Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Geliat Desa, Sisi Lain Yang Terbuka

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 




Tambahan gambaran seperti Mbak Surti :




Menjaga Rahasia.


Hari hari terjadi seperti biasa. Baik aku maupun Budhe maupun Mbak Surti. Tetangga tetangga masih seperti biasa.

Tapi siapa yang tahu..Mbak Surti..Aku..
Yang orang tahu, aku dan Mbak Surti bertetangga. Yang orang tahu Mbak Surti sering diminta nyetrika di tempatku. Yang orang tahu Mbak Surti wanita baik baik yang sedang jauh dari suaminya.

Rahasia..

Saya yakin, sodara sodara semproter pun banyak yang mempunyai cerita atau kinimal fantasi seperti saya. Memiliki hubungan diam diam yang menegangkan, tegang suasana tegang pula kontinya.
Atau membayangkan tetangga yang berdaster yang memiliki lekuk tubuh ranum. Diam diam memperhatikannya, dan kalau sedang konak, menyebut nyebutnya saat menjelang kimaks.

Nikmati saja.. nikmati saja fantasi itu, siapa tahu ada yang dapat. Karena setiap orang punya hasrat. Gairah yang mendambakan kepuasan. Keinginan untuk mendapatkan kenikmatan. Apalagi di sela sela jaman yang serba sulit. Dari dulu sampai sekarang ada saja masalahmya.
Siapa yang tahu, kalau ternyata milf milf di sekitar kita mempunyai fantasi yang sama, hanya saja tidak ada jalan melakukannya.
Siapa yang tahu, kalau ternyata milf milf di sekitar kita sering terlintas pikirannya saat melihat kita. Saat dia melamun, terlintas bayangan bayangan diri kita hang ditutup tutupinya. Entah karena fisik, sikap, kenyamanan, atau karena memang keadaannya yang perlu kepuasan.

Aku tahu itu, setelah menjalin hubungan diam diam dengan Mbak Surti.

Di bagian Mbak Surti..singkatnya ada hampir 20 kali kalau dihitung. Berhenti saat suaminya sudah pulang, beberapa bulan lalu dibawanya ke jakarta.

Namun dari sekian kali bercinta dengannya, ada beberapa yang memiliki poin atau warna berbeda. Dalam arti bukan hanya masalah sodok kelamin. Namun ada cerita atau hal baru. Salah satunya, bagaimana bercinta dengan Budhe dan anaknya ada di dalam kamar, sementara kami di luar kamar memadu kenikmatan.
Dibalik tragedi, terjadi birahi.

Sebulanan kemudian setelah kejadian terakhir,
Malam malam, hampir pukul delapan malam, Mbak Surti datang ke rumahku dengan tergopoh gopoh. Ibuku yang menemuinya di depan.

"Ika (anak Mbak Surti) sakit Bu."katanya pada Ibuku.

"Sakit apa Ti?"

"Batuk terus tidak mau berhenti. Kasian sudah sampai malam begini batuk terus Bu"jawab Mbak Surti gelisah.

"Mau minta tolong Bu. Kalau tidak merepotkan, Ika mau diperiksa ke dokter S*****o."lanjut Mbak Surti.

"O ya sebentar. Febry Feb..."panggil Ibu.

Aku yang sudah tahu dari mendengar percakapan mereka dari kamar, datang kemudian langsung mengeluarkan motor.

"Nggih Bu. Aku keluarkan motor dulu"kataku.

"Hati hati ya. Sudah pegang uang belum Ti?"tanya Ibuku.

"Sudah Bu. Terimakasih"

Aku dan Mbak Surti ke rumahnya, menjemput Ika. Disana Ika sedang dipangku Budhe Narti. Lalu Mbak Surti menggendongnya.

"Ini dipakaikan jaketnya Nduk"Kata Budhe membawakan jaket untuk Ika.

Kami berangkat ke dokter S*****o yang lumayan jauh di daerah kota kabupaten, perjalanan sekitar 15 menit. Udara malam yang cukup dingin membuat Ika terus terbatuk. Kasian aku melihatnya. Pun demikian dengan Mbak Surti.

Sesampainya disana, karena kebetulan sudah malam, tidak mengantri. Kami langsung dilayani. Dokter memberikan beberapa obat, yang salah satunya sirup. Menurut dokter, Ika hanya sakit batuk biasa. (Klo sekarang mungkin Covid.😆)

Sesampainya di rumah sudah lumayan malam, sekitar pukul setengah sembilan malam. Untuk ukuran di desa, jam jam segitu saat itu sudah sepi. Kalaupun ada satu dua orang yang sedang ronda. Itu pun di lokasi sekitar pos ronda saja. Nikmatnya hidup di desa itu tenang. Istirahat cukup, tidak neko neko urusannya.

"Buk, dokter bilang Ika hanya batuk saja. Ini obat yang ini supaya diminum sekarang"kata Mbak Surti menyerahkan Ika.
Mbak Surti kemudian ke dapur mengambil air hangat.

Aku duduk di kursi ruang tengah. Kasian melihat Mbak Surti mengurus anaknya yang sakit seorang diri. Selama ini aku sudah menikmati kesenangan dengannya. Kalau bisa berbuat lebih, pasti aku lakukan. Hanya saja, amat sangat tidak mungkin aku dan Mbak Surti lebih dari ini. Apalagi masih berstatus punya suami.

"Ini air hangatnya Buk"kata Mbak Narti membawakan segelas air putih hangat.

Lalu Budhe dan Mbak Surti meminumkan obat pada Ika.

"Febry, Mbak bikinin kopi dulu ya sebentar.."Mbak Ika menawariku, kemudian kedapur.

Kopi hitam ditemani mendoan tempe goreng hangat..

Mbak Surti, Budhe, dan aku duduk mengobrol.

"Sudah lama Mbak sakitnya?"

"Tadi sore, mulai batuk batuk terus."jawabnya.

"Mungkin lagi perubahan cuaca ya. Ini memang udaranya lagi dingin banget"

"Makasih ya Feb, malam malam sudah mau nganterin"kata Budhe sambil memangku Ika.

"Gapapa Budhe, siap selalu pokoknya."kataku setengah bercanda.

"Yang penting, Ika jangan makan gorengan dulu Budhe. Bisa bikin batuk parah"kataku.

Menurutku memang kondisi ekonomi yang berimbas pada makanan yang kurang bergizi, mempengaruhi. Ika setiap harinya makan seadanya, kadang kadang saja Ibuku pas masak ikan atau ayam mengantarinya. Kebiasaan di kami masih suka saling mengantar berbagi makanan.

Budhe menggendong Ika. Nampaknya Ika yang sudah minum obat mulai mengantuk. Budhe Narti membwanya ke kamar.

"Ika sudah ngantuk Buk, sini aku kelonin"Mbak Surti menyusul ke kamar.

"Sudah Ibuk saja, itu masih ada Febry ditemani ngobrol."jawab Budhe.

Aku dan Mbak Surti ngobrol ngobrol seputar kondisi Ika. Obrolan berawal dengan rasa simpati atas keadaan Ika. Kemudian menyambung cerita suaminya yang kabarnya sudah dapat pekerjaan. Lama lama nyambung tentang perbuatan kami.

Memang fakta, kalau dua orang dewasa ngobrol. Setengah jam ke atas, pembahasannya sudah melewati batas. Sex.

Dengan rasa terimakasihnya, Mbak Surti seperti manja padaku. Dengan berbisik bisik, kami mulai bercanda yang kesana sana.

"Mbak, kalau suami sudah pulang nanti, aku kesepian dong."

Mbak Ika hanya mesem saja.

"Lah makanya nikah"jawabnya.

"Aku belum siap nikah"

"Huu dasar..belum siap nikah, sudah mau kawin terus"katanya manyun

"Hahaha.."aku tertawa agak keras.

"Sssttt..jangan keras keras, Ika lagi tidur."kata Mbak Surti.

"Iya Mbak, kalau kawin siap kapan saja"aku berbisik. Sambil memegang kontolku yang mulai tegang.

"Ih..itu udah gedhe aja..belum nikah udah gampang ngaceng"

"Apanya Mbak?"

Mbak Surti senyum genit, lalu berbisik agak keras.. "Kontolnya...!"

Uggghhhh....Mbak Surti makin kesini makin ngaceng able banget.

"Mbak makin pinter si mbikin aku pengen"kataku sambil meremas kontolku dari balik celana.

"Kan kamu yang ngajarin Mbak"

"Bukan ngajarin Mbak, cuma mbangunin macan buas"

Mbak Surti yang sudah sayu sayu, aku tarik dan aku pangku. Kami berciuman seperti biasa, dengan basahnya. Tanpa ragu, leher dan dada menjadi sasaran selanjutnya.

"Ssshhh...."Mbak Surti mulai mendesah pelan.

Uhuk..!Uhuk!!

Suara Ika batuk batuk. Lalu terdengar suara Budhe menidurkan Ika.
Puk..puk..puk..puk..

Muncul keberanian jahat untuk menikmati Mbak Surti saat itu juga.

Lalu kulanjutkan jilatan jilatan pada leher, sekaligus jari yang menelusup ke memeknya.

"Ssshhhhhsshhh..."jelas Mbak Surti mendesah.

Beeuuhhh..binal banget.

"Terimakasih ya Feb, mau mengantar Ika malam malam begini. Kamu udah seperti menggantikan peran suami Mbak"ucapnya

Cuphh..cuph....

Kami saling lumat. Lagi lagi yang kentara terbayang bayang saat saling lumat dengan Mbak Surti adalah aromanya, bau khas wangi sabun mandi yang bercampur aroma alami wanita. Wanita birahi.

"Suami Mbak Surti.."gumamku disela ciuman panas kami.

"Iyalah, udah nikmatin ini nya Mbak juga kan"

"Iya Mbak..nikmat banget ini nya Mbak"jawabku sambil mengelus elusnya dari luar celana.

Rasanya saat itu seperti romantis. Yah romantis pekat. Romantisnya orang bercinta.

Karena terbawa suasana..maka berlanjutlah romantika percintaannya. Melumat, bergelayut, saling menikmati gelora yang membara di dada. Toh kalaupun Budhe tahu, Budhe sudah tahu kalau Mbak Surti anak semata wayangnya memerlukan perhatian, memerlukan sentuhan sebagai wanita normal. Dan Budhe pun tahu, aku bukan cowok brengsek. Atau juga Budhe membiarkan sebagai ungkapan rasa terimakasihnya atas kebaikanku selama ini.

Hanya celana saja yang terlepas dari tempatnya, baik aku maupun Mbak Surti. Tapi itu sudah cukup memberi jalan untuk menyalurkan pertukaran lendir yang sebentar lagi terjadi.

"Ssshhhh...Malam ini aku jadi suamimu kah Mbak?"aku terbawa suasana.

"Iya Mas..aku butuh kehangatanmu.."
"Sudah lama sekali aku merindukan belaian sayang lelaki.. Sentuh aku Mas.."lanjutnya.

Mbak Surti saat itu telaten sekali memanjakanku, memanjakan birahi ku. Ga menyangka, wanita dewasa tetangga ku itu, kini sedang berjongkok di depanku. Dielus elusnya kontol yang sudah tegak.

Slurrpp...Slurrpp....
Dia pun sudah mulai terbiasa memanjakan, melayani kontol yang nantinya akan balik memberinya kenikmatan.

"Ssshhh...."aku mendesis.."

"Panas Mas kontolnya"katanya.

Dia melanjutkan kuluman yang lama lama dilumatnya semua.

Aku merem melek menikmati sensasi geli geli terangsang itu.

"Udah ngaceng banget Mas.."dia menatapku.

"Masukan."

Lalu Mbak Surti mengangkat kaosnya. Membelakangiku kemudian menduduk kan pantatnya di atas kontol yang sudah amat sangat tegang.

BLESHH....
Langsung masuk semua disertai jepitan khas memek Mbak Surti. Jepitan hangat yang basah dengan aromanya.

"Ssshhh...."Mbak Surti mendesis saja. Mungkin kalau tidak ada Budhe, dia sudah meracau seperti biasa.

Hanya memeknya yang menjepit jepit menjelaskan betapa dia menikmati sodokan ke memeknya.

Aku memegang pinggangnya, disuguhi pemandangan pantatnya yang bulat setiap Mbak Surti bergoyang goyang, menaik turunkan.

SLEB...SLEBB..SLEBB....

PLOK..PLOK..PLOK..

Suara paha kami ber adu. Suara kelamin kami yang sudah basah menyatu.

"Sssshhhhh..."
"Plok plok plok.."

Saat Mbak Surti turun menduduki kontolku, dalam sekali. Sampai menyentuh menabrak sesuatu di dalam sana.

"Dalem banget Mbak.."

"Sshhh...."dia menjawab dengan desahan..

Bagaimanapun juga, kami tidak bisa banyak bersuara dalam menikmati percintaan ini. Dibalik korden itu ada Budhe, yang entah sudah tidur atau tidak. Cukup kelamin kami yang saling berbicara satu sama lain, mengungkapkan gelora birahi di dalam dada.

Krrriieeett...

Mbak Surti terdiam, kami saling pandang.
Suara tempat tidur kayu yang alasnya bambu berderit saat Budhe bergerak.

Setelah beberapa saat tidak ada suara lagi. Mbak Surti melanjutkan pompaannya.

"Plok..Plok.."
Hingga saat jepitannya makin kencang, dan dengan menahan suara Mbak Surti mengejang. Pantatnya berkedut kedut terangkat.

"Ohhhhhh..."desahnya dengan mulut setengah terbuka.

"Nikmat banget Mas...."matanya setengah terpejam.

"Gantian Mbak.."bisik ku. Tanpa menunggu jeda.

Mbak Surti berdiri, lalu aku mendudukannya mengangkang.

Pahanya terbuka, badannya setengah tertekuk, memeknya mengangkang. Cairan putih meleleh ke pantatnya. Siap untuk melanjutkan sodokan.

Kubimbing kontolku yang sangat tegang,

BLESHH....

"Shhhhh..."kami mendesah.

"Nikmati kontolku Mbak"

"Sshhh..iya Mas..tusuk Mas.."

Aku memainkan itilnya, Mbak Surti menggila. Pantatnya bergerak gerak ke kanan kiri.

"Ssshhhhh .."suaranya agak keras seperti orang kepedasan.

Aku menusuknya lebih keras mengejar kenikmatan.

SLEBB..SLEBBB..SLEBBBB..!!

Aku sudah tidak peduli kalaupun Budhe mendengat suara kami sedang ngentot. Atau kalaupun Budhe keluar kamar dan memergoki lagi. Aku akan lanjut menggenjot Mbak Surti.

Aku malah terangsang membayangkan Budhe menontonku menggenjot Mbak Surti.


"Sshh..Mbak aku pengen banget ngerasain keluar didalam"

"Ssshhh.."Mbak Surti mendesah terus..tidak menjawab.

"Mbak..sshh..aku pengen keluar di jepitan memek Mbak..sshh"

Mbak Surti malah makin menggila..memaju majukan pantatnya mengejar kontol yang menggenjotnya.

"Ssshh..enak Mas..enak..ssshh..Enak Banget...."

Pancingan birahi itu membuatku sudah sangat ingin mengeluarkan pejuh nikmat.

SLEBB..SLEBB..!!!!

"SSSHHHHH....!!"

"Mbak....aku keluar...aaa..aaahhh....!!!" Kuhentakan keras keras kontolku ke memek nikmatnya.

"Aaah..aaahh...ssshhh......."mbak Surti mendesah keras menerima semprotan pejuhku.

Crroott...crottt...croottt...!! Memeknya berkedut meremas kontolku yang sedang menyemburkan pejuh di dalamnya.

Aku mendiamkan kontolku di memek Mbak Surti yang masih berkedut kedut.

Saat sudah mereda, kucabut dan mengalir cairan pejuh kentalku yang bercampur cairan wanitanya.

Seksi sekali Mbak Surti ku sayang wanita desa yang bisa menjadi binal karena kehausan sex yang bertemu dengan kontol muda yang siap menyuapi memeknya.

Aku mengelap kontolku dan Mbak Surti ke kamar mandi.

Kami duduk kembali.

Slurrpp..kuhabiskan kopiku.

"Mas.."mbak Surti tersenyum penuh arti.

"Aku puas banget Mas.."katanya lagi.

Aku membalas senyumnya, kemudian mengecupnya. Kami berciuman dengan lembut sekali.

"Mbak.. aku janji akan menjaga Mbak Surti meski Mbak bukan istri ku."

Mbak Surti memeluk ku lagi.

"Semoga suami Mbak baik baik saja disana ya..cepat sukses.."kataku..

"Selama belum pulang, jangan sungkan sungkan kalau ada apa apa bilang aku ya"

"Makasih ya Mas..tapi jangan sampai ada yang tahu hubungan kita"katanya.

Krieettt....krieett...
Suara ranjang kayu yang berderit mengalihkan perhatian ku dan Mbak Surti.

Lalu dengan segera, akupun pamit.

Jam sudah sekitar pukul sepuluh malam. Aku keluar rumah Mbak Surti, wanita baya yang tinggal dengan Ibuk dan anaknya. Yang sudah memberikan ku kepuasan dari wanita dewasa.


.........
 
Informasi sodara2 dari suhu sampai reader.

Meski tidak 100 persen persis seperti realitanya, karena sulitnya menggambarkan sensasinya. Tidak ada cerita atau ajep ajep dengan Budhe.
Demi menjaga originalitas, Mbak Surti..

Menceritakan dan melakukan sama sama sulitnya, beda di kenikmatannya saja..🥶
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd