Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Geliat Desa, Sisi Lain Yang Terbuka



Liustrasi tampak tengah :


Liustrasi tampak samping :



Memaklumi

"memekmu meluluhkanku Mba.."

Lalu aku keluar kamar, mau ke belakang kenkamar mandi.

...........

DEG!!

"Sudah selesai Feb?"Budhe sedang di dapur mengiris cabe.

Aku diam....

"Sudahlah, terserah kalian berdua.. Budhe sudah gatau mesti gimana lagi sama kalian. Kalian udah dewasa."katanya datar.

Aku diam saja. Mencoba tenang karena sikap Budhe yang nampak tenang.

Lalu Surti keluar kamar
"Ibuk udah pulang?"

Budhe tidak menengok, dia terus fokus memotong cabai dan sayuran.

"Ibuk sudah pulang daritadi. Ibuk kaget dengar suara kalian. Ibu kaget melihat kalian. Tapi yasudahlah, Ibuk sudah tua. Kalian sudah dewasa. Tahu resikonya."

Aku lalu masuk ke kamar mandi, mencuci burungku. Didalam kamar mandi aku mendengar pembicaraan mereka.

"Maaf Bu. Surti mengulangi lagi. Surti ga bisa menahan diri."

Budhe tidak menjawab, dia malah mengalihkan pembicaraan.

"Itu surat dari Pak RT buat ngambil bantuan minggu depan." Budhe menunjuk ke secarik kertas di meja.

"Ibuk berharap, suami kamu baik baik saja. Ibu berharap rumah tangga kalian baik baik saja. Ibuk ga mungkin minta Febry menikahimu kan."

Surti diam..

"Ibuk tahu apa yang kamu rasakan. Tapi mbok ya jangan sembarangan begitu. Pintu gak dikunci. Bagaimana kalau ada tetangga yang datang"lanjutnya.

Aku yang mendengarnya didalam lumayan heran. Awalnya aku kira bakal terjadi tragedi nagasaki setelah sebelumnya tragedi hiroshima.hehehe..

Lalu aku keluar kamar mandi.

"Budhe..aku pamit pulang dulu"

"Ya. Makasih ya bantuannya".

........


 


Liustrasi side view


Pada beberapa hal dan kondisi tertentu, ada istilah maklum. Memaklumi atau menganggap lumrah. Bisa karena keadaan, bisa karena faktor orangnya yang sabar, bisa juga karena sudah tidak tahu mau bagaimana. Yang akhirnya membuatnya menjadi maklum.

Setelah Budhe Narti memergoki lagi, berbeda dengan saat pertama. Yang kedua saat itu, seolah biasa saja. Atau minimal sudah tidak ada isak tangis di matanya. Meski entah tidak tahu hatinya. Namun meman kebaikan dan kedekatan hubungan kami, lebih mendominasi daripada dosa kesalahan yang terjadi. Bisa jadi itulah yang membuat Budhe, "memaklumi". Ditambah dengan keadaan Mbak Surti yang lama sendiri dengan himpitan ekonomi. Tentunya tidak bisa teriak teriak frontal karena seringnya memerlukan bantuan orang lain. Lebih memilih memendam, atau memaklumi..

Maka meskipun tidak vulgar, aku rasa Budhe tahu setelah itu kami akan melakukannya lagi. Hanya berharap, tidak ada hal buruk terjadi.

Pernah beberapa kali, saat ada kesempatan menikmati kesempitan Mbak Surti. Aku yakin Budhe mengetahui, namun seperti orang tua yang memaklumi kenakalan anak kecilnya.

Hari itu, seperti hari hari sebelumnya, dimana Mbak Surti melakukan pekerjaannya di rumahku. Dengan dasternya Mbak Surti datang saat rumah sudah sepi. Sebenarnya memang dari dulu seperti itu, karena saat masih ada orang kurang leluasa dalam menyetrika.

Aku pun menunggu kedatangaannya. Sekali lagi bahwa keadaan yang mendukung, di rumah sepi sendiri, menjadi pendorong munculnya pikiran pikiran jahat. Pikiran pikiran mencari kenikmatan. Mengisi waktu luang sekaligus mengisi sempitnya lubang. Tentunya akan leluasa, bebas!

"Assalamualaikum"
Aku tahu itu suara Mbak Surti.

"Waalaikumsalam"jawabku. Aku bukannya membuka pintu, namun tetap didepan tv. Aku bukannya mempersilakan masuk, tapi malah ke kamar mandi. Semacam ada kode supaya aku kencing dulu, sebelum kencing enak.

"Banyak setrikaan hari ini tuh Mbak"kataku seusai dari kamar mandi. Dengan celana kolor.

"Iya, cucian 4 hari soalnya.."sahutnya.

"Mbak, sini dulu Mbak.. aku mau bicara dulu tentang yang kemarin itu"

"Iya Feb..Mbak merasa bersalah, kita ketahuan lagi.."jawabnya agak sendu.

"Iya Mbak..aku kira seperti Mbak bilang, Budhe masih lama pulangnya.."

"Mbak juga gatau..kok bisa pulang cepet.."

"Apa kita yang main nya lama ya Mbak.hehe"candaku.

"Kamu ini Feb...."sahutnya datar.

"Tapi Mbak..Mbak merasa ga, Budhe kok tidak terlalu marah ya sama kita. Malahan kaya ga marah."kataku.

"Budhe malah cuma bilang terimakasih masalah bantuan"lanjutku.

Kami diam sesaat. Saat itu memang rasanya Budhe seperti membiarkan kami. Minimal tidak memarahi kami.

"Mbak dasternya model baru ya"kataku memecah lamunan.

"Baru gimana..duit darimana Feb..ini aja udah sobek dikit, nih..."katanya sambil mengangkat lengannya.

"Itu apa Mbak, item item dibalik lubang?"kataku setengah tertawa.

Terlihat bayangan dibalik dasternya di ketiaknya.

"Kok bisa pas di ketek gitu Mbak, kaya sengaja biar adem"kataku.

"Hahaha..kamu ngejek ah.."

Mbak Surti masih memilah milah cucian di keranjang.

"Apa jangan jangan sengaja biar aku kepengin."ledek ku. Aku membalik badan.

"Kamu tuh ga perlu Mbak goda udah kepengin"sahutnya.

Aku menggeser rebahanku, ke dekatnya. Menengadah.

"Iya Mbak pasti sudah tahu, kalau Mbak kesini aku bakalan kepengin.."aku menarik tangannya.
Lalu kami berpagutan dalam posisi Mbak Surti menindihku.

Lumatan lumatan bibirnya..oh..favorit!

Dengan cepat aku terangsang.

Sejurus kemudian, merasakan batang kontolku yang sudah tegang, Mbak Surti bangkit.

"Hmm..pintunya belum dikunci."katanya lalu berjalan kedepan mengunci pintu.

Aku masih dalam posisi yang sama menunggunya. Sambil meremas remas kontolku dibalik celana kolorku.

Mbak Surti datang, langsung kusambut dengan pelukan gemas. Gemas pada tubuh sintal nya.

"Tambah gedhe susumu Mbak"kataku meremas susu nya dibalik daster.

"Kamu sih, kalau ngremas kenceng kenceng"

"Gemes Mbak sama ini..kenyel kenyal"aku gemas sekali.

Ssshhh..Mbak Surti mulai naik.

Lalu dia menekan payudaranya di dadaku, sementara kami kembali berciuman. Saling lumat.
Aku meremas pantatnya, dan alangkah terkejutnya saat meraba, tidak ada celana dalamnya, cawetnya.

"Sshh..Mbak Surti udah niat ya.."

Dia tersenyum tersipu.

"Mbak Surti jangan jangan sudah pamit Budhe juga?.."

"Pamit nyetrika?"

"Pamit ngentot."

"Dasarrrr..mana ada ngentot pamit."jawabnya.
"Kalau ke suami harus pamit lho Mbak..istri yang baik"kataku.

"Hmm..dasar..! Emang pamitnya gimana?"Mbak Surti malah menanggapi.

Aku meremas gemas susu kenyalnya, memang rasanya tambah besar.

"Pamitnya..Mas..Surti mau nyetrika dulu, cari uang..sekalian cari kepuasan..cupphh.."aku melumatnya dengan bernafsu.

Mmmppphhh....

"Coba latian bilang gitu Mba"pancingku.

Mba Surti malah meremas kontolku. Dia membuka celanaku kemudian mengocoknya.

"Ini dulu sering ngocok bayangin Mbak ya"tanya dia.

"Ssshh..iya Mbak..kontolku ngaceng karena Mbak.."

"Ini dulu pejuhnya keluar bayangin Mbak ya?"

"Sshhh..."kocokannya bikin horny. "Iya Mbak..aku ngocok bayangin istrinya Mas Anto yang seksi"

Mbak Surti meludahi kontolku..

"Ini kontol gedhe yang kemarin bikin Mbak jadi keenakan ya.. jadi lupa diri.."katanya.

"Sshh, iya..bikin Mbak ingat nikmatnya dikento"jawabku horny.

Aku menidurkannya, gantian. Mbak Surti aku elus elus bulu jembutnya. Aku hirup aromanya. Dengan rakus, aku lumat klentit nya yang sudah lengket.


"Shhhh....Feb....Mbak mau Feb..ssshhh...!"

"Mau apa Mbak?"

"Mau kontolmu Mas....sshhhh"racaunya.

"Kontol yang udah nggenjot memek Mbak?"

"Sshhh..iya..kontol gedhe nya Mbak..sshh"

Memeknya basah sekali. Licin campuran lendirnya dan ludahku.

"Mbak.."

Aku menaiki tubuhnya. Menciumnya.. dibawah, kontolku mencari lubang nikmatnya.

SLEBBB........

"SSSHHHH....."

"Boleh aku genjot Mbak?"

"He eh.. genjot Mas.."

Lalu kutekan setengah, pijitan memeknya...hmm..

"Mmppphh....ssshhh....sesak banget sayang..kontolmu mantep.."

"Kalau ga mantep, mana mau Mbak Surti kawin sama aku.."

"Sshh .iya Mas.. aku lagi dikawini kamu.. dikawini kontol gedhe mu Mas..sshhh"

SLEBBBB.SLEBBBB....SLLLEEBBB....!

Kalaupun awalnya biasanya lembut saja akhirnya bisa panas..apalagi kalau diawal sudah panas seperti itu.***NAS seolah terus mencari kenikmatan yang lebih..

SLEBB..SLEBBB...SLEBB..... Tusukan tusukan benar benar di pol kan. Seolah tidak peduli kalau nanti memeknya melar atau longgar..

"Ssshhh ..Kasar banget Mas....sshh.."racaunya.

"Biar memeknya Mbak longgar.ssshh"

"Ssshhh..iya Mas..dibikin longgar saja..ssshh..kontolmu mantep banget.sshhh"

"Ssshh..iya Mbak..biar ga ada yang mau sama memek Mbak selain aku..sshhh"

"Sshh..nanti kalau suami Mbak pulang kaget Mas...."racaunya.

Aku malah menambah keras sodokanku.
"Ssshh..iya..sshh..suami Mbak kaget dan tahu kalau Mbak maen serong..sshh"

"OHHHHhhh...!!"Mbak Surti memekik.
"Enak banget Mass...Nikmat banget Mas..terus Mas...."

"Sshh..Mbak binal banget kalau sudah kena sodokan kontol..sshh..Mbak doyan kontol ya..shhh"

"Sshhhhhhsshhh..iya Mas..Mbak keenakan..Kontol Febry bikin Mbak enak banget...aahhh...aacchh...."

Mbak Surti yang haus, Mbak Surti yang sudah ingat rasanya, Mbak Surti yang mendapat barang baru.

"Mbak keluar ya.."aku mengentikan sodokanku. Keringat membanjiri kami. Tubuh Mbak Surti tampak mengkilat.

"Hhhhh...iya Mas..enak banget Mas.."

Aku kebelakang ambil air minum.. kembali, Mbak Surti masih terkulai lemas. Wanita desa yang sudah terpuaskan, batinku.

Aku melanjutkan, diawali dari susu nya yang membusung mengkilat.

Cuppphh...ccuuppphhh..

Nampak bekas merah hitam disana..

Lalu sebelah kiri..cupphh..

Mbak Surti mulai birahi lagi melihat susunya yang meninggalkan bekas. Bekas digauli.

Aku memposisikan diri lagi diatasnya. Mencari lubangnya, sambil lidahku menjilati keringat di lehernya..


BLESS..... Lancar, langsung masuk semua..

Aku langsung menggenjotnya dengan dalam..

"Sshhh...ngilu Mas..enak.."

Lehernya yang asin, aku kecup dengan gemasnya.

Cuppphhhh..!!cupphh...!

Meninggalkan bekas cupangan di kulit coklatnya.

Mbak Surti malah nambah bergairah.

"Sshhh..Mas..jangan disitu.."

"Cuuppphh.."aku malah sengaja membuat cupangan yang kentara.

"Isshh..Mas..jangan.."

Mbak Surti bilang jangan, tapi memeknya menjepit jepit. Meng iya kan..

"Sshh..buat tanda Mbak..shh"

"Nanti malu Mas..sshhh..diliat orang..sshh"

"Biar orang tahu, Mbak sudah dipake..sshh"

"Biar orang tahu..shsh..Mbak sudah digauli..shh"

Tentunya hal itu amat tabu kalau sampai benar benar terjadi. Namun justru membuat aku dan Mbak Surti makin menggila.

"SSSHHHH ...!! Nanti orang tahu Mas..kalau aku ditinggal suami..sshh..malah dikawini orang lain..sshh..oohh..."

Aku yang hampir keluar..menusuk nya dengan sekuat tenaga.

"Oohh..Mbak Surtiiiii...Mbak Surti langganan aku..sshhh..Mbak Surti tempat kawin aku..shshhh"

"Mbakkkk....aku pengen ngecrottt....Kalau Mbak besok mau dientot lagi, Mbak harus mau jilat pejuh aku..shhh"aku sangat horny membayangkannya mencoba menjilat pejuh seperti di film film bokep.

"Ssshhh...mmmpphh...Kontol e.. sshhh.." hanya itu yang keluar dari mulut Mbak Surti saat aku yang hampir klimaks menggenjot tanpa aturan.

Crrroott...crroottt....crroott..ccroooottt..crottt....
Muncrat lehernya, ke mukanya, ke perutnya..

Lalu dengan cepat aku arahkan kontolku dengan sisa pejuh ke bibir Mbak Surti.
Mbak Surti yang tentunya belum pernah seperti itu, hanya menjilat sedikit.

"Anyir..amis Feb.."katanya.

Aku ga tega memaksanya. Lalu aku rebahan di sampingnya.

"Ini rambut Mbak jadi kena pejuh kamu."

"Mbak mandi aja nanti kalau mau pulang.."

"Nanti Ibuk curiga.."

"Ya ga mandi malah lebih curiga, ada bekas sperma ada baunya juga.."

"Bau amis.."katanya.

"Bukan Mbak, bau laki laki."senyumku jahat.

Mbak Surti lalu menyetrika, kemudian sebelum pulang dia mandi. Katanya dia mau bilang kalau tadi mandi di rumahku karena panas habis nyetrika.

Aku membiarkanya, batinku, mau bagaimanapun juga Budhe sebenarnya curiga.. Bukan curiga lagi malah..tahu. tapi.. maklum.

........
 
Terimakasih apdetnya @LajangJalang ,
Kirain akan terjadi drama yang membuat Febry dan Surti berpisah. Karena Febry dilarang ketemu sama Surti dan Surti dilarang untuk mengerjakan kerjaan di rumah Febry. Eeh....ternyata cuma dapat cerita Surti yang hampir diperkosa sama Pak Marjo. Sungguh beruntung naibmu Feb...
Sampai sekarang masih jumpa Hu..meski sudah insap..🥶
 
thk updatenye Hu,.. smoga dgn Mba surti sex aman lah, kan masih banyak di desa yg perlu di enakin, lanjuuut
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd