-laki itu serta merta menghajar orang-orang yang baru datang dengan pukulan maupun tendangan membabi buta. Tak ada diantara mereka yang berani melawan figur laki-laki yang terlihat sudah menginjak usia paruh baya. Jelaslah bagi Rajawali satu dialah bosnya. Jelaslah bagi Rajawali Satu siapa orang yang harus dia lenyapkan sebentar lagi.

***

BERSAMBUNG
 
:papi:
posisi siaga..
:army::army::army::army:
:army::army::army:
:army::army:
:galak:
kita peraaaang!
:haha:
ayo serbuuuu

:pandaketawa:
nyiahahaha
bisa tamat noh si tuan Takur
kena gempur tukang tempur
'
dalam dua update terakhir sang pejantan garang bisa berlaku romantis ya bang
:)

:ampun:
makasih, bangJR​
 
:papi:
posisi siaga..
:army::army::army::army:
:army::army::army:
:army::army:
:galak:
kita peraaaang!
:haha:
ayo serbuuuu

:pandaketawa:
nyiahahaha
bisa tamat noh si tuan Takur
kena gempur tukang tempur
'
dalam dua update terakhir sang pejantan garang bisa berlaku romantis ya bang
:)

:ampun:
makasih, bangJR​

makasih banyak Agan Mtroyes atas dukungannya yang terus menerus terhadap karya ane. seperti telah ane bilang dukungan Agan telah membuat ane melanjutkan cerita ini hingga bentar lagi tamat
 
Bimabet
Suhu John Robert memang salah satu penulis terbaik di forum ini, wlo update-an terakhir bikin :kentang: tp juga bikin deg-degan dan tegang sekaligus penasaran ;)


cepet2 di lanjut atuh suhu :beer:

edit: klo bisa cerita flash back feby dan sang komandan ijo-ijo ditambah suhu, soalnya di trit ini kering bener krn SS nya agak jarang.. hehehe :p

makasih banyak Agan Borray terima kasih banyak atas pujiannya. padahal ane lebih tepat Kalo disebut penulis acak karena acak acakan kalo bikin tulisan he he. makasih ya Gan. up date berikut ini mudah mudahan berkenan buat Agan Borray
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd